DERMAN ISMAIL Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah manusia, Islam menempati posisi yang sangat penting. Selain menjadi salah satu agama besar, Islam juga melahirkan beberapa peradaban besar. Bekas- bekas peradaban tersebut masih bisa kita saksikan sekarang. Islampperupakan agama terbesar kedua dengan pemeluk yang mencapai 1,2 milyar. Dari jumlah tersebut, sekitar 800 juta jiwa tinggal di 45 negara yang penduduknya Islam, sedangkan sisanya berada di sekitar 149 negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama non Islam. Sebagai sebuah agama yang terus berkembang, analisis historis untuk menghargai konsep umat merupakan faktor penting yang menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam. Dalam wacana kontemporer, umat dugunakan sebagai konsep analisis untuk menjelaskan kondisis sosial, ekonomi, dan politik di negara Islam. Dalam hal tersebut menurut Hassan (2006), perkembangan agama Islam salah satunya dapat dilihat melalui tingkat kesadaran umat Islam akan pluralisme budaya dan isu toleransi. Lebih lanjut dikatakan bahwa, penyebab dari menculnya kesadaran umat Islam akan pluralisme budaya dan isu toleransi disebabkan oleh pesatnya arus informasi yang masuk. Salah satu akibat dari adanya permasalahan tersebut diatas adalah munculnya konsep pemahaman kemajemukan agama, atau sering disebut sebagai konsep pluralisme agama. Pluralisme adalah sifat kemajemukan yang keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Pluralisme sebagaimana halnya seluruh fenomena dan mazhab pemikiran, memiliki sifat pertengahan atau adil. Hal tersebut juga dipertegas dalam kitab suci umat Islam (Al-Quran), bahwa salah satu kekhasan umat Islam dan salah satu karakteristik agama Islam adalah bahwa islam merupakan agama yang moderat atau agama pertengahan. “Dan, demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu….” (al-Baqarah: 143). Lebih lanjut, dalam bahasa agama, pluralisme atau kebinekaan merupakan sunnatullah (kepastian hukum Tuhan) yang bersifat abadi (perennial); argumen historis yang menunjukkan keniscayaan sejarah akan pluralisme agama ini, dikemukakan oleh Ismail Raji al-Faruqi bahwa kebinekaan atau pluralisme agama tersebut disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan sejarah, peradaban dan lokasi umat yang menerimanya. Sejalan keniscayaan tersebut berkembang menjadi suatu agama historis atau tradisi agama yang spesifik dan beraneka plural. Untuk itu, Islam sebagai agama terakhir, harus menentukan sikapnya terhadap agama- agama yang datang mendahuluinya. Sesungguhnya Islam, dan agama lain adalah agama-agama yang saling berhubungan, yang perbedaan-perbedaan di antara ketiganya sangatlah kecil. Lebih lanjut, dalam bahasa agama, pluralisme atau kebinekaan merupakan sunnatullah (kepastian hukum Tuhan) yang bersifat abadi (perennial); argumen historis yang menunjukkan keniscayaan sejarah akan pluralisme agama ini, dikemukakan oleh Ismail Raji al-Faruqi bahwa kebinekaan atau pluralisme agama tersebut disebabkan oleh perbedaan tingkat perkembangan sejarah, peradaban dan lokasi umat yang menerimanya. Sejalan keniscayaan tersebut berkembang menjadi suatu agama historis atau tradisi agama yang spesifik dan beraneka plural. Untuk itu, Islam sebagai agama terakhir, harus menentukan sikapnya terhadap agama- agama yang datang mendahuluinya. Sesungguhnya Islam, dan agama lain adalah agama-agama yang saling berhubungan, yang perbedaan-perbedaan di antara ketiganya sangatlah kecil. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1.Bagaimana makna kerukunan dan toleransi antar umat beragama? 2. Bagaimana peran agama Islam sebagai Rohmatan Lil Alamin ? 3. Apakah tujuan dari ukhuwah islamiyah dan insaniyah ? Makna Toleransi dan Kerukunan antar Umat Beragama Dalam Islam, pluralitas merupakan kecenderungan Individual dan perbedaan masing-masing pihak masuk dalam kategori fitrah yang telah digariskan oleh Tuhan umat Islam, yaitu Allah bagi seluruh umat manusia. Pluralitas atau keragaman merupakan ketentuan (sunnah) dari Allah SWT yang tidak dapat dirubah atau digantikan. Hal tersebut seperti yang dicantumkan dalam AL-Quran sebagagai berikut, “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia mat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan, untuk itulah Allah menciptakan mereka….” (Hud: 118-119). Berdasarkan pernyataan diatas, adalah sebuah keniscayaan jika Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang beragam pula. Manusia diciptakan dari yang satu, yaitu Adam a.s. dan Istrinya Hawa, kemudian mereka memiliki keturunan. Agama Islam sebagai Agama Rohmatan Lil Alamin Agama islam adalah agama ALLAH swt, demikian firman ALLAH swt dalam surat Ali Imron ayat 19: Artinya :“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. Agama islam adalah agama yang diajarkan oleh Allah SWT oleh nabi-nabi dan rosul-rosul Allah SWT, ajaran yang diajarkan oleh semua kitap-kitap Allah SWT yaitu Al-Quran. Agama islam tidak langsung turun dengan utuh ke bumi tetapi dengan bertahap. Dalam al-quran Allah SWT berfirman di surat Ghafir (Al-mu’min) ayat 78 : Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah utus rosul-rosul sebelum engkau (muhammad)di antara mereka ada yang kami kisahkan atas engkau (dalam al-quran) dan diantara mereka ada yang tidak kami kisahkan kepada engkau.” . Definisi Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Ukhuwah atau persaudaraan lahir karena adanya persamaan- persamaan, semakin banyak persamaan semakin kuat persaudaraan itu. Ukhuwwah Islamiah didasarkan kepada persamaan pada persoalan yang paling mendasar dalam hidup, yaitu persamaan aqidah. Persamaan ini melahirkan adanya perhatian dan keakraban, sehingga derita yang dialami satu pihak dirasakan oleh pihak yang lain (Al Hujurat: 10). ِإَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُحوا َبْيَن َأَخ َو ْيُك ْم َو اَّتُقوا َهللا َلَع َّلُك ْم ُتْر َحُم وَن Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”(Al-Hujarat:10). Kesimpulan Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah. Namun didalam Al-Quran dijelaskan bahwa satu-satunya agama yang diridhoi adalah Agama Islam. Hakikat Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin dibuktikan dengan rasa saling menghormati umat manusia. Dalam konteeks perbedaan agama, “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam) memberikan dasar bahwa Islam mengakui dan tidak menghapus ajaran-ajaran Allah terdahulu. Ukhuwah Islamiah didasarkan kepada persamaan pada persoalan yang paling mendasar dalam hidup, yaitu persamaan aqidah. Sedangkan Ukhuwah Insaniyah adalah hubungan yang menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat kemanusiaan untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, adil dan damai. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa Ukhuwah Insaniyah bersifat solidaritas kemanusiaan. Saran Tugas makalah kelompok ini disadari belumlah sempurna dikarenakan keterbatasan waktu dan ilmu dari para pembuatnya. Untuk itu kegiatan diskusi dan jejak pendapat sangatlah diperlukan untuk meningkatkan pemahaman secara lebih mendalam mengenai makalah tentang Islam dan Toleransi.