Anda di halaman 1dari 20

BAB XI ISLAM RAHMATAN LIL

‘ALAMIN

Kelompok 10 :

Bagas Yusuf Prasetyo K7716011


Emy Dwi N K7716021
Larasati Sekar Rinie K7716032
PENGERTIAN ISLAM

 Islam berasal dari kata assalam-yassalam-


assalaamaa artinya selamat, damai, sejahtera,
penyerahan diri, tunduk dan patuh. Ini
mengindikasikan bahwa Agama Islam adalah ajaran
yang menciptakan keselamatan, kedamaian,
kesejahteraan diri, serta penyerahan diri, secara
total untuk tunduk dan patuh terhadap ajaran-
ajarannya.
 Islam memiliki karakteristik yang khas dengan
agama-agama sebelumnya. Dalam memahami Islam
serta ajarannya, berbagai aspek yang berkenaan
dengan Islam perlu dikaji secara seksama sehingga
dapat dihasilkan pemahaman yang komprehensi.
ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

 Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘Alamin


yang artinya Islam merupakan agama yang
membawa kesejahteraan serta menciptakan
rahmat bagi seluruh alam yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya : 107 :
َ ‫ناك إِالَّ َرحْ َمةً لِ ْلعالَ ِم‬
 ‫ين‬ َ ‫ َوما أَرْ َس ْل‬      
 Artinya : “ Dan tidaklah Kami mengutus

kamu melainkan untuk (menjadi) rahmatan


bagi semesta alam ”.
 A. Nabi Muhammad SAW Diutus sebagai Rahmat bagi
Sekalian Alam
 Surah (teks) Al Anbiya ayat 107 di atas menurut Abdul Hakim Bin
Amir Abdat memberi lima makna:
i. Allah mengutus hamba serta RasulNya yang mulia, Muhammad
bin Abdullah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam ini yang
terdiri dari: manusia, Malaikat, Jin dan hewan.
ii. Kedua, nabi Muhammad diciptakan dan disifatkan serta dihiasi
pada diri beliau dengan rahmat oleh Allah, Tuhan pemilik
segala sesuatu.
iii. Ketiga, agama yang Rasulullah bawa, yakni Islam, semua
ajarannya ialah rahmat bagi jin dan manusia yang terkena taklif
– diseru dengan perintah dan larangan ilahi dari Rabbul ‘alamin.
iv. Keempat, nabi Muhammad SAW diutus dan datang kepada
manusia dan jin dengan membawa segala kebaikan dari semua
kebaikan dunia dan akhirat.
v. Kelima, Al-Quran yang diturunkan kepada Rasullullah menjadi
sebesar-besar rahmat bagi mereka.
 Jadi melalui kutipan diatas diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah utusan Allah yang menjadi rahmat (Nabiyurrahmah) bagi
alam semesta (manusia, jin, malaikat, hewan dan bumi) dan
kehidupan beliau menjadi pedoman bagi umat Allah untuk hidup
berkenan kepadaNya. Istilah al ‘alamin yang juga ditujukan
kepada nabi Muhammad SAW memberi makna kemutlakan, suatu
kepastian yang tidak dapat disangsikan. Rahmat diberikan tidak
hanya mencakup mukmin, namun juga non mukmin (semua
makhluk). Rahmat bagi mukmin atau beriman kepada Allah berarti
memberi hidayah iman dan memasukkan ke surga karena
mengamalkan apa yang diajarkan oleh nabi Muhammad. Rahmat
bagi non mukmin (kafir) adalah berarti Allah tidak memberikan
azab (siksa) dan membinasakan kepada mereka bila tidak
mendustakan para nabi dan rasul. Hal yang lain adalah nabi
Muhammad SAW membawa segala kebaikan di dunia dan akhirat
yakni kebahagiaan di dunia dan akhirat.
 Imam Feisal Abdul Rauf selanjutnya
menjelaskan bahwa: Pesan Muhammad
mencakup seluruh aspek manusia: (1)
Islam, kebebasan untuk patuh kepada
Tuhan (kehendak). (2) Iman, mencari
kebenaran Tuhan melalui pemikiran
(intelektualitas). (3) Ihsan, mencintai Tuhan
di atas segala-galanya (dengan hati) dan
membuka diri untuk dengan Tuhan (dengan
jiwa).
 B. Islam adalah Agama Rahmat
 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata: Aku pernah
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah
telah menciptakan seratus rahmat pada dari ketika Dia
menciptakannya. Maka Dia menahan di sisi-Nya yang Sembilan
puluh sembilah rahmat, sedangkan yang satu rahmat Dia kirim
(berikan) untuk seluruh mahluk-Nya. Maka kalau sekiranya
orang yang kafir itu mengetahui setiap rahmat yang ada di sisi
Allah, niscaya dia tidak akan pernah putus asa untuk
memperoleh surga. Demikian juga kalau sekiranya orang
mu‟min itu mengetahui setiap azab yang ada di sisi Allah,
niscaya dia tidak akan pernah merasa aman dari masuk ke
dalam Neraka.
 Jadi agama Islam adalah agama Allah, dinur rahmah (agama
rahmat) sesuai dalil-dalil naqliyyah (nash) serta aqliyyah (akal).
 Islam juga disebut sebagai khairu ummah artinya umat terbaik
yang memberi manfaat bagi sesama, melakukan kebaikan dan
mencegah perbuatan jahat, meyakini keesaan dan keagungan.
BERBAGAI TAFSIR TERHADAP ISTILAH RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

1. Pendapat Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim

 Ibnu Qayyim Al Jauziyyah menafsirkan rahmatan lil’alamin


bersifat umum, namun ada hal yang harus diperhatikan.
Pertama, bahwa alam semesta secara keseluruhan
mendapatkan maaf karena Nabi Muhammad SAW diutus untuk
menyampaikan rahmatan lil ‘alamin. Setiap orang yang
menjadi pengikut nabi Muhammad SAW akan meraih
kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat. Tetapi bagi orang
kafir yang melawan nabi Muhammad SAW akan segera
dibunuh atau menerima maut, karena jika tidak demikian,
maka kepedihan adzab di akhirat akan semakin bertambah.
Kedua, Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun
secara khusus bagi umat Islam akan mendapatkan manfaat
dibumi maupun di akhirat. Sebaliknya bagi orang kafir yang
menolak Islam tetap diberikan rahmatan lil’alamin. Jadi Islam
tetap menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi siapapun .
2.Pendapat Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam
Tafsir Fathul Qadir
 Muhammad bin Ali Asy Syaukani memberikan

tafsiran terhadap Surah ke 21, Juz 17, Al Anbiya


ayat 107. Ayat 107 diartikan “Dan Kami tidak
mengutus engkau (Muhammad) dengan
membawa hukum-hukum syariat melainkan
rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan
atau alasan khusus yang menjadi pengecualian.”
Jadi satu-satunya penyebab Nabi Muhammad
SAW diutus adalah untuk kepentingan rahmat
yang luas (tidak terbatas), karena Nabi
Muhammad SAW membawa kebahagiaan di
akhirat.
 3. Pendapat Ash Shabuni dalam Tafsir Shafwatut Tafasir
 Ash Shabuni memberikan tafsiran terhadap Surah ke
21, Juz 17, Al Anbiya ayat 107 terkait dengan yang
artinya “Sesungguhnya aku adalah rahmat yang
dihadiahkan (oleh Allah).”
 Orang yang menerima rahmat tersebut akan mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah tidak
mengatakan rahmatan lilmu’minin, namun rahmatan lil
‘alamin artinya rahmat bagi seluruh dunia (makhluk)
karena Nabi Muhammad SAW telah diutusNya.
Pengutusan tersebut menjadi penyebab adanya
kebahagiaan, penyelamatan dan tercapainya kebaikan
di dunia maupun di akhirat. Orang kafir dengan rahmat
yang dinyatakan melalui Nabi Muhammad SAW tidak
akan ditimpa azab atau mengalami penundaan
hukuman.Rahmatan lil ‘alamin hadiah Allah untuk
semua orang dan makhluk.
Bentuk-Bentuk Rahmatan Lil ‘Alamin
Bentuk-bentuk rahmatan lil alamin terlihat pada ajaran islam
  

diantaranya :
a.       Islam memberikan petunjuk ke jalan kebenaran
b.      Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan

potensi yang diberikan oleh Allah SWT secara bertanggung jawab


c.       Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai

hamba Allah SWT.


d.      Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional
Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa Islam sebagai agama

wahyu memberikan bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek


kehidupan,diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan mendaki,
memberikan peluang kepada manusia untuk melaluinya sampai tempat
yang dituju tempat yang tertinggi lagi mulia. Jalan raya itu lapang dan
lebar, kiri kanannya berpagarkan Al-Qur’an dan sunah. Pada jalan itu
terdapat juga rambu-rambu, tanda-tanda sebanyak aspek kehidupan
manusia. Siapa saja yang masuki pintu gerbang jalan raya itu baik
keturunan maupun karena mengucapkan dua kalimat syahadat, wajib
memperhatikan rambu-rambu, tanda dan berjalan melalui jalur yang
telah ada. Hendaklah berpikir, bersikap dan berbuat sesuai dengan ajaran
Islam (Al-Qur’an, Sunnah).
IMPLIKASI PEMIKIRAN ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN
 A. Pemikiran rahmatan lil’alamin atau moderat terkait dengan tafsir Al-
Quran

 Perlu diperhatikan, mengingat adanya penyimpangan dalam menafsir,


itulah sebabnya dibutuhkan pemikiran yang orisinal yang menjadi prinsip
dasar dalam menafsir Al-Quran. Menurut Amir Faishol Fath ada tiga hal
yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal tersebut. Pertama, Al-
Quran adalah kalamullah, diwahyukan kepada rasulNya Muhammad SAW
tidak ada sedikitpun di dalamnya tahrif [pengubahan, penyelewengan]
seperti yang terjadi pada buku-buku suci sebelumnya. Kedua, Sunnah
Rasulullah SAW adalah keterangan utama dari Al-Quran. Ketiga, tugas
penafsir tidak lain hanya untuk menjelaskan maksud AlQuran sesuai
dengan tuntunan As Sunnah.
 Jadi jelaslah bahwa Al-Quran utuh adanya dan terjaga senantiasa oleh
Allah. Sunnah Rasulullah adalah wahyu Allah sebagaimana Al-Quran, hanya
lafaznya dari Rasullullah sehingga harus ditaati.
 Jadi pemikiran rahmatan lil ‘alamin atau moderat terkait dengan tafsir Al-
Quran mengungkapkan kebenaran maksud Allah, walaupun sebatas
kemaksimalan manusia; penjelasan makna satu terhadap lainnya tidak
saling bertentangan melainkan saling melengkapi dan memberikan solusi
atas seluruh masalah manusia.
 B. Pemikiran Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Metodologi Hadits

 Hadits adalah sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi


Muhammad SAW yang diriwayatkan atau dicerikan oleh sahabat
untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam; sumber
ajaran Islam yang kedua setelah AlQuran.
 Posisi dan kedudukan hadits harus menjadi fondasi dalam
membangun ajaran Islam setelah Al-Quran. Hadits harus berada
dalam atau sejalan dengan arahan dan bimbingan Allah, dimana
kebenarannya bersifat absolut dan berguna bagi kepentingan
umat. Dipastikan hadits yang shahih tidak bertentangan dengan
Al-Quran. Hadits harus menjadi penafsir dan penjelas terhadap
Al-Quran. Hadits-hadits yang shahih sebaiknya disinergikan.
Hadist dapat dipahami dengan baik dan benar bila
memperhatikan sebab-sebab khusus yang melatarbelakangi
munculnya hadits. Jika Al-Quran secara tekstual menyatakan
wasilah (media) sesuai dengan zaman dan tempat tertentu,
maka haruslah terikat pada wasilah. Tidak semua nash dapat
dipahami secara majazi (kiasan) dan ditakwilkan (dijelaskan atau
ditafsirkan) semaunya.
 C. Pemikiran Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Dakwah
 Potret dakwah yang rahmatan lil ‘alamin sangat

diperlukan dalam pengembangan dan penyebaran agama


Islam. Dakwah yang rahmatan lil ‘alamin tentu saja
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, beliau
melakukan dakwah dimulai dari keluarga, kerabat,
penduduk Makkah, masyarakat Arab dan seluruh dunia.
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah dengan penuh
kesabaran, penuh cinta kasih, menghindari konflik fisik
dan tidak mencari kekayaan (materialistis). Nabi
Muhammad dalam berdakwah juga mengedepankan
pesan-pesan moral yang baik, menjunjung tinggi hak-
hak asasi manusia. Dakwah rahmatan lil ‘alamin harus
mengembalikan manusia pada fitrahnya, dimana hewan
pun dapat hidup berdampingan damai dengan manusia
dan manusia bertanggung-jawab mengelola ciptaan
Allah di alam semesta dengan baik.
D. Pemikiran Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Fiqih
 Fiqh mempunyai fokus membahas persoalan hukum dalam ajaran

Islam. Istilah fiqh merupakan terma (musthalah) syar‟i yang ada


dalam AlQuran dan hadits Nabi. Secara sederhana fiqh artinya
paham, orang yang mengerti disebut faqih, dan yang sedang
berproses memahami dinamai mutafaqqih. Pemahaman atau fiqh
basisnya adalah ilmu atau pengetahuan tentang sesuatu. Ajaran
Islam secara menyuruh menebarkan rahmatan lil ‘alamin dan
menolak ekstrimisme, hal ini dapat diketahui melalui: (1) Sifat
kasih sayang dijadikan Islam sebagai salah satu akhlak utama yang
harus dimiliki setiap umat Islam. (2) Islam melarang umatnya
untuk bersikap ekstrim, melakukan tindakan kekerasan dan
ta‟assub (fanatik) buta. (3) Islam menyuruh kita untuk bertoleransi
kepada non muslim, selama mereka tidak menampakkan
permusuhan kepada kita.
 Pemikiran rahmatan lil ‘alamin dalam fiqih harus tetap bersumber

dari Al-Quran dan As Sunnah serta sumber-sumber luar dari Islam


yang tentunya menjunjung tinggi akhlak, terbuka terhadap
kebutuhan manusia, penuh kasih sayang dan menolak segala
bentuk anarkisme atau ektrimisme.
 E. Pemikiran Rahmatan Lil ‘Alamin untuk Peradaban
 Peradaban Islam mencakup masa keemasan Islam,
dunia Islam dan kekhalifahan. Peradaban Islam
memiliki visi dan misi. Ada tiga sumber peradaban
Islam yang perlu diketahui untuk mewujudkan Islam
yang rahmatan lil ‘alamin, yakni: Al-Quran, Hadist
Nabi dan akal sehat.
 Sedangkan unsur-unsur yang membentuk peradaban
Islam mencakup: manusia, masyarakat dan tsaqafah
(pandai, cepat atau mahir dalam memahami sesuatu).
 Peradaban yang dibangun Islam menggabungkan
unsur spiritual dan material, menyeimbangkan akal
dan hati, menyatukan ilmu dan iman serta
meningkatkan moral dan material (kesejahteraan
finansial/kekayaan).
 F. Pemikiran Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Seni Islam
 Islam sangat menghargai kesenian (keindahan) sebagai fitrah

manusia. Al-Quran sebagai sumber ajaran utama Islam


mengungkapkan nilai-nilai seni. Hasil karya seni Islam harus
menampilkan nilainilai spiritual, moral dan hal-hal positif yang
mengarahkan kehidupan manusia untuk bertaqwa kepada Allah
dan mengasihi sesama manusia.
 G. Pemikiran Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Ekonomi Islam
 Ekonomi Islam rahmatan lil ‘alamin melarang melakukan praktek

monopoli terhadap sumber ekonomi, seperti: air, sungai, laut,


hutan, kayu, tambang dan lain-lain untuk kepentingan individu
atau kelompok. Ekonomi Islam menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, menciptakan keseimbangan dan kemakmuran sosial, tidak
merugikan orang lain, tidak merusak lingkungan dan ekosistem.
Islam memberikan kebebasan bagi umat untuk memperjuangan
ekonomi selagi tidak bertentangan dengan hak-hak asasi manusia
dan tidak membahayakan kesalehan suatu masyarakat. Secara
ekonomi Islam juga memberikan kebebasan untuk berekspresi
sejauh dihalalkan oleh agama dan menjauhi yang dilarang
(diharamkan).
 H. Pemikiran Rahmatan Lil ‘alamin dalam Hukum
Islam
 Hukum dalam bahasa arab berasal dari kata

hukm artinya benar, yang mengandung unsur-


unsur ketegaran. Hukum harus ditegakkan
karena Allah membenci orang yang zalim (tidak
adil) dan memberi pahala kepada orang yang
pemaaf (berbuat baik).dalam menegakkan
keadilan dan kelembutan dalam semangat
perikemanusiaan
Pengaruh Rahmatan Lil’alamin Bagi Non Muslim

 Dalam memperlakukan non muslim (Ahli Dzimmah) mereka


mendapatkan hak seperti yang didapatkan oleh kaum Muslimin,
kecuali pada perkara-perkara yang terbatas dan perkecualian.
Sebagaimana halnya juga mereka dikenakan kewajiban seperti yang
dikenakan terhadap kaum Muslimin. Kecuali pada apa-apa yang
diperkecualikan. Ialah hak memperoleh perlindungan yaitu melindungi
mereka dari segala permusuhan eksternal. Ijma’ Ulama umat Islam
terjadi dalam hal ini seperti yang diriwayatkan Abu Daud dan Al-
Baihaqi.
             “Siapa-siapa yang menzhalimi kafir mu’ahad atau mengurangi
haknya, atau membebaninya di luar kesanggupannya, atau mengambil
sesuatu daripadanya tanpa kerelaannya, maka akulah yang menjadi
seterunya pada hari Kiamat (HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi)
 Kemudian melindungi darah dan badan mereka, melindungi harta
mereka, menjaga kehormatan mereka, memberikan jaminan sosial
ketika dalam keadaan lemah, kebebasan beragama, kebebasan
bekerja, berusaha dan menjadi pejabat, inilah beberapa contoh dan
saksi-saksi yang dicatat sejarah mengenai sikap kaum Muslimin dan
pengaruhnya terhadap Ahli Dzimmah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai