Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian citra
itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian, baik
semacam tanda respek dan rasa hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas
terhadap organisasi atau perusahaan tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang
dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:667), citra adalah pemahaman kesan
yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Sedangkan menurut Linggar
dalam Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya (2000:69), bahwa “Citra humas
yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman,
pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya”.
Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa citra adalah sesuatu yang ditonjolkan
secara nyata yang timbul berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Citra yang
dimaksud disini adalah kesan yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada publik atau
khalayaknya agar timbul opini publik yang positif tentang perusahaan tersebut.
Hal lain menurut Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas dan Manajemen
Komunikasi dan Aplikasi (1998:63), menyebutkan bahwa landasan citra berakar dari
nilai-nilai kepercayaan yang konkritnya diberikan secara individual dan merupakan
pandangan atau persuasi, serta terjadinya proses akumulasi dari individu-individu
tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini
publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra atau image.
Kemudian, setelah kita mengetahui definisi dari citra dan reputasi, dalam beberapa
literatur, beberapa peneliti menyamakan citra dan reputasi (Bromley, 1993), meskipun
keduanya merupakan dua konsep yang berbeda. Citra suatu organisasi dapat dilihat sebagai
cerminan dari sikap individu. Dengan demikian, citra dapat didefinisikan sebagai pandangan
eksternal organisasi (Hatch dan Schultz, 1997, hal. 361). Ini adalah refleksi dari sebuah
organisasi, yang terbentuk atas dasar atribut individual dan subyektif yang dirasakan oleh
para pemangku kepentingan (Herger, 2006, hal. 161). Sementara itu identitas merupakan
manifestasi actual dari realitas perusahaan misalnya seperri yang ditunjukkan melalui nama
perusahaan, logo, moto, produk, layanan, bangunan, alat-alat tulis, seragam , dan barang-
barang nyata yang diciptakan oleh perusahaan tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam
konstituen. Konstituen kemudian membentuk persepsi berdasarkan pesan-pesan yang
dikirimkan perusahaan itu dalam bentuk nyata (Argenti, 2009). Persepsi-persepti itulah yang
menghasilkan citra. Karenanya jika citra-citra itu dengan akurat mencerminkan realitas
perusahaan, maka program identitas tersebut berhasil. Ketika identitas perusahaan dan
citranya selaras, terbentuklah reputasi. Dengan demikian, reputasi merupakan sintesis dari
banyak citra dan karena itu banyak sikap yang hadir bersama-sama (Fombrun, 1996, hal 72;.
Gray dan Balmer, 1998; Helm, 2004).
Jadi simpelnya adalah misalnya citra perusahaan indomie dimata masyarakat adalah
sederhana, higenis, enak, khas/unik, praktis, murah, jadi reputasinya adalah baik, karna
disukai banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-citra-image.html
2. http://mix.co.id/mix-interactive/column/identitas-citra-dan-reputasi
3. Hermawan, Agus 2013. Komunikasi Pemasaran 1. Jakarta. Erlangga
4. Kamus Besar Bahas Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
bersama Balai Pustaka, 1994