Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh McDonaldisasi pada bidang pendidikan terhadap pembelajaran kimia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
McDonalisasi merupakan komsumsi baru bagi masyarakat perkotaan maupun di pedesaan.
Dipedesaan ingin mengetahui bagaimana rasanya, ini sebuah pengalaman kalau ke desa, k
keluarga, adik, om bertanya hamburger, donkin donat dan pizza hutt yang bagaimana, dan
juga bilang yang biasa ke kota pernah merasakan enak dan sebagainya, pengalaman didesa
mebuktikan bahwa betapa besar pengaruh makanan modern itu, masyarakat pedesaan saja
begitu ingin mengetahui. McDonalisasi merupakan sebuah proses dengan apa prinsip-prinsip
dari restoran cepat saji semakin lama semakin banyak sector dari masyarakat Amerika dan
sejumlah besar masyarakat lainnya di seluruh dunia. Ada beberapa prinsip kerja yang menjadi
model McDonalisasi yaitu: efesiensi, kemampuan memperhitungkan, kemampuan
memperediksi dan mengontrol terutama melalui penggantian tekhnologi manusia dengan
mesin. Tifak saja pada industry cepat saji tetapi diterapkan pada industry pendidikan, politik
agama, serta peradilan criminal.
McDonaldisasi merupakan keadaan suatu masyarakat atau budaya yang memiliki prinsip
seperti restoran cepat saji seperti McDonald, dimana dalam restoran McDonald semua
dilakukan dengan cara instant. Masyarakat McDonaldisasi merupakan masyarakat yang model
pemikirannya berpindah dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang berpikiran
rasional atau modern dan sangat mengutamakan efisiensi waktu. Sebisa mungkin segala hal
yang dilakukan, dilakukan dengan cara instan, dengan sebaik mungkin tanpa membuang
banyak waktu dan energi. Contohnya dalam berkomunikasi. Ketika kita ingin memberikan
informasi kepada banyak orang kita tinggal mengetik pesan tersebut di telepon seluler, dan
dengan sekali pencet kita bisa mengirim pesan tersebut ke sebanyak orang yang kita mau yang
nomornya ada di kontak telepon kita. Contoh diatas merupakan bentuk dari prinsip
McDonalisasi yang terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi sebaik mungkin kita tidak perlu membuang-buang waktu dan Namun
dengan adanya keinginan masyarakat yang melakukan segala sesuatu secara instan,
masyarakat menjadi kehilangan jati diri sebagai manusia. Pekerjaan yang seharusnya bisa
dikerjakan sendiri oleh manusia diambil alih oleh teknologi.
Pendidikan merupakan sebuah proses bukan sekedar hasil, demikianlah dasar dari
penyelenggaraan pendidikan. Namun prinsip pendidikan yang demikian kini mulai menjadi
barang antik yang dijompokan ke museum. Dewasa ini instanisasi-instanisasi lebih
digandrungi dan dicintai, bahkan dipuja-puji. Mulai dari plagiat hingga mencontek berjemaah
menjadi bukti sahi dari fenomena tersebut.

Celakanya lagi, budaya instan tersebut bukan hanya menjangkiti para peserta didik, namun
juga lembaga pendidikan dan perangkatnya. Simaklah ketika jelang Ujian Nasional (UN),
berbagai sekolah sibuk menyelenggarakan les tambahan atau setidak-tidaknya menghimbau
siswanya untuk memenuhi bimbel-bimbel. Simak pula ketika UN tiba, berbagai bentuk
kebocoran kunci jawaban terjadi di sana-sini. Seperti jamur yang tumbuh di musim hujan.

