Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

IDENTIFIKASI / ANALISIS PERILAKU DENGAN


TEKNIK ABC DAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
PADA DIRI SENDIRI, KELUARGA, DAN TEMAN

(Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teori dan Praktek Konseling Behavioristik Semester Ganjil)

OLEH :

ANDI ALYA AZZAHRA


(1944041021)
BK B – 2019

BIMBINGAN DAN KONSELING


PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
1. DIRI SENDIRI
a. Kasus
Saya selalu merasa insecure atau tidak percaya diri apabila harus tampil di hadapan orang
banyak. Terlebih lagi saat harus menjawab pertanyaan dari dosen saat diskusi perkuliahan
berlangsung, saya selalu merasa tidak percaya diri dengan jawaban atau pendapat saya. Karena
hal itu, saya tidak mau menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi, serta selalu
melewatkan kesempatan untuk tampil dan menjawab pertanyaan dosen. Sebagai konsekuensi,
dosen memberikan nilai kurang dalam kategori keaktivan perkuliahan kepada saya.

b. Analisis ABC
Antecedent : merasa insecure atau tidak percaya diri apabila harus tampil di hadapan orang
banyak, dan tidak percaya diri dengan jawaban atau pendapat sendiri.

Behavior : tidak mau menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi

Consequence : dosen memberikan nilai kurang dalam kategori keaktivan perkuliahan. Dalam
hal ini, konsekuensi yang saya dapatkan adalah berupa hukuman (punishment)
positif. Dimana, dosen saya memberikan hukuman berupa pengurangan nilai
dalam kategori keaktivan perkuliahan.

c. Jenis Pendekatan Behavioristik


Untuk jenis perilaku tidak mau menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi,
jenis pendekatan yang dapat digunakan untuk mengubah perilakunya yaitu pendekatan dari J.B
Watson - Classical Conditioning, yang menekankan bahwa perilaku individu itu dapat
dikondisikan, dengan memberikan stimulus yang sama dengan berulang-ulang sehingga dapat
menciptakan respon atau perilaku yang diinginkan. Dalam hal ini, perilaku “tidak mau
menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi” dapat diubah dengan memberikan
stimulus yang menyebabkan “saya” ingin menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam
diskusi secara berulang-ulang. Misalnya, dosen memberikan stimulus yaitu menunjuk “saya”
secara langsung untuk harus menyampaikan pendapatnya atau menjawab pertanyaan. Sehingga
“saya” merasa harus dan merasa terdorong menyampaikan pendapatnya. Lalu, hal ini dilakukan
oleh dosen secara berulang pada pertemuan selanjutnya sehingga “saya” mulai terbiasa dan lebih
percaya diri untuk berpartisipasi dalam diskusi perkuliahan. Hingga akhirnya, kekhawatiran dan
rasa insecure “saya” bisa hilang.

2. LINGKUNGAN KELUARGA
a. Kasus
Saya memiliki seorang adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan memiliki
kegemaran bermain game online. Adik saya selalu menghabiskan waktunya untuk bermain game
online bahkan hingga begadang sekalipun. Ibu saya sering mendapatkan laporan dari guru wali
kelas adik saya karena adik saya selalu terlambat mengumpulkan tugas. Sebagai konsekuensi,
ibu saya melarang adik saya untuk bermain game online apabila tugasnya belum diselesaikan
terlebih dahulu.

b. Analisis ABC
Antecedent : gemar bermain game online, sehingga waktunya kebanyakan dihabiskan untuk
bermain game online

Behavior : selalu terlambat mengerjakan tugas

Consequence : ibunya melarangnya untuk bermain game online apabila tugasnya belum
diselesaikan terlebih dahulu. Dalam hal ini, ibunya memberikan consequence
berupa punishment negatif karena menghilangkan apa yang disenangi oleh adik
yaitu dengan melarangnya bermain game online.

c. Jenis Pendekatan Behavioristik


Untuk kasus perilaku sang adik yaitu selalu terlambat mengerjakan tugas, jenis
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengubah perilakunya yaitu pendekatan dari B.F
Skinner yaitu pendekatan Operant Conditioning, dengan memberikan konsekuensi terhadap
perilaku maladaptif baik itu berupa hadiah ataupun berupa hukuman. Dalam kasus adik, melalui
pendekatan operant conditioning, perilaku selalu terlambat mengerjakan tugas dan sering bolos
sekolah dapat diubah dengan memberikan konsekuensi berupa hukuman (punishment) negatif,
yaitu dengan mengurangi kesenangan adik agar adik mengubah perilakunya menjadi perilaku
yang diharapkan. Dengan melarang adik untuk bermain game online apabila ia tidak
mengerjakan tugasnya terlebih dahulu, adik akan berusaha untuk mengerjakan tugasnya dengan
tepat waktu agar tetap bisa bermain game setelahnya. Dengan ini, perilaku terlambat
mengerjakan tugas dapat diubah dan adik dapat mengerjakan tugasnya dengan tepat waktu.

3. TEMAN
a. Kasus
Saya memiliki teman yang bernama Adirah. Dia selalu menginap di rumah saya dan tidur
sekamar dengan saya. Ia senang sekali bermain sosial media bahkan hingga begadang dan tidak
tidur seharian. Sehingga, ia sering kali terlambat bangun dan tidak mengikuti perkuliahan pada
pagi hari yang diadakan secara daring. Akibatnya, dia selalu mendapatkan keterangan alpa dari
dosen dan tidak lulus dalam beberapa mata kuliah karena nilai yang tidak mencapai KKM.

b. Analisis ABC
Antecedent : sering begadang karena bermain sosial media

Behavior : sering terlambat bangun pada pagi hari dan tidak mengikuti perkuliahan pada
pagi hari

Consequences : selalu mendapatkan keterangan alpa dari dosen dan tidak lulus dalam beberapa
mata kuliah karena nilai yang tidak mencapai KKM. Dalam hal ini, konsekuensi
yang didapatkan yaitu hukuman (punishment) positif, dimana Adirah tidak
diluluskan dalam beberapa mata kuliah oleh dosen karena nilainya tidak mencapai
KKM.

c. Jenis Pendekatan Behavioristik


Untuk kasus perilaku sering terlambat bangun pada pagi hari dan tidak mengikuti
perkuliahan pada pagi hari, jenis pendekatan yang dapat digunakan untuk mengubah perilakunya
yaitu pendekatan dari Albert Bandura – Observational Learning, dimana dalam pendekatan ini
menekankan bahwa tingkah laku manusia dapat terjadi dengan mencontoh perilaku di
lingkungannya baik secara langsung (modeling) maupun tidak langsung (vicarious). Dalam hal
ini, perilaku tersebut dapat diubah dengan memberi contoh perilaku yang seharusnya kepada
Adirah. Disini, saya sebagai temannya bisa memberi contoh untuk bangun pagi secara berulang-
ulang sehingga Adirah atau teman saya juga ikut bangun pagi, dan dapat mengubah perilakunya
menjadi bangun lebih pagi dan bisa mengikuti setiap perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai