Anda di halaman 1dari 40

TEORI

KOMUNIKASI
By. Akhirul Aminulloh, S.Sos., M.Si.

Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Tribhuwana Tunggadewi


Malang
2013

Definisi Teori
Terdapat banyak definisi tentang ilmu yang dirumuskan oleh para ahli.
Masing-masing mempunyai penekanan arti yang berbeda satu dengan
lainnya. Empat di antaranya adalah sebagai berikut:
Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik,
pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut
kaidah-kaidah umum (nasir, 1988).
Konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal: adanya rasionalitas,
dapat digeneralisasi, dan dapat disistemasisasi (Shaphere, 1974).
Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif, dan
konsistensi dengan realitas sosial (Alfred Schutz, 1962).

Ilmu tidak hanya merupakan suatu pengetahuan yang terhimpun


secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi (Tan,
1954).
Dari empat definisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa :
ilmu pada dasarnya dalam pengetahuan tentang sesuatu hal, baik
yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan
masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir.
Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah menuntut tiga ciri. Pertama, ilmu
harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika.
Kedua, ilmu harus terorganisasikan secara sistematik. Ketiga, ilmu
harus berlaku umum.

Pengertian Teori

Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa


pengertian sebagai berikut:
Teori adalah abstraksi dari realitas.
Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang
secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara
sistematis.
Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, aksioma-aksioma
dasar yang berkaitan.
Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang
diterima/ terbukti secara empiris.
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis
dan empiris tentang suatu fenomena.

Sifat dan Tujuan Teori


Sifat dan tujuan teori, menurut Abraham Kaplan (1964), adalah
bukan semata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi
juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta
mempresentasikan fakta tersebut. Suatu teori harus sesuai dengan
ciptaan Tuhan, dalam arti dunia yang sesuai dengan cirri yang
dimilikinya sendiri.
Dengan demikian teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi
dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan
dalam kehidupan nyata. Apabila konsep dan penjelasan teori tidak
sesuai dengan realitas maka keberlakuannya diragukan dan teori
demikian tergolong teori semu.

Fungsi Teori
Menurut Littlejohn, fungsi teori ada 9 :
1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan
2. Memfokuskan
3. Menjelaskan
4. Mengamati
5. Membuat prediksi
6. Heuristik
7. Komunikasi
8. Kontrol/ mengawasi,
9. Generatif.

Pengembangan Teori
Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya
mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim
dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam.
Menurut pendekatan ini, biasa disebut hypotetic-deductive method
(metode hipotetis-deduktif), proses pengembangan teori melibatkan
empat tahap sg berikut:

Developing questions (mengembangkan pertanyaan)


Forming hypotheses (membentuk hipotesis)
Testing the hypotheses (menguji hipotesis)
Formulating theory (menformulasikan teori)

Proses dari keempat pengembangan teori


Teori
(induksi)

(Deduksi)

Generalisasi

Hipotesis

(metode dan pengukuran)

(operasionalisasi)

Observasi

Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama, asumsi-asumsi teori dideduksi


menjadi hipotesis. Kemudian hipotesis ini dirinci lagi ke dalam konsep-konsep
operasional yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk pengamatan/ observasi.

Model 1

Model 2

Model 3

Dunia simbolisEvaluasi
Evaluasi
Evaluasi
-------------Tidak baik - - - - Tidak baik - - - - Baik
Dunia nyata

Data

Data baru

Data baru

Data baru

Gambar di atas menjelaskan tentang proses pembuatan keputusan yang


dapat dipergunakan dalam pengembangan teori. Bagian atas garis-garis
menunjukkan dunia abstraksi simbolis, sementara bagian bawah
menunjukkan pengambilan data atau fakta di dunia kehidupan nyata.

Kesahihan Teori

1)

2)

3)

4)
5)

Ada beberapa patokan dalam mengevaluasi kesalahan teori:


cakupan teoritis (theoretical scope). Yang jadi persoalan pokok adalah
apakah suatu teori yang dibangun memiliki prinsip generality atau
keberlakuan umum.
Kesesuaian (appripriateness), yakni apakah isi teori sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan/ permasalahan-permasalahan teoritis yang
diteliti.
Heuristic, apakah suatu teori yang dibentuk punya potensi untuk
menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan.
Validitas (validity) atau konsistensi internal dan eksternal .
Parsimony (kesederhanaan). Inti pemikirannya adalah bahwa teori yang
baik adalah teori yang berisikan penjelasa-penjelasan yang sederhana.

Frank E.X. Dance (1976), seorang sarjana Amerika yang


menekuni bidang komunikasi, menginventarisasi 126 definisi
komunikasi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Dari definisidefinisi ini ia menemukan adanya 15 (lima belas) komponen
konseptual pokok. Yaitu:

KONSEP KOMUNIKASI

1. Simbol-simbol/ verbal/ ujaran


Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal,
(Hobben, 1954).
2. Pengertian/ pemahaman
Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bias memahami
dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang
dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang
berlaku (Anderson, 1959).

Pengalihan/ penyampaian/ pertukaran


Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya
sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau
orang lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa
yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagi saluran pengalihan, atau
menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam
banyak kasus, apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau
bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga menuntu adanya
partisipasi (Ayer, 1955).
Menghubungkan/ menggabungkan
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian
dalam kehidupan dengan bagian lainnya (Ruesch, 1957).
Kebersamaan
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula
dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua
orang atau lebih (Gode, 1959).

3. Interaksi/ hubungan/ proses sosial


Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu
perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakantindakan kebersamaan tidak akan terjadi (mead, 1963).
4. Pengurangan rasa ketidakpastian
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak seara efektif,
mempertahankan atau memperkuat ego (Barnlund, 1964).
5. Proses
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan symbol-simbol seperti
kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson dan
Steiner, 1964).

6. Pengalihan/ penyampaian/ pertukaran


Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya
sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang
lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa yang
dialihkan, alat apa yang dipakai sebagi saluran pengalihan, atau menunjuk
kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus, apa
yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh
karena itu komunikasi juga menuntu adanya partisipasi (Ayer, 1955).
7. Menghubungkan/ menggabungkan
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam
kehidupan dengan bagian lainnya (Ruesch, 1957).
8. Kebersamaan
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula
dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua
orang atau lebih (Gode, 1959).

9. Saluran/ alat/ jalur


Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran/ order, dan
lain-lain, seperti telegraf, telepon, radio, kurir, dan lain-lain (American
College Dictionary).
10.Replika memori
Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang
dengan tujuan mereplikasi memori (Cartier dan Harwood, 1953).
11.Tanggapan diskriminatif
Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari suatu organisme
terhadap suatu stimulus (Stevens, 1950).
12.Stimuli
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi
yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap
penerima (Newcomb, 1966).

13.Tujuan/ kesengajaan
Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja
dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi
tingkah laku pihak penerima (Miller, 1966).
14.Waktu/ situasi
Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu
keseluruhan struktur situasi ke situasi yang lain sesuai pola yang
diinginkan (Sondel, 1956).
15.Kekuasaan/ kekuatan
Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/
kekuasaan (Schacter, 1951).

Jenis-jenis Teori Komunikasi


Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan secara
cakupan objek pengamatan, secara umum teori-teori komunikasi
dapat dibagi dalam dua kelompok.

Pertama disebut kelompok teori-teori umum (general theories).


Kedua adalah kelompok teori-teori kontekstual (contextual
theories).

1)
2)
3)
4)

1)
2)
3)
4)

Jenis teori yang diklasifikasikan dalam kelompok teori-teori umum:


Teori-teori fungsional dan structural,
Teori-teori behavioral dan cognitive,
Teori-teori konvensional dan interksional,
Teori-teori kritis dan interpretif.
Kelompok teori-teori kontekstual terdiri dari teori-teori tentang:
Komunikasi antarpribadi,
Komunikasi kelompok,
Komunikasi organisasi,
Komunikasi massa.

Teori-teori Umum
Teori-teori Fungsional dan Struktural
Teori-teori strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan
ilmu-ilmu social lainnyacenderung memusatkan pengkajiannya pad hal-hal
yang menyangkut struktur sosial dan budaya.
Ciri dan jenis teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang
berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat.
Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur. Oleh
karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang
berada di luar dirinya.
Meskipun pendekatan fungsional dan struktural ini sering kali
dikombinasikan, namun masing-masing mempunyai titik penekanan yang
berbeda. Pendekatan strukturalisme yang berasal dari biologi, menekankan
pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan
system. Apabila telaah kedua pendekatan ini sama-sama mempunyai
penekanan yang sama yakni tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi.

2. Teori-teori Behavioral dan Cognitive


Sementara teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari
psikologi dan imu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya,
cenderung memustkan pengamatannya pada diri manusia secara
individual. Salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah
tentang model S-R (stimulus-respone) yang menggambarkan
proses informasi antara stimulus (rangsangan) dengan respone
(tanggapan).
Komunikasi, menurut pandangan teori ini, dianggap sebagai
manivestasi dari tingkah laku, proses berpikir, dan fungsi bio-neural
dari individu. Oleh karenanya variable-variabel penentu yang
memegang peranan penting terhadap sarana kognisi seseorang
(termasuk bahasa) biasanya berada di luar control dan kesadaran
orang tersebut.

3. Teori-teori Konvensional dan Interaksional


Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan
suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta
mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini
bahasa dan symbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini. Dianggap
sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Kelompok
teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksionismesimbolis (symbolic interactonism) sosiologi dan filsafat bahasa
ordiner. Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat
ditemukan melalui metode interpretasi.
Menurut teori-teori interaksional dan konvensional, makna pada
dasarnya merrupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui
interaksi. Oleh karena itu, makna dapat berubah dari waktu ke
waktu, dari konteks ke konteks, serta dari satu kelompok sosial ke
kelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari makna
adalah relative dan temporer.

4. Teori-teori Kritis dan Interpretatif


Gagasan Teori kritis dan interpretif banyak berasal dari berbagai
tradisi seperti sosiologi interpretif (interpretive sociology), pemikiran
Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan
aliran Frankfurt School, serta berbagai pendekatan tekstual seperti
teori-teori retorika, biblical dan kesusasteraan. Pendekatan
kelompok teori ini terutama sekali popular di Negara-negara Eropa.
Karakteristik umum teori ini adalah. Pertama, penekanan terhadap
peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual.
Kedua, makna atau meaning merupakan konsep kunci dalam teoriteori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered atau
dasar seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya.
Dalam hal ini bahasa menjadi konsep sentral karena bahasa
dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman
manusia.

Teori Komunikasi Intrapersonal


a) Sensasi :

Pengalaman elementer yang segera, yang


tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual,
dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.

b) Persepsi :

Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau


hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan.

c) Konsep Diri : Pandangan dan perasaan kita tentang


diri kita.

Teori Komunikasi Antarpribadi


Devito (1997) dalam bukunya The
Interpersonal Communication Book
mendefinisikan komunikasi antar pribadi
sebagai
proses
pengiriman
dan
penerimaan pesan-pesan antara dua
orang, dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika.

Teori Komunikasi Antarpribadi


a) Teori Relationship
b) Teori Pengertian Dan Pengungkapan Diri :
* Teori Jendela Johari (Johari Window theory).
* Teori kongruens dari Roger (Rogers theory of
Congruence).
* Teori pengungkapan diri Jourard (Jourards theory of
self disclosure).
c) Teori atraksi antarpribadi
d) Teori konflik sosial

a) Teori Relationship :
komunikasi antarpribadi pada asumsi bahwa pertukaran pesan yang
komunikatif bukan terletak pada individu melainkan pada unsur-unsur
perilaku komunikasi yang dilakukan mereka.

b) Teori Pengertian Dan Pengungkapan Diri :


Didasarkan pada pemikiran yang dipengaruhi oleh psikologi
humanistik (Fajar, 2009).

* Teori Jendela Johari (Johari Window theory) :


menjelaskan tentang keadaan setiap pribadi dalam mengungkapkan
dan mengerti dirinya sendiri maupun mengerti orang lain.

* Teori kongruens dari Roger (Rogers theory of


Congruence) :
kunci konsepnya adalah kongruens atau keserasian.

Teori pengungkapan diri Jourard (Jourards theory of


self disclosure) :
Hubungan antarpribadi yang ideal dapat terjadi jika
seseorang membiarkan dirinya dan orang lain membagi
pengalaman mereka sepenuhnya secara terbuka untuk
mencapai keterbukaan yang sama.
c) Teori atraksi antarpribadi
ketertarikan kita terhadap orang lain didasarkan pada pengalaman
yang dialami baik pengalaman menguntungkan maupun
merugikan, yang semuanya dipelajari dari lingkungan pergaulan
orang lain.

d) Teori konflik sosial :


Teori konflik sosial yang menggunakan tiga pendekatan
komunikasi terhadap konflik yaitu teori permainan; teori
transaksional; dan teori persuasi dalam konflik.

Teori Komunikasi Kelompok


Burgon & Ruffner, mendefinisikan
komunikasi
kelompok
sebagai
interaksi tatap muka dari tiga atau
lebih individu guna memperoleh
maksud
atau
tujuan
yang
dikehendaki
seperti
berbagi
informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah.

Tipe Kelompok :
a) Kelompok Belajar (Learning Group)
Kata belajar tidak tertuju pada pengertian pendidikan di sekolah, namun
juga termasuk belajar dalam kelompok, seperti kelompok sepak bola,
kelompok ketrampilan, dan sebagainya. Tujuan dari kelompok ini adalah
meningkatkan informasi, pengetahuan, dan kemampuan diri para
anggotanya.
b) Kelompok Pertumbuhan (Growth Group)
Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan
pribadi yang dihadapi para anggotanya. Wujud nyata dari kelompok ini
adalah kelompok bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi, dan
lain-lain.
c) Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)
Kelompok ini bertujuan untuk membantu anggota kelompok lainnya
memecahkan masalahnya. Seringkali individu tak mampu memecahkan
masalahnya sendiri, karena itu ia menggunakan kelompok sebagai sarana
memecahkan masalahnya.

Fungsi Kelompok :
a) Fungsi hubungan sosial, suatu kelompok mampu memelihara dan
memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya, seperti
bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan
kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai, dan
menghibur.
b) Fungsi pendidikan, sebuah kelompok secara formal maupun informal
bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.
c) Fungsi persuasif, seorang anggota kelompok berupaya memersuasi
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
d) Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatankegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusankeputusan
e) Fungsi terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok
lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari
kelompok ini adalah membantu setiap individu mencapai perubahan
personalnya.

Teori Komunikasi Organisasi :


Bungin
(2008)
mendefinisikan
komunikasi
organisasi
sebagai
interaksi tatap muka dalam suatu
kumpulan atau sistem individual
yang berhierarki secara jenjang dan
memiliki sistem pengembangan
tugas untuk mencapai tujuan
tertentu

Pendekatan Komunikasi Organisasi:


a)Pendekatan Struktur dan Fungsi Organisasi
Teori Birokrasi (Max Weber) : Inti Konsep mengenai
Kekuasaan, Wewenang, Legitimasi
b) Pendekatan Hubungan Manusiawi
Sistem Emploitative Authoritative
Sistem Benevolent Authoritative
Sistem Consultative
Sistem Participative Management

a) Sistem Exploitative Authoritative, pimpinan menggunakan


kekuasaan tangan besi. Keputusan yang dibuat oleh pimpinan
tidak memanfaatkan atau memperhatikan umpan balik dari
bawahannya.
b) Sistem Benevolent Authoritative, pimpinan cukup memiliki
kepekaan terhadap kebutuhan para karyawan dan hampir
sama dengan sistem yang pertama.
c) Sistem Consultative, pimpinan masih memegang kendali
namun mereka juga mencari masukan-masukan dari
bawahannya atau gagasan dalam referensi tentang
komunikasi organisasi tersebut.
d) Sistem Participative Management, pimpinan memberi
kesempatan kepada para karyawan untuk berpartisipasi
penuh dalam proses pengambilan keputusan, sistem ini
mengarahkan para bawahan untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab dan motivasi bekerja yang lebih baik.

Teori Komunikasi Massa


* Bitter, mendefinisikan sebagai pesan
yang disampaikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang.
* Rakhmat (2005) mendefinisikan sebagai
jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah
khalayak
yang
tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media cetak
atau elektronik sehingga pesan yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Teori Komunikasi Massa


a) Teori Stimulus - Respons
b)Teori Difusi Inovasi
c) Teori Agenda Setting
d)Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
e) Teori Spiral Of Silence
f) Teori Information Gaps
g)Teori Uses And Gratification
h)Teori Uses and Effect
i) Teori Konstruksi Sosial Media Massa

a) Teori Stimulus Respons :

menjelaskan
elemen-elemen utama dalam teori ini adalah : pesan (stimulus),
seorang penerima (organisme), dan efek (respons) (McQuail).

b) Teori Difusi Inovasi :

merumuskan kembali teori ini


dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya ada 5 tahap dalam
suatu proses difusi inovasi, yaitu : Pengetahuan, Persuasi,
Keputusan, Pelaksanaan, dan Konfirmasi (Rogers).

c) Teori Agenda Setting :

Teori agenda-setting
menganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu-isu apa,
dan bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya (Effendy,2006).

d) Teori Dependensi Efek Komunikasi


Massa : memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural
suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu
efek media massa (Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. Defleur) .

e) Teori Spiral Of Silence :

berkaitan dengan
pertanyaan mengenai bagaimana terbentuknya pendapat umum.

f) Teori Information Gaps :

ketika arus informasi


dalam suatu sistem sosial meningkat, akan melebarkan celah
informasi atau pengetahuan diantara sistem sosial yang berbeda di
masyarakat (Philip Tichenor).

g)

Teori

Uses

And

Gratification

menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan


menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu
(Effendy dalam Bungin, 2008).

h) Teori Uses and Effect :

pengetahuan mengenai
penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan
perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.

i) Teori Konstruksi Sosial Media Massa :


substansi dari teori konstruksi sosial media massa terletak pada
sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata (Bungin,
2008).

Komunikasi Verbal & Non Verbal


a)

Komunikasi

Verbal

komunikasi
yang
menggunakan kata-kata secara lisan dan dengan sadar dilakukan
oleh manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.

b) Komunikasi Non Verbal :

Anda mungkin juga menyukai