Pendidikan serba instan yang dipraktekkan oleh berbagai lembaga pendidikan dan
penghuninya secara sosiologis dapat dikategorikan sebagai fenomena McDonaldisasi.
Sebagaimana dikemukakan George Ritzer dalam The McDonaldization of Society (2004),
McDonaldisasi adalah proses-proses di mana prinsip-prinsip restoran cepat saji mendominasi
masyarakat. Tak jauh beda dengan lembaga lainnya lembaga pendidikan tampaknya tidak
mau ketinggalan meniru budaya ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh McDonaldisasi pendidikan terhadap pembelajaran kimia
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui pengaruh-pengaruh yang di timbulkan oleh McDonaldisasi pendidikan terhadap
pembelajaran kimia.
D. Manfaat Penulisan
Dari tulisan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip McDonaldisasi
pendidikan serta pengaruhnya terhadap pembelajaran kimia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian McDonaldisasi
Tentu kita semua mengenal dan tahu jika melihat atau mendengar kata “Mc Donald”.
Sebuah restoran cepat saji yang menyediakan berbagai jenis makanan-makanan yang
nikmat, cepat, dan tentu saja kebanyakan orang merasa bangga bila menikmati makanan
ditempat ini. Entah sudah berapa banyak cabang mc Donald yang tersebar diseluruh dunia
karena sangkin banyaknya respon positive dari kalangan masyarakat dunia. Kami sendiri
pun tidak memungkiri jika biberi uang dan pilihan makan ketempat mana kami ingin
makan? Maka kami memilih untuk makan di Macdonald.
Karena kecepatan pembuatannya, keragaman menu yang ditawarkan, kenikmatan dari
menunya dan pengaruh globalisasi membuat kebanyakan orang lebih memilih makan di
McDonald dari pada harus berepot-repot masak atau menunggu lama di rumah makan
lokal. Kondisi seperti diatas tanpa disadari telah mengubah sendi-sendi kehidupan dalam
masyarakat yang disebut oleh George Ritzer (sosiolog dari Universitas Maryland) dalam
buku The McDonaldization of Society (1993).
McDonaldisasi diambil dari kata McDonald’s Corporation, sebuah perusahaan makanan
cepat saji yang berasal dari Amerika. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Mac dan
Dick McDonald, kemudian dibeli oleh Ray Kroc dan sekarang rumah makan cepat saji
McDonald ada di seluruh dunia. Perusahaan McDonald sangat mempehitungkan efesiensi
waktu dan kuantitas produk yang dihasilkan, sehingga dalam membuat produknya
McDonald tidak menggunakan jasa manusia, melainkan teknologi mesin, sehingga
makanan yang dihasilkan bisa lebih banyak tanpa memperhatikan kualitasnya. Makanan
yang disajikan pun siap saji tanpa menunggu lama; gelas, piring, dan peralatan lain yang
digunakan bersifat habis sekali pakai karena terbuat dari kertas sehingga tidak
menghabiskan banyak waktu untuk mencuci peralatan-peralatan tersebut.
Restoran fast-food telah berkembang sampaipada tingkatan dimana mereka terlihat
dimana saja. Juga, bergabagi bisnis lainya telah diorganisir sepanjang jalur yang
dikembangkan oleh McDonalds. Hampir semua institusi social ( misalnya, pendidikan,
olahraga, politik, serta agama ) mengadaptasi prinsip-prinsip McDonalds pada operasi
mereka ( George Ritzer 2002).

