OLEH :
EVELYN PATRICIA (21622094)
AKUNTANSI MALAM 2
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Sistem Informasi dan Pengndalian Internal ini dengan baik dan benar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Sistem Informasi dan Pengendalian Internal, Ibu Putri Dwi
Novrina, S.E., M.Ak.
Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran kami yang bersumber dari
internet, jurnal serta buku sebagai referensi. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada pengajar mata kuliah akuntansi keperilakuan atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini. Dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Saya berharap dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Siklus Proses Bisnis
Manufaktur. Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
Demikian makalah ini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.
Evelyn Patricia
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pada tahap perencanaan produksi, Kalbe Farma Tbk menentukan jenis
obat yang akan diproduksi, jumlah produksi, dan waktu produksi. Setelah itu,
perusahaan melakukan pengadaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi
obat. Pengadaan bahan baku harus memenuhi standar kualitas dan keamanan
yang telah ditentukan.
Setelah bahan baku terpenuhi, obat diproduksi dengan mengikuti standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan. Proses produksi obat meliputi
beberapa tahapan seperti pembuatan formula, persiapan bahan baku,
pencampuran, pengadukan, dan pengemasan. Setelah obat diproduksi, Kalbe
Farma Tbk melakukan pengujian kualitas produk untuk memastikan produk
yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Pengujian
kualitas dilakukan dalam laboratorium yang terakreditasi.
Setelah produk obat lolos uji kualitas, Kalbe Farma Tbk melakukan
distribusi produk ke pasar melalui distributor dan jaringan apotek yang sudah
bekerja sama. Setelah produk obat didistribusikan, perusahaan memberikan
pelayanan purna jual bagi konsumen yang menggunakan produknya, termasuk
memberikan informasi tentang penggunaan produk dan menangani keluhan atau
masalah yang timbul.
2. Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan dalam bisnis Kalbe Farma Tbk dimulai dengan
penjualan produk obat kepada distributor dan jaringan apotek yang sudah
bekerja sama. Setiap penjualan dilakukan dengan menggunakan sistem
penjualan online atau offline.
Dalam sistem penjualan online, Kalbe Farma Tbk menjual produk obat
melalui platform e-commerce atau website resmi perusahaan. Konsumen dapat
memilih produk obat yang diinginkan, melakukan pembayaran, dan produk akan
dikirimkan ke alamat yang diinginkan. Dalam sistem penjualan offline, Kalbe
Farma Tbk menjual produk obat melalui distributor dan jaringan apotek yang
sudah bekerja sama. Produk obat disimpan di gudang distributor atau apotek dan
dijual ke konsumen yang membutuhkan. Setelah produk obat terjual, Kalbe
Farma Tbk menerima pendapatan dari penjualan tersebut. Perusahaan mencatat
pendapatan dalam sistem akuntansi dan melakukan rekonsiliasi antara
pendapatan dengan data penjualan yang diterima dari distributor atau jaringan
3
apotek.
Setelah itu, Kalbe Farma Tbk melakukan pembebanan biaya produksi
obat yang sudah terjual untuk menghitung laba yang dihasilkan dari penjualan
produk obat tersebut.Biaya produksi yang dihitung mencakup biaya bahan baku,
biaya produksi, dan biaya operasional lainnya. Dalam siklus pendapatan, Kalbe
Farma Tbk juga memperhatikan faktor pajak. Perusahaan melakukan
pembayaran pajak atas pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk obat
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Selain itu, Kalbe Farma Tbk juga memberikan pelayanan purna jual bagi
konsumen yang menggunakan produk obat. Pelayanan purna jual meliputi
informasi tentang penggunaan produk, penanganan keluhan, dan tindakan lain
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pelayanan purna jual ini
dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dan memperkuat citra perusahaan.
3. Siklus pengeluaran
Siklus pengeluaran pada perusahaan manufaktur seperti KALBE
FARMA Tbk yang memproduksi obat-obatan dan melakukan pemasaran secara
online dan offline meliputi beberapa tahapan. Pertama, pembelian bahan baku
dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk memproduksi obat-obatan. Proses
pembelian ini melibatkan beberapa departemen, seperti bagian purchasing,
bagian gudang, dan bagian keuangan. Selain itu, perusahaan juga harus
memastikan bahwa pemasok yang dipilih memenuhi standar kualitas dan harga
yang kompetitif.
4
administrasi, dan biaya lainnya. Pengeluaran ini harus diatur dan dicatat secara
rapi dan akurat dalam sistem akuntansi perusahaan untuk memastikan bahwa
pengeluaran terkendali dan tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
2.3 KELEMAHAN DAN ANCAMAN PROSES BISNIS PERUSAHAAN
KALBE FARMA Tbk
Setiap siklus pada proses bisnis perusahaan Kalbe Farma Tbk dapat
memiliki kelemahan dan ancaman yang perlu diperhatikan dan diatasi. Berikut
adalah beberapa kelemahan dan ancaman yang dapat terjadi pada siklus tersebut :
1. Siklus produksi - Kelemahan yang mungkin terjadi pada siklus produksi
adalah terjadinya cacat produksi yang dapat mengurangi kualitas obat yang
dihasilkan. Ancaman yang dapat terjadi adalah bahan baku obat yang
digunakan tidak memenuhi standar kualitas dan keamanan sehingga dapat
mengganggu proses produksi dan mempengaruhi kualitas produk akhir.
5
pengawasan dan pengendalian pada setiap tahap produksi, mulai dari persiapan
bahan baku, pengolahan,hingga pengemasan produk jadi. Rekomendasi yang dapat
diberikan adalah memperkuat sistem pelaporan produksi dan pengawasan produksi
dengan teknologi yang lebih canggih, seperti memasang sensor pada mesin
produksi untuk memonitor kinerja mesin secara real- time. Siklus pendapatan:
Evaluasi dapat dilakukan dengan memeriksa efektivitas sistem penjualan dan
penerimaan pembayaran. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah memperkuat
sistem penerimaan pembayaran dengan memasang teknologi pembayaran yanglebih
canggih dan aman, seperti QR Code dan NFC, sehingga dapat mengurangi risiko
kecurangan dalam transaksi. Siklus pengeluaran: Evaluasi dapat dilakukan dengan
memeriksa efektivitas sistem pengeluaran, termasuk pengelolaan inventaris bahan
baku danbarang jadi. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah memperkuat sistem
pengelolaan inventaris dengan memasang teknologi yang lebih canggih, seperti
sistem otomatisasi inventaris dan sensor RFID (Radio-Frequency Identification)
pada barang, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan
inventaris.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kalbe Farma Tbk memulai siklus pendapatannya dengan menjual produk
obat kepada distributor dan jaringan apotek melalui sistem penjualan online atau
offline. Siklus pengeluaran pada perusahaan manufaktur seperti Kalbe Farma
Tbk mencakup beberapa tahap. Pertama, perusahaan membeli bahan baku dan
perlengkapan untuk produksi obat. Kemudian, obat diproduksi melalui beberapa
departemen seperti produksi, quality control, dan gudang. Akhirnya, perusahaan
melakukan pengeluaran untuk membayar biaya operasional, penjualan,
administrasi, dan biaya lainnya.
Kelemahan dan ancaman pada siklus bisnis Kalbe Farma Tbk meliputi
cacat produksi dan bahan baku buruk yang dapat mengurangi kualitas produk,
pengembalian produk atau penolakan konsumen, persaingan ketat, serta produk
palsu yang merugikan penjualan dan reputasi. Selain itu, pembelian barang yang
tidak perlu dan tindakan kecurangan seperti korupsi atau penyelewengan dana
juga dapat menyebabkan pemborosan biaya dan penurunan efisiensi.
Evaluasi dan rekomendasi perbaikan pengendalian internal dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam setiap siklus bisnis Kalbe Farma
Tbk. Evaluasi dapat dilakukan pada setiap siklus, seperti pada siklus produksi
dengan memperkuat sistem pelaporan dan pengawasan produksi, pada siklus
pendapatan dengan memperkuat sistempenerimaan pembayaran, dan pada siklus
pengeluaran dengan memperkuat sistem pengelolaan inventaris.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kalbe Farma Tbk. (2023). Kalbe Farma. Diakses pada 30 April 2023, dari
https://www.kalbe.co.id/
Nurrohmah, S., & Siregar, S. (2020). Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap
Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Perpajakan, 3(1), 33-44. Retrieved from
https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jap/article/download/220/171
Siahaan, S. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
padaPT. Kalbe Farma Tbk. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Suliyanto, S. (2018). The Effect of E-Service Quality on Trust and Its Impact on
Purchase Decision Mediated by Perceived Value in E-Commerce. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Bisnis, 9(1), 44-55.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/2714
Putra, Y. M., (2021). Sistem Informasi Siklus Pendapatan dan Sistem Informasi
Siklus Pengeluaran. Modul Kuliah Sistem Informasi Akuntansi Jakarta : FEB-
Universitas Mercu Buana.
Ariyanti. 2021. Teknik dan Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.
Bank Central Asia TBK. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.