Makalah
oleh
1.
2.
3.
4.
5.
(1301413048)
(1301413066)
(1301413071)
(1301413089)
(1301413099)
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
kedatangan problem-problem yang lain lagi maka individu itu akan menjadi semakin
tertekan. Tekanan jiwa yang terus menerus tak mendapatkan penyelesaian akan
mengakibatkan individu itu mengalami gangguan jiwa. Padahal bila jiwa yang
terganggu itu dibiarkan saja terus menerus tanpa mendapatkan bantuan pelayanan
maka makin lama seseorang itu akan mengalami sakit jiwa. Bagi seseorang yang
telah sampai pada taraf sakit jiwa bukan lagi menjadi sasaran bimbingan dan
konseling.
Objek bimbingan dan konseling adalah seseorang yang normal tetapi memiliki
problem/kesulitan. Bimbingan dan konseling bertugas membantu seseorang dalam
mencegah datangnya problem (usaha preventive), mempertahankan agar seseorang
tetap pada keadaan yang telah sedemikian baik (usaa preservative) dan membantu
seseorang dalam menemukan dan memecahkan problemnya (usaha curative).
Maka perlu diusahakan oleh manusia yang hidup di dunia ini jangan sampai
dikuasai oleh problem, melainkan harus sebaliknya problem dikuasai oleh manusia.
Problem yang diderita oleh seorang individu adalah berupa kesulitan atau masalah
yang mengganggu ketentraman kehidupan individu tadi dan problem itu disebut
problem individu. Sedang problem keluarga adalah problem atau kesulitan atau
masalah yang diderita oleh seseorang atau beberapa orang atau semua orang dalam
keluarga dan akibat dari problem itu menjadi penyebab kegoncangan hidup keluarga
itu dan mengakibatkan keluarga itu tidak mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.
keluarga
siswa/mahasiswa
itu.
Jadi
mungkin
problem
keluarga kecil. Keluarga sebagai penyalur seks yang syah, antara suami dan istri
hendaknya ada aturan permainan seks yang sedemikian ruoa sehingga dapat
menatangkan kepuasan agi kedua belah pihak. Hubungan seks antara suami isteri
adalah sesuatu yang sangat suci, sangat pribadi, luhur dan rahasia. Sehingga
sering terjadi kekecewaan dalam pelayanaan sek dari pihak suami atau isteri
hanya disimpan saja di hati sanubari pasangan suami isteri tersebut.
Tentu saja untuk zaman berkembang ini keluarga yang berpendirian
demikian kurang dibenarkan, para dokter dan konselor telah membuka pint untuk
membantu kesulitan keluarga dari berbagsi problem termasuk problem seks.
Kekurangan pelayanan seks dari pihak suami atau isteri bukan berarti itu telah
menjadi bakatnya yang tidak lagi dapat dirubah, kadang-kadang kelemahan seks
tersebt disebabkan oleh adanya penyakit tertentu yang dapat diobati atau adanya
hal-hal tekanan-tekanan batin yang tersimpan yang sebetulnya dapat diusahakan
pemecahannya. Demikian sebaliknya kekuatan seks yang berlebihan pun dapat
diusahakan penyalurannya.
Persoalan sks kadang-kadang tidak hanya terbatas mengganggu pasangan
suami isteri saja, tetapi anak-anak ada kalanya mengalami gangguan seks ini
juga, misalnya dilakuakannya onani/masturbasi bagi anak-anak. Dilakukannya
onani/masturbasi tersebut sebetulnya bukan merupakan problem melainkan
perbuatan yang wajar saja, tetapi seringkali bersamaan dilakukannya perbuatan
onani/ masturbasi itu diiringi pula dengan perasaan takut, berdosa, bersalah,
sehingga anak sering menjadi murung , kecewa, putus asa, dan sebagainya.
Hubungan seks antara suami isteri yang tidak dapat dikendalikan sering
mengakibatkan akibat sampingan yang cukup menuntut beban bagi keluarga,
jauh dengan tambahnya anggota keluarga yang tidak se4suai lagi dengan
kemampuan orang tua dalam mempercai/ memelihara dan mendidiknya.
2. Problem Kesehatan
Faktor ini tidak kalah pentingnya dari faktor seks tadi, seringnya anggota
keluarga yang sakit banyaknya pengeluaran untuk dokter, obat-obatan, rumah
sakit, dan sebagainya diderita penyakit menular dari salah seorang anggota
menyangkut pekerjaan ini dapat kadang-kadang karena ayah ibu sibuk, anak-anak
pun membantu pekerjaan orang tua dalam mencari nafkah.
6. Hubungan inter dan Antar Keluarga
Masalah hubungan inter keluarga tadi telah banyak kami singgung, yaitu
hubungan akrab, kerja sama, harmonis, antara anggota-anggota keluarga.
Adakalanya terdapat problem di mana anak merasa terlalu takut pada ayahnya,
ibu seing cekcok dengan ayah, ibu bersikap kurang adil terhadap anak-anaknya,
kakak beradik kurang cocok dan lain-lain, sehingga menyebabkan suasana rumah
panas, tegang dan tidak kompak. Maka orang tua sebagi pemimpin dalam
keluarga hendaknya dapat dapat membuat suasana rumah sedemikian rupa dan
mengkoordinir anggota keluarga, sehingga ada suasana mesra anggota keluarga
Hal-hal yang menyangkut kepentingan seluruh keluarga, hendaklah
diputuskan bersama, misalnya kemana acara hari libur yang akan datang? Kita
piknik ke Tawangmangu, atau menengok nenek ke Semarang, Adakalanya
perundingan cukup dilakukan oleh ayah ibu saja, tetapi seringkali pula anak-anak
perlu diajak serta dalam perundingan. Hindarilah membuat keputusan sendiri dan
melaksanakan hal-hal yang belum disepakati bersama. Perundingan dan
keputusan yang dibuat bersama tidak saja menyebabkan semua anggota keluarga
lebih terikat kepada keputusan-keputusan yang sudah dibuat itu, tetapi juga
memberi kesempatan lebih banyak untuk anggota keluarga saling berkomunikasi.
Makin banyaknya komunikasi berarti semakin besarnya kemungkinan
antara anggota keluarga untuk saling mengerti persoalan masing-masing. Kadang
keluarga mempunyai hubungan yang telah cukup baik ke dalam, tetapi ada
persoalan dengan tetangga mungkin masalah anak-anak, masalh sampah, masalah
radio yang terlalu keras di putar, atau masalah tetek bengek yang sepele, cukup
memperuncing persoalan, walaupun pada prinsipnya yang terpenting adalah
karena ada kalanya suatu keluarga walaupun pemeluk agama Islam tetapi kurang
mendalami ajaran-ajarannya, dalam hal ini kami kira orang tua dapat meminta
bantuan kepada orang yang ahli/mendatangkan orang yang ahli untuk
memberikan pelajaran membaca Al-Quran di rumahnya dan lain sebagainya.
Yang paling kita harus menyadari setiap ada perbedaan antara suami isteri harus
ada pengorbanan antara suami isteri itu, dan semakin banyak adanya perbedaan
semakin tinggi pula pengorbanan yang harus dilakukan.
3.3 Upaya Mengatasi Problem Keluarga
1. Problem Seks
Upaya mengatasi problem seks pada keluarga yaitu :
a. Komunikasi, Hilangkan rasa sungkan dan malu. Bicarakan semua masalah
seks yang Anda rasakan bersama pasangan, biar pasangan tahu problem
seks yang sedang Anda alami.
b. Menahan emosi seks. Salah satu penyebab ejakulasi dini adalah tidak bisa
menahan emosi seks ketika bersetubuh. Kebanyakan pria selalu ingin
cepat ejakulasi.
c. Menghalangi semua permasalahan terbawa ke tempat tidur. Hindari
berhubungan seks bila amarah dan kejengkelan masih bersemayam di hati.
d. Luangkan waktu untuk berduaan dengan istri. Kesibukan seringkali
menghalangi suami-istri untuk bersama, hingga tidak bisa menikmati
kehidupan secara pribadi.
e. Peliharalah kesehatan dengan mengatur pola makan dan tetap berolahraga.
Selain itu hindarilah minuman beralkohol secara berlebihan
2. Problem Kesehatan
Upaya mengatasi problem kesehatan pada keluarga yaitu :
a. Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi dengan baik. Ajarkan anak
hidup sehat dimulai dari diri sendiri. Dapat dikatakan bahwa kesehatan
yang kita miliki adalah karena upaya kita sendiri.
b. Makan makanan sehat. Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja
bagi penyediaan energi untuk tubuh,tetapi juga merupakan kebutuhan
penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup.
bekerjasama
untuk
mengatur
keuangan.
Jangan
terlalu
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Problem adalah masalah yang membutuhkan pemikiran untuk menemukan
pemecahannya. Problem yang berhasil bermukim pada seorang individu dengan tanpa
mendapatkan jalan keluar pemecahannya, akan sangat mengganggu kehidupan
individu tersebut. Problem yang diderita oleh seorang individu adalah berupa
kesulitan atau masalah yang mengganggu ketentraman kehidupan individu tadi dan
problem itu disebut problem individu. Sedang problem keluarga adalah problem atau
kesulitan atau masalah yang diderita oleh seseorang atau beberapa orang atau semua
orang dalam keluarga dan akibat dari problem itu menjadi penyebab kegoncangan
hidup keluarga itu dan mengakibatkan keluarga itu tidak mendapatkan kebahagiaan
dalam hidupnya. Problem individu menurut Ross L.Mooney terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu : Health and Physical Development, Finance, Living conditions
and Employment, Social and Recreational Activities, Social Psychological
Relationns, Personal Psychological Relations, Courtship, sex and marriage, Home
and Family, Morals and Religion, Adjustment to College Work, The Future
Vocational and Educational, Curriculum and Teaching Procedures. Pujosuwarno
(2008:72) mengklasifikasikan problem keluarga menjadi tujuh yaitu (1) problem
seks, (2) problem kesehatan, (3) problem ekonomi (termasuk sandang, pangan,
papan), (4) problem pendidikan, (5) problem pekerjaan, (6) problem hubungan inter
dan antar keluarga, (7) problem agama.
Daftar Pustaka
dkk.
2014.
Problem
di
Dalam
Keluarga.
(Online).
(http://zientanurjaman.wordpress.com/konseling/konseling-keluarga/) diakses
pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 7.39 AM