McDonald merupakan symbol globalisasi dimana dari usaha yang dilakukan oleh
Mc donald bersaudara membuka restoran di daerah California secara cepat menyebar ke
seluruh amerika dan sekarang dunia. Sebagai symbol globalisasi tidak hanya memandang
bahwa restoran siap saji McDonalds sudah membuka restoran di belahan dunia tetapi
konsep makanan cepat saji ini juga mempengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia seperti
olahraga, pendidikan, politik, agama dan lain-lain yang juga di praktekan di Negara lain.
Kehadiran McDonald disini sebagai contoh paradigma yang berlingkup luas yang dinamai
dengan McDonaldisasi. McDonaldisasi seakan-akan seperti mesin yang terus berjalan
dengan kekuatan yang dasyat, secara kolektif sebagai umat manusia dapat kita dorong
sampai ke batas-batas tertentu namun juga sangat mungki lepas dari kendali dan dapat
meluluhlantakan dirinya yang disebut Gidden sebagai Juggernaut
Istilah McDonaldisasi pertama diperkenalkan oleh sosiolog George Ritzer dalam bukunya,
The McDonaldization of Society (1993). Ia menjelaskan bahwa McDonaldisasi terjadi
ketika suatu budaya memiliki ciri-ciri restoran makanan cepat saji. McDonaldisasi adalah
rekonseptualisasi rasionalisasi, atau perpindahan dari mode pemikiran tradisional ke
rasional, dan manajemen ilmiah. Jika Max Weber memakai model birokrasi untuk
mewakili arah masyarakat yang mengalami peralihan, Ritzer memandang bahwa restoran
cepat saji telah menjadi paradigma kontemporer yang lebih mengena pemikirannya.
Dalam masyarakat kontemporer, konsep McDonaldisasi mendapat perhatian dalam
berbagai aspek seperti budaya. Tesis McDonaldisasi dalam versi budayanya merupakan
ide komparatif baru mengenai homogenisasi budaya global. Proses McDonaldisasi dapat
diringkas menjadi “prinsip-prinsip restoran cepat saji yang semakin mendominasi sektor-
sektor masyarakat Amerika Serikat dan seluruh dunia”.
B. Prinsip (Dimensi) McDonaldisasi
1. Efisiensi Efisiensi bermakna pencarian cara terbaik untuk mencapai tujuan. Sarana
(biaya) yang dibutuhkan dibuat sehemat mungkin untuk mencapai hasil (keuntungan)
semaksimal mungkin. Alur produksi, distribusi dan konsumi dirangkai sedemikian rupa
sehingga tercapai efisiensi. Waktu merupakan unsur yang paling diperhitungkan. Semakin
cepat waktu digunakan, maka dinilai semakin efisien. Pelayanan terbaik kepada
konsumen dalam restoran cepat saji dievaluasi dari seberapa cepat pelayanan pada
konsumen. Efisiensi dalam McDonald tercermin dari fasilitas drive-through (drive-tru)
untuk mendapatkan makanan secara efisien waktu dan tempat. Untuk mendapatkan
makanan dengan caradrive-tru pembeli cukup mendatangi jendela drive-tru yang terletak
di kawasan luar restoran McDonald tanpa keluar dari kendaraan. Pembeli memesan
melalui jendela pemesanan, melakukan pembayaran kemudian mengambil pesanan di
jendela pengambilan yang hanya berjarak beberapa meter. Waktu yang diperlukan untuk
membeli produk McDonald melalui jendela drive-tru jauh lebih cepat daripada di restoran
lain. Dari segi aktivitas makan McDonald juga mengutamakan efisiensi waktu dan tempat.
Misalnya McNugget dipandang paling efisien untuk dikonsumsi daripada makanan selain
ayam olahan karena masih mengandung tulang .
2. Kalkulabilitas Kalkulabilitas mengacu pada semua hal harus dapat dikalkulasikan,
dihitung, dan dikuantifikasikan. Ukuran penilaian produk beserta prosesnya terletak pada
kuantitas. Kuantitas cenderung lebih diutamakan daripada kualitas karena lebih mudah
