Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIK BISNIS ONLINE DALAM PESPEKTIF ETIKA BISNIS

(Sebuah Tinjauan Dimensi Vertikal dan Horizontal)

Disusun Oleh :

Putri Citra Larasati

20191020026

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Etika
Bisnis dalam Praktik Bisnis Online Shopping (Sebuah Tinjauan Vertikal dan
Horisontal)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Midterm pada mata kuliah Etika Bisnis Islami. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Etika Bisnis dalam praktik Bisnis Online
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P ,
selaku dosen pengampu kuliah etika Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 16 Mei 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 6

C. Tujuan .............................................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bisnis Online..................................................................................................... 8

B. Etika Bisnis ..................................................................................................... 11

C. Etika Bisnis Dalam Islam............................................................................... 14

BAB III PRAKTIK BISNIS ONLINE DI INDONESIA .................................... 16

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 23

KESIMPULAN.................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pergeseran perekonomian dari perekonomian tradisional ke perekonomian baru
memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ketangan konsumen dan pelaku
bisnis. Perekonomian lama didasarkan pada revolusi digital dan sistem informasi. Perekonomian
baru membuat konsumen dan pelaku bisnis memiliki alternatif yang tidak dimiliki oleh
perekonomian lama. Salah satunya kemampuan pelaku bisnis untuk mengoprasikan saluran
informasi dan penjualan baru yang dapat meningkatkan cakupan geografis dalam
menginformasikan dan mendistribusikan produknya ke konsumen.

Konsep jual beli dalam masyarakat terus mengalami perubahan. Peradaban awal kita
mengenal bentuk penjualan sederhana, dengan membuka lapak di ruang publik yang ramai, diberi
tanda bahwa kita tengah menjual sesuatu. Pendekatan yang lain juga dilakukan dengan pendekatan
personal selling, penjualan langsung yang dilakukan berhadap-hadapan, dimana penjual dan
pembeli saling melihat responnya masing-masing. Pendekatan penjualan tersebut berubah seiring
berjalannya waktu. Seperti di era sekarang ini di mana konsep penjualan dan promosi mengalami
perubahan yang siginifikan, terutama setelah masuknya era media baru. Era media baru membawa
kita dalam bentuk baru transaksi komersil, promosi, dan gaya konsumsi. Era media baru yang
dicirikan oleh kemunculan internet, smartphone dan console, membawa dunia kita lebih cepat,
praktis dan global.

Jual beli online atau melalui fasilitas internet dewasa ini semakin menjadi model jual beli
yang sangat populer sebagai akibat dari semakin berkembangnya teknologi infomasi dan
komunkasi. Kemudahan yang ditawarkan dalam jual beli online mampu menggeser model
transaksi lama yang menuntut adanya lokasi pertemuan pembeli dan penjual (pasar), untuk
melakukan jual beli. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini sedang mengarah kepada
konvergensi yang memudahkan kegiatan manusia sebagai pencipta, pengembang dan pengguna
teknologi itu sendiri. Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan media internet yang sangat
pesat. Internet sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik telah banyak
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, salah satunya termasuk berdagang. Kegiatan perdagangan

4
dengan memanfaatkan media internet ini dikenal dengan istilah elektronik commerce selanjutnya
disebut bisnis online.

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai,
secara sukarela diantara pelaku jual beli. Pelaku dalam jual beli yaitu penjual dan pembeli
(Muslich, 2010). Dalam transaksi jual beli diperlukan kejujuran dalam memberikan informasi
sangat diperlukan oleh pembeli. Kejujuran merupakan salah satu etika bisnis yang harus diterapkan
oleh penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi jual beli. Penjual dan pembeli
melakukan transaksi sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara’ dan
disepakati (Suhendi, 2014).

Dalam trend bisnis online. pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta dikuatkan pelaksanaannya dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional
untuk mengatur model jual beli online demi melindungi konsumen dan juga melindungi hak-hak
produsen. Di dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen diatur mengenai asas-asas
perlindungan konsumen, seperti tertulis pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Pengertian konsumen berdasar Pasal 1 butir 2 UU Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut UUPK) adalah setiap orang
pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk lain dan tidak untuk di perdagangkan. Adanya undang-
undang tersebut diharapkan dapat membuat kenyamanan dalam sektor perdagangan online.

Di Indonesia perkembangan e commerce termasuk terlambat. Bukan karena infrastruktur


serta sumber daya manusia yang terbatas dalam membangun sistem bisnis berbasis internet, namun
karena karakter masyarakat Indonesia yang masih canggung dengan bentuk “jualan” seperti ini.
Selain itu masyarakat Indonesia cenderung masing belum begitu percaya dengan bentuk bisnis
seperti ini. Seperti yang dikatakan oleh Adit sebagai marketing communication BukaLapak.com
tantangan terbesar bisnis e commerce di Indonesia adalah membuat masyarakat Indonesia yang
tidak percaya dengan pola perdagangan seperti ini menjadi percaya dan kemudian mau berbelanja
di medium internet tanpa harus ragu.

5
Melihat fenomena e commerce sekarang ini, maka yang terlintas adalah belanja akan
semakin praktis, operasional untuk berbelanja semakin sedikit (karenatidak perlu keluar rumah,
atau sambil melakukan aktifitas lain), penjual tidak lagi berfikir untuk membuka tempat berjualan,
yang otomatis ongkos modal semakin ringan. Akan memancing banyak pengusaha baru dengan
menggunakan media internet sebagai medium pemasaran dan promosinya. Akan ada perubahan
yang signifikan dalam pola belanja masyarakat beberapa tahun kedepan jika pola e commerce
seperti yang telah diulas diawal terus melakukan penyesuaian ke arah yang lebih strategis. Pola
konsumsi akan berubah seiring dengan teknologi media yang berubah.

Perdagangan dalam islam juga telah banyak diatur, hal tersebut dubahas dalam topik topik
mengenai mu’amalah. Pembahasan mengenai mu’amalah salah satunya terdapat dalam QS. Al-
Baqarah (2): 188 terkait dengan mu‟amalah atau aktivitas ekonomi yakni: َ‫ككلَ َ ُمأ ْ َا ُولُك َأ َ ََل‬ َ َ ‫مَك ََ ُمأ م‬
َ ‫ُم ِ ِّكم َا ِيرَُ ِاَا ُولُكأَ ِ ُم كم ُِح ِ ِللَ أ ِاََلَ َ ُُْ ُكأَ ِمل‬
‫طلَ ل ِب ِٱ‬ َ َ ‫لٱ م‬
ِ َ‫ككلَ ِلِ ك‬ ِ ‫ َْن َل ُمكعَ َ مََاُأ‬yang artinya “Dan janganlah
ِ ‫ِ ِم‬
sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan
sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”.

Dari beberapa penjelasan diatas, telah diapaprkan beberapa dalil dan peraturan pemerintah
yang mengatur mengenai praktek bisnis online yang seharusnya menjadi patokan para pelaku
bisnis online. Selain peraturan dan dalil, praktik bisnis online akan akan semakin optimal jika
dibarengi dengan etika bisnis. Etika bisnis baik dari pedagang ke pedangan atau pedaganag ke
penjual. Jika etika bisnis sudah diterapkan dalam praktek perdagangan online ini, maka tidak akan
lagi keraguan dalam hati masyarakan Indonesia selaku pelaku bisnis untuk beralih ke proses
dagang digital ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik bisnis online yang ada di Indonesia?
2. Bagaimana kaitan antara praktik bisnis online shopping dengan etika bisnis?
3. Bagaimana praktik bisnis online shoping dalam sudut pandang etika islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana praktik bisnis online yang ada di Indonesia.

6
2. Untuk mengetahui bagaimana kaitan antara praktik bisnis online shopping dengan etika
bisnis.
3. Untuk mengetahui Bagaimana praktik bisnis online shoping dalam sudut pandang etika
islam.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Bisnis Online
Kotler (2005) mendefinisikan internet marketing merupakan proses dalam membangun
dan mempertahankan customer relationship melalui aktivitas online yang merupakan produk,
pertukaran ide, dan jasa yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan.dalam definisi ini terlihat pada
internet marketing terkadang aktivitas yang berupa transaksi online, baik ide, produk jasa yang
berujung pada kepuasan pelanggan. Definisi ini merupakan pengembangan dari definisi marketing
sendiri yang mencakup seperti proses, produk, transaksi, jasa dan kepuasan pelanggan. Penekanan
transaksi ditekankan oleh Kotler. Oleh karena itu, perusahaan yang hanya sekedar menempel profil
perusahaan di internet tidak disinggung di bukunya, karna perusahaan ini hanya menjalankan
usahanya.

Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan menggunakan jaringan
internet, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau dijual biasanya menggunakan media
website atau aplikasi. Bisnis online memiliki prospek yang cukup besar di masa mendatang, karena
kini hampir semua orang menginginkan kepraktisan dan kemudahan dalam hal memenuhi
kebutuhan sehari-hari. (Majda, 2015). Bentuk bisnis Online yang sampai saat ini masih berjalan
dan mendatangkan keuntungan bagi pengelolanya, diantaranya adalah:

1. Toko Online
Toko online adalah sebuah toko yang menjual berbagai macamproduk melalui internet
dengan mneggunakan website. Adapun website interaktif yang menangani permintaan
informasi dari konsumen terhadap sebuah produk dan sekaligus menangani
pesanannya.

2. Bisnis Web Hosting


Web Hosting adalah bisnis menyewakan ruang server untuk menempatkan file website
agar dapat diakses kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun. Bisnis Web Hosting juga
menyediakan layanan lain. Layanan lain yang dimaksud adalah Web Desain sehingga
seseorang yang buta internet namun hendak memiliki website maka dengan

8
menghubungi sebuah alamat web hosting dan membayar biaya hosting masalah sudah
dapat terselesaikan.

3. E-commerce
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat melakukan
transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau dagang
secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat
website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver”. Ecommerce akan merubah
semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional
untuk kegiatan tradig (perdagangan).

Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang dapat
dijangkau seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh pebisnis dalam melakukan aktifitas
bisnisnya dan digunakan konsumen untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan bantuan
komputer yang dalam prosesnya diawali dengan memberi jasa informasi pada konsumen dalam
penentuan pilihan. Menurut Wong (2010) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan
barang serta jasa melalui sistem elektronik, seperti radio, televisi dan jaringan komputer atau
internet.

E-commerce dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek. Berikut ini klasifikasi e-


commerce berdasarkan pada sifat transaksinya yaitu (Turban, E., & King, D., 2002):
 Business-to-Business (B2B)

Proses transaksi e-commerce bertipe B2B melibatkan perusahaan


atau organisasi yang dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual.

1. Business-to-Consumer (B2C)

Pada e-commerce bertipe B2C transaksi terjadi dalam skala kecil


sehingga tidak hanya organisasi tetapi juga individu dapat terlibat
pada pelaksanaan transaksi tersebut. Tipe e-commerce ini biasa
disebut dengan e-tailing.

2. Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C)

Pada e-commerce tipe ini, sebuah perusahaan menyediakan produk

9
atau jasa kepada sebuah perusahaan lainnya. Perusahaan lain
tersebut kemudian menyediakan produk atau jasa kepada individu
yang bertindak sebagai konsumen.
3. Consumer-to-Business (C2B)

Pada e-commerce tipe ini, pihak individu menjual barang atau


jasanya melalui Internet atau media elektronik lainnya kepada
organisasi atau perusahaan yang berperan sebagai konsumen.

4. Consumer-to-Consumer (C2C)

Pada e-commerce tipe ini, konsumen menjual produk atau jasa yang
dimilikinya secara langsung kepada konsumen lainnya.

5. Mobile Commerce (M-Commerce)

Mobile commerce merupakan salah satu tipe e-commerce dimana


transaksi jual beli dan aktivitas bisnis yang terjadi dilakukan melalui
media jaringan tanpa kabel.

6. Intrabusiness E-commerce

Aktivitas bisnis yang termasuk kedalam intrabusiness e-commerce


diantaranya proses pertukaran barang, jasa, atau informasi antar unit
dan individu yang terdapat pada suatu organisasi atau perusahaan.
7. Business-to-Employees (B2E)

B2E merupakan subset dari kategori intrabusiness e-commerce


dimana perusahaan menyediakan pelayanan, informasi, atau produk
pada individu pegawainya.
8. Collaborative Commerce

Saat individu atau grup melakukan komunikasi atau berkolaborasi


secara online, maka dapat dikatakan bahwa mereka terlibat dalam
collaborative commerce.
9. Non-business E-commerce

Non-business e-commerce merupakan e-commerce yang dilakukan

10
pada organisasi yang tidak berorientasi untuk mendapatkan
keuntungan seperti institusi akademis, organisasi keagamaan,
organisasi sosial dsb.
10. E-government

E-government merupakan e-commerce yang dilakukan oleh pemerintah.

Internet menciptakan paradigma baru dalam dunia bisnis berupa “Digital Marketing” pada
awal penerapan elektronik commerce yang bermula di awal tahun 1970 dengan adanya inovasi
Elektrik Fund Transfer (EFT) yang kemudian berkembang hingga muncullah yang dinamakan
Elektronik Data Interchange. Awal tahun 1990-an komersalisasi di internet mulai berkembang
pesat mencapai jutaan pelanggan. Lahirnya Ekonomi Digital pada tahun 1990-an telah mengubah
secara mendasar kinerja dan pengoperasian perusahaan dan cara memberi nilai pada pelanggan.

E-commerce lebih terfokus pada strategi fungsi yang menggunakan kemampuan elektronik
dan melibatkan seluruh rantai nilai dalam proses bisnis, yaitu pembelian elektronik dan manajemen
pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra usaha. E-commerce merupakan sistem bisnis
berbasis internet. Sistem menawarkan efisienssi dan pengendalian pasar melalui kecepatan dan
kemudahan akses, keluasan jangkauan pasar, serta penghematan waktu dan biaya. Salah satu
alasan pesatnya perkembangan bisnis Online adalah adanya perkembangan jaringan protocol dan
software dan tentu saja yang paling mendasar adalah meningkatnya persaingan dan berbagai
tekanan bisnis.

