Kelas: Mnj 22 L
Nim: 20220080277
Rahmatan lil’alamin adalah istilah qur’ani dan istilah itu sudah terdapat dalam Al-Qur’an ,
yaitu sebagaimana fir man Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 107: ”Dan tiadalah kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan
liralamin)”. Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilaku kan secara benar dengan
sendirinya akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk selu ruh
alam.
Rahmatan Lil Al-Amin khusus bagi yang beriman kepada Allah SWT.
Rahmat bagi Kafir tertahannya adzab dan siksa baginya atau tidak disegerakan.
Pendapat yang kuat adalah pendapat pertama dari Ibnu Abbas (disarikan dari kitab tasfir At-
Thobary karya Imam At-Thobary)
*Deinul Islam
2). Muamalah: muamalah ekonomi, Al ahwal asy syakhsiyah, jinayah(hukum) dan siyasah
(politik)
* mendapatkan Rahmat dengan hidah dan kafir mendapatkan Rahmat dengan tertahan
adzab
Pertanyaan:
Sebutkan ayat serta terjemahan terhadap konter larangan untuk menyamakan dan
membenarkan semua agama/pemahaman purwanisme
Jawaban:
“Sejujurnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-
orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian dan beramal saleh, maka mereka akan menerima pahala dari Tuhannya .Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
“Bagi setiap umat (juga) suatu kiblat (yang telah ditentukan), maka berlomba-lombalah kamu
(masing-masing) dalam berbuat kebajikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Kalimah thayyibah atau perkataan yang baik merupakan perkataan yang direstui oleh Allah
SWT (QS Ibrahim [14]: 24-25). Kalimat demikian punya akar kebenaran yang kuat dan
menimbulka maslahat bagi umat. Ia laksana pohon yang subur rimbun, dan berbuah lebat.
Berbicara seperlunya
Hormati pendengar
Mulakan dengan Al Fatihah dan ditutup dengan tasbih kaffarah dan surah al-asr.
Menegaskan bahawa komunikasi islam ialah proses membekalkan khalayak dengan hakikat
kebenaran agama islam yang berterusan bersandarkan al-quran dan sunah Bertusan
membentuk pandangan umum yang betul.
Hamid Mawlana
Konsep komunikasi dalam islam adalah a tabigh la dikembangkan daripada konsep ibn
Khaldun dengan bersandar kepada teor tauhid dokrin amar makruf nahi munkar dalam
kerangka politik Tujuan untuk memelihara dan mempersiapkan kesatuan ummah.
Proses penyampaian nilai- nilai Islam dari komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang sesuai dengan Alquran.
1). Qawlun ma’ruf (perkataan yang baik). Perkataan jenis ini identik dengan kesantunan dan
kerendahan hati. Alquran mensinyalir bahwa mengucapkan qawlun ma’ruf lebih baik
daripada bersedekah yang disertai kedengkian (QS Albaqarah [2]: 263).
2). Qawlun tsabit (ucapan yang teguh). Perkataan ini punya argumentasi yang kuat serta
dilandasi keimanan yang kokoh. Tidak ada keraguan yang menyelimutinya. Kezaliman yang
nyata patut dihadapi dengan perkataan jenis ini (QS Ibrahim [14]: 27).
3). Qawlun sadid (perkataan yang benar). Tiada dusta dan kebatilan dalam ucapan ini. Kata
sadid berasal dari sadda yang berarti menutup, membendung, atau menghalangi. Qawlun
sadid yang diucapkan berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan kezaliman.
Bukti ketakwaan seorang Mukmin di antaranya gemar mengucapkan perkataan ini (QS Al-
Ahzab [33]: 70).
4). Qawlun baliqh (ucapan yang efektif dan efisien). Ini adalah jenis ucapan yang cermat,
padat berisi, mudah dipahami, dan tepat mengenai sasaran alias tidak ngelantur. Tipe
perkataan seperti ini akan berpengaruh kuat bagi pendengarnya (QS Annisa [4]: 63).
5). Qawlun karim (perkataan yang mulia). Ia adalah tutur kata yang bersih dari kecongkakan
dan nada merendahkan atau meremehkan lawan bicara. Terdapat semangat memuliakan,
menghormati, dan menghargai terhadap lawan bicara dalam gawlun karim tersebut (QS Al-
Isra [17]: 23).
6). Qawlun maysur (ucapan yang layak dan pantas). Maysur arti asalnya adalah yang
memudahkan. Ucapan ini mengandung unsur memudahkan segala kesukaran yang
menimpa orang lain, dan menghiburnya guna meringankan beban kesedihan (QS Al-Isra [17]:
28).
7). Qawlun layyin (tutur kata yang lemah lembut). Kelembutan diharapkan dapat
menundukkan kekerasan, sebagaimana air dapat memadamkan api. Inilah pesan Allah
kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ketika keduanya hendak menghadap Firaun yang lalim
(QS Thaha [20]: 44).
Rasulullah SAW pun mengingatkan, “(Muslim terbaik) ialah yang orang-orang Muslim lainnya
selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya (perbuatannya)” (HR Bukhari dan Muslim).
*Deinul Islam
2). Muamalah: muamalah ekonomi, Al ahwal asy syakhsiyah, jinayah(hukum) dan siyasah
(politik)
Hablum Minallah
Hablum minallah adalah bagaimana manusia berhubungan dengan Sang Pencipta dengan
mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangannya.
Hablum Minangaas
Jika hablum minallah dikenal sebagai kesalehan individu, hablum minannas merupakan
kesalehan sosial.
Manusia juga diberi tugas untuk memakmurkan bumi. Allah SWT bahkan secara tegas
mengancam manusia yang berbuat kerusakan di muka bumi,
Penciptaan manusia
Manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna dibanding makhluk lainnya. QS. At Tin
ayat 4
Fitrah manusia
Manusia memiliki potensi dan kemampuan untuk berbuat baik menjadi bermanfaat bagi
sesama
Kedudukan manusia
Manusia menjadi khalifah di bumi dan bertanggung jawab memelihara ketertiban alam
semesta.
Eksploitasi alam
Perlindungan alam
Manusia juga harus bertanggung jawab dalam melestarikan alam semesta dan mencegah
kerusakan lingkungan.
Pemanfaatan alam
Manusia harus bijak dalam memanfaatkan alam sehingga tidak merusak keseimbangan
ekosistem dan menjaga alam semesta
Akhlak
Konsep ketuhanan dapat membentuk akhlak manusia yang baik, seperti jujur, adil, peduli dan
bertanggung jawab.
Perspektif
Ketuhanan dapat menumbuhkan pandangan batin manusia yang positif terhadap lingkungan
dan makhluk hidup disekitarnya.
Keyakinan
Konsep ketuhanan dapat memberikan keyakinan dan motivasi manusia dalam menjalani
kehidupan secara lebih baik.
Manusia diciptakan oleh Allah dalam dua komponen, yaitu jasad dan ruh. “Dua
komponen itu harus ada dalam diri manusia. Kalau hanya salah satunya, itu bukun
manusia namanya. Maka manusia secara utuh dan apa yang harus dilakukannya,
agama sudah mengaturnya.
Manusia dicptan oleh Alah dalam bentuk yang paling sempruna. Karena manusia
sudah sangat sempruna dari sisi bentuk fisiknya, maka tentu harus pandai bersyukur.
Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah (pemimpin). Semua manusia
adalah khalifah, sesuai dengan tingkatannya. Untuk menjadi pemimpin yang baik,
pasti butuh panduan. Maka Islam sudah menyiapkan panduannya secara detail,
mulai dari bagaimana menjadi pemimpin dalam rumah tangga, hingga pemimpin
Negara.