NURMALASARI
NIM : 152110041
Jl. Letjen Ibrahim Adjie No.181, RT.03/RW.08, Sindangbarang, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor,
Jawa Barat 16117
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam proses
pembuatan makalah yang berjudul “Proses Dasar dan Ruang Lingkup Penggarapan Sistem
Informasi Kesehatan”, penulis berharap, semoga makalah ini dapat dijadikan pedoman dan
arahan bagi para pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Agar penulis dapat
membuat makalah berikutnya yang lebih sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 9
B. Penutup...................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan
efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini
menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga
halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi
pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang
akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta
lingkungan yang terkait lainnya.
Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data
pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena
dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data
maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jaringan SINKAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem informasi kesehatan
elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan. Jaringan SINKAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data
terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi
yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara
Local Area Network (LAN), yang berbeda, dan arsitektur jaringan local computer lainnya.
3
Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Pada model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait yaitu:
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual
atau secara komputerisasi offline. Metode SIK Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan
yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur, antara lain pasokan listrik dan peralatan
4
komputer serta jaringan internet. Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem
manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan, dan pelaporan berbasis kertas.
Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan
dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi
petugas kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum komputerisasi, laporan
dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan bagi
yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan
penggabungan data di puskesmas.
Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan
secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online,
data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah
ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat
langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota
dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas
kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan
softcopy dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy diimpor dalam aplikasi SIKDA generic,
selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan
provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari
fasilitas kesehatan milik povinsi.
Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme
pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan disemua tingkatan dilakukan
5
dengan mekanisme yang disepakati.
Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data kesehatan dari sumber
data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan
pengumpulan data langsung ke sumber data.
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh
semua unit-unit program di Kementrian Kesehatan dan UPT- nya serta dinas kesehatan dan
7. Pengguna Data
Semua pemangku kepentingan yang tidak / belum memiliki sistem informasi sendiri serta
masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan
dari Bank Data Kesehatan Nasional melalui website Kementrian Kesehatan. Namun sebesar
apapun rencana pasti ada juga kelamahan dan kemerosotan yang terjadi. Pelaksanaan SIKNAS di
era desentralisasi dipandang bukan menjadi lebih baik tetapi malah berantakan. Hal ini
dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah dan juga pencatatan dan
pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banyak overlaps sehingga dirasakan sebagai beban oleh
daerah.
Kemudian bergulirnya waktu sampai dengan saat ini telah banyak rumah sakit dan klinik-klinik
yang menggunakan Sistem Informasi Kesehatan sesuai yang dibutuhkan di pelayanan kesehatan
tersebut walaupun tidak menyeluruh seperti di Negara Jepang contohnya. Berkembangnya
teknologi informasi saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan dalam pembentukan sistem informasi
kesehatan yang menyeluruh. Terkendala dengan penjangkauan kepada masyarakat Indonesia
yang berada di pelosok yang sulit untuk di data dan sulit untuk menerima informasi baru dari
luar yang mereka anggap asing. Masih tabu dan kentalnya budaya beberapa kelompok
masyarakat di Indonesia membuat sistem informasi belum menyeluruh.
6
2.2 Ruang Lingkup Penggarapan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Terdiri dari Pengelolahan Informasi dan struktur manajemen SIK, antara lain :
a. Pengumpulan data
b. Pengiriman data
c. Pengolahan data
d. Analisis data
e. Presentasi informasi untuk perencanaan dan manajemen. (WHO. 2004)
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam
lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut :
7
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-laporan mengenai :
a. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan).
b. Penerimaan kasir secara periodik.
c. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien.
d. Rekam medis pasien.
e. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan.
f. Data morbiditas pasien rawat inap.
g. Data morbiditas pasien rawat jalan.
h. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik.
i. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik.
j. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap
k. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
l. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Ganinov, Ivan Tinarbudi dkk. 2016. Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta : Parama
Publishing.
Pusat Data Informasi. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi Kesehatan. Kementrian Kesehatan
RI
10
11