Anda di halaman 1dari 8

TAFSIR ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

Nama Kelompok 2:
1. Karina Nur Fatmawaty
2. Ira Ambarwati
3. Gita Purwandari
4. Yuli Anggraini
5. Bela Khabika
6. Muhammad Zaidan
7. Marrelita Roshinta Sofyana P
8. Nazwa Az-zahra
 Pengertian Islam Rahmatan Lil’alamin

Sebuah pemikiran atau konsep merupakan anak zamannya, at-turats ibn‘ashrih, lahir dari konteks zamannya. Demikian pula dengan
gagasan Islam Rahmatan Lil’alamin ini. Secara bahasa kata Islam berasal dari kata salama atau salima yang berarti damai, keamanan,
kenyamanan, dan perlindungan. Menurut Muhammad Tahir-ul-Qadri (2014: 74) dalam Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri,
“seperti makna literalnya, Islam adalah pernyataan absolut tentang perdamaian. Dan sebagai agama, Islam adalah manifestasi damai itu
sendiri. Dia mendorong manusia untuk menciptakan hidup proporsional, damai, penuh kebaikan, keseimbangan, toleransi, sabar, dan
menahan marah.” Dari kata salima menjadi yaslaamu, salaaman, dan salaamatan, serta kata turunan lainnya, yang di dalam Al-Qur’an
menjelaskan bahwa setiap kata berasal, terderivasi, serta terkonjungasi dari kata Islam, secara esensial merujuk kepada pengertian
damai, perlindungan, keamanan, dan kenyamanan (Tahir-ul-Qadri, 2014: 82). Hadis-hadis Nabi Muhammad, Istilah rahmatan lil’alamin
terdiri atas dua kata rahmat yang berarti kasih sayang, dan lil’alamin yang berarti seluruh alam. Istilah ini sebagaimana tercantum di
dalam surat Al-Anbiya’ (21): 107. Menurut Ath-Thabari (224-310/838-923) di dalam Jami’ul Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, para ulama
tafsir berbeda pendapat mengenai maksud ayat ini, apakah rahmat itu [diutusnya Nabi Muhammad] ditujukan kepada seluruh alam,
termasuk orang-orang kafir? atau hanya kepada orang-orang beriman? Menurut Ath-Thabari yang paling benar adalah pendapat
pertama. Adapun [rahmat] bagi orang beriman maka sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepadanya dan memasukkan keimanan
ke dalam dirinya dan memasukkanya ke dalam surga dengan mengerjakan amal yang diperintahkan Allah. Adapun bagi orang kafir
[maka rahmat] itu berupa penundaan bala’ sebagaimana yang diturunkan kepada umat-umat yang mendustakan rasul-rasul Allah
A.Makna Agama Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin
 Dilansir dari isi kitab suci Alquran, kata Rahmatan lil Alamin sendiri dapat kita jumpai
dalam surat Al Anbiya ayat 107. Dalam ayat tersebut, rahmatan lil alamin dapat diartikan
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Berikut bunyi ayat tersebut beserta terjemahannya:
 ‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِمي َْن‬
َ ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬
 Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn
 Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al Anbiya: 107).
 Adapun makna dari sebutan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin) tersebut ialah
mencerminkan bahwa ajaran agama islam yang didakwahkan oleh nabi Muhammad
merupakan hal yang dapat membawa kedamaian, tenenangan, dan keamanan bagi seluruh
hal yang ada di alam semesta.
B.Ajaran Syariat Islam adalah Rahmatan Lil Alamin
Melansir dari tulisan Dosen Fakultas Syariah Ismail Yahya melalui iain-surakarta.ac.id (diakses pada 26
Februari 2021), makna dari rahmat lil alamin dalam ajaran agama islam secara umum dapat diartikan
sebagai pembawa konsep kedamaian di dunia, termasuk konsep bahwasanya seseorang yang menganut
kepercayaan akan islam diharapkan dapat menegakan kedamaian dan keselamatan bagi seluruh umat
manusia. Hal itu sendiri telah didasarkan kepada sejumlah sumber hadist Rasululullah SAW, misalnya saja
seperti beberapa bunyi hadist berikut:
"Seorang Muslim itu adalah orang yang orang-orang Muslim lainnya merasa aman dari (kejahatan) lisan dan
tangannya." (HR. Bukhari)
"Seseorang bertanya kepada Nabi, apakah (amalan-amalan) yang baik di dalam Islam? Nabi menjawab:
engkau memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan kepada orang
yang engkau tidak kenal. (HR. Bukhari)
"Seorang muslim itu adalah orang yang orang-orangnya manusia lainnya merasa aman (kejahatan) lisan dan
tangannya dan orang mukmin adalah orang yang manusia lainnya merasa aman atas darah (jiwa) dan harta
mereka." (HR. An Nasai)
Berdasarkan sumber hukum alquran dan hadist tadi, maka bisa bisa kita maknai bahwasanya islam
merupakan ajaran yang dapat membawa kedamaian dan ketenangan bagi setiap umat manusia secara
universal. Oleh sebab itu, sebagai pemeluk agama islam, kita juga diwajibkan untuk mengamalkan ajaran
agama dengan baik untuk dapat menciptakan kondisi damai untuk seluruh alam sebagaimana sebutannya
sebagai rahmatan lil alamin.
C. Konsep Rahmatan li ’l-‘Ālamīn

Konsep Islam sebagai raḥmatan li ’l-‘ālamīn pemikiran Fethullah Gülen terdapat sesuatu yang berbeda
dengan pendapat para ulama Muslim lainnya. Konsep tersebut dijabarkannya dalam tiga tema besar yang
sekaligus menjadi ikonnya dalam mengenal Islam sebagai agama yang penuh cinta, toleransi, dan dialog
dengan pihak-pihak lain.

1. Cinta dan Kasih


Pemaknaan raḥmatan li ’l-‘ālamīn sebagai ‘cinta dan kasih’ dikemukakan oleh Fethullah Gülen dalam
bukunya Toward a Global Civilization: Love and Tolerance. 8 Dalam tema ‘Islam as a Religion of
Universal Mercy’, Gülen memulai uraiannya dengan mengingatkan apa itu hakikat hidup. Menurutnya,
hidup adalah anugerah paling utama dan paling nyata dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kehidupan sejati.
2. Dialog Antar Iman

Gülen menghindari terjadinya gesekan antar penganut agama. Ia lebih menekankan kepada para pengikutnya untuk berbuat
lebih baik apabila mereka tidak menyukai sesuatu, tidak hanya yang dihasilkan oleh penganut agama lain. sejarah telah
membuktikan bahwa hubungan baik sebenarnya sudah pernah terjadi meski durasi hubungan tersebut relatif singkat, tapi
setidaknya ada upaya untuk mendekatkan umat Muslim dengan umat-umat agama lainnya, walaupun berada pada negara
yang berbeda sekalipun. Ini merupakan sikap yang dicontohkan Nursi ketika berhadapan dengan negara-negara lain seperti
Amerika, Inggris, dan Perancis setelah Perang Dunia kedua. Ia tidak lagi menentang dengan keras negara-negara tersebut
karena mereka terlihat sudah tidak membahayakan persatuan umat Islam, Gülen menjelaskan dalam bukunya, meskipun
Muslim, Kristen dan Yahudi memiliki latar belakang historis yang tidak baik, namun dialog untuk membangun kehidupan
yang damai harus dilakukan. Ia menambahkan bahwa berbagai konflik yang terjadi ketika itu merupakan reaksi dari
ideologi dan sistem politik
3.Toleransi
Toleransi menjadi cara untuk menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain. Ia tidak
memaksakan madzhab tertentu untuk dianut oleh sesama umat Muslim, begitu pula dengan non-Muslim
memiliki pandangan yang berbeda terhadap keyakinan mereka. Melalui sakhshi menavi (kepribadian
kolektif), ia mengajarkan kepada pengikutnya untuk saling menghargai dan bertoleransi kepada sesama umat
beragama dengan cara membawa diri pada aktivitas internal-spiritual, sedang hizmet menavi (layanan
kemanusiaan) diperuntukkan aktivitas eksternal-sosial, yakni berkontribusi positif sebagai sesama manusia,
meski berbeda agama sekalipun, Pemahaman seperti inilah yang diajarkan Gülen pada pengikutnya sehingga
pergerakan hizmet dikenal seperti analogi jangkar. Analogi ini tepat untuk menjelaskan pergerakan hizmet
dan perkembangan dialog dan toleransi yang mereka lakukan. Pada sebuah jangkar, satu kaki menancap kuat
pada satu titik yaitu pondasi nilai-nilai spiritual, sedangkan kaki yang lain meluas ke berbagai belahan dunia
dengan menggunakan pendidikan, dialog dan toleransi.
Sekian materi dari kelompok 2 tentang Tafsir Islam Rahmatan LIL ‘Alamin , semoga
bermanfaat.

Mentari senja telah tenggelam


 

Hujan turun mulai terjatuh


Kami tutup presentasi dengan salam
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai