Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

CINTA AKHLAK DAN AMAL SHOLEH

Kelompok 8 :

 Fernanda Rizky Fadillah


 Wahyu Trisno Mukti

UNIVERSITAS SERANG RAYA (UNSERA)


TEKNIK KIMIA
2020

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
taufiq, rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan bimbingan-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas diskusi kelompok mata kuliah Pengantar Studi Islam yang berjudul “CINTA
AKHLAK DAN AMAL SHOLEH”.
Untaian shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada insan termulia baginda Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan tauladan terbaik pada semua aspek kehidupan, yang telah memberikan
tuntunan dan pelajaran kepada kita semua, semoga kita semua bisa mencontoh baginda kita Nabi
Muhammad SAW yang memiliki akhlak dan kepribadian yang sempurna, yang menuntun kita dari jalan
kegelapan ke jalan yang terang benderang.
Madinatul ‘ilmi pencerahan dunia dari kegelapan. Semoga kita mendapat syafa’ at dan semoga kita diakui
menjadi umatnya beliau yakni Nabi Muhammad SAW di akhirat kelak, Aamiin.
Dengan terselesaikanya tugas diskusi kelompok ini kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dalam penulisan tugas diskusi kelompok ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin
dalam penyajian serta tata bahasanya. Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, kami
berharap kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan selanjutnya. Kami
berharap sungguh dengan rahmat, bimbingan, dan ridho-Nya mudah-mudahan penulisan tugas diskusi
kelompok ini bermanfaat khususnya bagi kami penulis dan umumnya bagi pembaca.

Cilegon, 23 Oktober 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
NAMA KELOMPOK………………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………....4
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………….…...…4
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………….….4
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………5
2.1 Cinta sebagai Wujud Iman dan Akhlak…………...……………………………………5
2.2 Apa dan bagaimana Akhlak…………………………………………….……………….6
2.3 Amal Sholeh………………………………………………………………………………8
BAB 3 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………..9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah satu-satunya agama yang datang dari Allah SWT, untuk menusia, fungsinya
sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupannya. Islam adalah agama yang lintas zaman, geografi,
budaya dan sejenisnya. Islam mengajarkan kita untuk saling menghargai dan mencintai diri,
mencintai sesama mencintai lingkungan dan yang pasti mencintai Allah SWT.

Kata “Cinta” dewasa ini terkesan milik kristen. Padahal nabi di utus ke dunia ini justru untuk
membangun “Akhlak”. Sedangkan akhlak dibangun untuk atas dasar iman dan cinta. Dikalangan
sufi, cinta adalah prinsip tertinggi moralitas (akhlak). “Amal Sholeh” sebagai wujud konkrit akhlak
dan buah iman malah syarat dengan ekspresi cinta.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui betapa pentingnya dari Cinta, Akhlak dan Amal Sholeh
untuk kehidupan sehari-hari kita.

4
BAB II
PEMBAHASAN
CINTA, AKHLAK, AMAL SHALEH

2.1     Cinta Sebagai Wujud Iman dan Akhlak          


Kata cinta dewasa ini sepertinya milik umat Kristian kata “cinta”, kasih kristus,
kasih Bapak di Surga, dan ungkapan cinta lainnya begitu banyak diungkapkan oleh pendeta
di gereja.

Sementara kata bernada kekerasan, menakutkan dan membebani ditimpakan


kepada Islam. Bahkan ketika para mahasiswa ditanyakan tentang qishash, hukum cambuk
dan hukum potong tangan, mereka menjawab bahwa itu semua kejam dan melanggar
HAM.

Islam memang bicara wajib, haram, rajam, cambuk qishash, jihad, perang dan
neraka tapi Al-Qur’an pun bicara tentang ruhshah (dispensasi), taysir (kemudahan), basyir
(memberi kebar gembira), perhiasan, maaf, syafa’at, surga tak terkecuali al-hubungan
(cinta).

Al-Qur’an menyebutkan bahwa dalam qishash adalah hukuman mati, sepertinya


Al-Qur’antara lain : ini menegaskan bahwa memang qishash itu hukuman mati. Tapi
dengan cara ini umat manusia akan terselamatkan dari tindakan saling bunuh diantara anak
cucu dan kerabat sang terbunuh sekaligus sebagai pelajaran bagi kita sehingga berfikir
ribuan kali ketika hendak membunuh.

Dikalangan sufi, cinta adalah prinsip etika dan moralitas. Dengan kata lain, etika
dan moral tidak akan ada tanpa cinta. Menurut sufi beribadah dan beramal saleh yang kita
kerjakan hendaknya dalam rangka “cinta” kepada Allah, bukannya mengharapkan surga
atau takut neraka. Bila mengharapkan surga atau takut neraka berarti kita telah terjerumus
ke dalam kemusyrikan kerena hanya mengejar, “makhluk” Tuhan, bukannya menuju Tuhan
yang Maha Esa.

5
Maqam (tingkatan) dan “cinta” (mahabah) sebagai maqam tertinggi sufi tidak bisa
di kejar dengan pengetahuan dan peribadatan. Sebelum maqam mahabah ini terlebih
dahulu kita harus mengejar maqam ma’rifat (mengenal Allah dengan ilmu yakin. Dengan
pengkajian mendalam) dan maqam-maqam di bawahnya, diantaranya menghilangkan
segala sikap egois dan cinta dunia, kemudian mengisinya dengan ilmu yakin, peribadatan
yang ikhlas, dan amal shaleh karena dan untuk menuju ke abadian Allah SWT.
Untuk menggapai “Cinta”  abadi, terlebih dulu kita perlu mengenali apa saja
penyebab adanya cinta :

1.       Cinta “diri” masing-masing kita begitu cinta terhadap diri sendiri sehingga kita begitu egois
dan mementingkan diri sendiri cinta harta, kedudukan, kehormatan dan apa saja yang
menempel pada diri kita tidak ada apa-apanya sama sekali tanpa ditempel pada cinta Illahi.
2.       Cinta pada orang lain. Kita biasanya memberikan cinta kepada orang lain karena orang
lain itu memberikan cinta dan kebaikan pada kita, semakin besar dan banyak kebaikan
yang diberikan, maka semakin besar pula cinta kita kepada orang itu.

Imam Ghazali menunjukan 2 cara mencintai Allah yaitu :

1. Melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi, bukan berarti melepas diri sama sekali dengan
dunia melainkan justru menguasai dunia

2.       Mengeluarkan kotoran-kotoran hati

 Tanpa Cinta Berarti Tiada Iman

Cinta di sebut-sebut Nabi sebagai ekspresi keimanan. Tadi iman bukanlah sebuah
keyakinan “nol” melainkan suatu keyakinan yang disertai cinta, sedangkan tinggi-
rendahnyacinta dapat diukur dari seberapa besar tinggi –rendahnya pengorbanan.

Para nabi teladan- teladan umat itu justru mengekspresikan keimanan mereka
dalam bentuk cinta. Allah menghendaki didatangkannya para Nabi itu untuk memberikan
teladan dalam keimanan dan kecintaan.

6
2.2 Apa dan Bagaimana Ahlak
 Tindakan Akhlak
 
Ungkapan akhlak dimaksudkan untuk menyebutkan “akhlak al-karimah” (akhlak mulia)
atau akhlak al-mahmudah san sebagai lawannya adalah akhlak buruk atau akhlak yang
biasa-biasa
Dalam arti yang luas akhlak didefinisikan sebagai segala tindakan yang baik, yang
mendatangkan pahala bagi orang yang mengerjakannya, atau segala tindakan yang
didasarkan pada perintah syara yang wajib, surat yang haram atau makruh.
Adapun untuk pengertian yang terbatas akhlak hanya dimaksudkan untuk tindakan
yang baik, etis dan pelakunya memang patut di puji.

Ciri-ciri Perbuatan Akhlak yaitu :


1.       Akhlak merupakan suatu tindakan yang baik
2.       Akhlak merupakan suatu tindakan ikhtian yang patut dipuji, tindakan ikhtian, suatu tindakan
yang digerakan oleh usaha
3.       Akhlak merupakan buah dari keimanan
4.       Akhlak bersifat fitri
5.       Akhlak bersifat ta’abbudi, misi utama kenaban adalah untuk menyempurnakan akhlak
6.       Akhlak merupakan moral dan etika universal
7.       Pelanggaran terhadap akhlak akan dikutuk masyarakat
8.       Pelanggaran terhadap akhlak dikutuk hati nurani
·         Faktor yang Memperkuat dan memperlemah Akhlak
 Faktor yang memperkuat :
1.      Mantapnya keimanan
2.      Terbimbing oleh seorang guru yang sholeh
3.      Memiliki pengetahuan agama yang cukup dan benar
4.      Memiliki filosofah hidup yang baik yang sesuai dengan substansi ajaran islam
5.      Memiliki lingkungan pergaulan yang baik
6.      Visioner seorang yang memiliki wawasan ke depan akan mempertimbangkan segala sikap
dan tindakannya
7.      Memiliki pekerjaan dan aktivitas
8.      Terpenuhinya kebutuhan pokok
 Faktor yang memperlemah akhlak :
1.      Hidup mewah
2.      Miskin
3.      Lingkungan pergaulan yang buruk
4.      Menganggur

7
5.      Minim pengetahuan agama
6.      Negative thinking (berpikiran buruk)

2.3     Amal Shaleh
Nabi Muhammad SAW mendefinisikan iman dengan sejumlah amal shaleh
Talaludin Rakhmat mengungkapkan bahwa sering kali iman di tandai dengan
bentuk amal sosial dari pada amal shaleh yang bersifat ritual
Ibadah ritual sebenarnya tidak banya misalnya shalat, shaum, zakat, haji dan lain-
lain, yang dimaksudkan secara langsung “menyembah Allah”. Kebanyakan ibadah ini
mengandung dimensi sosial. Seperti zakat dan aqiqah, membagikan harta dan
mengundang makan tetangga.
Masih menurut Talaluddin Rakhmat. Islam menekankan ibadah dalam dimensi
sosialnya lebih besar daripada dimensi ritual. Alasannya :

1. Al-Qur’an mengemukan ciri-ciri orang mukmin. Misalnya berbahagialah orang yang beriman
yaitu orang yang khusyu dalam shalat, yang mengeluarkan zakat dan lain-lain

2.       Bila mengerjakan ibada ritual itu bersamaan dengan pekerjaan lain yang mengandung
dimensi sosial kita diberi pelajaran untuk mendahulukan kepentingan sosial misalnya ,
ketika nabi sedang shalat sunat beliau berhenti dan membukakan pintu untuk tamu yang
dating

3.       Kalau ibadah ritual itu tercatat, kita di anjurkan untuk berbuat sesuatu yang bersifat sosial.
Contohnya ketika melanggar chaum kita dianjurkan membayar fidyah (memberi makan
kepada pakir miskin).  

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
Islam bukan hanya mengajarkan tentang kekerasan, hukum-hukum dan kewajiban yang
sifatnya mengekang tapi juga mengajarkan kita bagaimana mencintai, kasih sayang
terhadap sesama dan belajar berbagi dengan sesama.

Dengan adanya cinta akan tercipta juga akhlak dan amal sholeh yg baik.

Anda mungkin juga menyukai