Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andry Saputra

NIM : 044434636

1. ) a. . Paragraf yang menunjukkan tindakan yang seharusnya dilakukan adalah


paragraf pertama, tindakan yang seharusnya dilakukan terdapat di Kalimat 4,5 dan 6.
Banjir sangat bisa diprediksi dan dimitigasi. Membuang sampah sembarangan,
penumpukan lumpur di selokan, dan penutupan selokan dengan cor semen permanen
membuat air tidak mengalir. Intinya, banjir bisa diantisipasi sejak dini. Pada musim
kemarau justru mudah membersihkan selokan. Harusnya ini diwajibkan pada setiap
orang, di depan rumah masing-masing. Instansi terkait bekerja bakti pada selokan
jalan umum/jalan milik negara. Ibarat pepatah, upaya ini sedia payung sebelum hujan.
Paragraf yang terdapat birokrasi tegas. Perilaku besar pemicu banjir, termasuk
eksploitasi hutan, baik legal maupun ilegal. Pohon sebagai habitat alam ditebang
tanpa reboisasi, tanah diratakan, dan tanpa sistem drainase.
Padahal, setiap perusahaan hak pemegang usaha hutan mestinya dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Tanpa kelengkapan
dokumentasi dan tanpa pelaksanaan sesuai dokumentasi, perusahaan tidak boleh
beroperasi. Aktivitas pengembang juga menyumbang bencana banjir. Banyak
pengembang membangun perumahan di daerah resapan atau penyangga air atau
spesifikasi rumah tidak memenuhi syarat namun dipaksakan. Untuk kasus ini terkait
dengan birokrasi. Kalau instansi yang berwenang memeriksa dengan rinci dan
penerbitan izin sampai pengawasan pelaksanaan pembangunan sesuai prosedur, kasus
perumahan terendam banjir minimal.

b. Sebagai Pelaksanaan Administrasi. Fungsi utama birokrasi adalah


mengimplementasikan atau mengeksekusi undang-undang dan kebijakan negara.
Sebagai Nasehat Kebijakan (Policy Advice). Birokrasi memiliki peran penting dalam
pemberian nasehat kebijakan kepada pemerintah. Ini karena birokrasi menjadi lini
terdepan dalam implementasi suatu kebijakan. Sebagai Artikulasi Kepentingan.
Dalam kesehariannya, birokrasi banyak melakukan kontak dengan kelompok
kepentingan dalam suatu negara. Ini membuat kecenderungan “korporatis”, yang
mana akan terjadi kekaburan antara kepentingan yang terorganisir dengan kantor
pemerintah (birokrasi). Stabilitas Politik. Birokrasi berperan sebagai stabilitator
politik, yang berarti fokus kerja mereka adalah untuk menciptakan stabilitas dan
kontinuitas sistem politik.

2. ) Demokrasi menjadi salah satu sistem politik yang paling banyak dianut oleh
negaranegara didunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjalankan
sistem politik demokrasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahannya. Terdapat
beberapa pilar yang menjadi prasyarat berjalannya sistem politik demokrasi, yaitu:
Adanya penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala; Adanya pemerintahan yang
terbuka, akuntabel dan responsif; Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia
(HAM); Berkembangnya civil society dalam masyarakat. Jadi, penyelenggaraan
pemilu yang bebas dan berkala menjadi prasyarat sistem politik demokrasi, karena
pemilu merupakan salah satu sarana kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih
wakil dan pemimpin mereka untuk menjalankan pemerintahan.

3. ) Partai politik harus diselsaikan melalui mekanisme internal, alasanya


sederhana. Bukankah salah satu fungsi dari partai politik adalah melakukan
penyelesain konflik. Nah, bila konflik yang terjadi dalam tubuhnya sendiri tidak bisa
diselesaikan secara internal, lalu bagaimana partai politik akan menyelesaikan konflik
yang terjadi di dalam masyarakat. Selain itu, mekanisme penyelesaikan konflik
melalui mekanisme internal akan membendung bentuk-bentuk intervensi dari luar.
Bila menyelesain konflik melalui pengadilan, kemungkinan terjadi manuver-menuver
kepentingan untuk mempengaruhi keputusan akan terjadi. Selanjutnya, mekanisme
penyelesaian konflik dilakukan melalui mekanisme intrenal dalam rangka menamkan
dan menumbuhkan tradisi berpartai di kalangan elit-elit politik. Sudah saatnya setiap
perbedaan dak diakhiri dengan perpecahan, tetapi dengan konsensus. Saya kira sudah
waktunya bagi partai politik untuk melembagakan penyelesain konflik internalnya.
Dalam upaya melembagakan penyelesaian konflik itu, saya kira harus diatur
melalui UU Partai Politik. Dalam UU Partai Politik tersebut perlu dicantumkan
tentang mekanisme penyelesaian konflik dengan membentuk semacam badan
penyelesain konflik (atau apa pun namanya), yang berfungsi menyelasikan setiap
perbedaan atau konflik yang terjadi di dalam tubuh partai politik. Badan ini tercantun
dalam AD/ART partai politik.

Anda mungkin juga menyukai