Anda di halaman 1dari 1

Tugas 2

ILMU HUKUM

DEAN WAHYU RENALDY / 043440866

1. Apakah kelebihan dan kelemahan Aliran atau Mahzab Hukum Alam dalam kaitan
dengan pembentukan hukum?
2. Dalam praktek di Pengadilan, aliran atau mahzab hukum apa yang digunakan
oleh hakim dalam menangani perkara sesuai ketentuan yang berlaku? 

JAWABAN:

1.) Mazhab Sejarah hukum adalah Mazhab yang intinya mengajarkan bahwa hukum itu tidak
dibuat, tetapi tumbuh dan berkembang bersama masyarakat (das Recht wird nicht gemacht, est
ist und wird mit dem Volke). Dampak ajaran madzab ini sangat tampak pada para sarjana
sosiologi dan hukum adat.

Namun disisi lain pemikiran hukum madzab ini juga mengandung beberapa kelemahan yakni
(Lili Rasjidi, 1991: 49): tidak diberikannya tempat bagi ketentuan yang sifatnya tertulis
(peraturan perundang-undangan); konsepsinya tentang kesadaran hukum sifatnya sangat
abstrak serta konsepsinya tentang jiwa rakyat tidak memuaskan banyak pihak; dan
inkonsistensi sikap mengenai hukum yang terbaik bagi suatu bangsa.

2.) mazhab imam Syafi'i yang pada umumnya di praktekkan di pengadilan di Indonesia.

Syafi’i
Mazhab Syafi’i didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin ldris as-syafi’i. Ia wafat pada 767
masehi. Selama hidup Beliau pernah tinggal di Baghdad, Madinah, dan terakhir di Mesir. Corak
pemikirannya adalah konvergensi atau pertemuan antara rasionalis dan tradisionalis.

Selain berdasarkan pada Al Quran, sunnah, dan ijma, Imam Syafl’i juga berpegang pada qiyas.
Beliau disebut juga sebagai orang pertama yang membukukan ilmu usul Fiqih. Karyanya yang
terkenal adalah AI-Umm dan Ar-Risalah.

Pemikirannya yang cenderung moderat diperlihatkan dalam Qaul Qadim (pendapat yang baru)
dan Qaul Jadid (pendapat yang lama). Untuk penyebarannya mazhab Syafl’i diikuti oleh 495
juta jiwa. Negara-negara dengan mayoritas pengikut mazhab ini adalah Indonesia, Ethiopia,
Malaysia, Yaman, Mesir, dan Somalia.

Murid atau pengikutnya yang terkenal adalah Imam Ahmad AI Ghazali, lbnu Katsir, lbnu Majah,
An Nawawi, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Abu Hasan Al Asy’ari, dan Said Nursi.

Anda mungkin juga menyukai