Anda di halaman 1dari 10

TEORI PENGETAHUAN DAN NILAI

Disusun oleh :
Esty Dwi Agusria

Dosen Pembimbing :
Niko Zulni Pratama, M.Pd

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
2019
Teori Pengetahuan dan Nilai

1. Teori Pengetahuan (Epistemologi)


Epistemologi berasal dari bahasa yunani yang berarti teori pengetahuan. Epistimologi
merupakan gabungan dua kalimat episteme ; pengetahuan, dan logos ; theory.
Epistimologi adalah cabang ilmu filsafat yang membicarakan tentang teori ilmu
pengetahuan.

Cakupan dan ragam epistimologi dapat dikelompokkan menjadi beberapa hal yaitu :
 Epistemologi subjektif, artinya apabila dalam melacak kebenaran suatu ilmu dilakukan
tanpa standar reliable, melainkan didasarkan atas refleksi, refleksi diri yang masuk ke
dalam pemahaman ilmu, biasanya bersifat subjektif.
 Epistemologi pragmatik, adalah upaya menemukan yang kekal (kebenaran) dengan
pencermatan realistik,empirik,ekpresi mental. Dasar dari epistemologi ini adalah aspek
kegunaan ilmu itu dalam masyarakat.
 Epistemologi moral, adalah pencarian keputusan benar atau tidak, atas dasar baik-buruk
(mata-etik). Pertimbangan makna semata-mata didasarkan atas keputusan etis tidaknya
suatu ilmu bagi masyarakat.
 Epistemologi religious, adalah ilmu yang membahas pencarian kebenaran dari kitab-kitab
dan doktrin.
Teori Pengetahuan dan Nilai
Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca
indera dengan berbagai metode.

Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan, yaitu sebagai berikut:


a. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara atau metode dalam filsafat yang
mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan memulai pengalaman.
John Locke, Bapak Empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu
manusia dilahirkan akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula
rasa) dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman
inderawi. Menurut Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan
jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari
penginderaan serta refleksi yang pertama-pertama dan sederhana tersebut.
Teori Pengetahuan dan Nilai
b. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirin bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan
karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-
paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Para penganut
rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita, dan
bukan di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna
mempunyai ide yang sesuai dengan atau menunjuk kepada kenyataan, maka
kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh
dengan akal budi saja.

c. Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat raian tentang
pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri
merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kkita dalam bentuk-bentuk
pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita
tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya
sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita,
artinya, pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).
Teori Pengetahuan dan Nilai
d. Intuisionisme
Menurut Bergson, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung
dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pelukisan, tidak
akan dapat menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari pengetahuan intuitif.
Salah satu di antara unsure-unsur yang berharga dalam intuisionisme Bergson adalah,
paham ini memungkinkan adanya suatu bentuk pengalaman di samping pengalaman
yang dihayati oleh indera. Dengan demikian data yang dihasilkannya dapat
merupakan bahan tambahan bagi pengetahuan di samping pengetahuan yang
dihasilkan oleh penginderaan. Kant masih tetap benar dengan mengatakan bahwa
pengetahuan didasarkan pada pengalaman, tetapi dengan demikian pengalaman harus
meliputi baik pengalaman inderawi maupun pengalaman intuitif.

e. Dialektis
Dialektis yaitu logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penuturan serta
analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari dialektika berarti kecakapan untuk
melakukan perdebatan. Dalam teori pengetahuan ini merupakan bentuk pemikiran
yang tidak tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan.
Teori Pengetahuan dan Nilai
2. Teori Nilai (Aksiologi)
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai
dan logos diartikan dengan teori . Jadi aksiologi adalah teori tentang
nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah ilmu
yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Terdapat dua kategori dasar axiology, yaitu:


 Objectivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa
adanya sesuai keadaan objek yang dinilai.

 Subjectivisme, yaitu penilaian terhadup sesuatu dimana dalam


proses penilaian terdapat unsure intuisi (perasaan). Dari sini timbul
empat pendekatan etika, yaitu:
Teori Pengetahuan dan Nilai
Teori Nilai Intuitif (The Intuitive Theory of Value)

Teori ini berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan


mustahil untuk mendefinisikan suatu perangkat nilai yang
absolute. Bagaimanapun juga suatu perangkat nilai yang absolute
itu eksis dalam tatanan yang bersifat obyektif. Nilai ditentukan
melalui dari intuisi karena ada tatanan moral yang bersifat baku.
Mereka menegaskan bahwa nilai eksis sebagai piranti obyek atau
menyatu dalam hubungan antar obyek, dan validitas dari nilai
tidak bergantung pada eksistensi atau perilaku manusia. Sekali
seseorang menemukan dan mengakui nilai tersebut melalui proses
intuitif, ia berkewajiban untuk mengatur perilaku individual atau
sosialnya selaras dengan preskripsi moralnya.
Teori Pengetahuan dan Nilai
Teori Nilai Rasional (The Rational Theory of Value)

Bagi mereka janganlah percaya nilai yang bersifat


obyektif dan murni independent dari manusia. Nilai
tersebut ditemukan sebagai hasil dari penalaran
manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang
benar ketika ia tahu dengan nalarnya bahwa itu benar,
sebagai fakta bahwa hanya orang jahat atau orang lalai
yang melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendak
atau wahyu Tuhan.
Teori Pengetahuan dan Nilai
Teori Nilai Emotif (The Emotive Theory of Value)

Jika aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan


status kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa
konsep moral dan etika bukanlah keputusan factual
tetapi hanya merupakan ekspresi emosi dan tingkah
laku. Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa
diverifikasi, sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi
bagian penting dari tindakan manusia.
Teori Pengetahuan dan Nilai
KESIMPULAN

Teori pengetahuan dan nilai merupakan cabang


filsafat ilmu yang memiliki pengertian berbeda.
Teori pengetahuan dan nilai sebagai landasan
pengembangan ilmu memiliki perannya masing-
masing. Epistemologi disebut sebagai cabang filsafat
ilmu yang membicarakan bagaimana ilmu itu ada.
Sedagkan aksiologi adalah cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.

Anda mungkin juga menyukai