dalam kalkulabilitas. Produk dalam porsi dan jumlah besar denganharga yang relatif
murah dianggap lebih baik daripada kualitas “cita rasa lezat”. Untuk dapat menghasilkan
produk yang banyak dalam waktu yang relatif cepat McDonald lebih memilih manusia
yang tak terampil yang mengikuti metode rinci dan garis perakitan yang diterapkan dalam
memasak dan menyajikan masakan kepada pemesan daripada tergantung dengan
kualitas manusia seorang koki terampil. Demikian pula yang terjadi pada konsumen.
Konsumen didorong untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dengan tawaran
pembelian porsi lebih besar dengan harga yang relatif lebih murah dibanding porsi kecil.
Akibatnya konsumen cenderung tidak menekankan pada kualitas makan.
3. Prediktabilitas bermakna dunia tanpa kejutan, dalam arti segala sesuatu dapat
diperkirakan. Prediksi dapat secara mudah dilakukan karena aktivitas sosial terjadi secara
diulang-ulang berupa rutinitas. Pelayanan McDonald diberikan secara terstandardisasi
sehingga mudah diperkirakan. Aktivitas yang dilakukan oleh pelayan McDonald juga
memiliki standardisasi tersendiri sehingga dapat diprediksi di tempat dan waktu berbeda
pelayanan yang diberikan relatif sama. Maka pola interaksi antara pekerja McDonald
dengan pelanggan akan berlangsung tetap meski dalam waktu dan tempat berbeda.
Pelayan McDonald menggunakan pakaian seragam yang sama,mengucapkan kalimat yang
sama, dan melakukan tindakan sama dalam menanggapi keluhan pelanggan (handling
complaint) sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.
Menu Big Mac di Jakarta rasanya akan sama dengan Big Mac di Tokyo. Demikian halnya
dengan Big Mac yang dimakan hari ini memiliki cita rasa yang sama dengan esok hari.
Ritzer menambahkan, adaptasi dengan budaya lokal juga merupakan hal yang dapat
diprediksi dari McDonald. Setiap cabang McDonald menambahkan menu sesuai dengan
budaya lokal. Misalnya di Norwegia McDonald menambahkan menu McLaks (sandwich
salmon), di Uruguay terdapat McHuevo (hamburger dengan telur rebus), dan di Indonesia
dilengkapi McRice (nasi putih).
4. Keempat, kontrol dari kontrol manusia menuju kontrol robot yang mekanistik. Orang
bersantap direstoran fast food akan terkontrol, meskipun biasanya tidak kentara. Lajur,
menu terbatas, sedikit pilihan dan tempat duduk yang tidak nyaman semuanya
menggiring penyantap melakukan apa yang di inginkan pengelola cepat saji makanan dan
pergi. Pekerja diorganisasi yang di McDonaldsasi juga berada pada tingkat kontrol
tertinggi, biasanya lebih mencolok dan langsung mengena. Mereka dilatih mengerjakan
sejumlah pekerjaan sesuai jatah waktu yang diberikan. Teknologi yang dipakai dan cara-
cara yang diterapkan perusahaan akan memperkokoh kontrol ini. McDonald juga
berusahaa mengontrol pekerjan dengan macam pemakaian teknologi non manusia untuk
menggantikan pekerjaan manusia. Tidak pandang seberapa besar mereka merasa
terprogram dan terkontrol, pekerja dipaksa tunduk pada operasi sistem.
C. McDonaldisasi Pelayanan Publik
McDonaldisasi yang mempunyai prinsip rasional (dalam konteks ini komersil) telah
mempengaruhi ke segala arah kehidupan. Bidang pelayanan kesehatan dan
pendidikan pun tidak lepas dari cengkramannya. Seperti terlihat jelas dengan
lembaga kesehatan yang makin komersil, tidak heran jika rumah sakit berlomba-
lomba dalam ongkos pelayanan kesehatan, karena memandang pasien sebagai
puing-puing rupiah. Dehumanisasi ini pun sampai terlontar pada istilah populer
seperti ini “bahwa orang gak punya duit dilarang sakit”.