B. Etika Bisnis
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya ta etha berarti adat
istiadat atau kebiasaan.18 Etika dalam konteks benar dan salah sering dipadankan dengan
moralitas. Thomas Morawetz menulis, kata “moralitas” (moral) berasal dari kata Latin mores
berarti “customs” atau “conventional practices”.19 Secara harfiah, memang pengertian moralitas
justru persis sama dengan etika, yakni keduanya berkaitan dengan adat kebiasaan yang baik dalam
masyarakat, akan tetapi etika dalam pengertian yang luas, tidak hanya mencakup moralitas namun
juga mencakup filsafat moral yakni ilmu yang mengkaji tentang nilai dan norma etis yang berasal
dari adat kebiasaan dalam masyarakat yang bersangkutan

11
Kata “Bisnis” dalam Bahasa Indonesia diserap dari kata “Business” dari Bahasa Inggris
yang berarti kesibukan. Kesibukan secara khusus berhubungan dengan orientasi
profit/keuntungan. Menurut Buchari Alma, (2007: 5), pengertian bisnis tujukan pada sebuah
kegiatan berorientasi profit yang memproduksi barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bisnis juga dapat diartikan sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis”
sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya – penggunaan singular kata bisnis dapat
merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan.

Pengertian bisnis masuk dalam domain ilmu hukum dagang, yang dahulu diterjemahkan
sebagai hukum bagi para pedagang. Siapa yang disebut sebagai pedagang? Menurut Volmar,
sebagaimana dikutip oleh Nindyo Pramono menyebutkan bahwa pedagang adalah “die daden van
koophandel uitoefende en daarvan zijn gewoon beroep maakte” (pedagang adalah orang yang
menjalankan perbuatan perniagaan (daden van koophandel). Perbuatan perniagaan adalah
perbuatan membeli barang untuk dijual lagi. Jika pengertian ini diikuti, agen perusahaan, supplier,
konsinyasi, dan sebagainya tidak termasuk kedalam kualifikasi pedagang.

Etika bisnis adalah studi tentang aspekaspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis. Etika
bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi (Zimmerer). Menurut Erry Riana Hardjapamekas, sebagaimana dikutip Paripurna P.
Sugarda, 24 menyebutkan bahwa etika bisnis adalah proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal
yang benar dan yang salah di tempat kerja, dan melakukan hal-hal yang benar berkenaan dengan
produk dan pelayanan perusahaan, serta dalam hubungannya dengan pihak-pihak (pribadi dan
kelompok) yang memiliki kepentingan atau tuntutan terhadap perusahaan (stakeholders). Intinya
adalah bagaimana upaya semua pihak untuk mengetahui dan melakukan atau mempraktikkan
sistem nilai yang dianut secara konsekuen.

A. Sony Keraf menyebutkan ada lima prinsip etika bisnis yakni: prinsip otonomi,
kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, dan integritas moral. Kelima prinsip tersebut
bersumber dari satu prinsip utama/pokok atau golden rule yakni prinsip no harm (prinsip tidak

12
merugikan hak dan kepentingan orang lain). Sebagai sebuah prinsip utama atau pokok, prinsip no
harm ini pada tingkatan tertentu terkandung prinsip etika bisnis lainnya. Nilainilai yang terkandung
dalam prinsip no harm sudah dengan sendirinya tercakup prinsip kejujuran, saling
menguntungkan, otonomi (termasuk kebebasan dan tanggung jawab), dan integritas moral. Orang
yang jujur dengan sendirinya tidak akan merugikan orang lain; orang yang mau saling
menguntungkan dengan pihak lain tentu tidak akan merugikan pihak lain; dan demikian orang
yang otonom dan bertanggung jawab tidak akan mau merugikan orang lain tanpa alasan yang dapat
diterima dan masuk akal.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagleydalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapattiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu :

 Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Olehkarena


itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberimanfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dandengan biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannyamemiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebutharus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak oranglain.
 Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama,
danbertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseoranganataupun secara kelompok.

Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis yaitu:

 Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis
yang pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan
bisnisnya secara baik danetis. Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering
ditujunjukkan kepada para manajerdan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara
mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baikdan etis itu.

13
 Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah,
mendorongdan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi,
dirugikan dandiperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak
mana pun. Untukmenyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan
dan masyarakat luasakan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapunjuga.
 Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknyasuatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro, yang
karena itubarangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.Ketiga lingkup dan
sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya danbersama – sama
menentukan baik tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis tersebut.

C. Etika Bisnis Dalam Islam


Salah satu Agama yang paling dominan di Indonesia adalah agama Islam. Dunia
bisnis tidak bisa dilepaskan dari etika bisnis karena adanya kesadaran untuk menjalankan
syariah Islam dalam kehidupan ekonomi muslim. Pebisnis perlu mengubah pola pikir dari
sistem ekonomi kapitalis ke sistem ekonomi syariah. Banyak hasil penelitian yang
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara etika bisnis dan kesuksesan suatu
perusahaan (Nawatwi , 2010). Hashim (2012) mengatakan bahwa ada dua sumber yang
akan digunakan sebagai panduan etika bisnis dalam Islam, yaitu Al-Quran dan Sunnah.
Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad mengatakan : “Saya meninggalkan dua hal, kamu
tidak akan hilang selamanya selama kamu tetap dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya”.
Setiap pebisnis dalam berdagang hendaknya tidak semata-mata bertujuan mencari
keuntungan saja, tetapi yang paling penting adalah mencari keridhaan dan mencapai
keberkahan atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Keuntungan bukanlah semata-
mata tujuan yang harus selalu diutamakan. Dunia bisnis juga harus berfungsi sebagai sosial
dan harus dioperasikan dengan mengindahkan etika-etika yang berlaku di masyarakat. Para
pengusaha juga harus menghindar dari upaya yang menyalagunakan segalah cara untuk
mengejar keuntungan pribadi semata tanpa peduli berbagai akibat yang merugikan pihak

14
lain, masyarakat luas. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Al-Qur’an adalah sebagai
berikut:
1. Melarang bisnis yang dilakukan dengan proses kebatilan (QS. 4:29). Bisnis harus
didasari kerelaan dan keterbukaan antara kedua belah pihak dan tanpa ada pihak
yang dirugikan. Orang yang berbuat batil termasuk perbuatananiaya, melanggar
hak dan berdosa besar (QS.4:30). Sedangkan orang yang menghindarinya akan
selamat dan mendapat kemuliaan (QS.4:31).
2. Bisnis yang dijalankan tidak boleh mengandung unsur riba (QS. 2:275).
3. Memiliki fungsi sosial baik melalui zakat dan sedekah (QS.9:34). Pengembangan
harta tidak akan terwujud tanpa adanya melalui interaksi antar sesama dalam
berbagai bentuknya.
4. Melarang pengurangan hak atas suatu barang atau komoditas yang didapat atau
diproses dengan media takaran atau timbangan karena merupakan bentuk
kezaliman (QS. 11:85), sehingga dalam kegiatan bisnis, timbangan harus
disempurnakan (QS. 7:85,QS. 2:205).
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keseimbangan baik secara ekonomi maupun sosial,
keselamatan dan kebaikan serta tidak adanya kerusakan dan ketidak-adilan.

15
BAB III
PRAKTIK BISNIS ONLINE DI INDONESIA

Di masa sekarang ini kita sangat bergantung dengan internet, karena internet mampu
memberikan kemudahan dan efesiensi waktu dalam pengerjaannya. Misalkan dalam berbisnis,
ingin membangun brand baru lalu menjual produknya sendiri, tidak perlu memiliki toko sendiri.
Karena di internet telah ada toko yang lebih efektif, yaitu ecommerce. Lalu untuk mempromosikan
produk, kita tidak perlu menggunakan brosur dan membagikanya kepada orang-orang. Kita bisa
memanfaatkan sosial media lalu biar orang-orang tersebut melihat apa saja produk yang Anda jual.
Intinya, era internet mampu menyederhanakan apapun aktifitas dan pekerjaan Anda, tak terkecuali
di bidang bisnis online.

Ada banyak sekali jenis pada bisnis online, namun yang paling banyak diminati masyarakat
adalah C2C (Customer to Customer) yang berarti penjual produk dapat berasal dari siapapun, baik
individu ataupun kelompok dan pembeli juga dapat berasal dari atau kelompok juga. Sehingga
tidak ada batasan. Banyak sekali jenis bisnis online yang beredar, tapi tidak semuanya dapat kita
adaptasikan menjadi bisnis karena ada bisns yang memerlukan effort yang lebih dan bahkan ada
bisnis yang memungkinkan untuk seseorang tidak mengeluarkan uang modal sekalipun. Ini adalah
5 contoh bisnis online terkenal saat ini:

 Dropshipper
Salah satu jenis bisnis online yang sangat diminati oleh banyak orang khususnya para
milenial karena tanpa modal uang, yang diperlukan hanyalah cara pemasaran dan
pemilihan channel marketing yang tepat. Biasanya penjual akan menjual barangnya
selayaknya online shop pada umumnya, hanya saja penjual tidak pernah menyimpan
produknya untuk diperjual belikan. Melainkan penjual akan memesankan barangnya
kepada suatu vendor atau penjual yang menjual dalam partai besar untuk dikirimkan
kepada pembeli dari dropshipper tersebut.

16
Gambar 3.1: Contoh akun olshop dropshiper

 Reseller
Jenis bisnis online ini hampir sama dengan dropship, hanya saja reseller atau penjualnya
memiliki wujud dari produk yang akan dijual. Sehingga, kualitas produk terjamin dan dapat
terus dipantau kualitasnya. Reseller juga banyak digandrungi oleh generasi milenial,
karena banyak dari reseller tersebut menjual barang-barang seperti pakaian, sepatu,
kosmetik dan lain-lain. Selain itu, untuk menjadi reseller cukuplah mudah, penjual hanya
memerlukan modal sesuai dengan vendor syaratkan lalu biasanya penjual dapat
membelinya dengan harga menarik yang berada di suatu pasar jika banyak produk yang
dibeli.

17
Gambar 3.2: Contoh akun olshop reseller

 Online Shop Sendiri


Jika dropship dan reseller masih sangat bergantung pada pihak lain, siapapun juga bisa
membuat produknya sendiri lalu menjualnya melalui marketplace ataupun di ecommerce
dan membuat online shop sendiri. Ini lebih efektif karena kita dapat memonitor segalanya
secara real time baik itu dari segi kualitas, jumlah produk, dan lain-lain. Penjualan
dilakukan melalui marketplace atau ecommerce karena dirasa memiliki pasar yang lebih
banyak dan siapapun dapat melihat produk yang dijual daripada menggunakan sosial media
yang akan sangat memerlukan effort lebih untuk mencari peminatnya karena sosial media
di desain untuk terhubung dan berkomunikasi. Sedangkan di marketplace dan ecommerce
telah di desain untuk berjualan.

18
Gambar 3.3: Contoh akun olshop sendiri

 Content Creator
Di era digital ini, konten dapat dijadikan sebagai suatu produk yang dijual, karena melalui
konten mengedukasi, memberikan informasi, untuk promosi bahkan juga dapat dijadikan
sebagai bahan untuk personal branding. Jadi bukan tidak mungkin jika konten dapat
dibisniskan. Semua itu terangkum dalam content marketing. Di Indonesia sendiri telah
banyak bermunculan juga bisnis dengan menjual konten, seperti Makna Creative,
Rectmedia dan masih banyak lagi karena memang di Indonesia sendiri telah banyak ahensi
yang menjual konten sebagai produknya.

Gambar 3.4: Contoh akun conten creator

19
 Endorsement
Salah satu bisnis yang sangat laku pada platform sosial media. Endorsement dapat
dijadikan sebagai sarana untuk promosi melalui influencer yang telah memiliki banyak
massa. Meskipun memerlukan banyak pengikut, influencer tidak hanya dapat dikatakan
bagi mereka yang hanya sekedar memiliki banyaknya massa, tapi juga dapat memiliki
engagement yang tinggi dengan para pengikutnya.

Gambar 3.5: Contoh akun endorsment

Berkat adanya bisnis online, kini para pelaku UMKM bisa menjalani bisnis online untuk
membuat produk mereka lebih dikenal banyak orang. Di sisi lain, kita jadi tahu bahwa ada produk
tersebut di pasaran walaupun mungkin produksinya dilakukan di kota atau pulau yang jauh dari
tempat tinggal. Apalagi sekarang sudah ada banyak platform e-commerce yang memudahkan
pelaku UMKM dalam menjual produknya. Walaupun mungkin terkesan lancar dan mulus, bukan
berarti bisnis online di Indonesia tidak menghadapi tantangan apa pun. Salah satu yang cukup
menjadi concern adalah terbatasnya layanan pembayaran. Sebetulnya saat ini sudah banyak
bermunculan cara pembayaran baru yang bersifat digital. Namun, kebanyakan pelaku bisnis online
masih memilih untuk melakukan sistem pembayaran manual seperti transfer rekening atau kartu
kredit. Namun mengingat minat yang cukup tinggi, baik dari sisi penjual maupun pembeli, bukan
20
tidak mungkin bisnis online di Indonesia masih akan terus tumbuh hingga beberapa tahun ke
depan. Dengan begitu, perekonomian nasional pun juga akan ikut meningkat ke arah yang positif.

Sebagaimana kegiatan bisnis pada umumnya, bisnis online juga tidak lepas dari
pengawasan hukum. Sebenarnya banyak undang-undang yang terkait dengan bisnis online, seperti:

 Undang-Undang Perdagangan
Undang-Undang no. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan mengatur segala sesuatu tentang
perdagangan. Sebagai salah satu bentuk perdagangan yang dilakukan dengan media
internet, tentu saja Undang-undang perdagangan mengatur hal tersebut. Contoh Perihal
bisnis online, Undang Undang Perdagangan juga sudah secara spesifik mengatur dalam
pasal 65 yaitu ayat 1 berbunyi “Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang
dan/atau jasa dengan menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data dan/atau
informasi secara lengkap dan benar”.
 Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Sebagai kegiatan jual beli antara penjual dan konsumen, tentu saja bisnis online masuk
kedalam pengawasan Undang-Undang Perlindungan konsumen. Konsumen yang membeli
barang di dunia maya diperlakukan sama selayaknya konsumen pada umumnya.
 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur mengenai setiap
penyebaran informasi dan transaksi yang dilakukan secara elektronik. Transaksi elektronik
yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah “perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya” (pasal 1
ayat 2 UU ITE). Tentunya bisnis online termasuk dalam pengawasan undang undang ini.

E-commerce telah merevolusi dan mengubah perdagangan tradisional dan menembus batas
ruang dan waktu. Perubahan pola perdagangan melalui diversifikasi solusi logistik sehingga
banyak kalangan yang menganggap revolusi e-commerce setara dengan revolusi industri pertama.
Fungsi paling signifikan dari e-commerce adalah kemampuan untuk mencapai banyak pengguna
dengan cepat dan dengan penggunaan biaya yang efektif terlepas dari perbedaan lokasi geografis
mereka. Ini sangat membantu usaha kecil untuk memperluas pasar mereka, tanpa kesulitan
signifikan dalam keuangan atau sumber daya organisasi.

21
Keberadaan kuat teknologi untuk mendukung transaksi memungkinkan perusahaan untuk
menerima pemahaman pasar yang lebih baik dan kemampuan untuk respon lebih cepat terhadap
perilaku pelanggan. Platform e-commerce juga memungkinkan pebisnis untuk mengumpulkan
banyak statistik tentang banyaknya pelanggan datang ke website mereka, bagaimana mereka
memilih atau membandingkan berbagai alternatif, dan apa logika dalam setiap situasi pembelian.
E-commerce juga telah meningkatkan konektivitas dan interaktivitas perusahaan, juga telah
meningkatkan kekuatan pelanggan sehingga meningkatkan persaingan di pasar. Dengan aktivitas
bisnis secara e-commerce di Indonesia, maka perusahaan dapat memperluas aktvitas dan
menjangkau konsumen dengan lebih mudah. Juga proses transaksi yang selama ini sifatnya
konvensional menjadi lebih modern dengan tersedianya transaksi online.

22
BAB IV
PEMBAHASAN
Di Indonesia sendiri, keberadaan bisnis online syariah (bisnis berbasis syariat) bisa
dikatakan mulai berkembang. Kini semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya bisnis
yang bersih, jujur dan sesuai dengan hukum Islam. Keberadaan bisnis online syariah ini juga tak
terlepas dari peran perbankan syariah yang tumbuh secara positif di Indonesia. Sistem ekonomi
syariah yang kini tengah populer di masyarakat membuat banyak orang beralih ke bisnis online
yang sesuai dengan aturan Islam ini.

Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi tidak terdapat unsur-unsur riba,
kezaliman, menopoli dan penipuan. Bahaya riba (usury) terdapat didalam Al-quran diantaranya di
(QS. Al Baqarah [2]: 275, 279 dan 278, QS. Ar Rum [30]: 39, QS. An Nisa [4]: 131). Riba itu ada
dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang
yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi
lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti
penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat
ini riba nasiah yang berlipat gand.

Rasulullah mengisyaratkan bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka (Antaradhin).
Karena jual beli atau berbisnis seperti melalui online memiliki dampak positif karena dianggap
praktis, cepat, dan mudah. Allah Swt berfirman dalam Alquran Surah Al Baqarah [2] : 275:
“….Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”. Al Bai’ (Jual beli) dalam ayat
termasuk didalamnya bisnis yang dilakukan lewat online. Namun jual beli lewat online harus
memiliki syarat-syarat tertentu boleh atau tidaknya dilakukan. Adapun syarat-syarat mendasar
diperbolehkannya jual beli lewat online diantaranya:

1. Tidak melanggar ketentuan syari’at agama, seperti transaksi bisnis yang diharamkan,
terjadinya kecurangan, penipuan dan menopoli.

2. Adanya kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual dan pembeli) jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara sepakat (Alimdha’) atau pembatalan
(Fasakh).

23
3. Adanya kontrol, sanksi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari pemerintah (lembaga
yang berkompeten) untuk menjamin bolehnya berbisnis yang dilakukan transaksinya
melalui online bagi masyarakat.

Sedangkan Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-
hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melanjutkan tentu melakukan hal yang benar
berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan
tuntutan perusahaan. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan
standart untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral.
Artinya etika bisnis Islami merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan
kegiatan bisnis suatu perusahaan. Adapun aktifitas dan etika bisnis Islam adalah sebagai berikut:
1) Pembisnis harus jujur (shiddiq). Shiddiq adalah berkata benar. Jujur terhadap diri
sendri, makhluk lain dan sang pencipta. Tanpa kejujuran semua hubungan termasuk
hubungan bisnis tidak akan berjalan lama. Padahal dalam prinsip berbisnis interaksi
yang memberikan keuntungan sedikit tetapi berlangsung berkali-kali lebih baik dari
pada untung banyak tetapi hanya sekali.
2) Amanah. Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyaisikap amanah terhadao
dirinya sendiri dan orang lain apalagi tidak boleh meremehkan hak orang yang
memberikan amanah.
3) Adil. Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis dan melarang
berbuat curang. Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut
karena kunci keberhasilan bisnis adlah keadilan. Bersikap adil dalam transaksi jual beli
berdampak baik kepada hasil jualannya karena konsumen akan merasakan kenyamanan
dan tidak ada yang di lebihka serta dirugikan.
Semakin banyaknya para pelaku bisnis dan semakin kompleksnya motifdan permasalahan
bisnis tersebut, maka banyak membuat pelaku bisnis terjebak untuk melakukan segala cara dalam
mencapai tujuannya, apalagi jika tujuannya hanya untuk mencari laba dan keuntungan semata. Hal
ini menyebabkan sering terjadi perbuatan negatif, yang pada akhirnya menjadi kebiasaan dalam
prilaku bisnis. Salah satu contoh kecurangan yang terjadi dalam dunia online shoping yaitu adanya
penipuan, seperti bahan yang tidak sesuai dangan keterangannya, bahkan kasus penipuan seperti
barang tidak dikirim kepada konsumen pun ksering terjadi dalam dunia bisnis online. Hal inilah
yang menjadi point negatif salah kekurangan bisnis online.

24
BAB V
KESIMPULAN
1. Praktik bisnis online di Indonesia sangat beragam, mulai dari dropshopping sampai
endorsment mumai menjadi trend masa kini yang dapat dijadikan penghasilan utama.
2. Pada praktiknya, binis online yang ada di Indonesia masih terdapat kendala dikarenakan
oleh beberapa oknum. Hal-hal seperti penipuan sering terjadi dalam praktik bisnis online.
Adanya etika bisnis dalam berjualan online shoping diharapkan mampu meminimalisir
tejadinya kecurangan pada praktik bisnis online. Etika bisnis online, diharapkan mampu
mengontrol terjadinya kecurangan yang rawan terjadi dalam praktik bisnis online.
3. Jika dilihat dari sudut pandang islam, praktik bisnis online telah diperbolehkan namun tetap
memengang prinsip prinsip islam seperti kejujuran.

25
DAFTAR PUSTAKA
Estijayandono, K. D. (2019). Etika Bisnis Jual Beli Online dalam Perspektif Islam. Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah, 3(1), 53-68.
Fitria, T. N. (2017). Bisnis jual beli online (online shop) dalam Hukum Islam dan Hukum Negara.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 3(01), 52-62.
Mardoni, Y. (2017). Etika Bisnis dalam Perspektif Islam.
Muktaf, Z. M. (2016). E commerce sebagai Agen Konsumsi di Era Media Baru. In Yogyakarta.
Dipublikasikan di International Conference Social Politic. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (pp. 26-28).
Nuriasari, S. (2013). Bisnis Online dalam Perspektif Islam. Adzkiya: Jurnal Hukum dan Ekonomi
Syariah, 2(1).
Pradana, M. (2017). Klasifikasi Bisnis E-Commerce Di Indonesia.
Situmorang, J. R. (2012). Pemanfaatan internet sebagai new medi

Utami, S. S. (2012). Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Bisnis. Jurnal


Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, 8(1).
Wahana, A., Suyanto, M., & Amborowati, A. (2014). Analisis Penerapan Social Media Sebagai
Strategi Bisnis Oleh Pelaku Bisnis Online. Sisfotenika, 4(2), 84-94.
Wulandari, F. M. (2015). Jual Beli Online yang Aman dan Syar’i>(Studi terhadap Pandangan
Pelaku Bisnis Online di Kalangan Mahasiswa dan Alumni Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sunan Kalijaga). Az Zarqa': Jurnal Hukum Bisnis Islam, 7(2).

26

Anda mungkin juga menyukai