Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP PROGRAM

STUDI MAGISTER HUKUM TAHUN AKADEMIK


2021/2022
Mata Kuliah : Sejarah Hukum
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2022
Waktu : 60 Menit
Semester : II
Dosen Pengampu : Dr. Ayih Sutarih.,SH ., MHum.
Dr. Hari Purwadi., SH., MHum.

BKU : Hukum Kesehatan


Sifat Ujian : Daring/Online
Petunjuk : File jawaban diberi namaNPM_Nama_MK_Prog
Studi contoh (1191600232_Andri_HBU_MIH)
Kirim Jawaban melalui email: ayih.sutarih07@gmail.com
dengan subjek email UTS: MK Prog Studi contoh (UTS SEJ HK
MIH). Paling lambat hari sabtu 28 Mei 2022 Pukul 12.00 WIB.

SOAL :

1. Hukum bukanlah perwujudan ide, melainkan sebagai produk kenyataan masyarakat / realitas
sosial. Jelaskan urgensinitas mempelajari sejarah hukum terkait dengan : sejarah sebagai ilmu;
hukum dan sejarah; sejarah hukum dan ilmu hukum; serta historical yurisprudence!

2. Jelaskanlah apakah benar bahwa “dinamika sejarah sosial politik kehidupan suatu bangsa
sangat mempengaruhi perkembangan hukum suatu negara” Uraikan bagaimanakah aspek
tersebut dalam kehidupan dan perkembangan hukum di Indonesia.

**********************Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses************************


Nama : dr. M. Irsyad Baihaqi

NPM : 12110053

Semester 2

BKU Hukum Kesehatan

Jawaban

1. Sejarah hukum adalah suatu metode dan ilmu yang merupakan cabang dari ilmu sejarah (bukan
cabang dari ilmu hukum), yang mempelajari (studying), menganalisa (analising), memverifikasi
(verifiying), menginterpretasi (interpreting), menyusun dalil (setting the clausule), dan
kecenderungan (tendention), menarik kesimpulan tertentu (hipoteting), tentang setiap fakta,
konsep, kaidah, dan aturan yang berkenaan dengan hukum yang pernah berlaku. Baik yang
secara kronologis dan sistematis, berikut sebab akibat serta ketersentuhannya dengan apa yang
terjadi di masa kini, baik seperti yang terdapat dalam literatur, naskah, bahkan tuturan lisan,
terutama penekananya atas karakteristik keunikan fakta dan norma tersebut, sehingga dapat
menemukan gejala, dalil, dan perkembangan hukum di masa yang lalu yang apat memberikan
wawasan yang luas bagi orang yang mempelajarinya, dalam mengartikan dan memahami hukum
yang berlaku saat ini.
Sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari perkembangan
dari asal usul sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu, dan membandingkan antara hukum
yang berbeda karena dibatasi oleh perbedaan waktu. Hukum suatu bangsa merupakan suatu
ekspresi jiwa yang bersangkutan dan oleh karenanya senantiasa yang satu berbeda dengan yang
lain. Perbedaan ini terletak pada karakteristik pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing
sistem hukum. Apabila dikatakan bahwa system hukum itu tumbuh, maka yang diartikan adalah
hubungan yang terus menerus antara sistem yang sekarang dengan yang lalu. Apalagi dapat
diterima bahwa hukum sekarang berasal dari yang sebelumnya atau hukum pada masa-
masalampau, maka hal itu berarti, bahwa hukum yang sekarang dibentuk oleh proses- proses
yang berlangsung pada masa lampau
Sejarah mempelajari perjalanan waktu masyarakat di dalam totalitasnya, sedangkan
sejarah hukum satu aspek tertentu dalam hal itu, yakni hukum. Apa yang berlaku untuk seluruh,
betapapun juga berlaku untuk bagian, serta maksud dan tujuan sejarah hukum mau tidak mau
akhirnya adalah menentukan juga “dalil-dalil atau hukum-hukum perkembangan
kemasyarakatan”.
Hukum tidak hanya berubah dalam ruang dan letak (hukum Amerika, hukum Belgia
dan hukum Indonesia, misalnya), tetapi juga dalam lintasan kala dan waktu. Seperti sumber-
sumber hukum formil, yakni bentuk-bentuk penampakan diri norma-norma hukum, maupun isi
norma-norma hukum itu sendiri (sumber-sumber hukum materil). Tatanan hukum modern
mengenal sumber-norma hukum seperti : (i) perundang-undanganan (ii) yurisprudensi (iii)
doktrin (iv) konvensi.10 Norma-norma hukum dewasa ini seringkali dan sering sekali hanya
dapat dimengerti melalui sejarah hukum. Misalnya Henri de Page dalam buku “Traite Eleentaire
de Droit Civil” 1930-1950. bahwa “semakin ia memperdalam studi hukum perdata”, semakin
yakin bahwa sejarah hukum, lebih dahulu dari pada logika dan ajaran hukum sendiri mampu
menjelaskan mengapa dan bagaimana lembaga-lembaga hukum kita muncul kepermukaan
seperti keberadaannya saat ini.Holmes “perjalanan yang ditempuh hukum bukanlah jalur dan
ruas logika melainkan rel pengalaman”. Hal tersebut tidak hanya terjadi dalam lembaga hukum
perdata (hukum waris misalnya) saja, tetapi juga dalam lembaga hukum pidana. Misalnya aturan
“tiada dapat dipidana tanpa undang-undang (legalitas), hanya dapat diklarifikasi demikian karena
perjuangan para filsuf era “pencerahan” ke arah era “kepastian hukum” dan melalui visi mereka
yang memandang manusia selaku warga masyarakat yang memiliki kesadaran dan tanggung
jawab .Merupakan suatu pegangan bagi para yuris pemula untuk mengenal budaya dan pranata
umum. Memang benar bahwa hukum yang berlaku saat ini “an sich” dapat dipelajari dari asal
usul historis dan pembentukannya, namun bagi mereka yang melakukan pendekatan seperti ini
merupakan penerapan teknik murni untuk mengatur pertimbangan-pertimbangan kemasyarakatan
dan menyelesaikan perselisihan perselisihan yang berkaitan dengan itu. Seorang ahli hukum yang
berlatar belakang akademik perlu memiliki pandangan yang lebih luas tentang hukum, agar dapat
menempatkan hukum dewasa ini di dalam dimensi waktu dengan perantaraan sejarah hukum,
dan di dalam dimensi ruang melalui perbandingan hukum.
2. Dinamika social politik di Indonesia sangat mempengaruhi hukum di Indoneia sendiri, kejadian
yang saya ambil contoh adalah ortde baru. Cita-cita awal lahirnya Orde Baru pada awalnya
adalah koreksi total atas rezim Orde Lama yang dianggap sudah tidak konstitusional sesuai
dengan apa yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Visi pengembalian negara sesuai
dengan Pancasila dan UDD 1945 merupakan agenda utama Pemerintahan Orde Baru. Namun
dalam perjalanannya untuk merealisasikan visi tersebut pemerintah terlalu dominan dalam
memainkan peran politiknya dan memarjinalkan kepentingan rakyat. Sehingga, para pakar politik
mengidentifikasikan rezim ini sebagi rezim otoriter meski tidak sampai tirani. Kondisi yang
semacam itu tentu juga akan berpengarauh terhadap perkembangan hukum. Produk hukum yang
muncul pada pada masa Orde Baru adalah suatu produk yang dijadikan alat untuk melegitimasi
dan sebagai sarana untuk mempermulus tujuan kepentingannya. Bayang-bayang
pembangunanisme yang menjadi cita lahirnya Orde Baru akan terus mengikuti citra hukum yang
akan dibuat di masanya. Pembangunan hukum orde baru cenderung kearah fungsionalisasi
berikut.
1. Hukum sebagai sarana legitimasi politik dalam arti sebagai sarana yang mengabsahkan
tindakan-tindakan untuk memperkuat lembaga eksekutif.
2. Hukum sebagai sarana untuk memfasilitasi ikhtiar dari pemerintah untuk melakukan
rekayasa sosial.
3. Hukum sebagai sarana untuk memfasilitasi proses pembangunan ekonomi yang bercorak
kapitalistik
Terlihat jelas bahwa politik hukum Orde Baru diorentasikan untuk mewujudkan dan
mengabsahkan program-program pemerintah terutama pada pertumbuhan ekonomi,
pembangunan sosial, dan modernisasi. Program-program ini pada dasarnya dimaksudkan untuk
stabilitas politik demi tegak dan lestarinya status quo pemerintahannya. Soetandoyo
Wignjosoebroto menilai hukum perundang-undangan sepanjang sejarah perkembangan
pemerintah Orde Baru telah menjadi kekuatan kontrol di tangan pemerintah yang terlegitimasi
secara formalyuridis, dan tidak selamanya merefleksikan konsep keadilan, asas moral dan
wawasan kearifan yang sebenarnya sebagaimana yang sesungguhnya hidup di dalam kesadaran
hukum masyarakat awam.
Berdasarkan penjelasan di atas maka produk hukum yang muncul pada masa orde baru
adalah produk hukum yang hanya dijadikan sebagai sarana penunjang pembangunan dan
pemerkuat posisi negara yang dinilai lebih besar dari pada fungsinya sebagai sarana penegakan
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan demokrasi yang berlandaskan pada ketuhanan. Sehingga
hukum yang dihasilkan pada masa ini terkesan berada dibawah bayang-bayang
pembangunanisme.

Anda mungkin juga menyukai