Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Layanan Konsultasi BK

        Menurut Prayitno (2004: 1), ”layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap
pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang
perlu dilaksanakan untuk menangani masalah pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan
secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti.
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti- konsulti
itu menghendakinya.Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 6) dijelaskan bahwa”layanan
konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta
didik”.Dalam program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003:124) menegaskan
bahwa ’konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang
langsung ditujukan kepada siswa(klien), tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan
yang diberikan oleh orang lain’.Layanan konsultasi juga didefinisikan bantuan dari konselor ke klien
dimanakonselor sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti,yang membahas tentang masalah pihak
ketiga. Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa dipertanggungjawabkan konsulti,
misalnya anak, murid atau orang tuanya.Bantuan yang diberikan untuk memandirikan konsulti
sehingga ia mampu menghadapi pihak ketiga yang dipermasalahkannya
(http://konselingindonesia.com).Dari beberapa pengertian, dapat kami disimpulkan bahwa layanan
konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada konsulti dengan tujuan
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan konsulti dalam rangka
membantu terselesaikannya masalahyang dialami pihak ketiga (konseli yang bermasalah). Pada
layanan konsultasi,dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap konsultasi yang dilakukan oleh konselor
kepada konsulti, dan tahap penanganan yang dilakukan oleh konsulti kepada konseli/pihak ketiga.
Maka petugas pada tahap konsultasi adalah konselor,sedangkan petugas pada tahap penanganan
adalah konsulti.

Tujuan Layanan Konsultasi BK

       Pada dasarnya setiap kegiatan tidak akan terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. ”Tujuan
diberikannya bantuan yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi
mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas” (Winkel, 2005: 32).
Layanan konsultasi merupakan bagian dari layanan Bimbingan dan Konseling, maka tujuan dari
layanan ini sepenuhnya akan mendukung tercapainya tujuan BK.Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi,
2003: 124-125) merumuskan tujuan layanan konsultasi sebagai bagian tujuan bimbingan di sekolah
adalah sebagai berikut:

·         Mengambangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan      
administrator sekolah.

·         Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di antara orang yang penting.

·         Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi bermacam-macam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar.

·         Memperluas layanan dari para ahli.

·         Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.

·         Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.

·         Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponenlingkungan belajar yang baik.

·         Menggerakkan organisasi yang mandiri.Tujuan layanan konsultasi sebagaimana dikemukakan


oleh Prayitno (2004:2) adalah:

       Tujuan umum Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat
menangani kondisi dan atau permasalahan yangdialami pihak ketiga. Dalam hal ini pihak ketiga
mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh
pihak ketiga itu setidaknya sebagian menjadi tanggung jawab konsulti.

Komponen Layanan Konsultasi BK

1.Konselor

     Konselor adalah tenaga ahli konseling yang memiliki kewenangan melakukan pelayanan konseling
pada bidang tugas pekerjaanya. Sesuai dengan keahliannya. Konselor melakukan berbagai jenis
layanan konseling; salah satu di antaranya adalah layanan konsultasi. Dalam melaksanakan layanan
konsultasi ini konselor mempraktikkan teknik-teknik konsultasi yang secara simultan juga
melaksanakan prinsip dan asas-asas konseling,dan jika di perlukan melaksanakan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.

 2.Konsulti
    Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor agar dirinya mampu menangani
kondisi atau permasalahan pihak ketiga yang menjadi tanggung jawabnya. Bantuan ini diminta  dari
konselor karena konsulti belum mampu menangani situasi atau pihak ketiga itu.

3.Pihak Ketiga

    Pihak ketiga adalah individu yang kondisi atau permasalahannya di persoalkan oleh konsulti,
kondisi/permasalahan pihak ketiga itu perlu di atasi, dan konsulti merasa (setidak-tidaknya ikut
bertanggung jawab atas pengatasannya).

   Pihak ketiga yang dilibatkan dalam konsultasi  harus terkait langsung dengan konsulti yang
mengalami permasalahan yamg di maksudkan,tanpa adanya individu ketiga yang spesifik, maka pihak
ketiga itu di anggap tidak ada, dan layanan konsultasi tidak selayaknya di selenggarakan.Misalnya;
Seorang guru yang mengalami masalah “kurang percaya diri berdiri di muka kelas sehingga siswa
kurang serius mengikuti pelajarannya” di sini pihak ketiga secara spesifik tidak ada, masalah itu bukan
masalah pihak ketiga, melainkan masaalah guru itu sendiri yang layak di bahas dalam konseling
perorangan,bukan dalam layanan konsultasi.

Asas Layanan Konsultasi BK

1.Etika Dasar Konseling

    Tiga etika dasar konseling, yaitu kerahasiaan,kesukarelaan,dan keputusan di ambil oleh klien sendiri
(Munro, dkk,) sepenuhnya berlaku pada proses konsultasi dalam layanan KSI.Ketiga etika ini terkait
langsung dengan asas-asas konseling. Kerahasiaan konsulti dan pihak ketiga,hal-hal yang menyangkut
diri dan masalah mereka, dirahasiakan dengan ketat oleh konsultan (Konselor). Dengan jaminan untuk
terjaganya rahasia konsulti dan pihak ketiga itu, konsulti di harapkan bersikap sukarela datang sendiri
kepada konselor untuk melakukan konsultasi. Selanjutnya konsulti juga terbuka mengemukakan dan
mendiskusikan berbagai hal,baik berkenaan dengan diri konsulti sendiri maupun permasalahan pihak
ketiga,untuk suksesnya proses konsultasi.

    Sebagaimana dalam proses konseling pada umumnya,dalam konsultasi,konsulti di beri kebebasan
sepenuhnya untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan sendiri,yaitu keputusan yang di
anggapnya paling tepat. Keputusan konsulti itu di ambil tentu saja setelah di lakukannya analisis dan
diskusi mendalam tentang hal-hal yang menjadi isi dari keputusannya itu.Apapun yang menjadi
keputusannya konsulti, konsultan (konselor) harus menghargainya. Konsultan tidak boleh
membantahnya atau berusaha mengubahnya, karena konsultan mengaggap kurang tepat atau kurang
sesuai dengan hal-hal yang telah di diskusikan. Namun demikian, terhadap keputusan konsulti itu
konsultan tidak beleh serta merta menyatakan “bagus”; “itu keputusan yang tepat” dan lain-lain.
Apabila suatu keputusan telah diambil oleh konsulti baik keputusan itu sudah tepat,apalagi kalau
tampaknya kurang tepat,hal yamg perlu dilakukan oleh konsultan ialah mendiskusikan lebih lanjut
keputusan yang diambil konsulti itu. Konsulti dibawa untuk dapat melihat kedepan dan mengantisipasi
hal-hal yang akn terjadi apabila keputusan itu di laksanakan. Hal-hal positif apa yang dapat di raih atau
hal-hal negatif dan hambatan apa yang akan terjadi. Di samping itu perlu didiskusikan pula apa yang
akan konsulti apabila pelaksanaan keputusan itu tidak mulus,jikalau pelaksanaannya terkendala atau
apabila ada unsur-unsur tertentu menghalangi implementasi keputusan itu.

 2. Kemandirian

    Apa yang di lakukan  oleh konsultan dalam layanan (KSI) terhadap keputusan yang diambil
konsuti,sama sengan yang di lakukan konselor dalam layanan konsulti perorangan terhadap keputusan
yang diambik klien,hal ini dilakukan baik dalam layanan konsultasi maupun konseling
perorangan,dengan maksud agar konsulti atau klien benar-benar mandiri dengan keputusannya itu.
Konsulti atau kliennya di harapkan mencapainya tahap-tahap kemandirian berikut :

1)      Memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis,melalui analisis dan diskusi
yang terselenggara dalam proses konsultasi (konseling) tahap ini dapat di capai.

2)      Memahami dan menerima lingkungan secara objektif,positif dan dinamis,melalui analisis dan
diskusi yang terselenggara dalam proses konsultasi (konseling) tahap ini dapat di capai dalam
konsultasi, termasuk unsur lingkungan adalah pihak ketiga dan permasalahannya serta hal-hal yang
terkait di dalamnya.

3)      Mengambil keputusan secara positif dan tepat,melalui analisis dan diskusi lebih lanjut,setelah
konsulti atau klien mencapai kedua tahap di atas khisusnya masalah yang di bahas dalam konsultasi
(konseling),konsulti (klien) di harapkan dapat mengambil keputusan secara positif dan tepat. Dalam
konsultasi keputusan yang di maksud adalah apa yang hendak di lakukan konsulti terhadap pihak
ketiga dengan permasalahannya itu.

4)      Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang di ambil,melalui analisis dan diskusi terhadap
keputusan yang di ambil konsulti (klien),konsulti selanjutnya di harapkan mampu melaksanakan
keputusannya itu.Keputusan itu di laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan berani menanggung
resiko atas di laksanakannya keputusan itu.
5)      Mewujudkan diri sendiri,tahap ini merupakan tahap lanjut,dimana konsulti telah benar-benar
mampu berdiri sendiri,tanpa bantuan pihak lain mengatasi permasalahan pihak lain yang di
hadapi,memenuhi kebutuhan yang di kehendaki,serta mengembangkan diri ke arah yang di
kehendaki.Tahap ini adalah tahap tertinggi dari kemandirian.

Pendekatan dan teknik

     Perbedaan pokok antara layaanan konseling perorangan (KP) dan layanan konsultasi (KP) adalah
bahwa pada konseling perorangan penanganan masalah klien langsung di lakukan oleh
konselor,sedangkan pada konsultasi penanganan masalah pihak ke tiga (yaitu seorang atau sejumlah
individu yang mengalami masalah) di lakukan oleh konsulti setelah berkonsultasi dengan konsultan
(konselor).

Tugas konsultan (konselor) sebagai pihak pertama dalam layanan konsultasi tertuju pada dua pihak:

1)      Pihak kedua,yaitu konsulti yang melalui proses konsultasi kemampuannya akan di kembangkan
sehingga mampu menangani masalah pihak ke tiga.

2)      Pihak ketiga,yaitu seorang (atau lebih) individu yang menurut konsulti sedang mengalami
masalah .

    Hal-hal yang perlu dikembangkan pada diri konsulti melalui konsultasi yaitu WPKNS
konsulti,khususnya berkenaan dengan permasalahan pihak ketiga yang nantinya ia akan tangani.

1)      Wawasan. Konsulti perlu memiliki wawasan secara umum tentang pihak ketiga,meliputi diri
pihak ketiga itu sendiri,.

2)      Pengetahuan. Konsulti perlu memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang hal-hal spesifik
berkenaan dengan kaitan antara diri pihak ketiga (lingkungan dan permasalahannya). Sedikit lebih
jauh,pembahasan hal-hal spesifik itu di sertai dengan kaidah-kaidah pokok yang mendasari atau
melatarbelakangi (misalnya menurut kaidah pendidikan,psikologi,sosiologi,budaya,dll).

3)      Keterampilan. Untuk menangani permasalahan pihak ketiga,konsulti memerlukan sejumlah


keterampilan.Keterampilan ini secara spesifik di sesuaikan dengan permasalahan yang di alami pihak
ketiga.

4)      Nilai. Nilai-nilai yang perlu di kembangkan pada diri konsulti meliputi nilai-nilai kemanusiaan
(bagaimana ia memandang diri pihak ketiga,dan manusia lainnya), nilai-nilai sosial dan moral
(khususnya yang menyangkut hubungan antar-individu,hubungan diri dengan
lingkungan,nilai,hukum,moral dan spiritual). Nilai-nilai tersebut khususnya berkenaan dengan
permasalahan yang di alami pihak ketiga.

5)      Sikap. Bagaimana konsulti menyikapi diri pihak ketiga dan permasalahannya?.. Sikap yang
positif dan dinamis (developmental) perlu di kembangkan melalui konsultasi.Bersama dengan nilai-
nilai yang di kembangkan,sikap konsulti akan memberikan warna afektif  terhadap penanganan
permasalahan pihak ketiga. Dengan nilai dan sikap demikian itu di harapkan dapat terbentuk hubungan
yang kondusif antara konsulti dan pihak ketiga.

Teknik Umum dan Khusus Layanan Konsultasi BK

 Teknik umum

  Teknik umum yaitu sejumlah tindakan yang di lakukan konselor untuk mengembangkan proses
konseling perorangan/konsultasi. Teknik-teknik ini di mulai dari menerima klien,mengatur posisi
duduk,mengadakan penstrukturan (khususnya tentang layanan konsultasi),mengadakan analisis dan
diskusi tentang permasalahan yang di hadapi,sampai dengan mengadakan penilaian dan laporan.

Teknik khusus

   Teknik khusus di maksudkan untuk mengubah tingkah laku klien/konsulti,khususnya berkenaan


dengan masalah yang di alami. Teknik-teknik ini terbentang dari parumusan tujuan (yaitu hal-hal yang
ingin di capai klien dalam bentuk tingkah laku nyata).Pengembangan tingkah laku it sendiri,sampai
peneguhan hasrat,pemberian nasihat.penyusunan kontrak,dan jika perlu alih tangan kasus. Pengubahan
tingkah laku meliputi pemberian informasi dan sebagainya.

    Untuk menunjang upaya pengubahan tingkah laku,analisis gaya hidup dan analisis transaksional
dapat di tempuh,dan apabila klien terbentur pada satu titik yang tidak dapat di tembus,teknik mengajak
klien untuk memikirkan sesuatu dapat di laksanakan. Hal terakhir ini merupakan upaya terobosan atas
“kemacetan” pembentukan tingkah laku klien/konsulti.

Penguasaan Teknik Oleh Konsulti

Sebagaimana di sebutkan di atas,sebagai kelanjutan proses konsultasi,konsulti (akan) melakukan


berbagai kegiatan dalam rangka menangani permasalahan pihak ketiga. Dalam hal ini konsulti
sepertinya bertindak sebagai “konselor” atas pihak ketiga yang akan menjadi kliennya itu.Untuk ini
konsulti harus terlebih dahulu memiliki sejumlah keterampilan. Di samping itu diri konsulti pun harus
terlebih dahulu berada dalam kondisi tertentu sehingga penerapan keterampilan yang di milikinya itu
menjadi efektif dan efisien. Keterampilan dan

kondisi diri itu merupakan bagian dari hasil yang di peroleh konsulti melalui proses konsultasi.

Waktu dan Tempat

    Sebagaimana dalam pelaksanaan konseling perorangaan,waktu dan tempat pelaksanaan layanan KSI
sangat tergantung pada kesepakatan antara konselor (yang menjadi konsultan) dan konsulti).Kapan dan
di manapun konsultasi itu di laksanakan kenyamanan kedua pihak di utamakan di samping terjaminnya
kerahasiaan konsulti dan pihak ke tiga. Lebih jauh,waktu dan tempat penyelenggaraan pelayanan
antara konsulti dan pihak ke tiga juga atas kesepakatan demi kenyamanan dan jaminan atas asas-asas
konseling.

Penilaian

    Hasil layanan KSI perlu di nilai dalam ketiga ranahnya,yaitu pemahaman baru (understanding….U)
yang di peroleh konsulti, perasaan (Comport…C) yang berkembang pada diri konsulti,dan kegiatan
(action…..A) apa yang akan ia laksanakan setelah proses konsultasi selesai. Berkenaan dengan tahap
pelaksanaan penilaian (peenilaian segera,jangka pendek, dan jangka panjang),penilaian untuk layanan
konsultasi agak berbeda dari penilaian untuk layanan konseling perorangan.

1)      Penilaian segera (laiseg)

2)      Penilaian jangka pendek (laijapen)

3)      Penilaian jangka panjang (laijapang)

    Hasil semua penilaian di atas,terutama laijapen dan laijapan,akan sangat berguna untuk
mempertimbangkan upaya tindak lanjut berkenaan dengan penanganan masalah pihak ke tiga. Lebih
jauh,hasil seluruh penilaian itu akan menjadi bahan analisis dan diskusi pada kesempatan konsultasi
berikutnya,apabila layanan konsultasi berlangsung secara berkelanjutan.

Keterkaitan

   Tampaknya,layanan KSI tidak hanya dapat di warnai oleh konseling perorangan melainkan dapat di
awali atau bahkan bergeser menjadi konseling perorangan. Pelaksanaan konsultasi dapat berlangsung
satu kali atau lebih.Diantara dua atau lebih pelaksanaan konsultasi.Apalagi dalam konsultasi
berkelanjutan,dapat dilaksanakan kegiatan pendukung, seperti aplikasi instrumen,kunjungan
rumah,atau bahkan konseling perorangan terhadap konsulti. Dalam keadaan seperti ini,konsultan
adalah tenaga profesional yang terlebih dahulu harus menguasai pendekatan dan teknik-teknik
konseling perorangan,termasuk kegiatan-kegiatan pendukung seperti aplikasi instrumentasi,himpunan
data,konferensi kasus,kunjungan rumah,dan ahli tangan kasus. Masing-masing kegiatan pendukung itu
dapat di laksanakan dan hasil-hasilnya dapat di manfaatkan,dan bahkan dapat diintegrasikan dalam
kegiatan konsultasi antara konsultan (konselor) dengan konsulti,serta dalam penanganan konsulti
terhadap pihak ke tiga. Pemanfaatan kegiatan pendukung di sesuaikan dengan keperluan konsulti dan
kegiatan konsultasi,dan keperluan penanganan pihak ke tiga oleh konsulti (setelah proses konsultasi).

Operasionalisasi Layanan Konsultasi BK

    Layanan konsultasi hendaklah di laksanakan secara tertib dan lengkap,dari perencanaan sampai
dengan penilaian dan tindak lanjutnya. Hal ini semua untuk menjamin kesuksesan layanan secara
optimal. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut

1.perencanaan

1)      Mengidentifikasi konsulti

2)      Mengatur pertemuan

3)      Menetapkan fasilitas layanan

4)      Menyiapkan kelengkapan administrasi

2.Pelaksanaan

1)      Menerima konsulti

2)      Menyelenggarakan penstrukturan konsultasi

3)      Membahas masalah yang di bawa konsulti berkenaan dengan pihak ke tiga

4)      Mendorong dan melatih konsulti untuk:

o   Mampu menangani masalah yang di alami pihak ke tiga

o   Memanfaatkan sumber-sumber yang ada

5)      Membina komitmen konsulti untuk menangani masalah pihak ketiga dengan bahasa dan cara-
cara konseling
6)      Melakukan penilaian segera

3.Evaluasi

   Melakukan evaluasi jangka pendek tentang keterlaksanaan hasil konsultasi

4.Analisis hasil konsultasi

   Menafsirkan hasil evaluasi dalam kaitannya dengan diri dan pihak ke tiga dan konsulti sendiri.

5.Tindak Lanjut

   Konsultasi lanjutan dengan konsulti untuk membicarakan hasil evaluasi serta menentukan arah dan
kegiatan lebih lanjut.

6.Laporan

1)      Membicarakan dengan konsulti tentang laporan yang di perlukan oleh konsulti

2)      Mendokumentasikan laporan layanan konsultasi.

Anda mungkin juga menyukai