Anda di halaman 1dari 9

PERAN SERTA MASYARAKAT

DALAM PEMBENTUKAN
PERATURAN DAN PSDA
TENTANG PENGELOLAAN HUTAN LIND

SULAIMAN N. SEMBIRING, S.H., M.H.

Materi Kuliah Hukum Sumber Daya Alam


Kelas HE 18A
Fakultas Hukum
Universitas Al Azhar Indonesia
22 November 2021
TEORI PEMBENTUKAN PER-UU-AN
DAN TEORI PERAN SERTA MASYARAKAT-1
• Teori Pembentukan Per-uu-an:
 Mochtar Kusumaatmadja, Hukum merupakan seperangkat konstruksi
(variabel-variable), definisi dan preposisi yang saling berhubungan yang
mencerminkan pandangan sistematik atas suatu fenomena dengan memerinci
hubungan antar variabel yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena
alamiah. Hukum harus mencakup lembaga (institution) dan proses (procesess)
yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan. Roscoe
Pound, Law is a tool of social engineering.

 Burkhardt Krems, tentang PPP: Pembentukan peraturan perundang-undangan


(Staatliche Rechtssetzung) meliputi dua hal pokok yaitu menentukan isi
peraturan (Inhalt der regeling) dan kegiatan pemenuhan bentuk peraturan
(form der regeling). T. Koopman, menyatakan fungsi pembentukan peraturan-
perundang-undangan sangat diperlukan karena tujuan utama pembentukan
peraturan adalah menciptakan modifikasi atau perubahan dalam kehidupan
masyarakat.
TEORI PEMBENTUKAN PER-UU-AN
DAN TEORI PERAN SERTA MASYARAKAT-2
• Teori Pembentukan Per-uu-an:
 Hans Nawinsky, tentang Norma Hukum yang berlapis dan berkelompok:
Norma Fundamental Negara, Aturan Dasar Negara, Undang-undang Formal
dan Aturan Pelaksana dan aturan otonom.

 Buys, tentang Peraturan itu mengikat secara umum


 IC Van Der Vlies, tentang Asas Formil dan Asas Materil sebagai Pedoman PPP
 Purnadi Purbacaraka, Soerjono Soekanto, tentang Asas-asas PPP

 W. Zevenberger, tentang Kaidah Hukum mempunyai kekuatan berlaku


 Rousseau, Negara menegakkan hukum dan menjamin kebebasan WN dalam
batas PerUUan dan seluruh rakyat terlibat dalam pembentukannya
 Lawrence M. Friedman tentang Sistem Hukum: Legal Substance, Legal
Structure dan Legal Culture
TEORI PEMBENTUKAN PER-UU-AN
DAN TEORI PERAN SERTA MASYARAKAT-3
• Peran serta masyarakat, berasal dari kata Public Participation yang dulu dikenal juga sebagai
Citizen Participation, atau bagaimana masyarakat berperan serta dalam penyelenggaraan
negara maupun kegiatan pembangunan.
• Teori Peran Serta Masyarakat
 Quick and Bryson tentang PSM: “Involves the direct involvement or indirect involvement
through representatives of concered stakeholders in decision making about policies,
plans or program in which they have interest”. Freeman, Stakeholders tersebut adalah
setiap orang, kelompok orang atau organisasi yang mungkin terlibat atau terkena
dampak oleh suatu kebijakan.
 Sherry A Arnstein: tentang 3 Tangga PSM: Tingkat Non-partisipasi (Non-participation),
Tingkat Tokenisme (Tokenism), dan Tingkat Kekuatan Masyarakat (Citizen Power).
 Philipus Hadjon tentang hak Masyarakat untuk Partisipasi dalam pembuatan keputusan
dalam aspek organisasi negara sangat erat kaitannya dengan konsep demokrasi, yang
disebut demokrasi partisipasi.
 S.W. Couwenberg, 5 asas demokratis yang melandasi negara hukum dimana dua
diantaranya adalah Asas Pertanggungjawaban dan Asas Publik.
INTI MUATAN TEORI
• Hukum sebagai kaidah dan asas, kelembagaan dan proses
ataupun hukum sebagai suatu sistem bertujuan mengatur
pergaulan masyarakat di masa sekarang maupun masa depan
sehingga harus dibentuk melalui proses yang benar dan tepat.
• Untuk harus ada Peran Serta Masyarakat (PSM) karena merekalah
yang akan terkena dampak dari suatu produk hukum. PSM adalah
hak konstitusional warga dan menjadi indikator penting suatu
negara yang demokratis.
• Pelibatan masyarakat yang sejati (genuine) akan menciptakan
interaksi positif antara warga dengan pemerintah maupun para
politisi dan memberikan legitimasi atas produk hukum yang
dibuat.
PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PERATURAN PER-UU-AN

• Konstitusi/UUD 1945 dan Amandemen


• UU Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3)
• UU Kehutanan, PP 23/2021
• UUPLH (32/2009), UUKSDHE (5/1990), UUPR (26/2007)
• UU Administrasi Negara (30/2014)
• UU PPP (12/2011)
• Dan sejumlah peraturan PSDA lainnya >>>>> (Materiil)
• Peraturan Presiden (87/2014) Tentang Pelaksanaan UU PPP
• Tentang Konsultasi Publik (Istilah, pengertian dan sekilas perkembangan) dan sebagai
bagian dari PSM.
• Permenkumham No. 11/2021 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Konsultasi Publik dan PPP
• Konsultasi Publik dalam UU Cipta Kerja (11/2020)>>>> (Prosedural).
Note:
Materi Konsultasi Publik Akan dibahas dalam perkuliahan yang akan datang.
INTI MUATAN PERATURAN
• UUD 1945 sebagai Konstitusi telah menjamin setiap warga
negara untuk berperan serta dalam pembangunan.
• Berbagai peraturan perundang-undangan telah memuat
aspek “ peran serta masyarakat, partisipasi masyarakat dan
partisipasi rakyat”, namun pengaturan teknisnya belum
tersedia.
• Tahun 2021 Pemerintah telah mengundangkan
Permenkumham No. 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Konsultasi Publik dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
ANTARA
DAS SOLLEN DENGAN DAS SEIN-1

• Produk hukum seringkali tidak sesuai kebutuhan masyarakat dan bahkan ditolak
dengan contoh kasus adalah UU Cipta Kerja. Hal tersebut karena masyarakat/para
pihak berkepentingan tidak dilibatkan.
• Peraturan PerUUan secara teori antara lain, berkaitan dengan aspek materiil dan
aspek formil (Van der Vlies). Untuk memenuhi tujuan dari keberadaan
peraturan/hukum tersebut (ketertiban, kepastian hukum dan kemanfaatan)
penyusunannya membutuhkan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan,
atau adanya “Peran serta masyarakat (PSM)”.
• PSM sudah dikenal dan bahkan diatur di dalam berbagai peraturan PerUUan sektor
maupun dalam UU PPP (12/2011). Akan tetapi PSM tidak berjalan efektif karena
rendahnya komitmen Penyelenggara Pemerintahan, konsep PSM yang bersifat
pasif dan sukarela dan ketiadaan instrumen teknis operasionalnya. Muncul
Permenkumham No. 11/2011 Tentang Tata Cara Konsultasi Publik, yang juga
masih bersifat pasif dan sukarela, dan bahkan juga tidak dijalankan misalnya dalam
pembentukan PermenLHK No. 7 Tahun 2021 dan PermenLHK No. 8 tahun 2021.
ANTARA
DAS SOLLEN DENGAN DAS SEIN-2

• Agar TUJUAN pembentukan peraturan tercapai maka pembentukannya harus


benar-benar melibatkan masyarakat dengan instrumen Konsultasi Publik yang
bersifat MANDATORI DAN AKTIF dimana Pemrakarsa peraturan harus berkonsultasi
ke masyarakat yang akan terkena dampak dari peraturan tersebut. Agar efektif
maka pengaturannya tidak cukup hanya di level Permenkumham.

• Konsultasi Publik adalah instrumen Penting untuk : (a) terpenuhinya Amanat


Konstitusi dan Asas2 PPP (b) Masyarakat mendukung aturan yang dibuat
(Legitimate) termasuk dalam pelaksanaannya (b) Pemrakarsa mendapatkan
masukan yang relevan terkait substansi aturan yang akan dibuat baik dari aspek
hukum, masyarakat maupun isu terkait, seperti aspek-aspk ekologis pengelolaan
hutan lindung (c) Implementasi aturan akan lebih mudah dan efektif (d)
terbangun/meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Penyelenggara
Pemerintahan, dan (e) Indonesia akan menuju/menjadi negara hukum yang
demokratis.

Anda mungkin juga menyukai