Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INFORMATIKA FARMASI

“PENERAPAN SISTEM INFORMASI DAN MANAGEMEN DI PEDAGANG


BESAR FARMASI”

Disusun oleh :

1. Bella Nur Afita Sari 22103114


2. Inas Dayini Febriarty 22103127
3. Linda Suci Anggraeni 22103132
4. Nafisah Fionita 22103137
5. Noval Jayyad Hasan 22103140
6. Novita Abellia Putri 22103142
7. Uzlah Tamimah 22103154

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr.SOEBANDI
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayahNya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan
Sistem Informasi dan Managemen di Pedagang Besar Farmasi” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak apt. Khrisna Agung C., M.Kes
Imun pada mata kuliah Informatika Farmasi di Universitas dr.Soebandi. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca sesuai
topik yang diangkat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak apt. Khrisna Agung C.,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Informatika Farmasi. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Dan tentunya kami menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada makalah ini. Sehubung dengan hal tersebut, kami mohon maaf atas
kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Jember, 4 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan .............................................................................................................5
1.4 Manfaat…........................................................................................................5
BAB II ..........................................................................................................................6
PEMBAHASAN ..........................................................................................................6
2.1 Bagaimana Penerapan SIM di PBF.................................................................6
2.2 Kendala Yang Ditemukan Dalam Penerapan SIM di PBF …......................7
2.3 Solusi Dalam Penerapan SIM di PBF.............................................................7

BAB III ......................................................................................................................9


PENUTUP..................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................9
3.2 Saran .................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai
informasi yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya untuk
keperluan dan tujuan tertentu (Manivel P). Sedangkan Pedagang Besar Farmasi
atau PBF adalah sebuah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin dalam
menyediakan, menyimpan, dan menyalurkan obat atau bahan medis dalam jumlah
besar yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan negara, khususnya
peraturan Kementerian Kesehatan. Tentu saja setiap PBF akan dikelola oleh
apoteker-apoteker yang mampu, berkompeten, dan memiliki izin untuk
pengadaan obat dalam skala besar.

Pedagang Besar Farmasi bukanlah jenis sistem perdagangan produk komersial


semata. Sebab, berbagai jenis obat-obatan harus diperjualbelikan atas dasar nilai
sosial karena menyangkut nyawa manusia. Sehingga pengelola PBF haruslah dari
pihak yang familiar dengan produk obat-obatan mulai dari jenis, tujuan
penggunaan, dan takarannya.

Syarat untuk bisa membangun dan menjadi bagian dari PBF adalah dengan
mendapatkan izin dari Direktur Jenderal bidang Kesehatan Republik Indonesia.
PBF juga punya kewenangan untuk membuka cabang berdasarkan persetujuan
bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi tempat cabang PBF berada.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana penerapan SIM di PBF ?
b. Kendala apa yang ditemukan dalam Penerapan SIM di PBF ?
c. Solusi apa yang harus dilakukan supaya penerapan SIM bisa berjalan
dengan baik ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penerapan SIM di PBF
b. Untuk mengetahui Kendala apa yang ditemukan dalam Penerapan SIM di
PBF
c. Untuk mengetahui solusi yang harus dilakukan supaya penerapan SIM
bisa berjalan dengan baik

1.4 Manfaat
a. Pembaca lebih paham tentang penerapan SIM di PBF
b. Pembaca lebih paham tentang kendala yang ditemukan dalam Penerapan
SIM di PBF
c. Pembaca lebih paham tentang solusi yang harus dilakukan supaya
penerapan SIM bisa berjalan dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerapan SIM di PBF


Secara garis besar sistem merupakan suatu kumpulan komponen dan
elemen yang saling terintegrasi, komponen yang terorganisir dan bekerja sama
dalam mewujudkan suatu tujuan tertentu (Muslihudin dan Oktafianto, 2016).
Adapun yang menyatakan bahwa sistem adalah suatau jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk
melakukan suatu kegiatan atau yang menyelesaikan suatu sasaran tertentu
(Maniah, 2017). Penerapan SIM di PBF yaitu membangun aplikasi untuk
membantu dalam memonitoring sirkulasi obat dan data penjualan obat pada
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Guna mengetahui apakah ada kenaikan atau
penurunan setiap bulan nya serta memudahkan dalam proses pelaporan.
Penerapan ini menggunakan metode pengembangan sistem berupa
metode waterfall dan perancangan sistem menggunakan UML (Unified
Modelling Language). Waterfall berarti sebuah siklus hidup pengembangan
perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang sangat
penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi
pengembangannya, sedangkan Unified Modeling Language (UML) adalah
sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, kontruksi, dan
mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang digunakan atau
dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak). Adapun
penerapan sistem berbasis web yang dapat mendukung proses pengolahan
data monitoring dengan penerapan sistem menggunakan bahasa pemrograman
PHP dan Database MySQL sebagai media penyimpanan. PHP adalah
bahasa scripting, yang dirancang khusus untuk mengembangkan situs web.
Penggunaan umumnya adalah pengambilan data dari database SQL. Bahasa
ini juga digunakan untuk membuat chart dan grafik lainnya. Hal tersebut
dapat membantu Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk memudahkan dalam
pengolahan data penjualan dan monitoring karena data saling terintegrasi satu
sama lain.

2.2 Kendala Yang Ditemukan Dalam Penerapan SIM di PBF


Sejatinya PBF sering juga disebut sebagai distributor obat-obatan.
Peran PBF tentu sangat dibutuhkan bagi rumah sakit, puskesmas dan apotek,
tanpa adanya pelayanan PBF semua kebutuhan obat untuk semua sarana
kesehatan akan terkendala. Fungsi PBF adalah penyaluran dari pabrik farmasi
untuk mendistribusikan segala produk farmasi ke seluruh daerah yang telah
diliputinya. Saat ini yang menjadi masalah adalah banyaknya obat yang di
distribusikan oleh PBF tetapi tidak termonitoring dengan baik karena belum
memiliki sistem yang dapat memantau rumah sakit, puskesmas dan apotek
mana saja yang sudah di distribusikan obat. Selain itu PBF juga belum
memiliki sistem yang dapat memonitoring sirkulasi jumlah pengiriman obat
apakah menurun atau menaik di setiap bulannya sehingga mengakibatkan
proses pelaporan kepada pimpinan menjadi terhambat karena harus dihitung
terlebih dahulu.
Tak hanya itu, terkait penerapan SIM di PBF biasanya terkendala
apabila sistem error. Seperti yang kita ketahui bahwa semua sistem informasi
tidak selalu berjalan dengan baik apalagi jika penerapannya digunakan dalam
jangka waktu lama dan panjang.

2.3 Solusi Yang Harus Dilakukan Supaya Penerapan SIM Bisa Berjalan Dengan
Baik

Dibalik adanya kendala dalam penerapan SIM di PBF, perlunya solusi


supaya kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Solusi yang seharusnya
dilakukan adalah mendukung dan mengoptimalkan penerapan SIM sampai
berhasil. Hal yang membuat sistem ini berhasil adalah cara untuk mengelola
dan menerapkannya di semua unit. Tidak hanya itu saja, ada juga faktor
lainnya yang mendukung keberhasilan sistem manajemen ini, yaitu

1. Integrasi : Setiap unit harus terhubung dengan melakukan integrasi dari


tingkatan paling bawah sampai level teratas. Pastikan bahwa proses
integrasinya lancar. Tujuannya agar terhindar dari berbagai macam hal
buruk yang mungkin terjadi di dalam unit instansi PBF
2. Perubahan Budaya Kerja : Menyesuaikan diri dengan sistem yang baru
berarti meninggalkan zona nyaman yang selama ini sudah dikenal.
Manajemen perlu untuk terus memperhatikan budaya kerja yang ada, agar
dapat mengarahkan pelaksana sistem, supaya mereka mau belajar hal baru
sekaligus menyesuaikan diri.
3. Teknologi Informasi : Teknologi informasi terdiri dari berbagai komponen
yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan. Perlu adanya
perhatian khusus tentang kapasitas, kemampuan serta kecepatan dalam
menampung data oleh teknologi informasi. Tujuannya agar tidak keliru
memilih teknologi yang diperlukan untuk perusahaan.
4. Tim yang Kompak : Tidak akan berjalan dengan baik suatu sistem
informasi manajemen organisasi, apabila tak ada tim yang solid. Bahkan,
harus ada tim profesional yang memahami sistem organisasi. Tim atau
individu ini akan ditunjuk untuk mengawasi, mengelola dan memastikan
bahwa sistem yang sedang dibangun dapat terus berjalan sesuai dengan
rencana.

Jadi, sistem ini baru bisa terwujud dengan tepat jika seluruh pihak
yang terkait di dalamnya mampu mengenali permasalahan yang ada,
kemudian membuat rencana untuk solusi di kemudian hari
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menerapkan sistem informasi ini yang dirancang dengan mengunakan
metode perancangan sistem UML (Unified Modeling Language), dan bahasa
pemrograman yang digunakan yaitu PHP dengan database MySQL proses
monitoring sirkulasi obat dapat dilakukan secara tersistem, kemudian
perusahaan dapat langsung mengetahui laporan maupun grafik transaksi
penjualan obat perbulan ke rumah sakit, puskesmas maupun apotek. Namun
dari kendalam permasalahan yang ada dapat diatasi dengan solusi melalui
beberapa faktor yang sudah disebutkan diatas tadi. Hal tersebut dapat
membantu Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk memudahkan dalam
pengolahan data penjualan dan monitoring karena data saling terintegrasi satu
sama lain.

3.2 Saran
Penyusun menyarankan kepada para pembaca agar memberi masukan
kepada penyusun makalah demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Maniah, &. H. (2017). Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan.

Manivel P, R. R. (n.d.). Tabel State of The Art Jurnal 2. 1-20.

Muslihudin dan Oktafianto. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.

https://123dok.com/article/kendala-yang-dihadapi-dan-strategi-untuk-
menghadapinya.zx5d0d5w

Anda mungkin juga menyukai