Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Muhammad yazid

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044751639

Tanggal Lahir : 31 Oktober 2000

Kode/Nama Mata Kuliah ADPU4332 / Hukum Administrasi Negara

Kode/Nama Program Studi : FHISIP S1 Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : Yogyakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu 8 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muhmmad Yazid


NIM : 044751639
Kode/Nama Mata Kuliah ADPU4332 / Hukum Administrasi Negara
Fakultas : FHISIP
Program Studi : S1 Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Yogyakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Yogyakarta, sabtu 8 juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Yazid
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Negara, dengan organ pemerintahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk menyelenggarakan
kesejahteraan bagi warganya, tentu membutuhkan instrumen sebagai sarana untuk melaksanakannya. Instrumen-
instrumen tersebut merupakan sarana yang disepakati dalam konstitusi sebagai alat yang legal digunakan oleh
pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya menyelenggarakan kesejahteraan bagi warganya. Kedudukan
negara sebagai badan hukum publik diwujudkan dengan pemberian kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur
segala sesuatu dalam kehidupan pemerintahan sehari-hari. Untuk menegakan kewenangan tersebut, negara
membutuhkan keberadaan satu instrumen hukum yang dapat memberi ancaman ataupun pemaksaan agar
perundangan yang diterbitkan dalam rangka pencapaian kesejahteraan umum dapat terlaksana. Karena itulah,
negara diberikan satu kewenangan atau fungsi yang diembannya untuk mengenakan sanksi-sanksi hukum.
Sehubungan dengan hal tersebut:
A. Saudara uraikan sanksi yang dapat dikenakan oleh negara kepada warga negara;
B. Saudara analisis jenis-jenis sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh negara dalam upayamenegakkan hukum
peraturan perundang-undangan
Jawaban :
A. Negara memiliki wewenang untuk memberlakukan sanksi kepada warga negaranya dalam rangka menjalankan
tugas dan fungsinya untuk menyelenggarakan kesejahteraan bagi warganya. Beberapa sanksi yang dapat dikenakan
oleh negara kepada warga negara antara lain:
1. Sanksi pidana: Sanksi pidana dapat dikenakan kepada warga negara yang melakukan tindak pidana. Sanksi ini
meliputi hukuman penjara, denda, atau hukuman tambahan lainnya seperti pencabutan hak-hak tertentu. Sanksi
pidana diatur dalam undang-undang pidana yang berlaku di negara tersebut.
2. Sanksi administratif: Sanksi administratif dapat dikenakan kepada warga negara yang melanggar peraturan
perundang-undangan di bidang administrasi. Contoh sanksi administratif adalah pembayaran denda atau sanksi
lainnya kepada pemerintah dalam kasus pelanggaran administrasi. Penetapan sanksi administratif biasanya diatur
dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan daerah.
3. Sanksi perdata: Sanksi perdata dapat dikenakan kepada warga negara dalam rangka penyelesaian sengketa antara
individu atau pihak-pihak swasta. Sanksi perdata meliputi pembayaran ganti rugi, pemulihan kerugian, atau
tindakan lain yang diperintahkan oleh pengadilan dalam rangka memulihkan hak atau kepentingan yang dirugikan.
Sanksi perdata diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai hukum perdata.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Sanksi disiplin: Sanksi disiplin dapat dikenakan kepada warga negara yang menjadi anggota atau pegawai
di institusi tertentu, seperti aparat pemerintah atau karyawan suatu perusahaan. Sanksi disiplin diberikan
ketika individu melanggar aturan atau kode etik yang berlaku di institusi tersebut. Sanksi disiplin diatur
dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan internal institusi tersebut.
Sumber hukum yang mengatur sanksi-sanksi tersebut bervariasi tergantung pada negara dan jenis sanksi
yang diberlakukan. Sumber-sumber hukum yang dapat menjadi dasar untuk penerapan sanksi termasuk
undang-undang pidana, undang-undang administrasi negara, undang-undang hukum perdata, undang-
undang ketentuan disiplin, peraturan perundang-undangan, atau peraturan internal institusi. Setiap
negara memiliki sistem hukum yang berbeda dan memiliki peraturan sendiri yang mengatur mengenai
penerapan dan jenis sanksi yang dapat diberikan oleh negara kepada warga negaranya.

B. Jenis-jenis sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh negara dalam upaya menegakkan hukum peraturan
perundang-undangan meliputi:
1. Sanksi Pidana: Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sanksi pidana adalah bentuk sanksi hukum yang
memiliki tujuan retribusi, preventif, dan rehabilitatif. Sanksi pidana dapat berupa pidana penjara, pidana
denda, atau sanksi tambahan seperti pencabutan hak-hak tertentu.
2. Sanksi Administratif: Sanksi administratif adalah sanksi yang diberlakukan oleh otoritas pemerintah
dalam rangka menjaga ketaatan terhadap peraturan administratif negara. Sanksi administratif dapat berupa
teguran, denda administratif, pembekuan izin, atau pencabutan izin.
3. Sanksi Perdata: Sanksi perdata diberlakukan dalam konteks permasalahan hukum antara individu atau
entitas hukum. Sanksi ini bertujuan untuk mengembalikan keadaan menjadi semestinya atau memberikan
pemulihan bagi pihak yang dirugikan. Contoh sanksi perdata adalah ganti rugi, pembayaran kompensasi,
atau penghentian kontrak.
4. Sanksi Disiplin: Sanksi disiplin dikenakan pada anggota instansi pemerintah atau pegawai negeri yang
melakukan pelanggaran terhadap kode etik atau peraturan disiplin. Sanksi ini dapat berupa teguran,
peringatan, pemindahan jabatan, penurunan pangkat, atau pemecatan dari jabatan.
Penting untuk dicatat bahwa jenis dan tingkat sanksi yang dikenakan oleh negara dapat bervariasi
tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
negara tersebut.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Dalam hal pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui model kerja sama pemanfaatan barang
milik negara. Sehubungan dengan hal tersebut anda uraikan bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara
sesuai dengan peraturan perundangan terkait!
Jawaban
Pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kerja sama sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Beberapa bentuk kerja sama pemanfaatan barang milik negara yang umumnya
diatur adalah sebagai berikut:
1. Sewa-menyewa (leasing): Pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui perjanjian sewa-menyewa
antara pihak negara selaku pemilik barang dengan pihak lain yang ingin memanfaatkan barang tersebut. Peraturan
mengenai persyaratan, prosedur, dan ketentuan sewa-menyewa barang milik negara biasanya diatur dalam
peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan keuangan negara.
2. Kontrak kerja: Pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui kontrak kerja di mana pihak negara
menyediakan barang dan pihak lain membayar dengan imbalan jasa atau pembayaran tertentu. Jenis kontrak kerja
ini sering digunakan dalam sektor jasa, misalnya kontrak pengadaan jasa konsultansi, kontrak pengelolaan fasilitas,
atau kontrak pengoperasian sarana atau peralatan.
3. Waralaba atau lisensi: Pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui kerjasama waralaba atau lisensi,
di mana pemilik barang memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan barang atau merek dagang yang
dimiliki dalam pertukaran royalti atau pembayaran tertentu. Peraturan mengenai waralaba atau lisensi barang milik
negara ini dapat diatur dalam peraturan terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI), peraturan perundang-undangan
tentang perlindungan merek dagang, atau peraturan khusus mengenai kerjasama waralaba.
4. Perjanjian kerjasama (joint venture): Pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui perjanjian
kerjasama dengan pihak lain untuk mengelola atau memanfaatkan barang tersebut bersama-sama. Dalam
perjanjian kerjasama ini, pemilik barang dan mitra kerja sama biasanya membagi pembagian hasil atau manfaat
yang diperoleh. Jenis kerjasama ini sering diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang investasi atau
pembentukan badan usaha.
Pada umumnya, peraturan perundang-undangan yang mengatur pemanfaatan barang milik negara mencakup
persyaratan, prosedur, hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat, serta pengaturan tentang waktu dan durasi
kerja sama. Sumber hukum yang mengatur bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara ini biasanya terdapat
dalam peraturan perundang-undangan tentang keuangan negara, peraturan tentang penyelenggaraan kegiatan
ekonomi, atau peraturan khusus yang mengatur sektor tertentu seperti investasi, hak kekayaan intelektual, atau
kontrak kerja.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Dalam pertimbangan diundangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik ditegaskan bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi
pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan
nasional, bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi
publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Bahwa keterbukaan informasi publik merupakan
sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik
lainnya dan segala sesuatu yang berakibat
pada kepentingan publik. Sehubungan dengan hal tersebut:
A. Bagaimana prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan informasi publik?
B. Apakah semua informasi publik dapat diberikan kepada masyarakat?
Jawaban :
A. Prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan informasi publik diatur dalam Undang-undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Berikut adalah tahapan umum yang harus dilakukan
untuk memperoleh informasi publik:
1. Ajukan Permohonan: Langkah pertama adalah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Badan
Publik yang memiliki informasi yang Anda inginkan. Permohonan dapat diajukan melalui surat, email,
atau formulir permohonan yang telah disediakan.
2. Isi Permohonan dengan Detail: Pastikan permohonan Anda berisi informasi yang cukup detail dan jelas
mengenai informasi yang Anda minta. Sebisa mungkin sertakan rincian seperti judul dokumen, tanggal
pembuatan, atau nama-nama terkait jika diketahui.
3. Identifikasi Diri: Sertakan identitas diri Anda dalam permohonan, seperti nama lengkap, alamat, dan
kontak yang bisa dihubungi. Hal ini diperlukan untuk proses komunikasi selanjutnya.
4. Tunggu Tanggapan: Setelah permohonan diajukan, Badan Publik memiliki waktu tertentu untuk
memberikan tanggapan. Sesuai dengan undang-undang, Badan Publik harus memberikan jawaban atas
permohonan dalam waktu paling lambat 14 hari kerja.
5. Penolakan atau Persetujuan: Badan Publik dapat memberikan persetujuan untuk memberikan informasi
yang diminta, menolak permohonan berdasarkan alasan tertentu seperti kepentingan nasional atau privasi
pihak ketiga, atau memberikan informasi sebagian dengan alasan yang jelas.
6. Banding: Jika permohonan Anda ditolak, Anda memiliki hak untuk mengajukan banding ke Komisi
Informasi Pusat atau Komisi Informasi Daerah sesuai dengan yurisdiksi yang berlaku.
B. Tidak semua informasi publik dapat langsung diberikan kepada masyarakat. Undang-undang
Keterbukaan Informasi Publik mengakui adanya pengecualian dan batasan tertentu dalam memberikan
informasi. Beberapa jenis informasi yang mungkin tidak dapat diberikan kepada masyarakat antara lain:
1. Informasi yang melibatkan privasi pihak ketiga: Informasi yang melibatkan privasi individu atau entitas
lain mungkin tidak dapat diungkapkan jika melanggar hak privasi mereka.
2. Informasi yang terkait dengan kepentingan nasional: Informasi yang dapat membahayakan kepentingan
nasional, seperti keamanan negara atau hubungan internasional, mungkin ditahan untuk alasan kebijakan
keamanan.
3. Informasi yang bersifat rahasia atau dilindungi hukum: Informasi yang secara khusus dilindungi oleh
undang-undang, seperti informasi medis, informasi bisnis yang rahasia, atau informasi yang terkait dengan
investigasi atau proses hukum tertentu, mungkin tidak dapat diungkapkan secara publik.
4. Informasi yang dapat merugikan Badan Publik: Ada beberapa kasus di mana informasi yang dapat
merugikan operasional atau kepentingan Badan Publik mungkin ditahan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Pasal 34 ayat (2) UUD-NRI Tahun 1945 mengamanahkan bahwa
“Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan ” . Pasal 14 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial menegaskan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program jaminan sosial. Kemudian Pasal 15 UU No. 24 Tahun 2011
menentukan bahwa pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta
kepada BPJS sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti, pemberi kerja, dalam melakukan pendaftaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya
secara lengkap dan benar kepada BPJS. Sehubungan dengan sanksi, apakah yang dikenakan kepada pemberi kerja
yang tidak mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program jaminan
sosial yang diikuti?
Jawaban :
Berdasarkan Pasal 15 UU BPJS No. 24 Tahun 2011, pemberi kerja memiliki kewajiban untuk mendaftarkan dirinya
dan pekerjanya sebagai peserta program jaminan sosial. Jika pemberi kerja tidak memenuhi kewajiban ini, terdapat
sanksi yang dapat diberikan.
Sanksi bagi pemberi kerja yang tidak mendaftarkan dirinya dan pekerjanya kepada BPJS sesuai dengan program
jaminan sosial yang diikuti adalah sebagai berikut:
1. Denda Administratif: Pemberi kerja yang tidak mendaftarkan dirinya dan pekerjanya kepada BPJS sesuai dengan
program jaminan sosial yang diikuti dapat dikenai denda administratif. Besaran denda administratif ini diatur dalam
peraturan perundang-undangan terkait.
2. Pembatasan Layanan: Selain denda administratif, BPJS juga berhak membatasi layanan yang diberikan kepada
pekerja yang belum didaftarkan oleh pemberi kerja sebagai peserta program jaminan sosial. Pembatasan layanan
ini berlaku untuk layanan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian.
3. Tindakan Hukum: Jika pemberi kerja tetap tidak memenuhi kewajiban pendaftaran setelah dikenai denda
administratif dan pembatasan layanan, BPJS dapat melakukan tindakan hukum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dapat meliputi penegakan hukum pidana, misalnya melalui pengadilan,
atau tindakan hukum lain yang berlaku.
Sanksi-sanksi ini bertujuan untuk mendorong pemberi kerja agar mematuhi kewajiban dalam pendaftaran peserta
jaminan sosial. Hal ini penting untuk memastikan perlindungan dan manfaat sosial dapat diperoleh oleh pekerja
sesuai dengan ketentuan UU BPJS.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai