PERTEMUAN PERTAMA
1. PENGANTAR PERTEMUAN
Assalamualaikum Wr Wb.
Saudara mahasiswa yang saya banggakan, Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan berjuta-juta kenikmatan, baik nikman Iman dan Islam atau nikmat
sehat wal-afiat. Sholawat dan salam semoga tercurahkan pada junjungan nabi besar
kita Muhammad Saw. Alhamdulilah pada saat ini kita masuk pada Pembelajaran
Online Pendidikan agama Islam pertemuan pertama. Semoga kita senantiasa dalam
kondisi sehat, sehingga mampu menuntaskan pertemuan sesi kesatu ini dengan
berkah. Saudara mahasiswa Anda telah berada di awal perkuliahan. Untuk itu
pastikan saudara mempersiapkan segala hal tentang perkuliahan MKU Pendidikan
Agama dengan baik dengan membaca materi serta menyelesaikan tagihan tugas,
diskusi, dan kuis. Pada pertemuan sesi awal ini saudara akan mempelajari tentang
BAB agama islam pada sesi Ini akan menjelaskan makna dan ruang lingkup agama
isam diantara kegiatannya:
a. Kontrak Perkuliahan
b. Makna dan Ruang Lingkup Agama Islam
2. MATERI PEMBELAJARAN
BAB I
AGAMA ISLAM
A. Makna dan Ruang Lingkup Agama Islam
Islam mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada
kehendak Allah Swt. Kepatuhan dan ketundukan kepada Allah Swt. tersebut
melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepada sesama
manusia dan lingkungannya.
Firman Allah Swt.
“(Tidak demikian) bahwa barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah
sedang ia berbuat kebajikan maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”. (Q.S. 2: 112).
Secara terminologis, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diberikan oleh Allah
Swt. kepada masyarakat manusia melalui para utusan- Nya. Jadi Islam adalah agama
yang dibawa oleh para nabi pada setiap zamannya yang berakhir dengan kenabian
Muhammad saw.
Secara garis besar ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal pokok, yaitu:
1. Aspek keyakinan yang disebut aqidah, aspek credial atau keimanan terhadap Allah
Swt. dan semua ayat-ayat-Nya untuk diimani.
2. Aspek norma atau hukum yang disebut syari’ah, yaitu aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan dengan sesama manusia
maupun hubungannya dengan alam semesta.
3. Aspek perilaku yang disebut akhlaq, yaitu sikap-sikap atau perilaku yang nampak dari
pengejawantahan aqidah dan syari’ah.
Islam adalah sebuah agama suci dari Allah Swt. untuk seluruh ummat manusia
yang memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan diantara sekian
agama di dunia,
b. Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama-agama sebelumnya,
c. Membetulkan kesalahan-kesalahan dalam agama, menyaring mana yang benar dan
mana yang palsu,
d. Mengajarkan kebenaran abadi yang sebelumnya tidak pernah diajarkan, berhubung
keadaan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam tahap permulaan dari tingkat
perkembangan mereka dan
e. Memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu
bergerak maju.
Terdapat beberapa peranan Agama Islam dalam Kehidupan
1) Menentramkan batin
Sesuai dengan asal katanya (salima), Islam berarti sejahtera. Dengan demikian orang
yang menjalankan Islam dengan sebenarnya akan dapat menikmati kesejahteraan,
akan mendapatkan ketentraman batin serta jauh dari ketakutan dan kekhawatiran
dalam menjalani kehidupan.
2) Sebagai landasan peradaban abadi
Islam datang memberikan landasan bagi terbentuknya sebuah peradaban dengan
semangat persatuan dan penghargaan kepada orang lain yang dilandasi dengan
keimanan sepenuhnya kepada Allah Swt. Dengan landasan inilah sebuah peradaban
bisa ditegakkan dan bisa berdiri kokoh di tengah perubahan zaman yang selalu
bergerak maju.
3) Sebagai kekuatan pemersatu.
Islam sebagai agama ‘rahmatan lil‘alamin’ bukan saja menciptaka kesatuan antar
bangsa-bangsa dalam batas wilayah tertentu saja melainkan merupakan sebuah
kekuatan yang mempersatukan seluruh bangsa tanpa adanya batasan wilayah.
4) Sebagai kekuatan rohani
Islam adalah kekuatan rohani yang amat besar, karena telah mampu membebaskan
manusia dari kekuatan dirinya yang bersumber dari hawa nafsunya.
5) Menjawab segala problem kehidupan
Islam menjadi pusat perhatian kaum ahli fikir, karena Islam bukan saja merupakan
kekuatan rohani terbesar dan yang memperadabkan manusia di dunia, melainkan pula
Islam memecahkan banyak persoalan yang rumit-rumit yang pada dewasa ini
dihadapi oleh manusia
3. KUIS
1. Islam mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada
kehendak Allah Swt. Kepatuhan dan ketundukan kepada Allah Swt. tersebut
melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepada sesama
manusia dan lingkungannya.
a. True
b. False
Jawaban = True
2. Secara garis besar ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal pokok, yaitu:
Aspek keyakinan, Aspek Norma, dan Aspek kemaslahatan umat manusia.
a. True
b. False
Jawaban = False
3. Islam merupakan agama yang dibawa oleh para nabi pada setiap zamannya yang
berakhir dengan kenabian Musa AS.
a. True
b. False
Jawaban = False
4. Islam sebagai agama ‘rahmatan lil‘alamin’ bukan saja menciptaka kesatuan antar
bangsa-bangsa dalam batas wilayah tertentu saja melainkan merupakan sebuah
kekuatan yang mempersatukan seluruh bangsa tanpa adanya batasan wilayah.
a. True
b. False
Jawaban = True
5. Sesuai dengan asal katanya (salima), Islam berarti sejahtera. Dengan demikian
orang yang menjalankan Islam dengan sebenarnya akan dapat menikmati
kesejahteraan, akan mendapatkan ketentraman batin serta jauh dari ketakutan dan
kekhawatiran dalam menjalani kehidupan di alam kubur
a. True
b. False
Jawaban = False
PERTEMUAN KE 2
1. PENGANTAR PERTEMUAN
Assalamu alaikum wr wb
Alhamdulillahirobil alamin .
Saudara mahasiswa yang saya banggakan, saat ini kita sudah menginjak pada
pertemuan sesi kedua. Semoga kita senantiasa dalam kondisi sehat, sehingga
mampu menuntaskan pertemuan sesi kedua ini. Setelah mengikuti pembelajaran
ini mahasiswa diharapkan dapat memahami Sumber ajaran Islam berikut dibawah
ini materi saya lampirkan.
2. MATERI PEMBELAJARAN
BAB I
AGAMA ISLAM
B. Sumber Ajaran Islam
Pada hakikatnya, ajaran Islam itu hanya mempunyai satu sumber hukum,
yakni wahyu Ilahi. Selanjutnya wahyu Ilahi itu dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu: pertama, wahyu yang berupa Alquran, dan kedua, berupa sunnah.
Kedua sumber itu disebut sumber pokok.
Seiring dengan meluasnya daerah kekuasaan Islam serta kompleksitasnya
persoalan yang dihadapi umat mengakibatkan banyak persoalan baru yang secara
eksplisit belum ditetapkan oleh Alquran dan As- Sunnah, maka lahirlah sumber
hukum tambahan berupa hasil Ijtihad.
1. Alquran
a. Pengertian Alquran
Alquran berarti kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. dengan bahasa Arab melalui malaikat Jibril, sebagai mu’jizat dan
argumentasi dalam mendakwahkan kerasulannya dan sebagai pedoman hidup
untuk mencapai kedamaian dunia akhirat. Definisi di atas mengandung
beberapa kekhususan sebagai berikut.
1. Alquran sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat Alquran adalah wahyu
Allah, tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran
Nabi Muhammad saw.
2. Alquran terhimpun dalam mushaf, artinya Alquran tidak mencakup wahyu
Allah kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hukum-hukum yang
kemudian disampaikan dalam bahasa nabi sendiri.
3. Alquran dinukil secara mutawatir, artinya Alquran disampaikan kepada
orang lain secara terus menerus oleh sekelompok orang yang tidak
mungkin bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah orang dan
berbeda-bedanya tempat tinggal mereka.
b. Nama – nama Alquran
Selain disebut Alquran, wahyu Allah ini juga diberi nama-nama lain
oleh Allah Swt. sebagai berikut :
1) Alkitab, berarti sesuatu yang ditulis yaitu kitab yang ditulis dalam
mushaf. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt.
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-
Kitab (Alquran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya”
(Q.S. Al- Kahfi : 1)
2) Al-Furqon, artinya sebagai pemisah (Al-Furqon: 1). Sebagai pedoman
hihup dan kehidupan manusia, Alquran menyajikan norma dan etika
secara jelas, tegas dan tuntas terutama dalam masalah kebaikan dan
keburukan, yang hak dengan yang batil.
3) Ar-Rahmah, yang berarti karunia (An-Naml: 77). Segala pemberian dari
Tuhan akan menjadi rahmat di dunia dan akhirat, ketika pemberian itu
diterima, dijalani, dan dikembangkan dengan landasan Alquran.
4) An-Nur, yang artinya cahaya (An-Nisa’: 174). Alquran memantulkan
cahaya Tuhan dan karenanya ia mampu menembus bungkus jasad manusia
dan menyinari rongga dadanya sehingga kegelapan menjadi sirna.
Pantulan cahaya Alquran ini terjadi jika manusia itu sendiri sanggup
merespons Alquran dengan baik.
5) Al-Huda, berarti petunjuk. (At-Taubah: 33). Nama ini menunjukkan
fungsi Alquran sebagai petunjuk yang hanya dengannya manusia dapat
memperoleh keridloannya.
6) Adz-Dzikra, artinya peringatan (Al-Hijr: 9). Yaitu kitab yang berisi
peringata Allah kepada manusia.
c. Cara Alquran Diturunkan
Alquran itu diturunkan sedikit demi sedikit, berangsur-angsur, bukan
sekaligus dalam satu`keseluruhannya. Hikmah diturunkannya Alquran secara
berangsur-angsur adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt.
“Sedemikianlah (Kami menurunkan dia berangsur-angsur) untuk Kami
kuatkan dengan dia hati engkau” (Q.S. 25 : 32). Dari ayat tersebut bisa
dipahami bahwa yang demikian itu akan meneguhkan hati bagi si penerima
(Nabi saw.) karena diturunkan sesuai dengan kejadian tertentu. Di samping itu
agar Muhammad dapat menghafalnya.
d. Priode Turunnya Alquran
Pertama, Masa Nabi bermukim di Makkah, (Makiyah). Ayat-ayat yang
diturunkan di Makkah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. ayatnya pendek-pendek
b. mengandung soal tauhid, soal kepercayaan, adanya Allah, hal-hal
‘adzab dan nikmat dihari kemudian serta urusan-urusan kebaikan.
Kedua, Yang diturunkan sesudah di Madinah. Semua yang turun di
Madinah dinamai surat Madaniyyah. Ayat-ayat Madaniyyah memiliki ciri
diantaranya :
a. ayat-ayatnya panjang-panjang
b. berisi mengenai hukum yang jelas dan tegas kandungannya
c. kebanyakan permulaan firman Allah dimulai dengan : “Wahai orang yang
beriman”
f. Pokok – Pokok Kandungan Alquran
a. Prinsip-prinsip keimanan,
b. Prinsip-prinsip syari’ah.
c. Janji dan ancaman.
d. Sejarah atau kisah-kisah masa lalu.
e. Ilmu pengetahuan.
g. Fungsi dan Peran Alquran
1) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia
2) Alquran memberikan penjelasan terhadap segala sesuatu
3) Alquran Sebagai Penawar Jiwa yang Haus (Syifa)
Menurut Quraisy Shihab tujuan diturunkannya Alquran bisa disarikan
antara lain sebagai berikut.
a. Untuk membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik
serta memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan
seru sekalian alam, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai suatu
konsep teologis, tetapi falsafah hidup dan kehidupan manusia.
b. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa
umat manusia merupakan suatu umat yang seharusnya dapat bekerja sama
dalam pengabdian kepada Allah Swt. dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
c. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan dan
penderitaan hidup serta pemerasan manusia atas manusia dalam bidang
sosial, ekonomi, politik dan juga agama.
d. Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan satu
peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan
paduan nur Ilahi. Demikianlah kehadiran Alquran suci yang kalau
kandungannya diaktualisasikan dalam kehidupan nyata, dijamin oleh
Allah Swt. kedamaian dunia akan terwujud dan kebahagiaan akhirat akan
tercapai.
3) Kehujahan hadis
Para ulama sepakat bahwa hadis dha’if tidak boleh digunakan
sebagai dalil dalam menentukan hukum. Imam Bukhari dan Muslim
sependapat untuk tidak menggunakan hadis dha’if dalam bidang
apapun: Nabi bersabda “Barang siapa menceritakan sesuatu hal dari
aku, padahal ia tahu bahwa itu bukan hadisku, maka orang itu
termasuk golongan pendusta (HR. Bukhari Muslim).
Kriteria hadis palsu:
a. Jika hadis itu bertentangan dengan fakta sejarah
b. Jika sifat hadis itu mewajibkan kepada semua orang untuk
mengetahuinya dan mengamalkannya dan hadis itu diriwayatkan
oleh satu orang
c. Jika saat dan keadaan diriwayatkannya hadis itu membuktikan
bahwa hadis itu dibikin-bikin
d. Jika hadis itu bertentangan dengan akal, atau bertentangan dengan
ajaran-ajaran Islam yang terang
e. Jika hadis itu menguraikan sebuah peristiwa, yang jika peristiwa
itu sungguh-sungguh terjadi, niscaya peristiwa itu diketahui dan
diceritakan oleh orang banyak, padahal nyatanya, peristiwa itu tak
diriwayatkan oleh satu orang pun selain orang yang meriwayatkan
hadis itu.
f. Jika masalahnya atau kata-katanya rakik (artinya, tak sehat atau
tak benar); misalnya kata-katanya tak cocok dengan idiom bahasa
Arab, atau masalah yang dibicarakan tak pantas bagi martabat
rasulullah.
g. Jika hadis itu berisi ancaman hukuman berat bagi perbuatan dosa
biasa, atau menjanjikan pahala besar bagi perbuatan baik yang tak
seberapa.
h. Jika hadis itu menerangkan pemberian ganjaran oleh Nabi saw.
dan Rasul kepada orang yang berbuat baik.
i. Jika yang meriwayatkan hadis itu mengaku bahwa ia membuat-
buat hadis.
3. Ijtihad
a. Pengertian
Ijtihad berarti mengerahkan segala kemampuan secara maksimal
dalam mengungkapkan kejelasan hukum Islam atau untuk menjawab dan
menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul.
Obyek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak terdapat
dalam Alquran dan As-sunnah. Ijtihad dipandang sebagai aktivitas
penelitian ilmiah karena itu bersifat relatif. Relatifitas ijtihad ini
menjadikannya sebagai sumber nilai yang bersifat dinamis. Pemutlakan
terhadap produk ijtihad pada haikatnya merupakanpengingkaran terhadap
kemutlakan Allah, karena yang sesungguhnya mutlak hanyalah Allah Swt.
Satu hal yang telah disepakati para ulama adalah bahwa ijtihad tidak boleh
merambah dimensi ibadah mahdlah.
b. .Posisi Ijtihad dalam Syari’at Islam
Ijtihad menggunakan pertimbangan akal secara jelas diundangkan dalam
sebuah hadis, sebagai alat untuk mencapai keputusan, apabila tidak ada
petunjuk dalam Alquran maupun Al-Hadis. Hadis berikut dianggap
sebagai basis ijtihad dalam Islam. “Pada waktu Mu’adz bi Jabal ditetapkan
sebagai gubernur di Yaman, beliau ditanya oleh Nabi saw: ‘Bagaimana
engkasu akan mengadili, jika suatu perkara diajukan kepadamu, Mu’adz
bin Jabal menjawab : “Aku akan mengadili dengan undang-undang
Qur’an”, tetapi jika engkau tidak mnemukan suatu petunjuk dalam
Alquran ? tanya Nabi saw. “maka aku akan mengadili menurut sunnah
Nabi, jawabnya Tetapi jika engkau tidak menemukan petunjuk dalam
sunnah nabi? tanya nabi, “maka aku akan menggunakan pertimbangan
akalku (ajtahidu) dan mengadili menurut itu”, jawabnya. Nabi saw. lalu
menepuk lengan beliau sambil berkata, “Maha suci kepunyaan Allah, yang
telah memberi petunjuk kepada utusannya, seperti yang Ia kehendaki”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
c. Syarat – Syarat Mujtahid
a Memiliki integritas keimanan yang kuat terhadap syariah Ilahiyah,
berkeyakinan teguh kepada kebenaran Islam dan mempunyai
ketulusan hati untuk merealisasikan tanpa mencampurasdukkan
dengan sumber yang selain Qur’an dan sunnah.
b Mengetahui isi Alquran dan Hadis yang berkenaan dengan hukum. c
Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai keilmuannya
d Mengetahui kaidah-kaidah ushuliyah yang luas, karena ilmu ini
menjadi dasar berijtihad
e Mengetahui produk-produk ijtihad (hukum) yang diwariskan oleh para
ahli terdahulu untuk melihat kesinambungan hukum, sebab munculnya
ijtihad baru bukan saja dimaksudkan untuk menghapus produk hukum
lama untuk diganti dengan yang baru.
f Mengetahui ilmu riwayah yang berkenaan dengan kaedah-kedah
kesahihan hadis
g Mengetahui rahasia-rahasia tasyri’, yaitu kaedah yang menerangkan
tujuan syara’ dalam meletakkan beban taklif kepada mukallaf.
Ijtihad pada masa sekarang tidak hanya dilakukan oleh ahli-ahli agama
yang memiliki syarat-syarat di atas melainkan melibatkan juga pakar yang
ahli dalam masalah yang sedang dibahas, sehingga persoalannya (produk
hukumnya) menjadi utuh dan menyeluruh baik dari aspek Qur’ani maupun
kauninya.
4. DISKUSI
Setelah mengikuti perkuliahan pada sesi ini yaitu mengenai sumber ajaran
agama islam.
Coba anda kemukakan proses turunnya kitab suci Al- qur’an dan kita sebagai
umat islam jelaskan apa saja sumber – sumber dalam mengamalkan ajaran
agama islam.
PERTEMUAN KETIGA
1. PENGANTAR PERTEMUAN
Assalamu alaikum wr wb
Alhamdulillahirobil alamin. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
sehingga kita dapat bertemu lagi pada perkulihan kali ini.
Saudara mahasiswa yang saya banggakan, saat ini kita sudah menginjak pada
pertemuan sesi ketiga. Semoga kita senantiasa dalam kondisi sehat, sehingga mampu
menuntaskan pertemuan sesi ketiga ini. Setelah mengikuti pembelajaran ini
mahasiswa diharapkan dapat memahami hakikat manusia menurut Islam berikut
dibawah ini materi saya lampirkan mohon dipelajari dengan benar.
2. MATERI PEMBELAJARAN