Pendidikan pun mengalami hal yang sama. Padahal pendidikan yang pada
hakikatnya merupakan proses “memanusiakan manusia” malah mengalami
distorsi yang mengarah pada proses dehumanisasi. Dengan makin maraknya
komersalisasi pendidikan yang mengakibatkan terputusnya akses bagi orang
miskin untuk mengenyam pendidikan.
Di samping itu pun prinisip rasionalisasi, efisiensi, standarisasi (McDonaldisasi),
yang digunakan institusi sekolah/ Perguruan Tinggi pun hanya memperlakukan
peserta didiknya sebagai alur kegiatan produksi laiknya di pabrik.

Dengan menggunakan batasan masa belajar peserta didik, “pelanggan PT”, yakni
mahasiswa berada dalam kekangan prinsip efisiensi. Standarisasi pun tak lupa
diterapkan pada proses penciptaan kualitas manusia. Maka dari itu, tersemat
mahasiswa (produk) yang ‘baik’ ialah mahasiswa yang patuh, yakni yang
menyeleseaikan SKS tepat waktu. Tidak heran pula, ISO pun yang merupakan
lembaga standarisasi perusahaan turut pula menjamah ranah intsitusi pendidikan.

Proses McDonaldisasi yang harus membuat peserta didiknya menjadi lulusan


dengan biaya yang efisien dan terprediksi seolah mempunyai muara yang sama,
yakni lulusan yang juga telah diciptakan sesuai kebutuhan produksi. Prinsip daya
prediksi yang mengarah pada kesamaan mutu pun dilakukan tidak hanya sebatas
pada penciptaan sarjana. Para lulusan terutama calon guru pun harus mengikuti
serangkaian standar mutu atau yang sering kita dengan dengan istilah ‘akreditasi’.
Hal ini tidak lain dari proses serangkaian McDonaldisasi pendidikan di dunia luar
yang telah diikuti pula di Indonesia.
D. Keuntungan McDonaldisasi
Tidak diragukan lagi, McDonaldisasi juga menghasilkan berbagai perubahan
positif. Berikut ini beberapa contoh spesifikasinya:
1. Orang bisa memperoleh apa yang di inginkan atau diperlukan
secepatnya.
2. Tersedianya barang jasa yang cepat dan efisien bagi populasi dengan jam
kerja lebih panjang dan sedikit meluangkan waktu.
3. Karena kuantifikasi, pembeli bisa lebih mudah membandingkan produk
yang bersaing.
4. Orang cenderung ingin diperlakuakan seragam, tanpa memandang arus,
jenis kelamin mapun kelas sosial.
5. Inovasi organisasi dan teknologi berlangsung cepat dan mudah melalui
jaringan dengan operator.
E. Pengertian Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia),
pendidikan merupakan tuntutan dalam kehidupan tumbuhnya anak-anak.
Maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak tersebut, agar mereka mampu mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dengan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), Pendidikan diartikan sebagai


proses pembelajaran bagi individu yang bertujuan untuk mencapai
pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek
tertentu. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal sehingga
mengakibatkan individu memiliki pola pikir serta perilaku sesuai dengan
pendidikan yang telah diperolehnya.

Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


Pendidikan adalah Bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak agar mencapai kedewasaannya dengan tujuan supaya
anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang
lain.
F. McDonaldisasi pendidikan

Dewasa ini, umat manusia tengah memasuki suatu zaman baru yang

Ditandai dengan menguatnya paham pasar bebas yang di kenal dengan

Zaman globalisasi. Tradisi umat manusia untuk mempertahankan eksistensi

Mereka melalui pendidikan mendapat tantangan, karena pendidikan ternyata

Bagi sebagian manusia dapat digunakan untuk mengakumulasi kapital dan

Mendapatkan keuntungan. Visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi manusia yang
telah di reproduksi berabat-abat selama ini diganti oleh suatu
visi yang meletakkan pendidikan sebagai komoditi.23
Sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia pada paruh tahun
1997 dan berlanjut dengan krisis multidimensi membawa dampak kepada
bangunan sistem kehidupan masyarakat, disatu pihak pemerintah harus
mampu memenuhi kebutuhan hidup rakyat dan pada pihak lain resesi
ekonomi bangsa memang menuntut pemerintah tidak mampu berbuat
banyak bahkan “takluk” kepada kepentingan global.24
Pendidikan sebagai bagian dari sistem sosial juga mengalami
dampak yang sama. Pendidikan yang semula sebagai aktivitas sosial budaya
berubah menjadi komunitas budaya yang siap diperjual belikan. Biaya
pendidikan menjadi mahal sehingga tidak terjangkau oleh rakyat miskin dan
hanya terjangkau oleh orang kaya, gelar dalam atau luar negeri pun siap
diperdagangkan kepada yang mampu membelinya. Inilah babak baru
kapitalisme pendidikan global yang melucuti makna pendidikan. Pendidikan
yang semula dipahami sebagai proses pendewasaan sosial manusia menuju
tataran ideal, yang menyangkut tujuan memelihara dan mengembangkan
fitrah serta potensi atau sumber daya insani menuju terbentuknya manusia
seutuhnya (insan kamil)
25, yang dilakukan melalui aktivitas sosial budaya,
telah hilang makna prennial-nya. Pendidikan kini telah menjadi ajang
mencari laba dan aktivitas mencari keuntungan. Secara sederhana dapat
dibedakan pendidikan sebagai aktivitas sosial budaya dengan pendidikan
sebagai aktivitas bisnis dan berorientasi keuntungankeuntungan.

TABEL
Dengan harus bersikap kritis terhadap dampak yang diakibatkan

Globalisasi, perlu dipersiapkan suatau konsep paradigma pendidikan sebagai

Respon dan counter terhadap globalisasi. Arus globalisasi memang tidak

Dapat dibendung karena keharusan sejarah dalam evolusi peradaban

Manusia, namun mengatur stategi dan mensiasati agar tidak menghancurkan

Sendi-sendi kemanusiaan manusia adalah keharusan. Kemajuan teknologi

Dan canggihnya sistem sosial, ekonomi-politik adalah untuk manusia yang

Harus digunakan secara manusiawi bukan sebaliknya kehidupan manusia

Diwakafkan untuk kepentingan teknologi, sistem sosial, ekonomi dan politik.

Jika terjadi pengagungan terhadap teknologi akan merebut peran akal sehat

(rasio), nurani dan kemanusiaan, di sinilah menjadi usaha rasional manusia

Modern mrnjadi mitos karena apa yang dilakukan itu menjadi irasional.27

Dalam pendidikan reparadigmatisasi adalah pergeseran paradigma

(shifting paradigm)

G. Hubungan dengan pembelajaran kimia


Berdasarkan uraian diatas bahwa McDonaldisasi telah mencangkup segala bidang
masyarakat tak terkecuali pada bidang pendidikan. Pembelajaran kimia yang merupakan
salah satu mata pelajaran pada tingkat SMA dan universitas pun tidak bisa lepas dari
konsep McDonaldisasi ini. Bisa kita ambil contoh misalnya pada salah satu dimensi dari
McDonaldisasi yaitu efisiensi dimana Sejatinya guru dituntut untuk mencerdaskan
seluruh peserta didik di ruang kelas mengenai materi kimia. Namun akibat
adanya silabus, membuat guru harus menghabiskan seluruh tema mata
pelajaran tiap minggunya, tanpa peduli apakah ada yang belum paham akan
materi tersebut. Alhasil siswa yang punya daya serap ilmu yang rendah, akan
tertinggal dari teman-temannya yang masuk kategori pintar. Dalam kasus ini
sekolah seolah tidak mau ambil pusing untuk membantu siswa yang memiliki
daya serap ilmu yang rendah. Karena dianggap repot, memakan waktu, dan
melelahkan. Sekolah baru akan bekerja optimal bila musim ujian tiba dengan
menyelenggarakan les tambahan.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
McDonaldisasi telah merambah kesegala bidang masyarakat tak terkecuali
pendidikan yang juga ikut terpengaruh olehnya. McDonaldisasi pendidikan khususnya
pada bidang kimia-pun ikut merasakan efeknya. Dimana adanya prinsip-prinsip
efisiensi, kalkulabilitas, prediktabilitas dan teknologisasi dapat mempengaruhi
semangat serta hasil belajar siswa pada bidang kimia. Sehingga adanya kemungkinan
anggapan bahwa “Kimia adalah pelajaran yang susah” dan juga lulusan kimia yang
tidak memenuhi standar
B. Saran
Sepatutnya mahasiswa maupun masyarakat merupakan makhluk yang bebas, aktif
dan kreatif oleh karena itu diharapkan mampu mengenali apa itu McDonaisasi dan
jangan terbelengguh oleh kerangkeng besi yang diciptakan oleh McDonalisasi itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai