Anda di halaman 1dari 8

SKRIP KONSELING BEHAVIORISTIK

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah teori dan praktek konseling
behavioristik

Dosen Pengampu : Suciani Latif, M.Pd.

Disusun Oleh :

Andi Alya Azzahra (1944041021)

KELAS B

BIMBINGAN DAN KONSELING

PSIKILOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
REBT

Deskripsi Masalah

Nadin adalah seorang siswi SMA N 3 Bone kelas XII, semester genap
program IPS. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya yang sangat
mendukungnya dalam mencapai cita-citanya, yaitu menjadi seorang guru. Selama
ini, Nadin belajar dengan sangat giat demi mendapat nilai yang tinggi hingga ia
mampu mencapai cita-citanya. Namun, dalam beberapa waktu belakangan, Nadin
jatuh cinta pada seorang pria dan mulai menjalin hubungan pacaran. Mereka
berdua sering dan semakin sering menghabiskan waktu bersama. Kemanapun
mereka selalu bersama. Nadin merasa sangat bahagia. Namun, lama-kelamaan
pacar Nadin tersebut berubah dan ternyata sedang menjalani hubungan dengan
wanita lain di belakang Nadin yang membuat Nadin stress dan merasa hidupnya
tidak berarti lagi. Nadin menjadi acuh tak acuh terhadap kegiatan sekolahnya, dan
semakin malas belajar hingga melupakan cita-citanya. Bahkan Nadin sering bolos
sekolah, tidak mengerjakan tugas, dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk
berdiam diri. Karena itu, guru BK memutuskan untuk memanggil Nadin.

Script Wawancara antara Konselor dan Konseli

Nadin : Assalamualaikum ibu

Konselor :Waalaikumsalam Nadin silakan masuk nak. Silakan duduk. Akhirnya


Nadin datang juga, ibu sangat senang melihat kehadiran Nadin disini.

Nadin : Iya bu

Konselor : Bagaimana kabarnya Nadin?

Nadin : Sebenarnya saya sedang kacau bu

Konselor : Kacau? Ada apa? Ibu akan mendengarkan cerita Nadin dengan senang
hati

Nadin : Saya mau tapi saya bingung harus bercerita dari mana bu.

Konselor : Tidak papa, itu adalah hal yang wajar. Tidak usah buru-buru dan ragu-
ragu. Waktu Ibu masih banyak. Kamu tenangkan diri kamu terlebih
dahulu dan bicara dengan pelan-pelan apa yang ingin kamu sampaikan
pada ibu. Kalau begitu Ibu tanya. Apakah sebelumnya Nadin sudah
pernah melakukan proses konseling?
Nadin : Belum bu

Konselor : Baiklah. Kalau begitu, ibu akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu
proses konseling biar Nadin mengerti. Proses konseling adalah suatu
layanan secara professional dalam bentuk tatap muka untuk membantu
konseli yang sedang memiliki masalah. Nah, di dalam proses konseling
ini, terdapat asas-asas yang perlu dipatuhi oleh seorang konselor seperti
ibu dan konseli. Diantaranya,
1. Asas kerahasiaan. Jadi disini Nadin tidak perlu khawatir untuk terbuka dan
menceritakan permasalahan Nadin kepada ibu, karena yang tahu
permasalahan ini nantinya hanya Nadin dan ibu selaku konselor dan jika
ada orang lain mengetahui perihal masalah ini itu sudah pastinya harus
dengan persetujuan Nadin sendiri jadi Nadin tidak perlu takut.
2. Asas kesukarelaan. Jadi konseli secara sukarela menceritakan
permasalahannya kepada ibu tanpa ada paksaan dan tekanan.
3. Asas keterbukaan. Jadi disini konseli secara terbuka untuk menceritakan
semua permasalahannya kepada ibu tanpa ada yang ditutupi.
Dan masih banyak asas-asas yang lainnya.
Proses konseling ini juga dibatasi waktu berkisar 45-60 menit. Dan hal
penting yang juga harus Nadin tau bahwa pada proses konseling ini,
konselilah yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan yang
diambil guna menyelesaikan masalah yang dialami konseli itu sendiri.

Nadin :Ohh jadi seperti itu yah bu proses konseling itu. Sekarang saya sudah
paham bu

Konselor : Alhamdulillah jika Nadin sudah paham. Sekarang Nadin bisa ceritakan
masalah yang dihadapi saat ini kepada ibu?

Nadin: Iya bu. Sebenarnya, saya memiliki permasalahan menyangkut dengan


perasaan bu.

Konselor : Baiklah Nadin. Ibu sangat memahami permasalahan yang dihadapi


Nadin saat ini. Jadi disini Nadin memiliki masalah dengan pacar Nadin
begitu?

Nadin : Iya benar bu

Konselor : Baiklah Nadin bisa menceritakan permasalahan seperti apa yang


sedang terjadi antara Nadin dengan pacar Nadin tersebut?

Nadin : Baik ibu, awalnya hubungan kami baik-baik saja ibu, saya selalu berusaha
meluangkan waktu saya antara belajar untuk mengejar cita-cita saya
dengan waktu bersama pacar saya. Namun belakangan ini sikapnya
berubah terhadap saya ibu

Konselor : Hmm iya teruskan berceritanya Nadin

Nadin : Sehingga pada akhirnya saya baru mengetahu bahwa pacar saya telah
berselingkuh dari saya ibu. Saya beberapa kali mendapatinya sedang
bersama selingkuhannya itu bu

Konselor : Lalu apakah Nadin masih menjalin hubungan dengan laki-laki


tersebut?

Nadin : Sudah tidak lagi ibu. Saya sudah memutuskan hubungan saya dengan dia.
Saya merasa sangat sakit hati dan dikecewakan bu.

Konselor : Baiklah. Apa yang menjadi masalah Nadin selanjutnya?

Nadin : Saya merasa jika hidup saya tidak ada artinya lagi karena hal ini bu. Saya
sangat bingung harus apa lagi

Konselor : Mengapa Nadin mengatakan seperti itu?

Nadin : saya merasa jika saya sudah tidak memiliki semangat apa-apa lagi ibu,
bahkan saya sudah merasa tidak ada gunanya lagi bersekolah dan
mengejar cita-cita saya

Konselor : Mengapa Nadin berfikir demikian?

Nadin : Karena saat bersama dia saya selalu merasa bersemangat untuk mengejar
cita-cita saya bu. Dia selalu mengingatkan saya dan menyemangati saya
untuk belaja. Sedangkan sekarang…Hm

Konselor : Jadi Nadin merasa dia adalah penyemangat Nadin dan sekarang
penyemangat Nadin sudah tidak ada lagi makanya Nadin sudah tidak
ingin mengejar cita-cita Nadin lagi? Mengapa Nadin masih
mengharapkan semangat dari dia?

Nadin : Karena saya sangat menyanyangi dia bu. Saya sangat bahagia saat
diperhatikan dan diberi semangat oleh dia.

Konselor : Hmmm… Tadi Nadin mengatakan Nadin merasa tidak memiliki arti
lagi untuk hidup setelah berpisah dengan dia? Mengapa Nadin
mengatakan seperti itu ?
Nadin : Saya merasa sangat tertekan bu. Saya merasa sendirian dan tidak memiliki
siapa-siapa lagi. Saya juga sudah tidak tau ingin bagaimana lagi bu.
Bahkan saya takut berkenalan dengan laki-laki lagi bu.

Konselor : Mengapa Nadin takut berkenalan lagi dengan laki-laki?

Nadin : Saya takut jika saya berkenalan dan dekat dengan laki-laki, mereka akan
menyakiti saya seperti dia menyakiti saya sebelumnya bu. Saya takut.

Konselor : Sepertinya Nadin sudah trauma berkenal dan dekat dengan laki-laki
yah

Nadin : Sepertinya begitu bu

Konselor : Nampaknya Nadin berfikir jika kembali berhubungan dengan laki-laki


lagi maka laki-laki tersebut akan menyelingkuhi Nadin lagi?

Nadin : Iya bu, seperti itu

Konselor : Baiklah, terus apa yang Nadin inginkan dari proses konseling ini?

Nadin : Saya ingin berdamai dengan masalah yang saya alami bu, saya ingin
move on dari dia bu. Apa saya salah jika tidak memiliki semangat lagi
melanjutkan mengejar cita-cita saya bu dan apakah saya salah jika saya
berfikiran jika laki-laki itu sama saja, saya bingung bu. Saya ingin
meminta bantuan ibu

Konselor : Baiklah, masalah yang dihadapi Nadin saat ini sudah tidak memiliki
semangat lagi melanjutkan mengejar cita-citanya, selain itu juga Nadin
sudah tidak percaya lagi dengan laki-laki. Benar begitu ?

Nadin : Iya bu benar seperti itu

Konselor : Baiklah Nadin. Dalam masalah yang dihadapi Nadin saat ini ibu bantu
dengan strategi Restructuring Kognitif karena tampaknya Nadin banyak
berfikir negatif terhadap laki-laki lain dan juga sudah tidak memilki
semangat melanjutkan mengejar cita-citanya. Apakah Nadin tahu apa
itu Restructuring Kognitif ?

Nadin: Tidak bu

Konselor : Restructuring Kognitif itu adalah Nadin belajar mengubah pikiran


negatif menjadi positif. Contohnya Nadin yang merasa jika saat ini
tidak memiliki arti lagi untuk melanjutkan cita-citanya. Selain itu juga
berfikiran negarif terhadap laki-laki lain yang menciba mendekatinya
jika laki-laki tersebut akan menyakitinya.

Nadin : Ohh seperti itu ya bu. Saya sendiri terkadang bingung dengan pemikiran
negatif saya bu

Konselor : Iya Nadin dan dalam proses konseling ini ibu akan mempergunakan
strategi ini untuk membantu menyelesaikan masalah Nadin. Apakah
Nadin setuju?

Nadin : iya bu, saya setuju

Konselor : ibu mau tanya kepada Nadin apakah jika Nadin tidak melanjutkan
mengejar cita-cita Nadin maka yang nantinya akan rugi Nadin atau laki-
laki tersebut?

Nadin : Saya sendiri yang akan rugi bu. Saya akan kehilangan seluruh harapan
saya kemarin dan perjuangan saya akan sia sia. Saya tidak akan
mendapatkan apa-apa bu.

Konselor : Nah jika seperti itu apakah Nadin masih pada keinginannya untuk tidak
melanjutkan mengejar cita-citanya kembali?

Nadin : Tidak bu, saya akan kembali mengeja cita-cita saya lagi

Konselor : Nah baguslah jika Nadin sudah berfikir demikian. Selanjutnya ibu
ingin bertanya, menurut Nadin apakah semua laki-laki itu sama baik
dari segi fisik maupun sifat?

Nadin : Kalau menurut saya jelas beda lah bu

Konselor : Kalau seperti. Lalu apa yang membedakan laki-laki lain mendekati
Nadin saat ini dengan mantan Nadin yang manyakiti Nadin tersebut ?

Nadin : Ya beda lah bu. Mantan saya kemarin menyakiti saya, sedangkan yang
saat ini berusaha mendekati saya selalu berusaha agar membuat saya
Bahagia.

Konselor : Emmm, jadi kalo seperti itu, Nadin mengetahu bahawa mantan Nadin
tetaplah menjadi mantan Nadin, dan laki-laki yang mendekati Nadin
saat ini tetaplah menjadi laki-laki yang mendekati Nadin. Mereka
merupakan orang yang berbeda baik dari segi fisik mapun sikap.
Mereka berbeda jadi tidak bisa Nadin sama-samakan.
Nadin : Iya bu, sekarang saya sadar mereka sangat berbeda. Selama ini saya
terlalu berfikir negatif karena rasa sakit hati saya.

Konselor : Coba Pikirkan jika Nadin tetap dalam masalah ini dan selalu berpikiran
negative thinking apakah Nadin bisa menjadi orang yang lebih baik
lagi?

Nadin : Tidak bu. Saya harus berubah

Konselor : Perubahan seperti apa. Bisa Nadin jelaskan?

Nadin : Saya harus berusaha untuk tidak lagi berpikiran negatif tentang laki-laki
lain dan saya harus berpikiran positif bahwa tidak semua laki laki yang
saya kenal akan menyakiti saya seperti mantan pacar saya.

Konselor : Alhamdulillah kalau Nadin mau berubah dan menjadi orang yang lebih
baik lagi. Ibu akan selalu mendukung Nadin. Tetapi apakah Nadin
yakin tidak akan menyesal dengan keputusan yang Nadin ambil?

Nadin : Tidak bu, saya rasa ini adalah hal yang benar yang harus saya lakukan dan
saya tidak akan menyesal, saya sadar saya harus berubah bu.

Konselor : Bagus sekali Nadin. Jika Nadin sudah berfikiran positif maka tetaplah
lanjut mengejar cita-cita Nadin yang sangat hebat itu, dan mulai lah
kembali untuk berkomunikasi dengan teman-teman Nadin utamanya
teman laki-laki Nadin. Apakah Nadin bisa?

Nadin : iya bu. Saya yakin saya bisa bu.

Konselor : Baiklah hari ini Nadin sudah berhasil menyelesaikan masalah Nadin
yang tadinya berfikir negatif menjadi berfikir positif lagi. Yang tadinya
tak ingin melanjutkan untuk mengejar cita-citanya menjadi bersemangat
lagi dalam mengejar cita-cita. Yang tadinya tak mempercayai laki-laki
lagi menjadi mencoba untuk terbuka kembali kepada teman laki-
lakinya.

Nadin : Iya bu.. Terima kasih banyak ibu telah membantu saya

Konselor : Bagaimana perasaan Nadin saat ini?

Nadin : Saya merasa lega bu. Sekarang saya tau apa yang harus saya lakukan
berkat bantuan ibu. Sekali lagi terima kasih bu. Saya akan sering-sering
berkunjung untuk meminta pendapat ibu.
Konselor : Iya sama-sama Nadin. Baiklah kalau begitu kita sudahi saja
perbincangan kita kali ini. Semoga kedepannya Nadin selalu berfikiran
positif yah

Nadin : Iya bu doakan Nadin ya bu

Konselor : Iya Nadin, ibu akan selalu mendukung Nadin

Nadin : Kalau begitu Nadin pamit ke kelas bu. Assalamualaikum

Konselor : Iya Nadin hati-hati. Waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai