Anda di halaman 1dari 14

AKHLAK TERCELA

Diajukan untuk memenuhi tugas Akidah Akhlak yang diberikan oleh Ibu Hj.
Uwang S.Ag.

Disusun oleh :

Kelompok 1

Ade Diky Kurniawan


Afina Nuraini
Azhar Diana
Dinda Aulia Putri
Elisa Nurhayati Ahmad
Lala Mutiara
Rama Fadillah
Rifki Saeful Millah
Rita Yulistiani

KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 CIAMIS
JLN.Yos Sudarso No.56 Ciamis 4621
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya khususnya bagi
kami yang telah menyelesaikan makalah Akidah Akhlaq yang berjudul “ Akhlak Tercela”.

Dalam menulis makalah ini, Allhamdulilah kami tidak mendapat kendala, sehingga kami dapat
dikerjakan dengan cepat dan baik. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada guru
sebagai pembimbing dan semua yang terlibat dalam pengerjaan makalah ini.

Disini, kami juga menyampaikan mohon maaf bila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan
harapan, untuk itu kami siap dengan adanya masukan, kritikan dan saran. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Ciamis, 13 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah .............................................. 1


1.2. Perumusan Masalah .............................................. 1
1.3. Tujuan .............................................. 1

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian nifaq dan ghadab secara bahasa dan istilah, sertakan dalil naqli 1, quran 1,
hadis 1 baik nifaq maupun ghadaq berikut maknanya .................................
2.2 Nifaq dan ghadab adalah salah satu sifat tercela yang harus dihindari. Sedangkan dalam
kehidupan shari-hari kedua sifat ini bisa hadir sekali – kali bahkan sudah mendarah
daging dalam diri seseorang, setelah kalian mempelajari materi itu bagaimana kalian
untuk mencari solusinya ..............................................................................
2.3 Dalam kehidupan sehari – hari berkata bohong kadang kita lakukan, padahal itu
merupakan perilaku tidak baik, bagaimana menurut pendapat kalian mengenai
berbohong dalam kebaikan. Coba jelaskan berikut contohnya ....................
2.4 Kita sebagai seorang anak mempunyai kewajiban untuk selalu patuh dan hormat kepada
kedua orang tua, lalu bagaimana sikap kita ketika kedua orang tua kita selalu bersikap
marah-marah, egois bahkan otoriter .............................................................
2.5 Coba jelaskan berikut dalil dan maknanya tentang sikap ingkar janji dan
berkhianat......................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Akhlaq Tercela adalah perbuatan/perilaku yang tidak diridhoi oleh Allah SWT.
Seseorang yang berbohong, sombong, oamer, menyiksa, menyakiti dan berbagai
bentuk ketidakadilan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan
lain – lain. Itu semua adalah perbuatan tercela. Sungguh moral manusia sudah sangat
rusak akibat akhlak – akhlak tercela tersebut. Seseorang tidak akan mendapatkan
kebahagiaan, jika ia selalu melakukan perilaku – perilaku tercela. Baik ketika di
dunia maupun di akhirat, kebahagiaan yang diperoleh dari perilaku tercela tersebut
hanya bersifat sementara dan akan mendapat kesedihan dan penyeesalan yang tak ada
hentinya.

Disisi lain Al-Quran juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak –
akhlak tercela yang dapat merusak iman sesorang dan pada akhirnya akan menjadi
rusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan
masyarakat. Sifat terpuji dan tercela yang yang tertanam dalam diri manusia selalu
berdampingan dan terlihat dalam perilaku sehari – hari. Apabila perilaku seseorang
menampilkan kebaikan , maka terpujilah sikap orang tersebut, sebaliknya apabila
perilaku seseorang menampilkan kebaikan atau kejahatan maka tercelalah sikap orang
tersebut. Sifat tercela sangat dilarang oleh Allah SWT dan harus dihindari dalam
pergaulan sehari – hari karena akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

1.2 Perumusan Masalah

A. Pengertian nifaq dan ghadab secara bahasa dan istilah, sertakan dalil naqli 1, quran 1,
hadis 1 baik nifaq maupun ghadaq berikut maknanya
B. Nifaq dan ghadab adalah salah satu sifat tercela yang harus dihindari. Sedangkan
dalam kehidupan shari-hari kedua sifat ini bisa hadir sekali – kali bahkan sudah
mendarah daging dalam diri seseorang, setelah kalian mempelajari materi itu
bagaimana kalian untuk mencari solusinya
C. Dalam kehidupan sehari – hari berkata bohong kadang kita lakukan, padahal itu
merupakan perilaku tidak baik, bagaimana menurut pendapat kalian mengenai
berbohong dalam kebaikan. Coba jelaskan berikut contohnya
D. Kita sebagai seorang anak mempunyai kewajiban untuk selalu patuh dan hormat
kepada kedua orang tua, lalu bagaimana sikap kita ketika kedua orang tua kita selalu
bersikap marah-marah, egois bahkan otoriter
E. Coba jelaskan berikut dalil dan maknanya tentang sikap ingkar janji dan berkhianat.

1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengertian nifaq dan ghadab baik secara bahasa maupun istilah serta
mengethaui dalil dan maknanya
B. Mengetahui solusi agar kita terhindar dari sifat nifaq dan ghadab
C. Mengetahui bagaimana arti kebohongan dalam hal kebaikan
D. Mengetahui sikap apa yang kita ambil ketika orang tua bersikap marah – marah,
egois maupun otoriter terhadap kita
E. Mengetahui dalil beserta makna yang terkadung dalam sikap ingkar janji dan
berkhianat
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian nifaq dan ghadab secara bahasa dan istilah beserta dalil aqli, quran
dan hadist baik nifaq maupun ghadab berikut maknanya

NIFAQ

Nifaq berasal dari kata nafiqa yang berarti lubang tempat keluarnya hewan sejenis tikus
dari sarangnya. Ada yang berpendapat ia berasal dari kata nafaq yaitu lobang yang
bersembunyi. Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Menurut Ibnu
Rajab nifaq secara bahasa bersinonim dengan kata mencela, berbuat makar dan menampkan
kebaikan serta menyembunyikan kejahatan. Orang yang berbuat nifaq disebut dengan
munafik.

Karena itu Alloh memperingatkan dengan firmannya :

ْ َ ‫إِنَّ ا ْل ُمنَافِ ِقينَ فِي الد َّْر ِك ْاْل‬


ً ‫سفَ ِل ِمنَ النَّ ِار َولَ ْن ت َ ِج َد لَ ُه ْم نَ ِص‬
‫يرا‬

Artinya:Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkatan yang paling


bawah dari neraka. Dan kita sekali-kali tak akan mendapat seorang penolongpun untuk
mereka.(QS An Nisa ayat 145)

Melihat ayat ditas, maka jelaslah bahwa orang orang munafik itu tempatnya ada di neraka,
mereka bermuka dua, suka berbohong, khianat, tak amanah, perkataannya berubah ubah dan
macam macam lagi cirinya. Jadi kemunafikan ialah seseorang yang menunjukkan jati dirinya
bagaikan seorang Muslim yang benar keislaman dan keimanannya, akan tetapi di hatinya
yaitu sebaliknya. Orang munafik itu hakikatnya yaitu orang yang memusuhi agama islam,
menghalang-halangi perkembangan dan kemajuan Islam, tak ridha dengan kesuksesan dan
keluhuran Islam dan dengan segala daya-upaya berusaha hendak menghentikan Agama
Islam.

Sifat Munafik dan wujudnya ada 30 sifat munafik yang terwujud dalam hati kita yaitu
diantaranya adalah :
1. Dusta
2. Khianat
3. Fujur dalam Pertikaian
4. Mungkir dan Ingkar Janji
5. Malas Beribadah
6. Riya
7. Sedikit Berdzikir
8. Mempercepat Shalat
9. Mencela Orang-Orang yang Taat dan Sholeh
10. Memperolok-olokkan Al Quran, As Sunnah, dan Rasulullah saw
11. Bersumpah Palsu
12. Tidak Mau Berinfaq
13. Tidak Memiliki Kepedulian terhadap Nasib Kaum Muslimin
14. Suka Menyebarkan Kabar Dusta
15. Mengingkari Takdir
16. Mencaci maki Kehormatan Orang-Orang Sholeh
17. Sering Meninggalkan Shalat Berjamaah
18. Membuat Kerosakan di Muka Bumi dengan Dalih Mengadakan Perbaikan
19. Tidak Ada Kesesuaian antara Zahir dengan Batin
20. Takut Terhadap Kejadian Apa pun
21. Berudzur dengan Dalih Dusta
22. Menyuruh Kemungkaran dan Mencegah Kemakrufan
23. Bakhil
24. Lupa Kepada Allah sw
25. Mendustakan janji Allah dan Rasul-Nya
26. Lebih Memperhatikan Zahir, Mengabaikan Batin
27. Sombong dalam Berbicara
28. Tidak Memahami Islam (Ad Din)
29. Bersembunyi dari Manusia dan Menantang Allah dengan Dosa
30. Senang dengan Musibah yang Menimpa Orang-Orang Beriman dan Dengki
Terhadap kebahagiaan mereka

Hadits tentang nifaq

ً ‫ون ْال ُمؤْ ِم ُن بَ ِخ‬


‫يل فَقَا َل نَعَ ْم‬ ُ ‫ون ْال ُمؤْ ِم ُن َجبَانًا فَقَا َل نَعَ ْم فَ ِقي َل لَهُ أَيَ ُك‬
ُ ‫سله َم أَيَ ُك‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫سو ِل ه‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قِي َل ِل َر‬
َ‫ون ْال ُمؤْ ِم ُن َكذهابًا فَقَا َل َل‬ ُ َ َ
ُ ‫فَ ِقي َل لهُ أيَك‬

“ Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: “Apakah seorang mukmin Bisa Jadi penakut?”
Beliau menjawab: ‘Ya.” Lalu ditanya lagi: “Apakah seorang mukmin Bisa Jadi bakhil?”
Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi: “Apakah seorang mukmin Bisa Jadi
pembohong?” Beliau menjawab: “tak!” (HR. Malik dari Sofwan bin Sulaim di Al-Muwatha’)

Makna dari hadits diatas adalah seorang muslim tidak boleh menjadi seorang pembohong
karena kebiasaan berbohong tidak bisa berkumpul dalam hati seorang mukmin sehingga kita
dianjurkan untuk selalu memiliki sifat jujur dan menjauhi sifat pembohong. Bohong dalam
ucapan, kesaksian, pemberitaan, dan sebagainya merupakan salah satu tanda – tanda
kemunafikan, kebohongan juga tidak jarang membuat campur – aduknya antara yang hak (
kebenaran ) dan yang bathil. Sesuatu yang bathil bisa tampak seolah sebagai kebenaran
karena kepandaian membuat rekayasa dan kamuflase.

GHADAB

Ghadab (marah) secara bahasa artinya keras atau kasar. Orang yang marah (pemarah) di
sebut ghadib. Ghadab merupakan antonim (lawan kata) dari rida dan hilm (murah hati).
Secara istilah, ghadab berarti sikap seseorang yang mudah marah karena tidak senang
terhadap perlakuan atau perbuatan orang lain. Amarah selalu mendorong manusia bertingkah
laku buruk atau jahat. Seorang pemarah tergolong lemah imannya karena berpandangan picik
dan tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya. Sebaliknya, jika seorang berpandangan luas
dan dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka ia akan bersikap arif atau bijaksana dalam
menyelesaikan setiap masalah. Orang mukmin yang baik selalu bersedia memaafkan
kesalahan saudaranya, baik yang diminta ataupun tidak,karena hanya mengharapkan keridaan
Allah swt.
Alloh SWT berfirman :

ِ ْ‫ب ا ْل ُمح‬
﴾١٣٤﴿ َ‫سنِين‬ ُّ ‫ّللاُ يُ ِح‬ ِ َّ‫َاظ ِمينَ ا ْلغَ ْي َظ َوا ْلعَافِينَ ع َِن الن‬
‫اس َو ه‬ ِ ‫س َّراء َوالض ََّّراء َوا ْلك‬
َّ ‫الَّ ِذينَ يُن ِفقُونَ فِي ال‬

‘’(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
;menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan’’(Q.S.Ali-Imran 134)

Maknanya adalah ketika kita bershadaqoh baik ketika kita sedang dalam keadaan
makmur/kaya ataupun ketika sedang dalam kesusahan selalu berusaha untuk selalu berinfaq
dan ketika seseorang mencemooh ataupun menghina terhadap kita , kita harus menahan
amarah kita sesungguhnya dibalik kita menahan amarah Alloh sangat menyukai orang –
orang seperti itu daripada orang yang menunjukan sikap amarahnya yang dikuasai oleh hawa
nafsu syetan dan sesungguhnya pula orang yang menahan amarah itu adalah sebagai
pemenang

Ghadab dapat dikatakan seperti nyalanya api yang terpendam di dalam hati. Karena itu,
orang yang marah mukanya akan memerah bagaikan api yang menyala. Ini adalah salah satu
dari hasil godaan syetan kepada manusia. Islam mengajarkan agar orang yang marah itu
segera berwudhu, bahkan mandi jika perlu.
Rasulullah SAW dalam riwayatnya bersabda :

ْ ‫ب ا َ َحدُ ُك ْم فَ ْليَ ْغت‬


‫َس‬ ِ ‫ارفَ ِاذَاغ‬
َ ‫َض‬ ْ ‫ار َو ْال َما ُءي‬
َ ‫ُط ِفى ُءالنه‬ ِ ‫ان ُخلِقَ ِمنَ النه‬
ُ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
‫ان َوال ه‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
‫ب ِمنَ ال ه‬ َ َ‫ا َ ْلغ‬
ُ ‫ض‬
Artinya : “marah itu asalnya dari syetan dan syetan itu dibuat dari api, dan air itu dapat
memadamkan api. Maka apabila seseorang diantara kalian marah, hendaklah mandi.”

Menurut hadist di atas bahwa marah termasuk salah satu sifat atau akhlak yang tercela,
karena juga dari syetan. Pada suatu hari ada seseorang yang datang terhadap rasulullah
supaya diberi petunjuk yang perlu di amalkan. Beliau mengatakan “jangan kamu marah”,
sahabat tersebut meminta lagi tambahanya, apa lagi yang perlu di amalkan, rasulullah SAW
tetap berkata “jangan kamu marah”, tanpa menambah apa-apa.

Dalam sebuah riwayat, pada suatu ketika Rasulullah SAW. Bertanya kepada para sahabat,
siapakah yang disebut orang yang selalu menang jika bergulat? Mereka menjawab, yaitu
orang yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda :

‫ب‬ َ َ‫سهُ ِع ْندَ ْالغ‬


ِ ‫ض‬ ْ ‫ْس َكذَالِكَ َولَ ِك هن الهذ‬
َ ‫ِي يَ ْم ِلكُ نَ ْف‬ َ ‫لَي‬
Artinya : bukanlah demikian, tetapi yang disebut orang yang selalu menang ialah orang
yang dapat menahan hawa nafsunya diwaktu marah.”

Tingkatan-Tingkatan Ghadab
1. Tingkatan Rendah
Sikapnya tidak kelihatan marah, sehingga orang lain sulit untuk menilai. Karena, gejolak
marahnya yang telah menyebar ditutupi oleh sifat yang tenang
2. Tingkatan Sedang
Sikap marahnya kelihatan, tetapi masih dapat dikendalikan oleh akal. Ia marah sesuai dengan
kadar masalah yang sedang dihadapi
3. Tingkatan Tinggi
Sikap marahnya cepat kelihatan, karena marahnya berlebihan. Marah semacam ini sulit
dikendalikan oleh akal, karena sikapnya sudah dikendalikan oleh nafsu. Orang yang memiliki
sifat marah tingkatan tinggi disebut pemarah.

2.2 Nifaq dan ghadab adalah salah satu sifat tercela yang harus dihindari.
Sedangkan dalam kehidupan shari-hari kedua sifat ini bisa hadir sekali – kali
bahkan sudah mendarah daging dalam diri seseorang, setelah kalian mempelajari
materi itu bagaimana kalian untuk mencari solusinya

Solusi menghindari sifat nifaq :

1. Shalat berjama’ah
Terutama untuk kaum laki laki, shalat berjamaahlah di masjid dengan tepat waktu
misalnya menjalankan keutamaan shalat subuh di masjid secara berjamaah. Hal ini akan
membebaskan kita dari sifat nifak atau kemunafikan. “Siapa yang menunaikan shalat
berjama’ah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan
terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan.”(HR At
Tirmidzi)

2. Perbanyak bersedekah
“Sedekah merupakan bukti” (HR Muslim). Bukti di sini maksudnya adalah bukti akan
keimanan namun dengan uang halal, hindari uang haram sebagaimana pada hukum sedekah
dengan uang haram. Orang munafik biasanya enggan bersedekah, kecuali jika untuk
mengangkat citra dirinya atau semata mata untuk pembentukan image baik dirinya. Maka,
jika ingin menjauhkan diri dari sifat munafik, perbanyaklah bersedekah, baik sedekah yang
nampak maupun yang sembunyi sembunyi.

3. Memperbanyak zikir
‘Dan mereka tidak berzikir kecuali sedikit.’ (QS: 3: 142)” Orang munafik hatinya lalai dari
mengingat Allah sebab terdapat keutamaan dzikir pagi dan petang. Oleh sebab itu jika sobat
mengharapkan terjauh dari sifat nifak, hendaknya memperbanyak berzikir mengingat Allah, baik di
tengah keramaian maupun di kala sendirian.

4. Membiasakan akhlak terpuji


“Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku
luhur dan pemahaman dalam agama”(HR At Tirmidzi) Akhlak yang baik serta pemahaman
agama yang mendalam takkan bisa dimiliki oleh orang munafik. Maka berlakulah dengan
akhlak baik yang terpuji, itulah alasan pentingnya akhlak mulia menurut islam.

5. Biasakan membantu orang lain


Contoh sederhana mungkin sering kita baca dalam buku pelajaran tentang moral sesuai
dengan ayat Al Qur’an tentang membahagiakan orang lain, misalnya ketika melihat orangtua
yang akan menyebrang jalan, bantulah ia menyebrang. Ketika melihat ibu hamil di
kendaraan, berilah tempat duduk. Ketika melihat wanita kesulitan membawa barang berat,
bantulah membawakan , meski tampak sederhana, namun akhlak baik yang dikerjakan secara
konsisten akan jauhkan dari sifat kemunafikan.

6. Banyak mengingat Allah


Memperbanyak zikir merupakan cara mengingat Allah, Ka’b menyatakan, “Orang yang
memperbanyak zikir, akan terlepas dari sifat nifak.” Sedangkan Ibnul Qayyim menulis,
“Sejatinya banyak zikir merupakan jalan aman dari kemunafikan. Sebab, orang orang
munafik sedikit berzikir. Allah berfirman tentang orang orang munafik, ‘Dan mereka tidak
berzikir kecuali sedikit.’ (QS: 3: 142)” Sebagian sobat pernah ditanya, “Apakah sekte
Khawarij itu munafik?” Maka dijawablah, “Tidak. Orang munafik itu sedikit berzikir.”

7. Mohon perlindungan dari godaan syetan


Hati hati akan godaan setan karena setan terus memerintahkan untuk lalai dalam ibadah.
Setan membisikkan, tidaklah perlu untuk shalat, tidaklah perlu untuk beribadah. Setan juga
membisikkan, jangan melakukan shalat sunnah, nanti terjangkiti riya’. Bisikan setan
semacam ini wajib disingkirkan dan tidak perlu dipedulikan. Kalau tidak dipedulikan bisikan
tersebut, maka tidak akan membahayakan. Setiap perkataan mestilah jujur, hendaklah
menepati janji, menunaikan amanah, tidak berbuat zalim ketika berselisih.

Solusi menghindari sifat ghadab :

1. Mengingat Keutamaan Menahan Amarah


Agar seseorang dapat mengendalikan emosi atau daya amarahnya , maka hal yang harus
dilakukan adalah dengan mengingat keutamaan menahan marah, memaafkan dan sabar. Ia
harus berfikir bahwa menahan emosi, maka ia akan mendapatkan pahal dan tidak dendam
akan menghindari diri dari neraka. Selain itu menahan emosi merupakan ciri khas orang
yang bertakwa.

2. Takut Akan Siksaan Alloh


Untuk bisa meredam emosi seseorang harus takut pada azab Alloh apabila ia meneruskan
emosinya. Seseorang harus yakin bahwa tidak mungkin ia selamat dari siksa neraka apabila
ia tidak mempersiapkan diri dari sekaerang. Oleh karena itu saat seseorang meminta wasiat
kepada Rasulluloh Saw, Maka pesannya hanya satu jangan marah.

3. Diam dan Jaga Ucapan


Pada saat kita marah biasanya ingin banyak bicara bahkan tanpa disadari ucapan yang
keluar pun menjadi sebuah makian bahkan bisa hingga mengucapkan kata – kata kasar.
Dengan mengucapkan kata – kata yang kotor atau umpatan maka akan mengundang Alloh
menjadi murka. Oleh karena itu cara mengatasinya yaitu dengan diam. Diam merupakan tips
yang paling ampuh untuk menahan amarah dengan begitu kita akan terhindar dari dosa –
dosa besar.

4. Mengambil Posisi Lebih Rendah ( menjadi duduk )


Seseorang ketika marah cenderung berada pada posisi lebih tinggi atau berdiri. Dengan
berdiri orang tersebut dapat melampiaskan amarahnya dengan cara – cara yang tidak
diperbolehkan seperti memukul dll. Sedangkan jika berada di posisi rendah atau duduk
maka akan sulit melakukan hal tersebut sehingga orang yang sedang marah pun akan
cenderung memilih untuk tidur meluapkan amarahnya. Cerita tersebut diriwayatkan oleh
sahabat Nabi , Abu Dzar r.a dimana beliau memilih mengubah posisi lebih rendah ketika
sedang marah.

5. Berwudhu / Mandi
Marah merupakan sifat yang berasal dari setan. Setan merupakan mahluk ciptaan Allah
yang terbuat dari api maka dengan berwudhu atau mandi maka amarah akan terpadamkan.
Manfaat berwudhu dalam islam atau mandi maka tubuh dan hati akan menjadi suci kembali

6. Perbanyak Dzikir dan Mohon Perlindungan Alloh SWT


Ketika kita sedang marah maka menahan amarah yang mujarab adalah berdzikir membaca
istighfar, takbir, tahmid, dan bacaan dzikir lainnya. Jangan hanya membaca bacaan doa dan
dzikir setelah sholat saja akan tetapi berdzikir lah setiap kali kita sedang marah

7. Lakukan Sholat Sunnah


Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa amarah merupakan bara api yang berada pada hati
manusia, kemudian ketika seseorang marh maka akan terlihat kedua mata berwarna merah
dan juga urat – urat dileher menjadi tegang. Maka siapapun yang sedang merasakan atau
mendapatkan hal tersebut hendaklah orang yang sedang marah menempelkan pipinya
dengan sujud.

2.3 Dalam kehidupan sehari – hari berkata bohong kadang kita lakukan, padahal
itu merupakan perilaku tidak baik, bagaimana menurut pendapat kalian
mengenai berbohong dalam kebaikan. Coba jelaskan berikut contohnya

Berbohong adalah sebuah perbuatan yang sangat tercela, dan kita selaku manusia nomal
tentu sangat tidak menyukai perilaku yang satu ini, dan sudah banyak sekali dalil-dalil yang
melarang sekaligus mencela sifat bohong dan dusta. Selaku orang muslim sudah seharusnya
menjauhi perbuatan tersebut dan senantiasa bersikap jujur dalam segala hal seperti yang telah
diajarkan Baginda Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya:


“Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan. Pertama, apabila berkata-kata ia berdusta.
Kedua, apabila berjanji ia mengingkari. Ketiga, apabila diberikan amanah (kepercayaan) ia
mengkhianatinya”.(Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

Sehingga menurut kami bahwa berbohong adalah dosa, dan merupakan suatu perbuatan
yang merujuk pada perkataan yang tidak sesuai. Contohnya adalah menimbulkan kekecewaan
yang sangat menyakitkan perasaan orang lain.

Namun dibeberapa situasi tertentu, ternyata ada kebohongan yang dibolehkan dan bukan
sebuah dosa jika kita “kepepet” melakukannya.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits :


“Belum pernah aku dengar, kalimat (bohong) yang diberi keringanan untuk diucapkan
manusia selain dalam 3 hal: Ketika perang, dalam rangka mendamaikan antar-sesama, dan
suami berbohong kepada istrinya atau istri berbohong pada suaminya (jika untuk kebaikan).”
(HR. Muslim)
Dalam hadist lain yang diriwayatkan dari ‘Asma binti Yazid:
Dari Asma’ binti Yazid dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Bohong itu tidak halal
kecuali dalam tiga hal (yaitu) suami pada istrinya agar mendapat ridho istrinya, bohong
dalam perang, dan bohong untuk mendamaikan diantara manusia”.

Dari keterangan hadist tersebut maka dapat disimpulkan tentang kebohongan yang
diperbolehkan.
1. Berbohong untuk mendamaikan antar sesama manusia
Seperti yang telah Rasulullah SAW sabdakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari
Ummi Kultsum binti Uqbah:
“Bukan seorang pendusta, orang yang berbohong untuk mendamaikan antar-sesama manusia.
Dia menumbuhkan kebaikan atau mengatakan kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksudnya adalah berbohong untuk mendamaikan kedua kubu yang sedang berseteru.
Sebagai contoh: si A sedang berseteru dengan si B, kemudian datang si C yang mengetahui
tentang permasalahan tersebut, dan si C mengatakan (dengan bohong) kepada A tentang B,
yang membuat A ridha dan mau memaafkan kesalahan B, dan sebaliknya. Semua itu C
lakukan demi mendamaikan perseteruan tersebut.

2. Bohongnya suami untuk mendapatkan ridho istri.


Yang dimaksud adalah bohongnya suami untuk menampakkan rasa cinta dan kasih kepada
istrinya, memuji-muji kecantikan istri, gombal dan lainnya yang bertujuan demi lestarinya
kerukunan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Sehingga sang istripun merasa senang dan
tersipu malu dan tenang saat bersama dengan suami. Akhirnya terjalin keluarga yang
harmonis dan penuh canda tawa antar suami-istri.
Namun yang harus diperhatikan disini adalah larangnya bohong yang bisa meninggalkan
kewajiban, mengambil hak istri ataupun sang suami tidak bertanggungjawab terhadap
istrinya. Maka yang seperti ini sangat dilarang.
“Ulama sepakat bahwa yang dimaksud bohong antar-suami istri adalah bohong yang tidak
menggugurkan kewajiban atau mengambil sesuatu yang bukan haknya.” (Fathul Bari, 5:300)

3. Bohong dalam peperangan


Contohnya adalah berbohong dalam bersiasat atau membuat strategi

2.4 Kita sebagai seorang anak mempunyai kewajiban untuk selalu patuh dan
hormat kepada kedua orang tua, lalu bagaimana sikap kita ketika kedua orang
tua kita selalu bersikap marah-marah, egois bahkan otoriter
Ketika kita menghadapi sifat orang tua kita yang selalu marah – marah, egois maupun
otoriter adalah kita harus berbicara sopan dengannya maksudnya adalah kita tidak boleh
membalasnya dengan perbuatan yang sama. Cara terbaik adalah membicarakannya dengan
sopan dan tutur kata yang halus. Islam mengajarkan untuk bersikap baik terhadap orang tua
sekalipun orang tua berbuat salah. Adapun alasan jika mereka bersikap marah – marah
kepada kita adalah karena kita selalu berbohong ini akan membuat orang tua menjadi tidak
percaya kepada kita dan dibalik sebuah keegoisan orang tua, kita harus memperhatikan
penyebabnya terlebih dahulu sebelum mengambil sikap apabila kemauannya tidak merugikan
dan tidak bertentangan dengan syariat agama, maka sebaiknya pertimbangkan lagi karena
setiap orang tua selalu ingin yang terbaik bagi anaknya walaupun pandangan kita kurang
cocok tapi cobalah kita menerimanya dengan ikhlas.
Dan juga apabila orang tua kita bersikap otoriter , seperti hal nya mereka otoriter terhadap
teman sepergaulan. Kita tidak boleh berburuk sangka terhadapnya bersikaplah terbuka bahwa
tandanya mereka menyayangi kita dan mencemaskan keadaan kita, walaupun tidak demikian
kita juga harus menjauhi perdebatan karena berdebat dengan orang tua bisa memicu
keluarnya ucapan kasar jika memang tidak setuju maka cukup berbicara lembut atau diam
saja.

2.5 Coba jelaskan berikut dalil dan maknanya tentang sikap ingkar janji dan
berkhianat.
2.6
َ َّ َّ‫ص ْي ِد َوأَنت ُ ْم ح ُُر ٌم ۗ إِن‬
‫َّللا يَحْ ُك ُم َما يُ ِري ُد‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أ َ ْوفُوا بِا ْلعُقُو ِد ۚ أُحِ لَّتْ لَكُم ب َِهي َمةُ ْاْل َ ْنعَ ِام إِ ََّّل َما يُتْلَ ٰى‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
َّ ‫غي َْر ُمحِ ِِّلي ال‬
]٥:١[

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Maidah: 1)

Janji ialah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya.
Menepati Janji termasuk Sifat yang Terpuji. Orang yang Suka Menepati Janji berarti dia
Mempunyai Akhlak yang Terpuji. Janji itu Mudah Diucapkan, namun Sulit untuk Dilakukan.
Barang siapa yang berjanji harus Ditepati. Sebagai seorang Muslim, sebaiknya apabila kita
Berjanji, jangan lupa sambil berucap InsyaAllah, artinya Jika Allah Menghendaki, karena kita
tidak tau apa yang akan terjadi setelah kita berjanji. Manusia Hanya Sanggup Merencanakan,
namun Allahlah yang Menentukan semuanya.Seandainya Janji tidak dapat Ditepati karena
“Sesuatu” yang Tidak Disengaja, asal Mengucap Insya Allah, maka Allah SWT akan
Mengampuninya. Sekalipun demikian, kita harus “Meminta Maaf” dan Memberi Penjelasan
Sekiranya “Ada Halangan”.Firman Allah SWT yang Memiliki Arti:

“… dan Penuhilah Janji, sesungguhnya Janji itu pasti diminta Pertanggungjawabannya.”


(QS. Al-Israak ayat 34)

Dalam Surah Lain, juga dijelaskan dengan Bunyi Arti:


“Hai Orang-orang yang Beriman, Penuhilah akad-akad atau Janji-janji itu…”
(QS. Al-Maidah ayat 10)
Pengertian kedua ayat tersebut Menegaskan bahwa, sebagai umat islam, kita harus selalu
menepati janji. Sebaiknya, sebelum berjanji kita pikirkan terlebih dahulu, apakah kita
sanggup untuk menepatinya atau tidak, karena janji itu adalah hutang. Kita juga dilarang
berkhianat dan mengadakan perjanjian yang tidak pernah ditepati. Orang yang sengaja tidak
menepati janji, maka orang tersebut termasuk kedalam golongan orang-orang yang
munafik,sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang Artinya:
“Ciri-ciri orang Munafik ada tiga, apabila Berkata dia Berdusta, apabila Berjanji dia
Mengingkari, apabila Dipercaya dia Berkhianat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Orang munafiq itu; pembohong, menjadikan sumpah bohong untuk menjaga diri,
menghalangi masuk Islam, jelek amal, busuk hatinya, penampilan menarik dan manis
ucapannya tapi bathinnya rusak dan otaknya kosong, berprasangka buruk, berpaling,
sombong, melarang berinfaq, mengusir mu‟min, merasa lebih kuat, hatinya sakit,
memandang mu‟min tertipu agamanya, takut nifaqnya terungkap, mengejek Allah dan
Rasulnya, memerintah munkar melarang ma’ruf, kikir, fasiq, berprasangka buruk pada Allah
dan Rasulnya, penyebar kabar bohong, tidak faqih, tidak suka hukum Allah dan Rasulnya,
sesat, penipu, berat dan malas shalat, riya dan sum‟ah, jarang ingat Allah, syak, ingkar janji
dan pendusta, keji, jahat, tipu daya, Pembuka aib, suka mengolok-olokan, tuli bisu buta hati
dan fikirannya, berbuat kerusakan, bodoh / safih, tidak tetap pendirian, hilang indranya, salah
didikan. Dan ghadab adalah sifat tercela yang mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri
didalam kehidupan atu mrah merupakan penyakit jiwa yang ada didalam diri manusia

3.2 Saran
Jauhilah akhlak tercela terutama nifaq dan dan keras hati, agar kita terhindar dari
perbuatan yang menjerumuskan kedalam dosa, dan tanamkanlah dalam diri akhlak yang baik
yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://keluargaumarfauzi.blogspot.com/2015/05/hukum-berjanji.html

http://rhyaria.blogspot.com/2011/03/makalah-nifaqmunafiq.html

Mu’min fi al-Du’a wa al Dizkr. Beirut:Dar Ibnu Katsir

https://almanhaj.or.id/3164-nifaq-definisi-dan-jenisnya.html

https://www.alquran-sunnah.com/audio-kajian/hadits-akhlaq/58-tauhid-3/bab-i/628-14-nifaq-
definisi-dan-jenisnya.html

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/7-cara-untuk-menghindari-marah-menurut-pandangan-
islam-1539907618071439610

https://dalamislam.com/info-islami/cara-agar-terhindar-dari-sifat-munafik

Anda mungkin juga menyukai