UKL UPL SPAM Sei Lepeh 50 L Per DTK

FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN &
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

(UKL – UPL )
Pembangunan & Operasional

SPAM IKK Sei Lepeh
Desa Bagenadang Hilir Kec. Mentaya Hilir Utara
Kapasitas Olah 50 Liter / Detik
Dinas Pekerjaan Umum,

Penataan Ruang, Kawasan
Permukiman & Perumahan
Rakyat Kab. Kotim
i
SAMPIT Tahun 2022
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Surat Pernyataan
Kata Pengantar ................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................. ii
Daftar Tabel ........................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................... iv
Daftar Lampiran ................................................................................. v
BAB I Identitas Pemrakarsa

1.1 Identitas Pemrakarsa ................................................... I-1
1.2 Tujuan Penyusunan Formulir UKL UPL ....................... I-2
1.3 Sasaran Kegiatan ........................................................ I-2
BAB II Uraian Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................... II-1
2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................. II-1
2.3 Skala Besaran Rencana Uaha dan/atau Kegiatan ...... II-1
2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha da/ atau
Kegiatan ...................................................................... II-3
BAB III Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan dan Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Serta Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh iii

Kapasitas 50 liter / detik
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matriks Identifikasi Dampak Rencana Pembangunan

Instalasi Pengolahan Air / IPA Kapasitas 50 l/dtk Sei
Lepeh di Desa Bagendang Hulu ........................................ III-2
Tabel 3.2 Matriks Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan, Upaya
Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan Hidup......................... III-5
Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh iv

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Alir Dampak pada Tahap Prakonstruksi .............. III-3
Gambar 3.2 Bagan Alir Dampak pada Tahap konstruksi.................... III-3
Gambar 3.3 Bagan Alir Dampak pada Tahap Operasi ....................... III-4
Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh v

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran – A Legalitas dan Perizinan

Lampiran – B Hasil Analisis Laboratorium
Lampiran – C Dokumentasi Lapangan
Lampiran – D Peta-Peta / Desain Teknis
Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh vi

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,
PERUMAHAN RAKYTA DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
BAB I
IDENTITAS PEMRAKARSA
1.1 Identitas Pemrakarsa
1.1.1 Identitas Pemrakarsa

a. Nama Kegiatan : Pembangunan dan Operasional IPA
Kapasitas 50 L/dtk SPAM Sei Lepeh
b. Bidang Kegiatan : Pekerjaan Umum / Penyediaan Sarana
Prasarana Air Bersih
c. Pemrakarsa : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
d. Alamat Kantor : Jl. HM Arsyad Km. 3 Sampit
e. No Telepon Kantor : (0531) 21539
f. Nama Penanggung Jawab :
g. Jabatan Penanggung Jawab : Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang, Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Kotarangin Timur
h. Alamat Penanggung Jawab :
1.1.2 Penyusun Studi UKL - UPL

Nama :
Penanggung Jawab :
Alamat :
No. Telepon :
1.2 Tujuan Penyusunan Dokumen / Formulir Ukl – Upl

Penyusunan Formulir UKL UPL Peningkatan Kapasitas IPA Sei Lepeh
adalah :
- Sebagai pedoman dalam pelaksanaan untuk mencegah,
menanggulangi dan mengendalikan kerusakan dan pencemaran
Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 1

Kapasitas 50 liter per detik
lingkungan hidup.
- Sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang ditimbulkannya.
- Sebagai pedoman kepada Pemrakarsa di dalam melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
- Membantu proses pengambilan keputusan bagi pemerintah dalam
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
- Sebagai bahan informasi bagi pemerintah tentang ketaatan
perusahaan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
1.3 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan adalah:

 Teridentifikasinya elayakan dari berbagai aspek terkait sepeti
kelayakan teknis, kelayakan ekonomis dan kelayakan lingkungan.
 Terumuskannyarekomendasi dari berbagai alternatif rencana
pembangunan dan operasional IPA yang bersifat teknis, ekonomis
maupun lingkungan.

BAB II
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana usaha dan atau kegiatan yang dikaji dalam studi UKL dan UPL
ini adalah “Pmbangunan dan Operasional IKK Sei Lepeh Kapasitas 50
L/detik”. Bidang kegiatan utama dari aktivitas usaha ini adalah Kegiatan
Penyediaan Air Bersih bagi masyarakat.
2.2 Lokasi Rencana Usaha dan Atau Kegiatan

Lokasi Rencana usaha dan atau kegiatan yang dikaji dalam studi UKL dan
UPL Pembangnan dan Operasional IKK Sei Lepeh dengan kapasitas olah
50 L/detik IPA Sei Lepeh di Desa Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya hilir
Utara Kabupaten Kotawaringin Timur.
Sumber air baku berasal dari Sei Lepeh Desa Bagendang Hilir Kecamatan
Mentaya Hilir Utara. Terletak di Koordinat S2°47'19.36" dan
E112°54'53.09"’
2.3 Skala Besaran Rencana Usaha da/atau kegiatan

Skala besaran rencana kegiatan pembangunan dan operasional IKK Sei
Lepeh Kapasitas olah 50 liter perdetik, untuk melayani wilayah selatan
kabupaten kotawaringin timur (3 kecamatan), dengan rincian :
- 3 Kecamatan terlayani
- Jumlah Pelanggan : 500 SL
- Cakupan Pelayanan Adminsitratif : 10%
- Cakupan Pelayanan Teknis : 40%
- Kapasitas Produksi total : 50 Liter / detik
2.3.1 Sumber Air Baku
Sumber air baku yang digunakan PDAM Sampit dalam operasional IKK Sei
lepeh adalah sumber air permukaan sungai Lepeh dengan tingkat
pemanfaatan yang belum maksimal. Di sisi lain, belum terdapatnya sumber

air yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air. Sampai dengan
saat ini, sumber air baku yang berasal dari sungai Lepeh cukup tesedia
sebagai sumber air baku, sehingga PDAM Sampit belum perlu untuk
mencari sumber air lainnya. Adapun sumber air yang digunakan oleh
IKK Sei Lepeh yaitu dari sungai Sei Lepeh yang merupakan anak sungai
dari Sungai Mentaya di Desa Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir
Utara
2.3.2 Tahapan Instalasi

Untuk menghasilkan air bersih yang siap di salurkan ke pelangan, PDAM
Sampit harus melalui tahap instalasi yang dilakukan oleh bagian
produksi. Adapun tahap instalasi tersebut yaitu:
1. Instalasi Sumber Air merupakan instalasi atau tempat pengambilan
air. Produksi air yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber air
yang berasal dari air Permukaan sei Lepeh.
2. Instalasi Pengolahan Air merupakan instalasi atau tempat air diolah
dari air baku yang di ambil dari sumber air menjadi air yang siap untuk
di produksi. Lebih rinci diuraikan sebagai berikut.
 Sumber air yang diperoleh oleh IKK Sei Lepeh Desa Bagendang Hilir
Kecamatan Mentaya Hilir Utara berasal dari Air permukaan sungai
Sei Lepeh. Proses ini memanfaatkan system pompanisasi untuk
mengalirkan air melalui pipa.
 Instalasi Pengolahan Air merupakan proses pekerjaan paling
banyak, memproses air baku menjadi air siap untuk di produksi.
Pada instalasi pengolahan air terdapat bangunan, alat-alat
pengolahan air, reservoir/penampungan, mesin-mesin, meteran, dan
dibutuhkan listrik untuk mentransfer air ke bagian transmisi dan
distribusi. Adapun proses pengolahan air di bagian pengolahan ini
adalah sebagai berikut.
a) Masuknya air pada instalasi ini dimulai dengan mencampurkan
air bahan baku yang telah di ambil dari instalasi sumber air
dengan tawas dan kaporit, tujuannya agar air terpisah dari
lumpur-lumpur. Dalam sistem pemberian tawas dibutuhkan 10

kg tiap 8 jam dengan 1 kali pelarutan, Sehingga dalam sehari
di butuhkan 30 kg tiap 8 jam pelarutan. Adapun Kaporit
diberikan setiap 8 jam dengan jumlah 10 kg 1 kali pelarutan,
Maka dalam sehari dibutuhkan 30 kg dengan 3x pelarutan.
Pencampuran dilakukan dengan cara Magma vlog yaitu proses
pencampuran yang dilakukan secara bersamaan antara bahan
tawas dan kaporit.
b) Setelah air tercampur tawas, air kemudian di pompa agar masuk
kemesin/ tabung pengolahan. Pada proses ini air akan di campur
dengan bahan-bahan Alumunium Sulfat dan bahan kimia
lainnya, tempat ini dinamakan cascada.
c) Air mengalir dari cascada menuju ke flokasi, tempat ini berfungsi
sebagai penyaringan pertama, dan memisahkan air dari lumpur-
lumpur dan segera masuk ke pipa pembuangan. Air yang
telah terpisah dari lumpur kemudian akan masuk ke dalan
bak filter.Filter ini berfungsi menjernihkan air dari kuman agar
air yang dihasilkan lebih bersih.Setelah melalui filter, air hasil
olahan akan di pompa ke dalam bak penampungan
(reservior).Adapun alat ukur untuk mengetahui debit air telah
penuh dalam bak penampungan yaitudengan menggunakan alat
ukur beton dengan panjang sekitar ± 5 meter yang diberi tanda
tulisan serta menggunakan tali sebagai tanda petunjuk dimana
air sudah penuh.
3. Proses distribusi dilakukan dengan mengalirkan air bersih dengan
sistem pipa bawah tanah. Proses distribusi air bersih tersebut dilakukan
selama 24 jam ke seluruh pelanggan yang dilayani oleh IKK Sei Lepeh
2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.4.1 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang
Lokasi Pembangunan IPA Kap. 50 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di
Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin
Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2012 – 2032
pada pasal 25 poin 5 dan 6, menyatakan bahwa. (5) SPAM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di Kabupaten Kotawaringin Timur dipadukan
dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air
baku (6) SPAM jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
2.4.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Peta
Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB)
Hasil tumpang susun dengan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin
Baru (PIPPIB) Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain
Tahun 2019 (Lampiran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) diketahui bahwa lokasi rencana Pembangunan IPA Kap. 30
L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Bagendang Hilir Kecamatan
Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Sulawesi
Selatan berada di luar Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru
(PIPPIB).
2.4.3 Persetujuan rekomendasi kesesuaian ruang Atas Rencana Kegiatan
Rencana Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama
seluas 2000 m2 Di Desa Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Utara
Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Sulawesi Selatan secara prinsip
telah disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
berdasarkan surat rekomendai kesesuaian ruang Dinas PU dan Penataan
Ruang Nomor: 600/98/DPUPR-GW
2.4.4 Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat
Menimbulkan Dampak Lingkungan
Komponen Pembangunan IPA Kap. 50 L/dtk dan Jaringan Distribusi
Utama Di Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten
Kotawaringin Timur yang diyakini akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup diuraikan berdasarkan kegiatan pada setiap tahap
pelaksanaan proyek, yakni Tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi dan
Operasional.

a. Tahap Pra Konstuksi
 Penyiapan dan Pematokan Lahan
Kegiatan penyiapan dan pematangan lahan merupakan salah
satu kegiatan awal tahap para konstruksi yang dilakukan
menyesuaikan gambar rencana dengan lahan aktual. Lahan yang
telah sesuai dilakukan penbersihan lokasi, galian dan perataan
tanah kemudian dilakukan pemasangan bouwplang dan
pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil bangunan. Peil
bangunan adalah pengaturan ketinggian minimal lantai bangunan
yang ditentukan berdasarkan lokasi bangunan tersebut, yang
bertujuan untuk mencegah air banjir meluap dan masuk ke dalam
bangunan jika lantai terlalu rendah. penyiapan dan pematangan
lahan ini akan menyebabkan dampak berupa perubahan sikap
dan presepsi masyarakat.
b. Tahap Konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap konstruksi yang diprakirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup adalah:
 Mobilisasi Tenaga Kerja
Estimasi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat kegiatan
konstruksi adalah sebanyak 38 orang dengan posisi sebagai
mandor, kepala tukang, operator, pekerja. Sumber tenaga kerja
yang digunakan saat kegiatanakan memprioritaskan penduduk
lokal disekitar lokasi kegiatan khususnya penduduk yang
bermukim di sekitar proyek.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi IPA ini akan
menimbulkan dampak berupa peningkatan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan.
 Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan dan material menimbulkan dampak kurang
penting karena intensitasnya kecil dan proyek tidak membutuhkan
peralatan besar. Kegiatan Pembangunan IPA membutuhkan
peralatan berupa excavator, bulldozer dan dump truk untuk

pengangkutan material dan peralatan pertukangan lainnya.
Pengambilan dan pengangkutan material yang dibutuhkan,
seperti: tanah, pasir, batu, semen, besi dan sebagainya akan
dilaksanakan oleh pemasok material berdasarkan kesepakatan
dengan pelaksana pekerjaan. Pengangkutan material untuk
kebutuhan proyek akan dilakukan melalui prasarana jalan umum,
dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas,
keselamatan pemakai jalan lainnya serta tidak merusak/mengotori
prasarana jalan tersebut.
Kegiatan mobilisasi material dan peralatan ini diprakirakan akan
menyebakan terjadinya kerusakan badan jalan akibat aktivitas
kendaraan pengangkut material, penurunan kualitas udara,
kebisingan, perubahan sikap dan presepsi, serta gangguan
kesehatan masyarakat.
 Konstruksi Bangunan Utama IPA
Kegiatan konstruksi bangunan utama terdiri dari bangunan IPA
baja kapasitas 50 l/dtk dengan sistem backwash lengkap dengan
accessories, flow indicator dan atap penutup. Konstruksi
bangunan IPA dimulai dengan pembuatan pondasi sumuran
dengan buis beton, lantai kerja t = 5 cm, beton bertulang termasuk
bekisting serta saluran beton bertulang.Selanjutnya bangunan
Reservoir 300 M3 yang dengan beton dan pasangan berupa
beton bertulang termasuk beckisting expose rangka kayu,
tulangan besi, mix disain dan kubus beton, kemudian dinding
berupa pasangan bata merah, plesteran dan acian serta lantai
bangunan reservoir. Reservoir direncanakan menggunakan water
stop dari plat besi 3/200 mm, ventilasi udara, tutup manhole dari
plat baja t = 3 mm dengan rangka besi siku, tangga dinding dari
pipa GI, pintu aluminium powder coating, pipa dinding termasuk
pudle flange.Pada reservoir akan dilengkapi dengan pipa inlet
yang menghubungkan dari IPA, pipa outlet menuju pipa distribusi.
Selain pipa inlet dan outlet reservoir dilengkapi pula pipa overflow
serta pipa under drain.Bangunan utama IPA yang lain seperti

Sludge Drying Bed (SDB) yang meliputi pekerjaan beton dan
pasangan, termasuk beckisting expose rangka kayu,
pembesian dan mix desain dan kubus beton untuk lantai,
dinding dan plat dak inlet. Selain itu SDB dilengkapi dengan
perpipaan yang menghubungkan IPA, Underdrain dan Overflow.
Pemasangan mekanikal dan elektrikal terutama jaringan listrik
sebagai sumber pembangkit, guna sumber listrik bagi pompa
atau sumber listrik ruang dosing. Pada dasarnya ruang dosing
dibuat sama halnya bangunan lain yang dimulai dengan
pekerjaan beton, dinding, lantai, kusen dan pintu, plafond serta
atap.
Kegiatan konstruksi bangunan utama IPA ini diprakirakan akan
menyebakan terjadinya timbulan sampah, penurunan kualitas
udara, kebisingan, perubahan sikap dan presepsi, serta gangguan
kesehatan masyarakat.
 Pemasangan Pipa Air Baku dan Pipa Distribusi
Pemasangan pipa air baku yang menghubungkan Tapping dan
bangunan IPA. Kegiatan pemasangan pipa air baku dan pipa
distribusi ini diprakirakan akan menyebakan terjadinya timbulan
sampah, penurunan kualitas udara, kebisingan, perubahan sikap
dan presepsi, serta gangguan kesehatan masyarakat.
c. Tahap Operasional
Kegiatan pada tahap operasional yang akan dilakukan adalah:
 Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air / IPA
Kegiatan pengoperasian Instalasi Pengolahan Air kapasitas 50
l/dtk akan dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Kotawaringin
Timur. Kegiatan pengoperasian akan menimbulkan dampak
positif terhadap ketersediaan air bersih di Kabupaten
Kotawaringin Timur,khususnya pada Kecamatan Mentaya Hilir
Utara dan Mentaya Hilir Selatan. Secara teknis operasional IPA
dimulai dengan penyaluran air baku dari pengambilan menuju bak
penampung melalui pipa air baku dengan sistem pompanisasi,

pada bangunan instalasi akan terjadi pemisahan air dengan
sedimen atau lumpur, lumpur tersebut akan teralirkan menuju
bangunan bangunan Sludge Drying Bed (SDB). Selain itu, air
yang sudah terpisah dengan lumpur dialirkan menuju reservoir
lalu diberi perlakuan kimia sebagai berikut.
1. Pemberian Tawas, dalam sistem pemberian tawas dibutuhkan
10 kg tiap 8 jam dengan 1 kali pelarutan. Sehingga dalam
sehari di butuhkan 30 kg tiap 8 jam pelarutan.
2. Pemberian Kaporit, Kaporit diberikan setiap 8 jam dengan
jumlah 10 kg 1 kali pelarutan. Maka dalam sehari dibutuhkan
30 kg dengan 3x pelarutan.
3. Perlakukan Magma vlog adalah proses pencampuran yang
dilakukan secara bersamaan antara kedua bahan diatas.
Setelah melakukan perlakuan kimia tersebut maka air
dipompa menuju water meter induk dan dialirkan melalui pipa
distribusi menuju taping point air bersih sebelum didistribusi
kepada para pelanggan. Pengoperasian Instalasi Pengolahan
Air tersebut diharapkan dapat berfungsi beserta bangunan-
bangunan pelengkapannya seperti yang diharapkan dan
tahan lama, maka cara mengoperasikan harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang telah disusun (Manual O&P).
pengoperasian Instalasi Air Bersih di IKK Sei Lepeh yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PDAM
Kabupaten Kotawaringin Timur Kegiatan operasional Instalasi
Pengolahan Air / IPA ini dapat menimbulkan dampak terhadap
perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kegiatan ini meliputi pemeliharan rutin dan pemeliharan berkala
serta perbaikan bangunan utama IPA dan fasilitas pendukungnya.
Kegiatan ini termasuk didalamnya adalah pemeliharaan seluruh
bagian IPA yang ada di lokasi tersebut.Bangunan IPA serta
bangunan-bangunan pelengkapnya diharapkan dapat berfungsi
dengan baik dan tahan lama, sehingga diperlukan adanya

pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan dapat berupa kegiatan
yang bersifat rutin yang pada umumnya merupakan pekerjaan-
pekerjaan yang ringan dan kegiatan-kegiatan yang bersifat
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul untuk
dikembalikan pada kondisi semula (pekerjaan rehabilitasi).
Pekerjaan pemeliharaan rutin terdiri dari:
 Lubang out let selalu diperiksa dari kotoran-kotoran
penyumbat.
 Pintu-pintu selalu diperiksa dari karat dan bocoran.
 Pasangan-pasangan batu yang lepas segera diperbaiki.
 Saluran-saluran dibersihkan dari sampah.
 Inspeksi teknis secara rutin (misalnya tiap dua tahun sekali)
perlu dilakukan oleh petugas setempat, untuk melakukan
evaluasi terhadap keadaan bangunan secara menyeluruh dan
memberikan petunjuk-petunjuk pemeliharaan serta perbaikan-
perbaikan yang diperlukan.Kegiatan pemeliharaan bangunan
IPA ini dapat menimbulkan dampak terhadap timbulan limbah.

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
UPAYAPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya suatu
kegiatan. Perubahan tersebut mempengaruhi kondisi rona lingkungan hidup di
area kegiatan dan sekitarnya. Dampak dapat pula dinyatakan sebagai hubungan
sebab akibat atau timbal balik antara kegiatan terhadap rona lingkungan
hidup di sekitarnya. Hubungan sebab akibat tersebut dapat bersifat saling
mendukung ataupun berlawanan pada setiap rincian kegiatan. Kajian dampak
yan mungkin terjadi akibat adanya suatu kegiatan hendaknya dapat dikelola
secara tepat sehingga dampak negative yang timbul bisa dicegah,diminimalisir
atau ditanggulangi dan dampak positifnya dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan.
Kegiatan saat ini berada pada Tahap Pra-Konstruksi dan memerlukan
pengelolaan dan pemantauan dalam jangka waktu yang cukup panjang dan
berkesinambungan.
Pada tahap operasional merupakan tahapan yang paling lama memberikan
dampak baik dampak positif maupun negatif, sehingga dalam pelaksanaannya
perlu dilakukan pula upaya pengelolaan lingkungan sehingga dapat
diidentifikasi dampak-dampak yang kemungkinan akan terjadi beserta cara
pengelolaan maupun pemantauannya. Identifikasi dampak lingkungan yang
akan terjadi beserta besaran dampaknya
Identifikasi dampak kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) kegiatan UKL-UPL Kegiatan
Pembangunan dan Operasional IPA IKK Sei Lepeh dengan Kap. 50 L/dtk dan
Jaringan Distribusi Utama Di Desa Bagendang Hilir Kecamatan Mentaya Hilir
Utara Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah, digunakan
metode matriks untuk melihat interaksi antara kegiatan yang dilakukan terhadap
komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dan metode
bagan alir untuk melihat aliran dampak turunan. Matriks identifikasi dampak
disajikan pada Tabel 3.1 berikut dan bagan alir diajikan pada Gambar 3.1
sampai dengan Gambar 3.3
Tabel 3.1 Matriks Identifikasi Dampak Rencana Pembangunan Instalasi

Pengolahan Air / IPA Kapasitas 50 l/dtk Sei Lepeh di Desa
Bagendang Hulu Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten
Kotawaringin Timur

Gambar 3.1. Bagan Alir Dampak pada Tahap Prakonstruksi
Gambar 3.2. Bagan Alir Dampak pada Tahap Konstruksi

Gambar 3.3. Bagan Alir Dampak pada Tahap Operasi
Untuk lebih jelasnya dampak yang mungkin terjadi, Upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel /
matrik berikut :

Tabel 3.2. Matriks Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan Hidup
BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI Ket
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK
DAMPAK BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Persepsi Masyarakat
Kegiatan Penyiapan dan Perubahan Sikap Banyaknya Pendekatan Sosial Masyarakat Satu kali selama - Memantau Masyarakat Satu kali selama Dinas DLH Kab. DLH Kab.
Pematokan Lahan dan Persepsi masyarakat Ekonomi / Budaya: dilingkungan tahap pra terjadinya dilingkungan sekitar tahap pra PUPRKPPR Kotim Kotim
Masyarakat lokal terutama di Melakukan Koordinasi sekitar lokasi konstruksi. perubahan sikap lokasi kegiatan konstrusi. Kab. Kotim /
Adanya pendapat sekitar lokasi dan sosialisasi pada kegiatan pada penyipa dan PDAM
pro – kontra yang IPA yang masyarakat dan pihak Pembangunan & masyarakat pematokan lahan Sampit
berkembang di berpersepsi terkait yang Operasional IKK - Memantau yang akan
lingkugan negatif terhadap diperkirakan akan IPA Sei Lepeh banyaknya dilakukan.
masyarakat kegiatan terkena dampak yang akan masyarakat
sekitar lokasi penyiapan dan sebelum melakukan dilakukan. yang
kegiatan tentang pematokan lahan kegiatan penyiapan berpersepsi
kegiatan yang lokasi rencana dan pematokan lahan negatif dari
akan dila kukan. IPA kapasitas 50 lokasi rencana akibat adanya
l/dtk pembangunan IPA survey dan
penetapan
lokasi rencana
pembangunan
IPA
TAHAP KONSTRUKSI
1. Kesempatan Kerja
kegiatan mobilisasi Kesempatan Jumlah Tenaga Pendekatan Sosial Masyarakat Pengelolaan banyaknya Masyarakat dilakukan Dinas DLH Kab. DLH Kab.
tenaga kerja Kerja, Kerja yang Ekonomi / Budaya: dilingkungan dilakukan selama anggota dilingkungan sekitar minimal satu kali PUPRKPPR Kotim Kotim
Dampak yang dibutuhkan padaa) Memberi kesempatan sekitar lokasi tahap konstruksi masyarakat lokasi kegiatan selama kegiatan Kab. Kotim /
timbul dari saat kegiatan yang luas kepada kegiatan untuk setempat yang penyipa dan penerimaan PDAM
kegiatan ini pembangunan penduduk yang Pembangunan & pematokan lahan Sampit
pembangunan diterima sebagai tenaga kerja
adalah bersifat IPA sekitar 38 bermukim di sekitar Operasional IKK yang akan dilakukan
positif karena orang. Jika lokasi kegiatan di terima IPA Sei Lepeh IPA tenaga kerja Konstruksi
tersedianya diasumsikan sebagai tenaga kerja yang akan pembangunan
lapangan kerja bahwa untuk pembangunan dilakukan. Melakukan IPA
bagi masyarakat kebahagian IPA pengamatan
besar (70-80 %)b) Penerimaan tenaga langsung dan
Tenaga Kerja kerja konstruksi wawancara
yang akan dilakukan secara dengan
bekerja pada terbuka dengan
masyarakat
saat kegiatan berkoordinasi dengan
pembangunan pemerintah setempat. sekitar lokasi
IPA bersumber c) Tidak memberikan kegiatan

dari Desa perbedaan perlakuan pembangunan
Bagendnag Hulu antara tenaga kerja IPA utamanya
dengan tingkat lokal dan tenaga kerja masyarakat yang
pendidikan mulai dari luar daerah.
diterima sebagai
SMP sampai d) Pemberian asuransi
tenaga kerja
SMA, maka kecelakaan kepada
kegiatan ini akan tenaga kerja (BPJS konstruksi untuk
memberikan Ketanagakerjaan). mengetahui
kotribusi jumlah
terhadap Pendekatan Institusi: masyarakat
penyediaan a) Koordinasi dengan sekitar yang
lapangan kerja Dinas Lingkungan diterima sebagai
bagi penduduk Hidup Kabupaten tenaga kerja
setempat Kotawaringin Timur
konstruksi
b) Koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja pembangunan
& Transmigrasi IPA
Kabupaten
Kotawaringin Timur
c) Koordinasi dengan
Kepala Kelurahan,
Camat dan LSM
Peningkatan Berdasarkan Memberikan upah Masyarakat Pengelolaan

Pendapatan: data sekunder tenaga kerja minimum dilingkungan dilakukan selama
Komponen yang diperoleh sesuai Upah Minimum sekitar lokasi tahap konstruksi
lingkungan yang menunjukkan Propinsi (UMP) kegiatan untuk
mengalami bahwa di sekitar Provinsi Kalimantan Pembangunan &
pembangunan
perubahann lokasi kegiatan Tengah atau UMR Operasional IKK
adalah tingkat Kabupaten IPA Sei Lepeh IPA
pendapatan pendapatan Kotawaringin Timur yang akan
masyarakat penduduk pada tahun berjalan dilakukan.
sekitar lokasi bervariasi mulai
kegiatan di bawah Rp.
pembangunan 2000.000,-/bulan
IPA terutama hingga diatas
masyarakat yang Rp.2.000.000,-
diterima sebagai /bulan.
Tenaga Kerja Peningkatan
konstruksi, pendapatan
dimana akan masyarakat
berdampak yang direkrut
terhadap sebagai Tenaga
pendapatan Kerja pada
karena adanya tahap kegiatan

tambahan konstruksipemba
penghasilan dari ngunan IPA
upah yang berdasarkan
diterima sebagai informasi dari
pekerja pada pihak
tahap konstruksi pemrakarsa
pembangunan kegiatan
IPA menjelaskan
bahwa upah
kerja yang akan
diberikan pada
setiap Tenaga
Kerja minimal Rp.
75.000,/ hari
(tenaga buruh),
dan sekitar Rp.
100.000,/
Hari (tenaga
tukang), maka
setiap Tenaga
Kerja akan
memperoleh
upah
kerja sebesar Rp.
1.950.000,
perbulan (tenaga
buruh), dan Rp.
2.470.000,
perbulan-
(tenaga tukang).
Bila Tenaga
Kerja buruh
berasal dari
penduduk
sekitar lokasi
kegiatan yang
memiliki tingkat
pendapatan di
bawah Rp.
2000.000,- maka
besaran dampak
dari kegiatan ini
yaitu terjadinya
peningkatan
pendapatan

diatas Rp.
950.000,-/bulan
bagi masyarakat
yang bekerja
sebagai Tenaga
Kerja untuk
pembangunan
IPA pada tahap
konstruksi
2. Kualitas Udara /Debu

Gas Sulfur Dioksida Penurunan Diprakirakan Penyiraman berkala Lokasi kegiatan selama kegiatan Data kualitas Pengelolaan tingkat Setiap 6 (enam) Dinas DLH Kab. DLH Kab.
(SO2), Nitrogen Dioxida kualitas udara dapat melebihi pada badan jalan agar Konstruksi IKK IPA konstruksi IKK udara hasil kebisingan bulan sekali PUPRKPPR / Kotim Kotim
(NO2), Dust (TSP) dan karena baku mutu tebaran debu tidak Sei Lepeh IPA Sei Lepeh pengukuran dilakukan dilokasi secara rutin PDAM
debu peningkatan kualitas udara menyebar ke lokasi lain Kapasitas 50 Kapasitas 50 L/dtk dibandingkan kegiatan Dinas selama tahap Sampit
kadar gas ambien (debu) = dan dilakukan L/DTK. berlangsung. dengan baku mutu PUPRKPPR / PDAM konstruksi IKK
pencemar dan 0,23 mg/m3 pembersihan tumpahan kualitas udara Sampit IPA Sei Lepeh
debu di udara. ma terial yang tercecer menurut Kapasitas 50
di badan jalan, Peraturan L/dtk.
Pemberian tutup dari Pemerintah RI
lembaran plastik atau Nomor 41 Tahun
terpal pada truck angkut 1999 tentang
material, Pembersihan Pengendalian
roda kendaraan truck Pencemaran
pengangkut material, Udara
Pembatasan waktu
kerja pekerjaan
konstruksi di lakukan
pada siang hari saja
sehingga dapat
mengeta hui kualitas
kerja dan mengontrol
terjadinya dampak
dengan lebih efektif dan
efisien.
3. Intensitas Kebisingan
Peningkatan intensitas Peningkatan Diprakirakan Perawatan yang baik Pengelolaan Selama kegiatan Dengan mengukur Pengelolaan tingkat Periode Dinas DLH Kab. DLH Kab.
kebisingan adalah keluar intensitas ke dapat melebihi dari alat berat dan tingkat kebisingan tahap konstruksi intensitas kebisingan pemantauan PUPRKPPR / Kotim Kotim
masuknya kendaraan bisingan sehingga baku mutu tingkat mesin ken deraan dilakukan dilokasi berlangsung. kebisingan dan dilakukan dilokasi dilaksanakan PDAM
alat dan material. mele bihi ambang kebisingan di proyek, Pemakaian Dinas PUPRKPPR waktu pemaparan Dinas PUPRKPPR / dengan frekuensi Sampit
baku mutu yang lingkungan kerja penutup telinga (ear / PDAM Sampit serta PDAM Sampit Setiap 6 (enam)
ditetapkan. yaitu 85 dB (A) plug) bagi pekerja membandingkan bulan sekali
konstruksi, hasil pengukuran
dengan batas
derajat

kebisingan.
Pengukuran
intensitas
kebisingan
dengan
menggunakan
Sound Level
Meter.
4. Timbulan Limbah Cair Domestik
Aktifitas pekerja dan Peningkatan Diperkirakan Limbah dari closet/ Pengelolaan Pengelolaan Pengambilan Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH Kab. DLH Kab.
karyawan pada tahap kadar pencemar akan melebihi kakus di alirkan ke lingkungan untuk lingkung an untuk contoh air limbah dilakukan pada di bulan sekali se PUPRKPPR / Kotim Kotim
konstruksi IKK IPA Sei kualitas limbah baku mutu Air septik tank de ngan air limbah air limbah secara komposit saluran untuk air cara rutin selama PDAM
Lepeh Kapasitas 50 cair berasal Limbah domestik debit rata-rata 1 m3/ dilakukan pada dilakukan selama untuk dianalisis di larian dan saluran tahap konstruksi Sampit
L/dtk. berupa air larian hari. Sedangkan untuk septic tank dan tahap konstruksi. laboratorium. buangan limbah IKK IPA Sei
dan limbah cair bekas air hujan drainase. cair. Lepeh Kapasitas
domestik. dialirkan ke drai nase 50 L/dtk.
yang ada disekitar
lokasi.
5. Timbulan Limbah Padat Domestik
Potongan atau sisa Jenis dampak Diperkirakan Limbah padat organik Tempat Pengelolaan Metode Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH dan DLH Kab.
bahan / material berupa yang terjadi akan timbulnya dan anorganik dari Penampungan dilakukan selama pengumpulan dilakukan pada bulan sekali PUPRKPPR / Dinas Kotim
kayu, bungkus semen, adalah limbah padat dari aktivitas konstruksi. Sementara (TPS) kegiatan tahap data adalah sumber - sumber secara rutin PDAM Pekerjaan
dan bekas pembungkus terdapatnya sisa konstruksi sampah. konstruksi dengan limbah padat dan selama tahap Sampit Umum Kab.
nasi para pe kerja pada timbulan limbah dan aktivitas berlangsung pencatatan TPS di lokasi Dinas konstruksi Seruyan.
tahap konstruksi. padat sebagai pekerja kuantitas limbah PUPRKPPR / PDAM
sisa/ bekas yang dihasilkan, Sampit
proses tahap melakukan
konstruksi seperti interview dan
kayu, bungkus observasi
semen, langsung ke
pembungkus nasi lapangan.
para pekerja
6. Kesempatan Kerja
Penerimaan tenaga kerja Pengadaan dan Jumlah tenaga Memprioritaskan Lokasi proses perekrutan Data diperoleh Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH dan DLH Kab.
untuk tahap konstruksi penerimaan kerja yang terlibat tenaga kerja lokal pengelolaan lingku tenaga kerja pada melalui dilakukan di lokasi bulan sekali PUPRKPPR / Dinas Kotim
kegiatan pematangan tenaga kerja akan dalam tahapan khususnya masya rakat ngan hidup adalah saat tahap wawancara proyek dan Desa secara rutin sela PDAM Tenaga Kerja
lahan. menimbulkan konstruksi adalah Kecamatan Seruyan daerah di sekitar konstruksi dengan Sukorejo dan ma tahap Sampit dan
dampak positif sebanyak 28 Tengah untuk direkrut rencana lokasi berlangsung. pemrakarsa dan sekitarnya konstruksi IKK Transmigrasi
berupa orang. sebagai karyawan kegiatan (Desa beberapa warga IPA SEI LEPEH Kab.
terbukanya sejauh keahlian dengan Sukorejo Kec. yang KAPASITAS 50 Seruyan.
lapangan kerja memenuhi persya ratan Seruyan Tengah) mendapatkan L/DTK.
baru bagi yang ditentukan. dimana pekerjaan.
masyarakat Memberi upah /gaji perusahaan
setempat. minimal sebesar UMK berada.

Kab. Seruyan.
7. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Dampak bersifat negatif Memungkinkan Kecelakaan kerja  Membuat aturan Di dalam Selama kegiatan Mendata jumlah Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH dan DLH Kab.
tidak penting, karena terjadi nya yang terjadi lebih mengenai pedoman lingkungan tahap terjadi nya di lakukan dilokasi bulan sekali PUPRKPPR / Dinas Kotim
kecelakaan yang kecelakaan kerja besar dari 1 kali kerja (Standar kegiatan. pematangan kecelakaan kerja kegiatan Dinas secara rutin PDAM Tenaga Kerja
mungkin terjadi masih akibat dari selama tahap Operating Proce lahan. secara periodik PUPRKPPR / PDAM selama tahap IKK Sampit dan
bisa dihindari apabila kelalaian personil konstruksi dure/SOP). selama tahap Sampit IPA SEI LEPEH Transmigrasi
mengikuti standart K3 atau kurangnya  Mewajibkan pekerja Stasiun Pengisian KAPASITAS 50 Kab.
yang diterapkan oleh penggunaan alat mentaati pedoman Bahan Bakar L/DTK lahan. Seruyan.
perusahaan. pelindung diri K3 kerja yang berlaku Umum (IKK IPA
pada pekerja. diperusahaan. SEI LEPEH
KAPASITAS 50
L/DTK).
Pembangunan
dan memantau
kondisi kesehatan
pekerja.
8. Timbulan Limbah B3
Penggunaan bahan ma Timbulan limbah Jumlah dari Menyediakan TPS Area kegiatan Selama kegiatan Membuat dan Area kegiatan IKK Setiap hari Dinas DLH Kab. DLH Kab.
terial yang mengandung B3 berupa kaleng limbah B3 yang limbah B3 di lokasi konstruksi IKK IPA konstruksi masih mengisi logbook IPA SEI LEPEH selama kegiatan PUPRKPPR / Kotim Kotim
B3 pada tahap cat thiner yang dihasilkan se tiap kegiatan untuk SEI LEPEH berlangsung. yang ada pada KAPASITAS 50 konstruksi PDAM
konstruksi. digunakan pada hari selama menyimpan limbah B3 KAPASITAS 50 TPS Limbah B3 L/DTK dan TPS berlangsung. Sampit
tahap opera tahap konstruksi. sebelum diangkut oleh L/DTK yang setiap limbah B3 Dinas
sional. Trans porter. diprakarsai oleh memasukkan PUPRKPPR / PDAM
Dinas PUPRKPPR limbah ke TPS. Sampit
/ PDAM Sampit
9. Timbulan Air Larian (Run Off)
Adanya perubahan Dapat Genangan air Pembuatan saluran – Pengelolaan Pengelolaan Metode Lokasi pemantauan Periode peman Dinas DLH dan DLH Kab.
kontur tanah akibat dari mengakibatkan yang terjadi saluran yang akan lingkungan untuk lingkungan untuk pemantauan ling yaitu di area IKK IPA tauan dilaksana PUPRKPPR / Dinas Seruyan
kegiatan pembangunan genangan air akibat konstruksi dibangun dan kemudian air limbah run off dilakukan kungan adalah SEI LEPEH kan dengan PDAM Perhubungan
IKK IPA SEI LEPEH dalam waktu yang dan penggunaan akan dialirkan ke dilakukan pada selama dengan KAPASITAS 50 frekuensi Sampit Kab. Seruyan
KAPASITAS 50 L/DTK lama/ banjir air tidak lebih saluran drainase kota saluran sekunder operasional IKK melakukan L/DTK Dinas pemantauan
Dinas PUPRKPPR / terutama pada besar dari luas yang ada pada lokasi pada setiap blok IPA SEI LEPEH pengamatan PUPRKPPR / PDAM setiap 6 (enam)
PDAM Sampit musim hujan. areal lokasi kegiatan. dan saluran primer. KAPASITAS 50 langsung di lokasi Sampit bulan se kali yaitu
pembaungan IKK L/DTK Dinas IKK IPA SEI Periode I
IPA SEI LEPEH PUPRKPPR / LEPEH (Januari-Juni)
KAPASITAS 50 PDAM Sampit KAPASITAS 50 dan Periode II
L/DTK L/DTK Dinas (Juli-Desember).
PUPRKPPR /
PDAM Sampit
10. Gangguan Lalulintas

kurang efektifnya penge Jenis dampak Kecelakaan kerja Menggunakan Lokasi Pengelolaan Melakukan Lokasi pemantauan Periode peman Dinas DLH dan DLH dan
lolaan terhadap aktifitas yang terjadi yang terjadi > 1x kendaraan yang tonase pengelolaan ada dilakukan selama observasi la di lakukan dilokasi tauan dilaksa na PUPRKPPR / Dishub Kab. Dishub Kab.
la lu lintas disekitar lokasi adalah tergang dan kemacetan dan ukuran nya sesuai lah jalan disekitar tahap kegiatan ngsung di lokasi kegi atan Dinas kan dengan fre PDAM Seruyan Seruyan
kegi atan pada tahap gunya aktifitas lalu lintas tahap dengan daya dukung lokasi ke giatan konstruksi lalu lintas jalan PUPRKPPR / PDAM kuensi pe man Sampit
konstruksi yakni lalu lin tas ini >1x jalan, Semua dan jalur transpor berlangsung dan jalur Sampit tauan setiap 6
mobilisasi material disekitar lokasi kendaraan yang tasi material transportasi yang (enam) bulan se
bangunan dan kontainer. dika renakan dioperasikan harus pembangu nan dan ada di sekitar ke kali secara rutin
kegiatan – ke dalam kondisi laik jalan alat berat. giatan konstruksi, selama tahap
giatan yang dilak dan memenuhi standar Me ngumpul kan konstruksi
sana kan pada keamanan kendaraan data rata - rata
tahap kons truksi di jalan, Penempatan jumlah kendaraan
petugas dalam penga yang melalui lalu
turan keluar masuknya lintas jalan
kendaraan ke lokasi disekitar lokasi
tapak proyek. konstruksi
Memperhatikan
sempadan jalan dan
Rumija bagi kendaran
yang parkir di sekitar
IKK IPA SEI LEPEH
KAPASITAS 50 L/DTK
untuk antrean
TAHAP OPERASIONAL
1. Penurunan Kualitas Udara
Gas Sulfur Dioksida Penurunan Di prakirakan Penyiraman berkala Lokasi kegiatan Selama kegiatan Data kualitas Pengelolaan tingkat Setiap 6 (enam) Dinas DLH Kab. DLH Kab.
(SO2), Nitrogen Dioxida kualitas uda ra kandungan pada badan jalan agar operasional IKK opera sional IKK udara hasil ke bisingan bulan sekali se PUPRKPPR / Kotim Kotim
(NO2), Dust (TSP) dan karena pening paramater tebaran debu tidak IPA SEI LEPEH IPA SEI LEPEH pengukuran dilakukan dilo kasi cara rutin sela ma PDAM
debu katan kadar gas kualitas udara menyebar ke lo kasi lain KAPASITAS 50 KAPASITAS 50 dibanding kan Dinas PUPRKPPR / opersional IKK Sampit
pen cemar dan akan melabihi dan dilakukan pem L/DTK. L/DTK berlang dengan baku mutu PDAM Sampit IPA SEI LEPEH
debu di udara. yaitu (SO2 : 900 bersihan tumpahan sung. kualitas udara KAPASITAS 50
µg/Nm3, NO2 : material yang tercecer menurut L/DTK masih ber
400 µg/Nm3, CO di badan jalan, Peraturan langsung.
: 30,000 µg/Nm3, Pemberian tutup dari Pemerintah RI
TSP : 230 lem baran plastik atau Nomor 41 Tahun
µg/Nm3, dan Pb : terpal pada truck angkut 1999 tentang
2 µg/Nm3) material, Pember sihan Pengendalian
roda kendara an truck Pencemaran
pengangkut material, Udara
Pembat
asan waktu kerja
pekerjaan konstruksi
dilakukan pada sia
ng hari saja sehingga
dapat mengetahui
kualitas kerja dan

mengontrol terjadinya
damp
ak dengan lebih efektif
dan efisien.
2. Intensitas kebisingan
Peningkatan intensitas Peningkatan Intensitas Perawatan yang baik Pengelolaan Selama kegiatan Dengan mengukur Pengelolaan tingkat Periode peman Dinas DLH Kab. DLH Kab.
kebi singan adalah keluar intensitas Kebisingan lebih dari alat berat dan tingkat kebi singan ta hap operasional intensitas kebisingan tauan dilaksa PUPRKPPR / Kotim Kotim
ma suknya mobil tangki kebisingan dari 70 dB (A) mesin kendaraan mobil dilakukan dilokasi masih kebisingan dan dilakukan dilokasi nakan dengan PDAM
peng angkut bahan sehingga melebihi tangki, Pemakaian Dinas PUPRKPPR berlangsung. waktu pemaparan Dinas PUPRKPPR / frekuensi Setiap 6 Sampit
bakar. ambang ba ku penutup telinga (ear / PDAM Sampit serta mem PDAM Sampit (enam) bulan
mutu yang ditetap plug) dll. bandingkan hasil sekali secara ru
kan. pengukuran tin selama IKK
dengan batas IPA SEI LEPEH
derajat KAPASITAS 50
kebisingan. L/DTK
Pengukuran operasional
intensitas masih
kebisingan berlangsung.
dengan
menggunakan
Sound Level
Meter.
3. Limbah Cair Domestik
Aktifitas pekerja dan Peningkatan Nilai peningkatan Limbah dari closet/ Pengelolaan Pengelolaan Pengambilan Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH Kab. DLH Kab.
karya wan pada tahap kadar pe ncemar kadar pencemar kakus dialirkan ke lingkungan untuk lingkung an untuk contoh air limbah dilakukan pada di bulan sekali PUPRKPPR / Kotim Kotim
operasi onal. kualitas limbah limbah cair akan septik tank dengan air limbah air limbah dila secara komposit saluran untuk air secara rutin PDAM
cair berasal melebihi dari debit rata-rata 1 m3/ dilakukan pada kukan selama dimasukkan larian dan saluran selama IKK IPA Sampit
berupa air larian masing-masing hari dan drainase septic tank dan operasional IKK dalam botol buangan limbah cair SEI LEPEH
dan limbah cair parameter, tertutup. Sedangkan drainase tertutup IPA SEI LEPEH sampel sebanyak Serta sumur pantau KAPASITAS 50
domestik. antara lain : pH : untuk bekas air hujan KAPASITAS 50 ± 2 liter dan diberi yang ada disekitar L/DTK masih
6-9; BOD : 100 dialirkan ke drainase L/DTK masih label nama IKK IPA SEI LEPEH beroperasi.
mg/lt; COD : 100 yang ada disekitar berlangsung. pemrakarsa, kode KAPASITAS 50
mg/lt; Minyak dan lokasi. sampel, lokasi, L/DTK.
Lemak 10 mg/lt tanggal dan jam
pengambilan
sampel. Ke
mudian sampel
diawetkan dalam
kotak pendingin
dengan suhu ± 4
0C untuk diuji
dalam
laboratorium.
Beberapa
parameter seperti

pH, dan beberapa
parameter yg
cepat berubah dan
segera diukur
ditempat (insitu),
kemudian hasil
pemeriksaan
kualitas air limbah
tersebut
dibandingkan ter
hadap baku mutu
kualitas air sesuai
Kep MenLH No
mor 112 Tahun
2003 tentang
Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
4. Limbah Padat Domestik
Potongan atau sisa Jenis dampak Timbulan Limbah padat organik Tempat Pengelolaan Metode Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH dan DLH Kab.
bahan /material berupa yang terjadi sampah akibat dan anorganik dari Penampungan Se dilakukan selama pengumpulan dila kukan pada bulan sekali se PUPRKPPR / Dinas Kotim
kayu, bungkus semen, adalah terda kegiatan ini < 1 aktivitas kons truksi. mentara (TPS) kegiatan tahap data adalah sumber - sumber cara rutin sela ma PDAM Pekerjaan
dan bekas pembungkus patnya timbulan M3 sampah. operasi berlang dengan penca limbah padat dan tahap operasional Sampit Umum Kab.
nasi para pe kerja pada lim bah padat sung tatan kuantitas lim TPS di lokasi Dinas Seruyan.
tahap kons truksi. sebagai sisa/ bah yang PUPRKPPR / PDAM
bekas proses ta dihasilkan, Sampit
hap konstruksi melakukan
seperti kayu, interview dan
bungkus se men, observasi
pem bungkus nasi langsung ke lapa
para pekerja ngan.
5. Peluang Usaha Dan Bekerja

Penerimaan tenaga kerja Pengadaan dan Jumlah tenaga Memprioritaskan Lokasi proses perekrutan Data diperoleh Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH dan DLH Kab.
untuk tahap konstruksi pe nerimaan kerja yang akan tenaga ker ja lokal pengelolaan lingku tena ga kerja pada melalui dil akukan di lokasi bulan sekali se PUPRKPPR / Dinas Kotim
kegi atan pematangan tenaga kerja akan di rekrut dalam khususnya masya rakat ngan hidup adalah saat operasional wawancara proyek dan Desa cara rutin sela ma PDAM Tenaga Kerja
lahan. menimbulkan tahapan ini Kecamatan Seruyan daerah di sekitar berlang sung. dengan pe Sukorejodan operasional IKK Sampit dan
dampak positif adalah sebanyak Tengah untuk direkrut rencana lokasi mrakarsa dan sekitarnya IPA SEI LEPEH Transmigrasi
berupa 11 orang sebagai karya wan kegiatan (Desa beberapa warga KAPASITAS 50 Kab. Seruyan
terbukanya sejauh keahlian dengan Sukorejo, yang mendapat L/DTK masih ber
lapangan kerja memenuhi persyaratan Kecamatan kan pekerjaan. langsung.
baru bagi masya yg di tentukan. Memberi Seruyan Tengah)
rakat se tempat. upah/ gaji minimal dimana
sebesar UMK Kab. perusahaan
Seruyan. berada.

6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dampak bersifat negatif memungkinkan Jumlah angka  Membuat aturan Di dalam Selama kegiatan Mendata jumlah Lokasi pemantauan Setiap 6 (enam) Dinas DLH dan DLH Kab.
tidak penting, karena terjadinya kecelakaan yang mengenai pedoman lingkungan IKK IPA SEI terjadinya di lakukan dilokasi bulan sekali se PUPRKPPR / Dinas Kotim
kece lakaan yang kecelakaan kerja terjadi selama kerja (Standar kegiatan. LEPEH kecelakaan kerja kegia tan Dinas cara rutin sela ma PDAM Tenaga Kerja
mungkin ter jadi masih akibat dari tahap Operating Procedure KAPASITAS 50 se cara periodik PUPRKPPR / PDAM operasional IKK Sampit dan
bisa dihindari apabila kelalaian personil operasional >1x / SOP) L/DTK masih selama selama Sampit IPA SEI LEPEH Transmigrasi
mengi kuti standart K3 atau kurang nya  Mewajibkan pekerja berlangsung. operasional KAPASITAS 50 Kab. Seruyan
yang diterapkan oleh penggu naan alat men taati pedoman Stasiun Pengisian L/DTK masih ber
perusahaan. pelindung diri K3 kerja yang berlaku Bahan Bakar langsung.
pada pekerja diperusahaan. Umum (IKK IPA
SEI LEPEH
KAPASITAS 50
L/DTK).
7. Timbulan Limbah B3
Penggunaan bahan ma Timbulan limbah Jumlah dari Menyediakan TPS Area kegiatan Selama kegiatan Membuat dan Area kegiatan IKK Setiap hari Dinas DLH Kab. DLH Kab.
terial yang mengandung B3 berupa kaleng limbah B3 yang limbah B3 di lokasi konstruksi IKK IPA operasional masih mengisi logbook IPA SEI LEPEH selama kegiatan PUPRKPPR / Kotim Kotim
B3 pada tahap opera cat thiner yang dihasilkan lebih kegiatan untuk SEI LEPEH berlangsung. yang ada pada KAPASITAS 50 masih beroperasi. PDAM
sional. digunakan pada banyak dari 1 m3. menyimpan limbah B3 KAPASITAS 50 TPS Limbah B3 L/DTK dan TPS Sampit
tahap opera sebelum diangkut oleh L/DTK yang setiap limbah B3 Dinas
sional. Transporter. diprakarsai oleh memasukkan PUPRKPPR / PDAM
Dinas PUPRKPPR limbah ke TPS. Sampit
/ PDAM Sampit
8. Gangguan Lalu lintas
kurang efektifnya Jenis dampak kecelakaan lalu - Menggunakan Lokasi Pengelolaan Melakukan Lokasi pemantauan Periode peman Dinas DLH dan DLH dan
pengelolaan terhadap yang terjadi lintas dan kema kendaraan yang pengelolaan dilakukan selama observasi di lakukan dilokasi tauan dilaksa PUPRKPPR / Dishub Kab. Dishub Kab.
aktifitas lalu lintas adalah tergang cetan lalu lintas tonase dan ukurannya adalah jalan tahap kegiatan langsung di lokasi kegiatan IKK IPA nakan dengan PDAM Seruyan Seruyan
disekitar lokasi kegi atan gunya aktifitas yang terjadi sesuai dengan daya disekitar lokasi operasional lalu lintas jalan SEI LEPEH frekuensi pe Sampit
pada tahap operasi onal lalu lin tas disekitar lokasi dukung jalan, Semua kegiatan dan jalur berlangsung dan jalur KAPASITAS 50 mantauan seti ap
yakni kendaraan disekitar lokasi kegiatan pada kendaraan yang transportasi transportasi yang L/DTK Dinas 6 (enam) bulan
pengangkut BBM. dika renakan tahap dioperasikan harus ada di sekitar PUPRKPPR / PDAM sekali se cara
kegiatan – ke operasional .1x dalam kondisi laik kegiatan Sampit rutin sela ma
giatan yang jalan dan memenuhi operasionali, tahap kon struksi
dilaksana kan standar keamanan Mengumpulkan
pada tahap kons kendaraan di jalan, data rata - rata
truksi Penempatan petugas jumlah kendaraan
dalam pengaturan yang melalui lalu
keluar masuknya lintas jalan
kendaraan ke lokasi disekitar lokasi
IKK IPA SEI LEPEH konstruksi.
KAPASITAS 50
L/DTK.
- Menyediakan lahan
parkir khusus untuk
para konsumen yang

akan antre unuk
pengisian BBM yang
tidak terlalalu jauh dari
lokasi IKK IPA SEI
LEPEH KAPASITAS
50 L/DTK, sehingga
tidak menggangu
penggunan jalan

Lampiran Rona Lingkungan Awal
Desa Bagendang Hilir

Kecamatan Mentaya Hilir Utara
1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Iklim
1) Curah Hujan
Curah hujan dan hari hujan di wilayah studi berdasarkan pemantauan
Stasiun Meteorologi Bandara Haji Asan Sampit pada Tahun 2019, trend
curah hujan rata-rata tahunan tertinggi pada bulan Desember 2019
sebesar 343,8 mm dan terendah pada Tahun 2019 sebesar 90,9 mm.
Secara garis besar, diuraikan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di
Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2019
Jumlah Curah Hujan (MM)
Bulan Jumlah Rata-Rata Tertinggi Hari Hujan
2019 2019 2019 2019
January 264,3 258,5 56,4 22,0
Februari 461,9 300,1 82,5 19,0
Maret 334,7 332,7 108,5 22,0
April 236,5 365,1 35,6 23,0
Mei 237,7 262,7 153,2 18,0
Juni 221,3 187,2 58,3 12,0
Juli 26,8 144,0 11,5 10,0
Agustus 39,8 90,9 39,8 5,0
September 26,6 145,3 26,3 3,0
Oktober 262,4 205,4 108,4 17,0
November 159,6 302,4 86,1 15,0
Desember 211,8 343,8 57,4 21,0
Kotawaringin Timur - - - -
Sumber : https://kotimkab.bps.go.id/indicator/155/759/1/jumlah-curah-hujan.html
Access Time: September 10, 2020, 10:27 am
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui penggolongan tipe iklim

menurut Schmidt dan Ferguson didasarkan atas nilai quotient (Q) dengan
cara membagi jumlah bulan kering rata-rata dengan jumlah bulan basah
rata-rata dinyatakan seperti berikut:
Jumlah Bulan Kering rata-rata
Q=
Jumlah bulan basah rata-rata

Bulan kering adalah bulan-bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm,
sedang bulan basah adalah bulan - bulan yang curah hujannya lebih besar
dari 100 mm. Bulan - bulan yang curah hujannya berkisar antara 60 - 100
mm disebut bulan lembab.
Nilai Q hasil perhitungan tersebut selanjutnya digunakan untuk
menetapkan tipe iklim suatu lokasi seperti disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Tipe lklim menurut Schmidt dan Ferguson berdasarkan Nilai Q
No. Tipe lklim Kriteria Keterangan
1. A 0 ≤ Q < 0,143 Sangat basah
2. B 0,143 ≤ Q < 0,333 Basah
3. C 0,333 ≤ Q < 0,600 Agak basah
4. D 0,600 ≤ Q < 1,000 Sedang
5. E 1,000 ≤ Q < 1,670 Agak kering
6. F 1,670 ≤ Q < 3,000 Ke ring
7. G 3,000 ≤ Q < 7,000 Sangat kering
8. H 7,000 ≤ Q Luar blasa kering
Surnber : Schmidt and Ferguson, 1952
Dari hasil analisis data hujan tersebut, pada tahun 2015 nilai Q menurut
Schmidt dan Ferguson adalah :
6
Q=
1
= 6,000
Maka dapat disimpulkan wilayah Kota Sampit termasuk tipe iklim G
(sangat kering), karena berdasarkan data curah hujan daerah tersebut
diketahui adanya bulan kering, bulan basah dan bulan lembab.
2) Suhu/Temperatur
Suhu udara rata-rata di wilayah studi Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3. Rata-Rata Suhu Dan Kelembapan Udara Menurut Bulan Di
Kabupaten Kotawaringin Timur
Suhu Udara (oC)
Bulan Maks Min Rata-rata Standar Deviasi
2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017
January 32,1 32,6 32,6 23,1 22,9 22,3 26,6 26,7 26,7 3 3,13 3,18
Februari 32,6 33,1 32,2 23,1 23,1 23 26,7 26,9 26,6 3,09 3,2 2,99
Maret 33,1 33,1 32,5 22,7 23,1 23 26,8 26,5 26,5 3,38 3,2 3,14
April 33,2 33 32,6 24,2 23,2 23,4 27,4 27 26,7 2,95 3,07 2,95
Mei 33,3 32,9 33 23,8 23,8 23,3 27,5 27,1 27,2 3,08 2,95 2,85
Juni 32,3 32,9 32,8 23,5 23 23,2 26,9 20,1 26,8 2,8 3,2 3,04
Juli 32,4 32,2 32,2 22,3 22,7 22,5 26,8 26,7 26,4 3,11 2,89 2,95
Agustus 32,6 32,6 31,8 21,8 21,9 23,2 26,6 26,6 26,6 3,29 3,41 2,62
September 33,4 33,2 33,3 22,2 21,9 23,3 27,1 26,8 27,3 3,36 3,56 3,14
Oktober 33,4 33,3 33,5 22,9 23,1 23,2 27,2 26,9 27,1 3,38 3,29 3,23
November 33,2 32,8 33,1 22,7 23,6 23,5 27 26,8 26,7 3,54 2,99 3,07
Desember 33 32,7 33 23 23,2 23,3 26,8 26,3 26,6 3,15 3,06 3,27
Kotawaringin Timur 32,88 32,87 32,72 22,94 22,96 23,1 26,95 26,2 26,77 3,18 3,16 3,04
Sumber : https://kotimkab.bps.go.id/indicator/155/249/1/suhu-udara.html; Access Time: September 10, 2022

3) Kelembaban Udara
Kelembaban udara rata-rata di wilayah lokasi kegiatan dari data selama
Tahun 2017-2019 berkisar 52 - 99% dengan kelembaban maksimum 99%
pada bulan Januari 2019 dan kelembaban minimum 52% pada bulan
September 2019.
Tabel 4.Tingkat Kelembaban Udara (%) di Wilayah Studi
Kelembapan Udara (Persen)
Bulan Maks Min Rata-rata Standar Deviasi
2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017
January 99,00 98,00 98,00 65,00 59,00 56,00 88,00 84,00 84,00 12,61 14,64 15,20
Februari 99,00 98,00 98,00 62,00 58,00 56,00 87,00 84,00 83,00 13,38 14,84 16,08
Maret 99,00 98,00 98,00 59,00 59,00 60,00 85,00 86,00 86,00 14,79 14,46 13,96
April 98,00 98,00 98,00 63,00 60,00 62,00 86,00 85,00 87,00 12,29 13,69 12,72
Mei 98,00 98,00 98,00 62,00 62,00 62,00 85,00 86,00 86,00 12,91 13,41 12,98
Juni 98,00 98,00 98,00 64,00 59,00 61,00 86,00 84,00 86,00 12,50 14,52 13,47
Juli 96,00 98,00 98,00 58,00 59,00 61,00 81,00 83,00 85,00 13,62 13,42 13,39
Agustus 96,00 98,00 97,00 56,00 55,00 61,00 80,00 81,00 84,00 14,19 15,27 12,94
September 96,00 99,00 97,00 52,00 53,00 56,00 79,00 81,00 82,00 14,93 16,28 14,78
Oktober 97,00 99,00 98,00 58,00 58,00 58,00 83,00 84,00 85,00 14,19 14,59 14,66
November 98,00 99,00 99,00 61,00 62,00 62,00 85,00 87,00 87,00 13,95 13,15 13,31
Desember 98,00 100,00 98,00 63,00 61,00 60,00 86,00 88,00 86,00 12,68 13,37 14,07
Source Url: https://kotimkab.bps.go.id/indicator/155/250/1/kelembapan-udara.html
Access Time: September 10, 2022 .
4) Arah dan Kecepatan Angin

Data arah angin dan kecepatan angin di wilayah studi periode Tahun 2019
umumnya angin bertiup ke Selatan dengan kecepatan rata-rata 4-5 knot,
tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Kecepatan Angin
Kecepatan Angin
Bulan Maks Min Rata-Rata Standar Deviasi
2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017
January 9,00 10,00 7,00 10,00 23,00 29,00 4,00 5,00 4,00 2,16 2,89 2,64
Februari 7,00 10,00 8,00 11,00 23,00 12,00 3,00 5,00 4,00 2,03 2,89 2,73
Maret 7,00 8,00 8,00 11,00 21,00 12,00 4,00 4,00 4,00 2,22 2,44 2,28
April 7,00 7,00 7,00 20,00 20,00 13,00 4,00 3,00 4,00 2,11 2,15 2,33
Mei 7,00 7,00 7,00 12,00 18,00 11,00 4,00 4,00 4,00 2,30 2,20 2,10
Juni 7,00 7,00 8,00 11,00 15,00 14,00 4,00 4,00 4,00 2,50 2,35 2,25
Juli 8,00 7,00 8,00 11,00 11,00 21,00 4,00 4,00 4,00 2,48 2,51 2,43
Agustus 8,00 9,00 8,00 12,00 13,00 12,00 4,00 4,00 4,00 2,50 2,63 2,51
September 8,00 8,00 8,00 12,00 12,00 11,00 4,00 4,00 4,00 2,39 2,65 2,46
Oktober 7,00 7,00 7,00 10,00 26,00 14,00 4,00 4,00 4,00 2,34 2,37 2,16
November 7,00 7,00 8,00 11,00 13,00 30,00 3,00 4,00 4,00 2,09 2,12 2,23
Desember 7,00 9,00 9,00 13,00 20,00 30,00 4,00 4,00 4,00 2,10 2,62 2,63
Nilai ekstrem >25
Source Url: https://kotimkab.bps.go.id/indicator/155/678/1/kecepatan-angin.html Access Time: September 10, 2022,
Keterangan : 1 Knot = 1,8 Km/jam

5) Kualitas Udara
Berdasarkan pengujian langsung di lapangan (2021) menunjukkan bahwa
kualitas udara ambien di lokasi studi ( Di lokasi depan kantor Operasional
Bulking Station) masih di bawah baku mutu yang dipersyaratkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup lampiran VII dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Pengukuran Udara Ambien
Waktu Baku Hasil
No Parameter Satuan Metode
pengukuran Mutu Pengukuran
1 Sulfur Dioksida (SO2) 1 Jam 900 µg/Nm3 3,5 SNI 7119.7-2017
2 Karbon Monoksida (CO) 1 Jam 30.000 µg/Nm3 104,1 SNI 7119.10-2011
3 Nitrogen Diokasida (NO2) 1 Jam 400 µg/Nm3 29 SNI 7119.2-2017
4 Oksidan (Ox) 1 jam 150 µg/Nm3 40 SNI 7119.8-2017
5 Hydro Carbon Non Metane (NMHC) 3 jam 160 µg/Nm3 11 SNI 7119.13-2017
6 Partikel Debu <100 µm (TSP) 24 Jam 230 µg/Nm3 15 SNI 7119.3-2017
7 Partikel Debu <10 µm (PM10) 24 Jam 75 µg/Nm3 8 SNI 7119.14-2017
8 Partikel Debu <2.5 µm (PM2.5) 24 Jam 55 µg/Nm3 5 SNI 7119.15-2017
9 Timbal (Pb) 24 Jam 2 µg/Nm3 0.03 UP.IK.21.01.212 (ICP-OES)
Sesaat oC 7-32
10 Temperatur -
11 Arah Angin Sesaat - - Timur
12 Kecepatan Angin Sesaat Km/Jam 1.4
13 Kelembaban Sesaat - %RH 62 - 78
14 Cuaca Sesaat - - Cerah
Sumber : Hasil pengujian lapangan Nopember 2021, Unilab Perdana
Saat pengukuran berlangsung, informasi tambahan yang dapat

oC,
disampaikan adalah bahwa temperatur : 32 dengan tingkat
kelembaban sebesar 78 % RH, arah angin dominan saat pengukuran
adalah timur ke barat, kecapatan angin 1,4 km/jam.
6) Kebisingan
Berdasarkan hasil pengukuran intensitas kebisingan di areal sekitar
rencana operasional tangka timbun PT Agro Indomas menunjukkan
bahwa tingkat kebisingan di masing-masing lokasi dimaksud masih
berada di bawah baku tingkat kebisingan yang dipersyaratkan. Hasil
pengukuran tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kebisingan
Hasil Pengukuran
No Lokasi Sumber
dB(A)
Aktivitas kendaraan dan
1 Depan Perkantoran 49
mesin
Sumber kebisingan di Areal Operasional Tangki Timbun / Bulking yang

telah beroperasional pada umumnya berasal dari genset yang diaktifkan
pada malam hari. Untuk sumber kebisingan di lokasi Berdasarkan periode
kejadian, kebisingan di lokasi tersebut bersifat sesaat.
7) Kebauan
Berdasarkan hasil pengukuran kebauan di areal sekitar Operasional
Tangki Timbun / Bulking Pembangunan dan operasional SPAM IKK IPA
Sei Lepeh menunjukkan bahwa tingkat kebauan di masing-masing lokasi
dimaksud masih berada di bawah baku tingkat kebauan yang
dipersyaratkan sesuai dengan Kepmen LH No. Kep-50/MENLH/XI/1996
tentang Baku Tingkat Kebauan. Hasil pengukuran tersebut disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebauan di Lokasi Kegiatan
Titik Koordinat Hasil BTK
No Parameter Lokasi
S E (ppm) (ppm)
1 Amoniak (NH3) Perkantoran 02o43’09,70” 112o53’46,60” 0,02 2
2 Hidrogen Sulfida Perkantoran 02o43’09,70” 112o53’46,60”
0,02 0,02
(H2S)
B. Topografi
Secara umum keadaan Topografi Kabupaten Kotawaringin Timur bervariasi
dengan kisaran 0 - 60 meter diatas permukaan laut,dimana sebagian besar
merupakan dataran rendah yang meliputi bagian selatan sampai bagian
tengah memanjang dari timur ke barat. Sedangkan bagian utara merupakan
dataran tinggi yang berbukit yang didominasi jenis tanah padsonik merah
kuning dan beberapa bagian lain berjenis alluvial,organosal, dan lithosol.
C. Kualitas Air Sungai

Berdasarkan pengamatan lapangan pada saat survey pendahuluan
menunjukkan bahwa kondisi air sungai di wilayah studi pada umumnya
keruh, air berwarna coklat, Kualitas air juga dipengaruhi oleh aktifitas lain
yang dilakukan di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Gambar 1.
Kondisi Air Sungai di sekitar rencana lokasi pembangunan
Tabel 9. Hasil Uji Kualitas Air Sungai di sekitar Lokasi

Hasil Batas Maksimum Metode
No Parameter Satuan
Analisa
I II III IV
A. Fisika :
o
1. Suhu C 28 ± 3oC ± 3oC ± 3oC ± 3oC SNI 06-6989.23-2005
Zat Padat Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 SNI 06-6989.3-2004
2. 49,0
(TSS)
3. Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 75,9 1.000 1.000 1.000 2.000 SNI 06-6989.27-2005
B. Kimia :
4. Air Raksa (Hg) mg/L < 0,0016 0,001 0,002 0,002 0,005 IKM-5.4.1022/LABKES-ICP
5. Arsen (As) mg/L < 0,002 0,005 1 1 1 SNI 06-2480-1991
6. Fluorida (F) mg/L <0,002 0,5 1,5 1,5 - SNI 06-6989.29-2005
7. Khlorida (Cl) mg/L 4,48 600 - - - SNI 6989.19-2009
8. Nitrat (NO3-N) mg/L 0,2874 10 10 20 20 SNI 06-2480-1991
9. Nitrit (NO2-N) mg/L < 0,0020 0,06 0,06 0,06 - SNI 06-6989.9-2004
10. pH - 3,7 6 – 9,0 6–9 6–9 6–9 SNI 06-6989.11-2004
11. Sianida (CN) mg/L < 0,0020 0,02 0,02 0,002 - Kloramin T-spektrofotometri
12. Sulfat (SO4) mg/L 37,7850 400 - - - SNI 06-6989.20-2005
13. Oksigen Terlarut (DO) mg/L 4,35 6 4 3 0 SNI 06-6989.14-2004
14. Amoniak Bebas mg/L 0,1327 - 0,5 0,02 - SNI 06-6989.30-2005
15. Sulfida (H2S) mg/L 0,0547 0,002 0,002 0,002 - SNI 6989.70.2009
16. BOD5# mg/L 4,54 2 3 4 12 IKM-5.4.1023/LABKES
17. COD mg/L 11,46 10 25 50 100 SNI 6989.2.2009
18. Total Phospat-P # mg/L 0,2322 0,2 0,2 1 2 SNI06-6989.32-2005
19. Besi (Fe) mg/L 6,143 0,3 - - - APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
20. Kadmium (Cd) mg/L < 0,0043 0,1 0,1 0,1 0,1 APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
21. Mangan (Mn) mg/L 0,0795 0,1 - - - APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
22. Seng (Zn) mg/L 0,4662 0,05 0,05 0,05 2 APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
23. Kromium Valensi 6 (Cr+6) mg/L < 0,0020 0,05 0,05 0,05 0,1 APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
24. Timbal (Pb) mg/L <0,0069 0,3 0,3 0,3 1 APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
25. Boron (B) mg/L 0,0498 1 1 1 1 APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
26. Tembaga (Cu) mg/L < 0,0093 0,02 0,02 0,02 0,2 APHA 3030 F.,3120 B 22nd 2012 (ICP)
27. Detergen# µg/L 284 200 200 200 200 SNI 06.6989.51-2005
28. Minyak dan Lemak# µg/L < 5,0 1.000 1.000 1.000 - SNI 06.6989.10-2004
29 Fenol # µg/L <1 1 1 1 - SNI 06.6989.21-2004
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa beberapa parameter yang bukan

berasal dari kegiatan operasional tangka timbun / bulking terdeteksi melebihi
baku mutu kelas II antara lain, Oksigen terlarut (DO), Sulfida (H2S), BOD5#,
Seng (Zn) dan detergent. Hal ini disebabkan adanya kegiatan lain yang
berada di sekitar lokasi pembangunan depo aspal Pembangunan dan

operasional SPAM IKK IPA Sei Lepeh yang mana kegiatan bongkar muat
CPO dan lainnya satu kawasan dengan lokasi operasional tangka timbun
tersebut. Sedangkan untuk parameter yang terkait langsung dampak dari
kegiatan pembangunan depo aspal saat tahap konstruksi hanya bersifat
sementara.
D. Tutupan Lahan
Berdasarkan interpretasi citra lansat yang dilakukan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup melalui Program Menuju Indonesia Hijau tahun 2010,
menunjukkan bahwa tutupan lahan pada Operasional Tangki Timbun /
Bulking Pembangunan dan operasional SPAM IKK IPA Sei Lepeh berupa
semak belukar dan lahan terbuka, berada di sebelah utara kawasan Industri
Bagendang.
E. Jenis Tanah
Untuk seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari tiga jenis
tanah yang terbagi dalam tiga bagian geografis. Di pesisir atau di bagian
Selatan terdiri dari Alluvial Marine yang memiliki kandungan hara rendah.
Sedang di bagian tengah sebagian besar jenis tanahnya adalah Podsol air
tanah, Podsol Kuning dan Alluvial Gleihumus yang berada di sepanjang
sungai. Wilayah ini memiliki kendala pada drainase yang terhambat. Sedang
di bagian utara sebagian besar jenis tanahnya adalah Podsolik Merah
Kuning, Regosol dan Litosol. Wilayah ini terdiri dari batuan, sebagian bersifat
masam. Memiliki kandungan hara yang rendah dan berbukit-bukit.
Kemampuan tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi
lereng, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, drainase erosi serta faktor
pembatas lainnya. Secara umum kondisi kemampuan tanah di Kabupaten
Kotawaringin Timur dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Sepanjang aliran Sungai Mentaya memiliki kedalaman efektif tanah lebih
dari 90 cm, bertekstur sedang, tergenang secara periodik dan tidak ada
erosi.
b) Dibagian barat wilayah kabupaten yang meliputi Kecamatan Mentawa
Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, Baamang dan Kotabesi memiliki
kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, bertekstur sedang, tidak pernah
tergenang dan tidak ada erosi.

c) Semakin ke utara kemampuan tanah di Kabupaten Kotawaringin Timur
memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, bertekstur halus, tidak
pernah tergenang dan tidak ada erosi.
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagai
berikut :
 Bagian Selatan
Sebagian besar jenis tanahnya adalah organosol dan alluvial glei humus
yang memiliki kendala pada drainase yang terhambat namun memiliki
kandungan unsur hara yang baik. Di bagian pesisir terdiri dari alluvial
marine yang memiliki kandungan unsur hara rendah.
 Bagian Tengah
Sebagian besar jenis tanahnya adalah podsol air tanah, podsol kuning dan
alluvial gleihumus yang berada di sepanjang sungai. Wilayah ini memiliki
kendala drainase yang terhambat.
 Bagian Utara
Sebagian besar jenis tanahnya adalah podsolik merah kuning, regosol dan
litosol. Wilayah ini terdiri dari batuan, sebagian bersifat masam, memiliki
kandungan hara yang rendah dan berbukit-bukit.
Berdasarkan peta jenis tanah, lokasi Operasional Tangki Timbun / Bulking
Pembangunan dan operasional SPAM IKK IPA Sei Lepeh berada di bagian
selatan Kabupaten kotawaringin Timur, di mana beradasarkan uraian diatas,
maka jenis tanah yang ada di lokasi kegiatan adalah tipe organosol dan
aluvial gleihumus.
F. Kelerengan Lahan
Berdasarkan peta kelerengan bahwa kelerengan lahan direncana lokasi memiliki
kelerengan tanah yang relatif sama, yaitu antara 2-4 %..
G. Topografi Lahan
Berdasarkan peta topografi bahwa kelerengan lahan direncana lokasi memiliki
ketinggian yang berpariasi, dimana rencana jalan yang berada di wilayah desa
Bagendang Hulu memiliki ketinggian 10 – 20 m dari permukaan laut.

2. Komponen Biologi
A. Biota Darat
a) Flora
Adapun jenis-jenis flora yang terdapat di lokasi studi berdasarkan
pengamatan, identifikasi dan informasi dilokasi kegiatan, umumnya
didominasi oleh vegetasi tanaman budidaya, semak belukar, dan tanaman
petindung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. Jenis-Jenis Flora yang terdapat pada Lokasi Kegiatan
No. Nama Lokal Nama'tlmlah Keterangan
1. Pepaya Carico papaya Tanaman pangan
2. Kelapa Cocos nucifera Tanaman pangan
3. Pisang Musa paradisiaca Tanaman pangan
4. Ubi kayu Maninihot uttilisima Tanaman pangan
5 Jam bu Eugenia sp Tanaman pangan
6. Pinang Areca catecu Tanaman pelindung
7. Mangga Mangifera indica Tanaman pangan
8. Waru Hibiscus te/eaceus Tanaman pelindung
9. Kapas Gossypium hirsutum Tanaman pelindung
10. Kelapa sawit Elaies guanensis Tanaman budidaya
11. Ketapang Terminalia catappa Tanaman pelindung
Sumber : Pengamatan Lapangan Survey Awal
Sedangkan untuk tanaman bawah didominasi oleh tanaman-tanaman
seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 11. Jenis Tanaman Bawah yang terdapat Sekitar Lokasi Kegiatan
No. Nama Indonesia Nama Latin
1 Bandotan Ageratum connyzoides
2 Harendong Melastoma malabatricum
3 Jarakan Croton hirtus
4 Jukut Mimosa pigra
5 Kentangan Boereria /atifo/ia
6 Lalang Imperato cylindrica
7 Meniran Phyllanthus niruri
8 Putri malu Mimosa pudica
9 Rumput teki Cyperus rotundus
10 Talas
Sumber : Hasil Survey Tim Studi, 2021
b) Satwa/Fauna
Untuk data satwa/fauna dari hasil pengamatan, identifikasi, informasi dari
masyarakat dan data sekunder yang ada, jenis-jenis satwa yang terdapat
di kawasan sekitar lokasi studi ditemukan beberapa jenis, antara lain dari
jenis reptilia, burung (Aves) dan mamalia. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Jenis Satwa/Fauna yang terdapat Sekitar Lokasl Kegiatan

No Nama latin Nama daerah Keterangan
REPTILIA
1. Kadal Mabouya multifasciata Tidak dilindungi
2.- Biawak Vara-nus sp Tidak dilindungi
3. Bunglon Calotes ju bates
AVES
1. Gereja Passer passer montanus Tidak dilind ungi
2. Angsa Cygnus o/or Hewan peliharaan
3. Ayam Gallus-gal/us domestica Hewan peliharaan
4. Bebek Anas domesticus Hewan peliharaan
5. Perkutut Geopelia striata Tidak dilindungi
6. Merpati Columbia livia Tidak dilindungi
7. Layang-layang Apus afftnis Tidak dilindungi
MAM ALIA
1. Tikus Ratus ratus Tidak dilindungi
2. Kucing Felix benghailis Hewan peliharaan
3. Anjing Canis familiaris Hewan peliharaan
4. Kambing Capra sp Hewan peliharaan
5. Tupai Cal/osciurus notatus Tidak dilindungi
Sumber : Hasil Survey Tim Studi, 2021
B. Biota air
Untuk pengamatan biota air dibagi atas dua bagian yang terdiri dari jenis ikan
(nekton) dan jenis plankton. Pengamatan terhadap jenis ikan dilakukan
dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan penduduk setempat
untuk mendapatkan jenis-jenis ikan yang terdapat di sungai. Untuk lebih
jelasnya jenis-jenis ikan yang terdapat di sungai dapat dilihat pada tabel
dibawah. Pengamatan plankton dilakukan dengan pengambllan sampel air
sungai kemudian dianalisa di laboratorium untuk mengetahui tentang
kelimpahan dan keanekaragaman plankton dan benthos.
Tabel 13. Jenls-Jenis lkan yang ditemukan
No Nama Lokal Nama llmlah Keterangan
1 Gabus Ophlocepalus striatus Tidak dilindungi
2 lkan Jurung Labeobarbus doquronensis Tidak dilindungi
3 Lele Clarias batracus Tidak dilindungi
4 Sepat Tricogaster tricopterus Tidak dilindungi
5
3. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Gambaran rona awal lingkungan hidup untuk komponen sosial ekonomi dan
budaya masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi rencana usaha dan/kegiatan
Pembangunan dan operasional SPAM IKK IPA Sei Lepeh mengacu pada
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 299 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis

Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup. Pada dokumen ini sumber data mengenai gambaran rona sosial ekonomi
budaya dilokasi studi di ambil dari data sekunder yakni data Kecamatan Mentaya
Hilir Utara Dalam Angka Tahun 2019 (BPS, 2019). Lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan Pembangunan dan operasional SPAM IKK IPA Sei Lepeh
secara administrasi berada di Desa Bagendang Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir
Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kecamatan Mentaya Hilir Utara memiliki luas wilayah sebesar 725 km2,
dengan desa/kelurahan yang terluas adalah Desa/Kelurahan Bagendang
Tengah yakni sebesar 27.31 persen dari luas wilayah kecamatan.
Desa/kelurahan dengan jarak terdekat ke ibukota kecamatan adalah
Desa/Kelurahan Sumber Makmur.
Kecamatan Mentaya Hilir Utara terdiri dari 7 desa/kelurahan, yang masih
berstatus desa. Desa dengan RT/RW terbanyak adalah desa Pondok damar.
Kecamatan mentaya Hilir Utara memiliki karakteristik geografis berupa wilayah
dataran di luar kawasan hutan dan jauh dari wilayah laut.
Pegawai Negeri Sipil yang bertugas dikantor Kecamatan Mentaya Hilir Utara
sebanyak 19 orang, sebagian besar menduduki golongan kepangkatan
Golongan III.
Secara administrasi desa Bagendang Hulu merupakan desa yang terdekat
dengan lokasi proyek dan berpotensi terkena dampak langsung oleh kegiatan
proyek.
A. Demografi
Kepadatan Penduduk
Penduduk Kecamatan Mentaya Hilir Utara berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2019 sebanyak 18.156 jiwa, yang terdiri atas 9.891 jiwa penduduk laki laki dan
8.265 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan
Mentaya Hilir Utara tinggal di Desa Natai Baru, yaitu sebesar 28,80 persen dari
seluruh penduduk Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2018, penduduk
Kecamatan Mentaya Hilir Utara mengalami pertumbuhan sebesar 1,19 persen
dengan pertumbuhan penduduk terbesar di Desa Bagendang Hilir Permai.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 Kecamatan
Mentaya Hilir Utara sebesar 1,2; yang artinya setiap 10 perempuan yang ada,
terdapat 12 laki laki di Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk di Kecamatan Mentaya Hilir Utara lebih banyak laki laki
daripada perempuan.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Mentaya Hilir Utara tahun 2019 mencapai
25,04 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 3,32 orang.
Kepadatan penduduk di tiap desa/kelurahan cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di Desa/Kelurahan Bagendang Hilir Permai. Dengan
kepadatan sebesar 58,65 jiwa/km2 dan terendah di Desa/Kelurahan Bagendang
Tengah sebesar 10,20 jiwa/km2.
Kecamatan Mentaya Hilir Utara memiliki fasilitas pendidikan hampir di setiap
jenjang, yaitu: 14 unit Sekolah Dasar, 2 Madrasah Ibtidaiyah/MI, 3 unit Sekolah
Menengah Pertama, dan 1 unit Sekolah Menengah Atas/Kejuruan.
Desa/kelurahan dengan jumlah sekolah terbanyak adalah Desa/Kelurahan Natai
Baru.
Sedangkan untuk fasilitas kesehatan, di Kecamatan Mentaya Hilir Utara terdapat
1 unit Puskesmas Rawat Inap, 1 unit poliklinik/balai kesehatan, dan 1 unit apotek.
Kondisi kepadatan penduduk desa Bagendang Hulu Kecamatan Mentaya Hilir
Utara di wilayah studi disajikan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 14. Kepadatan Penduduk di Wilayah Studi
Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
Desa/Kel.
(Km) (jiwa) (jiwa/km2)
Pondok Damar 141 3.412 24,20
Natai Baru 172 5.167 30,04
Bagendang Tengah 198 1.996 10,08
Bagendang Hilir 82 1.854 22,61
Bagendang Hulu 66 2.370 35,91
Sumber Makmur 35 1.348 38,51
Bagendang Hilir Permai 31 1.796 57,94
Total 725 17.943 24,75
Sumber. Kec. Mentaya Hilir Utara Dalam Angka, 2022
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk desa Bagendang Hulu berdasarkan jenis kelamin masing-
masing disajikan pada tabel berikut :
Tabel 15. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Desa/Kel. Laki-Laki Perempuan Jumlah
Pondok Damar 1.949 1.463 3.412
Natai Baru 2.975 2.192 5.167
Bagendang Tengah 1.018 978 1.996
Bagendang Hilir 943 911 1.854
Bagendang Hulu 1.281 1.089 2.370
Desa/Kel. Laki-Laki Perempuan Jumlah
Sumber Makmur 697 651 1.348
Bagendang Hilir Permai 911 885 1.796
Total 9.774 8.169 17.943
Sumber. Kec. Mentaya Hilir Utara Dalam Angka, 2022
B. Sosial Ekonomi
Ekonomi Rumah Tangga
Sumber Pendapatan Masyarakat
Penduduk Desa Bagendang Hulu sekitar 80 – 95 % merupakan keluarga
pertanian dan buruh tani. Sumber pendapatan masyarakat desa di wilayah studi
antara lain sebagai petani (karet dan rotan) dan pedagang.
Ekonomi Sumberdaya Alam
 Pola Pemilikan dan Penguasaan Sumberdaya Alam
Jenis pemilikan/penguasaaan lainnya adalah hak pemilikan/penguasaan pribadi.
Hak ini diperoleh dari hasil pembukaan hutan sendiri atau warisan dari nenek
moyang (keturunan keluarga). Lahan yang diperoleh secara waris ini dapat
berupa kebun, huma ataupun hutan sekunder yang telah ditinggalkan atau tidak
digarap. Meskipun telah ditinggalkan selama bertahun-tahun, namun para ahli
waris dan sebagian besar penduduk kampung masih mengenal lokasi dan batas
kepemilikannya.
 Pola Pemanfaatan Sumberdaya Alam
Pemanfaatan sumberdaya alam terutama hutan oleh masyarakat merupakan
kegiatan yang sangat penting secara ekonomis dan telah berlangsung secara
turun-temurun. Pemanfaatan hutan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
pemanfaatan lahan hutan dan pemanfaatan hasil hutan. Pemanfaatan lahan
hutan terutama untuk kegiatan perladangan (produksi tanaman pangan) dan
perkebunan serta pemanfaatan hasil hutan seperti karet dan rotan.
Perekonomian Lokal dan Regional
 Jenis dan Jumlah Aktivitas Ekonomi Nonformal
Guna menunjang perekonomian, di wilayah studi terdapat jenis aktivitas
perekonomian nonformal antara lain pasar mingguan dan usaha mendirikan toko,
kios/warung, seperti di desa Bagendang Hulu terdapat 1 pasar umum, 3 toko, 21
kios/warung.

 Efek Ganda Ekonomi (Multiplier Effect) dan Pendapatan Daerah
Regional Bruto (PDRB).
Efek ganda (multiplier effect) dari aspek ekonomi mempunyai arti sebagai
indikasi suatu investasi di suatu daerah dapat memberi pengaruh yang tinggi atau
tidak. Apabila angka multiplier effect tinggi berarti dapat mendorong sektor lain
untuk berkembang. Pada kondisi ini, maka investasi memberikan pengaruh
langsung pada pendapatan daerah regional bruto (PDRB), sehingga apabila ada
investasi baru akan mendorong pertumbuhan ekonomi regional (pertumbuhan
PDRB).
PDRB dapat digunakan untuk memperhitungkan pendapatan masyarakat. PDRB
yang berubah dapat mengakibatkan pendapatan masyarakat berubah pula. Bila
pendapatan meningkat akan berakibat terhadap pengeluaran masyarakat yang
meningkat pula. Hal ini disebut effect demand dan tercermin pada pola konsumsi
rumah tangga, selanjutnya permintaan terhadap barang dan jasa juga
meningkat.
Aksesibilitas Wilayah
 Kondisi Jalan dan Sarana Transportasi
Kondisi jalan desa Bagendang Hulu berupa jalan aspal dan cor beton (Sampit –
Samuda / HM. Arsyad), sedangkan jalan desa masih dalam kondisi jalan tanah
dan lokasinya berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan ibu kota Kabupaten Seruyan.
Fasilitas Sosial dan Utilitas Umum

 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di desa Bagendang Hulu adalah, sebagai
berikut.
Tabel 16 Jumlah Sarana Sekolah Negeri di Wilayah Studi
Sarana Sekolah
Desa/Kel. PAUD TK SD SLTP SLTA PT
Bagendang Hilir 1 1 2 1 - -
Sumber : Kecamatan Mentaya Hilir Utara Dalam Angka, 2022

 Sarana Keagamaan
Sarana keagamaan yang ada di desa studi seperti masjid, surau dan gereja.
Jumlah sarana keagamaan selengkapnya disajikan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 16. Jumlah Sarana Keagamaan di Wilayah Studi

Sarana Keagamaan (Unit)
Gereja
Desa/Kel. Surau/ Pura/Balai Vihara/
Masjid Kristen/
Langgar Kaharingan Klenteng
Katolik
Bagendang Hili 4 5 - - -
Sumber Kec. Mentaya Hilir Utara Dalam Angka, 2022
C. Sosial Budaya
- Sikap Masyarakat
Berdasarkan hasi wawancara bahwa sikap dan persepsi masyarakat terhadap
rencana kegiatan pada umumnya sangat mendukung apabila dalam kegiatannya
Pembangunan dan operasional SPAM IKK IPA Sei Lepeh melaksanakan
pengelolaan lingkungan dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan memberdayakan potensi dan sumberdaya masyarakat di
sekitar rencana kegiatan.
4. Komponen Kesehatan Masyarakat

Uraian mengenai rona lingkungan hidup awal untuk komponen aspek kesehatan
masyarakat untuk rencana kegiatan mengacu pada lnformasi yang diperlukan
untuk penyusunan rona lingkungan. Komponen kesehatan masyarakat mengacu
pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor 124/12/1997 tentang Panduan Kajian
Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL.
Dalam dokumen ini disajikan data mengenai komponen kesehatan masyarakat
data sekunder yang bersumber data Puskemas Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
1) Pola Penyakit
Untuk melihat kondisi perubahan pola penyakit yang ada di lokasi kegiatan,
maka ada beberapa hal yang akan di analisa .. Data yang akan di analisa
adalah data jenis penyakit, sarana kesehatan, tenaga kesehatan, sanitasi
lingkungan, vektor penyakit dan status gizi. Berikut data kesehatan
masyarakat yang akan menjadi panduan dalam menganalisa dampak dari
rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan dan operasional SPAM IKK
IPA Sei Lepeh
a) Jenis Penyakit
Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui
jumlah penyakit terbesar, untuk data ini akan dilakukan pengambilan data
sekunder dari puskesmas di wilayah studi.
b) Sumber Daya Kesehatan
Situasi sumber daya kesehatan di Desa Bagendang Hilir, Kecamatan
Mentaya Hilir Utara meliputi sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
Berikut adalah data sarana kesehatan di Kecamatan Mentaya Hilir Utara
Tahun 2016.
Salah satu upaya untuk mencapai kondisi kesehatan yang baik perlu
tersedia berbagai sarana dan prasarana kesehatan dengan kuantitas dan
kualitas yang memadai. Di desa Bagendang Hilir terdapat sebuah
Puskesmas, 1 buah puskesmas pembantu, 1 puskesdes dan 2 buah
posyandu.
Disamping sarana kesehatan, didesa studi juga dilengkapi dengan tenaga
kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat, sebagaimana tabel berikut.
Tabel 17. Tenaga Kesehatan di Wilayah Studi
Dokter Dukun
Desa Dokter Paramedis Bidan Perawat
Gigi Bayi
Bagendang Hulu 2 13 - 4 4 4
Sumber : Kec. Mentaya Hilir Utara Dalam Angka, 2022.
Gambar 2. Sarana Kesehatan Puskesdes Di desa Bagendang Hulu

c) Kondisi Lingkungan
 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sarana, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai

rumah tidak terbuat dari tanah. Data rumah sehat akan diambil dari data
sekunder yakni dari lnstansi Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin
Timur.
 Akses Terhadap Air Bersih
Air yang bersih adalah air yang telah memenuhi sifat fisik. Air yang
memenuhi syarat kesehatan terlebih dahulu harus di proses lebih lanjut
air tersebut tidak mengandung bibit penyakit, tidak mengandung bahan
beracun/berbahaya serta air yang secara fisik jernih/tidak keruh serta
sesuai untuk kebutuhan manusia atau rumah tangga serta dalam
jumlah sesuai menurut kebutuhan. Untuk mendapatkan sumber air
yang benar-benar sehat/bersih maka selain menjaga air itu sendiri,
maka tidak kalah pentingnya adalah menjaga kebersihan darimana
sumber air tersebut berasal.
Tabel 18 Data Rumah Tangga Pemakai Sumber Air Bersih di Desa
Bagendang Hulu
No. Sumber Air Jumlah (RT)
1 Ledeng 235
2 Sumur Pompa 23
3 Perigi 33
4 Sungai/Danau 246
5 Mata Air 0
6 lainnya *) 0
Sumber: Kecamatan Mentaya Hilir Utara Dalam Angka Tahun 2019
 Sarana Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar meliputi jamban, tempat sampah dan
pengelolaan air limbah, di dalam pembuatannya harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan antara lain menggunakan tangki septik,
menggunakan penutup dan mempunyai saluran pembuangan dan lain
sebagainya. Buruknya sanitasi dasar dapat merupakan salah satu
media/faktor yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat sanitasi yang kurang sehat,
antara lain: diare, demam berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, thipus,
cacingan. Gambaran kondisi sanitasi lingkungan di lokasi studi seperti
data jamban, .tempat sampah, per.gelolaan air limbah sehat akan
dilakukan pencarian data primer dengan melakukan wawancara
kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Terkait Status Gizi akan
dilakukan pencarian data ke lnstansi Dinas Kesehatan Kabupaten
Kotawaringin Timur dan sarana kesehatan terkait.
2) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah merupakan suatu upaya
perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan aman
selama melakukan pekerjaan di tempat kerja serta begitu pula bagi orang
lain yang memasuki tempat kerja dan agar sumber dari proses produksi
dapat secara aman dan efisien dalam pemakaiannya. Upaya kesehatan dan
keselamatan kerja yang akan dibahas dalam kegiatan ini adalah :
a) Alat Pelindung Diri (APD)
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), personal
protective equipments atau alat pelindung diri (APO) didefinisikan sebagai
alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari Iuka atau penyakit
yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat
kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan
lainnya. Berdasarkan Peraturan Mentei Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor PER 08/MEN/Vll/2010 Alat Pelindung Diri
(APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja.
b) Jenis- Jenis APD
APD Pelindung Kepala
Jenis APD yang digunakan adalah semua topi pengaman (safety
helmets), tali pengikat diberikan bila dibutuhkan, topi logam dilarang
untuk digunakan.
Topi pelindung kepala diperlukan bila seseorang kemungkinan akan
kejatuhan benda-benda atau terbentur kepalanya. Beberapa bahaya
yang perlu diperhitungkan pada saat kegiatan berlangsung adalah:
- Bahan yang runtuh saat pekerjaan penggalian.
- Benda yang jatuh dari suatu anjungan kerja.
- Benda yang jatuh saat diangkat dengan derek/alat angkat, saat
dimuat
- atau dibawa oleh kendaraan
- Bagian perancah yang jatuh saat mernbangun atau
membongkarnya.
APD Kaki
Jenis APO yang digunakan biasanya sepatu boot dan sepatu produksi
untuk suatu standar yang disetujui.APD ini berfungsi melindungi kaki
dari risiko:
- Benda yang jatuh ke kaki
- Paku, atau benda tajam lainnya
- Benda tajam yang melukai urat nadi kaki
APD Tangan
Untuk melindungi tangan, jenis APD yang disetujui adalah:
- Sarung tangan katun (Polka Dot gloves)
- Sarung tangan kulit
- Sarung tangan karet
- Sarung tangan penahan panas
Sarung tangan yang sesuai dapat melindungi terhadap (misal semen),
beton cair dan bahan pelarut yang dapat menyebabkan penyakit kulit.
Juga akan melindungi terhadap teriris dan tergores saat menangani
bata, besi, dan kayu. (Rijanto, Budi. 2010).
Bahaya Kebakaran
Pada kebanyakan lokasi, keadaan darurat yang utama adalah
kebakaran. Banyak benda padat, cair, dan gas yang dapat terbakar
dengan mudah. Setiap kejadian kebakaran dapat berdampak terhadap
kesehatan, keselamatan, kerusakan, dan penundaan pekerjaan yang
merugikan. Menurut NFPA kebakaran merupakan peristiwa oksldasi
dimana bertemunya 3 buah unsur yaitu bahan yang dapat terbakar,
oksigen yang terdapat di udara, dan panas yang dapat berakibat
menimbukan kerugian harta benda atau cidera bahkan kematian
manusia (Building & plant Institute dan Ditjen Binawas Depnaker,
2005). Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No: Kep 186/Men/1999 bahwa kegiatan Gedung/Ruang
Perumahan termasuk dalam klasifikasi bahaya kebakaran ringan.
Jalur Evakuasi
Jalanpenyelamatan/evakuasiadalah jalur perjalanan yang menerus
(termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap

bagian bangunan termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat
yang aman di pemukiman. Bila kebakaran terjadi pada lokasi kegiatan
maka perlu diperhatikan:
- Cara memberikan peringatan:
Rencanakan sistem pemberitahuan kepada orang-orang di
lapangan, hal ini dapat berupa unit alarm, klakson, peluit, atau
teriakan mulut pada lokasi yang kecil.
- Cara penyelamatan
Rencanakan jalur penyelamatan dan pastikan selalu siap dan tidak
terhalang. Lindungi jalur penyelamat dengan memasang pemisah
kebakaran yang permanen dan pintu kebakaran sesegera mungkin.
Hal ini penting karena jalur penyelamat akan memberi jalan kepada
orang-orang ketempat berkumpul untuk dapat dihitung jumlahnya.
Pastikan tersedia cukup penerangan pada jalur penyelamatan yang
terlindung dan tertutup.
Perencanaan Tapak Untuk Proteksi Kebakaran
- Lingkungan Bangunan
Lingkungan tersebut di atas harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tersedia sumber air berupa hidran lingkungan, sumur
kebakaran atau reservoir air dan sebagainya yang memudahkan
instansi pemadam kebakaran untuk menggunakannya, sehingga
setiap rumah dan bangunan dapat dijangkau oleh pancaran air unit
pemadam kebakaran dari jalanlingkungan.Setiap lingkungan
bangunan harus dilengkapi dengan sarana komunikasi umum yang
dapat dipakai setiap saat untuk memudahkan penyampaian
informasi kebakaran.
- Jalan Lingkungan
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan
memudahkan operasi pemadaman, maka di dalam lingkungan
bangunan harus tersedia jalan lingkungan dengan perkerasan agar
dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran.
- Jarak Antar Bangunan Gedung
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran, harus

disediakan jalur akses dan ditentukan jarak antar bangunan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 19 Jarak Antar Bangunan
Jarak Minimun Antar
Tinggi Bangunan
No. Bangunan Gedung
Gedung (m)
(m)
1. s/d 8 3
2. >8 s/d 14 >3 s/d 6
3. >14 s/d40 >6 s/d 8
4. >40 >8

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN
RUANG,PERUMAHAN RAKYAT, DAN KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
GAMBAR PERENCANAAN IPA KAPASITAS 50 LITER PER

DETIK DI SPAM SEI LEPEH
MEI 2022
NO NOMOR GAMBAR JUDUL GAMBAR CATATAN
1 IPA-50 LPD-001 DIAGRAM PROSES SPAM SEI LEPEH
2 IPA-50 LPD-002 TATA LETAK INSTALASI
3 IPA-50 LPD-003 LAND SCAPPING
4 IPA-50 LPD-004 GAMBAR PRESPEKTIF
7 IPA-50 LPD-007 DENAH IPA 50 LPD
8 IPA-50 LPD-008 POTONGAN B-B
9 IPA-50 LPD-009 POTONGAN A-A
10 IPA-50 LPD-010 DETAIL FILTER
11 IPA-50 LPD-011 DETAIL PIPA LATERAL BACKWASH
12 IPA-50 LPD-012 DETAIL PIPA INLET
13 IPA-50 LPD-013 DETAIL PIPA INLET FILTRASI
14 IPA-50 LPD-014 MANIFOLD INLET FILTER
15 IPA-50 LPD-015 DETAIL OUTLET FILTER
16 IPA-50 LPD-016 DENAH TITIK PANCANG
17 IPA-50 LPD-017 DENAH PEMBESIAN PLAT PONDASI
18 IPA-50 LPD-018 POTONGAN A-A
19 IPA-50 LPD-019 POTONGAN B-B
20 IPA-50 LPD-020 TAMPAK SAMPING ATAP IPA
21 IPA-50 LPD-021 DETAIL ATAP IPA
NO NOMOR GAMBAR JUDUL GAMBAR CATATAN
22 IPA-50 LPD-022 DETAIL ATAP IPA
23 IPA-50 LPD-023 SLD PANEL MDP
24 IPA-50 LPD-024 SLD PENEL IPA
25 IPA-50 LPD-025 SLD PANEL RUANG KIMIA
26 IPA-50 LPD-026 DENAH BANGUNAN KIMIA, POTONGAN 1-1 & POTONGAN 2-2
27 IPA-50 LPD-027 DENAH ATAP, TAMPAK SAMPING, TAMPAK BELAKANG & TAMPAK DEPAN
28 IPA-50 LPD-028 DENAH PONDASI LANTAI, SLOFE & DETAIL PEMBESIAN

29 IPA-50 LPD-029 DENAH PENUTUP ATAP DAN DETAIL ATAP
30 IPA-50 LPD-030 DENAH TITIK LAMPU DAN DETAIL KUSEN

31 IPA-50 LPD-031 DENAH PRESEDIMENTASI DAN POTONGAN A-A,
32 IPA-50 LPD-032 DENAH AERATOR, POTONGAN B-B,C-C,A-A &D-D
33 IPA-50 LPD-033 POTONGAN C-C DAN POTONGAN B-B PRASEDIMENTASI

34 IPA-50 LPD-034 TAMPAK ATAS PRESEDIMENTASI, DENAH BALOK & DENAH PLAT
35 IPA-50 LPD-035 POTONGAN MEMANJANG, POTONGAN MELINTANG &
DENAH TITIK PANCANG
36 IPA-50 LPD-036 DENAH TANGGA PRASEDIMENTASI, POTONGAN A-A & POTONGAN B-B
37 IPA-50 LPD-037 TABEL PEMBESIAN DAN DETAIL PEMBESIAN PILE CAP
DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,PERUMAHAN
RAKYAT, DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN
KOTAWARINGIN TIMUR
GAMBAR PERENCANAAN IPA KAPASITAS 50 LITER PER DETIK DI SPAM SEI

LEPEH
DIAGRAM ALIR PROSES
MEI 2022
UTARA
CATATAN :
RESERVOIR EXSISTING
REV TANGGAL URAIAN

KONSULTAN PERENCANA :
PH CORRECTION
POMPA KIMIA POMPA KIMIA

POMPA KIMIA
RESERVOIR PT. FUJITAMA CIPTA ANDALAN

KAPORIT
( PRA-KLORINASI )
ALLUM SULFAT
KAPORIT
POMPA BACKWASH
PEMBERI KERJA :
POMPA DISTRIBUSI
BAK THOMSON DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN
BLOWER RUANG, PERUMAHAN
RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
UNIT HEXAGONAL FLOKULATOR UNIT SEDIMENTASI UNIT FILTRASI
Jl. H.M.ARSYAD KM 3No.10 SAMPIT
EFFLUENT BAK SEDIMENTASI DI KETAHUI DI KETAHUI

40
PPK PERENCANAAN KEPALA BIDANG CIPTA KARYA

OVERFLOW
FILTER
1 2 3 4 5 6 DRAIN RESERVOIR
AIR BAKU DARI INTAKE
SUBHAN MASDIPURA, SE.,Msi H. AKHMAD TAUFIK., ST.,MT

DRAIN FLOKULATOR DRAIN
Ø 100 MM Penata Tingkat 1 Pembina
NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
KE RESERVOAR
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
SLUDGE DRYING BED (SDB) SALURAN KOTA
DI GAMBAR DI PERIKSA / DISETUJUI TANGGAL
UMMU.K MUHAMMAD AWALUDIN. A

DRAFTER LEADER
DIAGRAM PROSES SPAM SEI LEPEH NO GAMBAR SKALA
NO PROYEK REVISI
DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN
RUANG,PERUMAHAN RAKYAT, DAN KAWASAN
PERMUKIMAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
GAMBAR PERENCANAAN IPA KAPASITAS 50 LITER PER

DETIK DI SPAM SEI LEPEH
TATA LETAK INSTALASI
MEI 2022
UTARA
CATATAN :
+1
.05 9
e s
0
ina
dra
dra
ina
se
6 Ta
ng
ga
+
Ra 1.0
illi 50
ng
±0.00
±0.00
Ru ± 0.
an 00
g Kim0
ia
-0
Te ,050
ra
s
REV TANGGAL URAIAN
se
ina
dra
1
100
65
.0
50
.0
5
A
Dra
in
Fl
ok
ulat
or
no
4
DE
TA
IL
1
5.
0
PT. FUJITAMA CIPTA ANDALAN
Dra
in
5. Fl
0 ok
ulat
or
no
PEMBERI KERJA :
5
50
.0
00
0
DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN

Dra 75
in
Fl
ok
ulat
or
no
3
5.
0
50
.0
00
0
30
10
0
E
B
RUANG, PERUMAHAN
5.0
30
10
0
30 40
In
Dia let
. 20 IPA
0
m
m
10
0
30
4
Dra
in
Fl
ok
ulat 10
or 0
no 30
2 5.
Dra 0
in 5.
Fl Dra 0
7
ok 75
ulat in
Fl 50
DI KETAHUI
or
DI KETAHUI
no ok
ulat
1 or 75
no
50 6
25
.0 .0 5.
0
00 30
0 10
0 DE
TA
IL
3
30 25
10 .0
10 DE (4
0 inch 5.
TA )
0
IL
2
30
10 20
0 (8
inch
)
30
40 10
0
30
75 50
E
B 25
15 .0
0.
0
5.
DE
0 TA
IL
4 A SUBHAN MASDIPURA, SE.,Msi H. AKHMAD TAUFIK., ST.,MT
5.
0
Penata Tingkat 1 Pembina
NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
5.
0
NAMA PROYEK :
10 3
1
8 UNIT :
2 JUDUL GAMBAR :
TATA LETAK INSTALASI

DRAFTER LEADER
NO NAMA BANGUNAN NO NAMA BANGUNAN NO GAMBAR SKALA
1 IPA EXSISTING 7 IPA 50 LITER PER DETIK

IPA-50 LPD-002
2 RUANG POMPA DISTRIBUSI 1 8 SLUDGE DRYING BED
3 RUANG POMPA DISTRIBUSI 2 9 RUANG KIMIA
NO PROYEK REVISI
4 RESERVOAR 10 AERATOR & PRASEDIMENTASI
5 RUANG KIMIA EXSISTING
6 RUANG GENSET
UTARA
CATATAN :
47
14
,5
9,
2
+1
.05
se
ina
0
dra
dra
ina
se
2
+
Ra 1.0
illi 50
Ta ng
ng
ga
±0.00
±0.00
Ru ± 0.
an 00
g Kim0
ia
-0
Te ,050
ra
s
REV TANGGAL URAIAN
se
ina
dra
23 100
,5
3
5
,0
65
.0
50
.0
A
12
Dr
ain
Fl
ok
ulat
or
no
4
DE
T AIL
1
5.
0
Dra
in
5. Fl
0 ok
ulat
or
no
PEMBERI KERJA :
5
50
.0
00
0

Dra 75
in
Fl 5.
50
.0
30 E
RUANG, PERUMAHAN
B
ok
ulat
0 00
or 0
no 10
3 0

30
6,
5.
0 10
0
40
4,
8
30
In
45
Di let
a.
20 IPA
0
m 10
m 0
30
Dra
in
Fl
ok
ulat 10
or 0
no 30
2 5.
Dra 0
in 5.
Fl Dra 0 75
ok
ulat in
Fl 50
DI KETAHUI
or
DI KETAHUI
no ok
ulat
1 or 75
no
50 6
25
.0 .0 5.
0
00
PPK PERENCANAAN
30
0 10
0 DE
T AIL
3
KEPALA BIDANG CIPTA KARYA
72
30 25
10 .0
10 DE (4
0 inch 5.
TAIL 0
)
2
30
10 20
8,
0 (8
inch
)
30
40 10
0
30
75 50
E
B 25
15 .0
0.
0
DE
5.
0 TA
IL
4 A SUBHAN MASDIPURA, SE.,Msi H. AKHMAD TAUFIK., ST.,MT
5.
0
NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
5.
0
NAMA PROYEK :
92
,
18
9,
51
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
LAND SCAPPING

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-03
NO PROYEK REVISI
KOTAWARINGIN TIMUR

LEPEH
GAMBAR PRESPEKTIF
MEI 2022
UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN
DI KETAHUI DI KETAHUI

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
GAMBAR PRESPEKTIF

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-004
NO PROYEK REVISI
UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
GAMBAR PRESPEKTIF

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-005
NO PROYEK REVISI
UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
GAMBAR PRESPEKTIF

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-006
NO PROYEK REVISI
KOTAWARINGIN TIMUR

LEPEH
DETAIL PENGOLAHAN INSTALASI AIR
MEI 2022
UTARA
CATATAN :
2395
624 207 800 200 200 200 164 50.0
E
B
50
65.0
50.0
REV TANGGAL URAIAN

Drain Flokulator no 4 Drain Flokulator no 5
5.0 5.0 5.0
183
5.0 5.0
40
30 30 30 30 30
PEMBERI KERJA :
25.0
125 100 100 100 100 125
50
120
25.0 DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN

400
.0
RUANG, PERUMAHAN
50
DETAIL 3 KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
300
10 ( 4 inch)
DETAIL 1
20 (8 inch)
DETAIL 2
1047
1065
965.0
A A
120.0 NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
300
120
.0
50
400
25.0
125 100 100 100 100 125
5.0 5.0
30 30 30 30 30 UNIT :
5.0
100.0
182
DETAIL 4
40
40
182.5
Drain Flokulator no 6
Drain Flokulator no 3
120.0 60.0 5.0 5.0 5.0
JUDUL GAMBAR :
50
Drain Flokulator no 2 Drain Flokulator no 1
Inlet IPA
Dia. 200 mm
E
B
125 30 100 30 100 30 100 30 100 30 125
800

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
DENAH IPA 50 LPS NO PROYEK REVISI

UTARA
CATATAN :
20.0
50.0
36.0 25.0
REV TANGGAL URAIAN
400.0 400.0
40.0 TUBE SETTLER
PEMBERI KERJA :
104.0

RUANG, PERUMAHAN
500.0

400.0 400.0
450.0

Ø5 Ø5 Penata Tingkat 1 Pembina
2.2 2.2 NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
265.0
UNIT :
120.0
7.5 Ø15
.0
7.5
77.7
20 (8 inch)
JUDUL GAMBAR :
4.0
70.0 165.0
60.0

DRAFTER LEADER
50.0
NO GAMBAR SKALA
INSTALASI PENGOLAHAN AIR KAP. 5O L/DT

NO PROYEK REVISI
POTONGAN B-B (DETAIL HOOPER)

UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
Pasir Silica Pasir Silica Pasir Silica
Gravel (kerikil) Gravel (kerikil) Gravel (kerikil)
UNIT :
800.0
JUDUL GAMBAR :
2416.9
POTONGAN A-A UMMU.K MUHAMMAD AWALUDIN. A

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
NO PROYEK REVISI
UTARA
CATATAN :
300.0 Over Flow Sand Filter
Dia. 50 mm Pipa Lateral For Backwash
Dia. 75 mm
Header over flow Sand Filter
Dia. 100 mm
REV TANGGAL URAIAN

400.0
Pipa Backwash
Dia. 200 mm Pipa Out Filter PT. FUJITAMA CIPTA ANDALAN
Pipa ke Reservoar Dia. 200 mm PEMBERI KERJA :

15.9
Blower for Backwash

Dia. 75 mm
Pipa Backwash RUANG, PERUMAHAN
Water for Backwash Dia. 200 mm KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Dia. 150 mm
55.0
Pasir Silica
20.0
Pipa Manifold filter ke reservoir PPK PERENCANAAN KEPALA BIDANG CIPTA KARYA
Dia. 300 mm
Gravel (kerikil) 30.0 Overflow
Dia. 75 mm
Nozzle Filter Penata Tingkat 1 Pembina
15.9 NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
30.0
Pipa Lateral NAMA PROYEK :
7.5
Pipa Outlet Filter Dia. 200 mm

Pipa Lateral
Dia. 75 mm (3 inch)
Blower for Backwash
UNIT :
Dia. 75 mm
Water for Backwash
Dia. 150 mm
Drain Sand Filter
JUDUL GAMBAR :
TAMPAK SAMPING Dia. 75 mm
TAMPAK ATAS

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
DETAIL FILTER
NO PROYEK REVISI
30.0
30.0
30.0
UTARA
40.0 CATATAN :
Pipa Lateral For Backwash

Dia. 75 mm
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN
Pipa Lateral For Backwash
Dia. 75 mm DI KETAHUI DI KETAHUI

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
20.0 Blower for Backwash
Dia. 75 mm NAMA PROYEK :
Water for Backwash

Dia. 150 mm
30.0
30.0
30.0
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
DETAIL PIPA LATERAL BACK WASH

30.0

DRAFTER LEADER
DARI POMPA BACKWASH NO GAMBAR SKALA
KE RESERVOIR
DARI BLOWER NO PROYEK REVISI

PIPA AIR BAKU yang masuk Thomson
UTARA
CATATAN :
03 01 03
03 01 03
01
05
06
01
REV TANGGAL URAIAN

04
PEMBERI KERJA :
04 07
RUANG, PERUMAHAN
08 KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
01 02 05 06
08
03

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
07
NAMA PROYEK :
01 01 02 01 03
UNIT :
DETAIL 1
JUDUL GAMBAR :
PIPA AIR BAKU
NO. NAMA BARANG. UKURAN JUMLAH SATUAN

01 Pipa Steel 8" 15 Meter
02 Valve Penumatic Selenoid 8" 1 Bh
03 Knee Steel 8" 3 Bh UMMU.K MUHAMMAD AWALUDIN. A
DRAFTER LEADER
04 Flow Meter 8" 1 Bh NO GAMBAR SKALA
05 Mur Baut
06 Ring
07 Flange Steel 8" 4 Bh
08 Pengelasan NO PROYEK REVISI
IN LET FILTER (IN)
110
02 UTARA
CATATAN :
01 04 05
03
01
REV TANGGAL URAIAN

100
300
06 PEMBERI KERJA :

01 RUANG, PERUMAHAN
DETAIL DI KETAHUI DI KETAHUI


NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
7 NAMA PROYEK :
DETAIL 3
UNIT :
IN LET FILTER & SUPPORT 6 UNIT

JUDUL GAMBAR :
01 Pipa GI 4" 24 m
02 U-Bolt 4" 6 Bh
03 Butterfly Valve 4" 6 Bh DI GAMBAR DI PERIKSA / DISETUJUI TANGGAL
04 Flange Las 4" 12 Bh

05 Knee 4" 6 Bh
06 UNP Support Inlet Filter 50 12 m DRAFTER LEADER
07 Pipa GI yang ujungnya berlubang- lubang 4" 6 Bh NO GAMBAR SKALA
08
09
10
NO PROYEK REVISI
MANIFOLD IN LET FILTER (M.IN)
UTARA
600
CATATAN :
INLET FILTER
OUT LET Talang Pengumpul
02 01 01 02
MANIFOLD INLET FILTER 03
REV TANGGAL URAIAN

S PEMBERI KERJA :
P AS 02
BY
05 DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN
A SS
P RUANG, PERUMAHAN
BY RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
04
01 03

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
DETAIL 2 NAMA PROYEK :
MANIFOLD IN LET FILTER 2 UNIT UNIT :

JUDUL GAMBAR :
01 Pipa GI 8" 12 Meter
02 Flange Las 8" 4 Bh
03 Blind Flange 8" 2 Bh
04 Mur Baut 16 Bh DI GAMBAR DI PERIKSA / DISETUJUI TANGGAL
05 Ring 32 Bh

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
NO PROYEK REVISI
OUT LET FILTER (OUT)
204.0 UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN
15.0 38.7
7.5 PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN
20.0
DETAIL 4
NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
OUT LET FILTER 6 UNIT
NO. NAMA BARANG. UKURAN JUMLAH SATUAN UNIT :

02 Pipa GI 6" 4 Meter JUDUL GAMBAR :

04 Butterfly Valve 8" 6 bh
05 Butterfly Valve 6" 6 bh DI GAMBAR DI PERIKSA / DISETUJUI TANGGAL
06 Butterfly Valve 3" 6 bh

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
NO PROYEK REVISI
KOTAWARINGIN TIMUR

LEPEH
PONDASI DAN ATAP INSTALASI PENGOLAHAN AIR
MEI 2022
UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :
150 DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN

RUANG, PERUMAHAN

A A NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
DENAH TITIK PANCANG
DENAH TITIK PANCANG

B
SKALA 1 : 100
DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-016
NO PROYEK REVISI
UTARA
CATATAN :
Ø16- 200
Ø16 - 200
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN
Ø16 - 200
Ø16 - 200


NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
DENAH PEMBESIAN PLAT PONDASI

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
DENAH PEMBESIAN PLAT
SKALA 1 : 100
IPA-50 LPD-017
NO PROYEK REVISI
UTARA
CATATAN :
60
50
70
REV TANGGAL URAIAN
24000
PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN
360 360 300 342 343 330 330

NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 100
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
POTONGAN A-A
DETAIL B
SKALA 1 : 50
DETAIL A UMMU.K MUHAMMAD AWALUDIN. A
SKALA 1 : 50 DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-018
NO PROYEK REVISI
UTARA
CATATAN :
REV TANGGAL URAIAN

PEMBERI KERJA :

RUANG, PERUMAHAN
428 428 DI KETAHUI DI KETAHUI

POTONGAN B - B SUBHAN MASDIPURA, SE.,Msi

Penata Tingkat 1
H. AKHMAD TAUFIK., ST.,MT
Pembina
SKALA 1 : 100 NIP. 19710916 199303 1 006 NIP. 19701205 200003 1 005
NAMA PROYEK :
UNIT :
JUDUL GAMBAR :
POTONGAN B - B

DETAIL B
SKALA 1 : 50
DETAIL A
SKALA 1 : 50

DRAFTER LEADER
NO GAMBAR SKALA
IPA-50 LPD-019
NO PROYEK REVISI
List Plang Ikatan Angin Samping Dudukan Talang Siku Ikatan Angin Samping Dudukan Talang Siku Ikatan Angin Samping
C 100 mm IWF 150 mm Steel 40 x 40 mm IWF 150 mm Steel 40 x 40 mm IWF 150 mm
Clam Pipa 75 mm
Pipa Buang Air Hujan

( PVC ) Ø75 mm
Pipa Buang Air Hujan Pipa Buang Air Hujan Pipa Buang Air Hujan Pipa Buang Air Hujan
( PVC ) Ø75 mm ( PVC ) Ø75 mm ( PVC ) Ø75 mm ( PVC ) Ø75 mm
Tiang Atap IPA

IWF 200 mm
Tiang Atap IPA

IWF 200 mm

RUANG, PERUMAHAN
List Plang Ikatan Angin Samping Dudukan Talang Siku Ikatan Angin Samping Dudukan Talang Siku Ikatan Angin Samping
C 100 mm IWF 150 mm Steel 40 x 40 mm IWF 150 mm Steel 40 x 40 mm IWF 150 mm
Clam Pipa 75 mm
Pipa Buang Air Hujan

( PVC ) Ø75 mm
Pipa Buang Air Hujan Pipa Buang Air Hujan Pipa Buang Air Hujan Pipa Buang Air Hujan
( PVC ) Ø75 mm ( PVC ) Ø75 mm ( PVC ) Ø75 mm ( PVC ) Ø75 mm
Tiang Atap IPA

IWF 200 mm
Tiang Atap IPA

IWF 200 mm
Gordeng C . 125 mm
Baut Dia. 15 mm
Siku Steel 70 x 70 mm
Steffener Plat
t . 8 mm
Kuda - Kuda
Baut IWF . 200 mm
16 x 50 mm
Foot Plate
t . 8 mm
GB. DETAIL 3 A ( SAMBUNGAN KUDA - KUDA )

UKURAN MILI METER
LIHAT GAMBAR DETAIL 3. KUDA - KUDA PT. FUJITAMA CIPTA ANDALAN
LIHAT GAMBAR DETAIL 2. PILLAR DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN

RUANG, PERUMAHAN
LIHAT GAMBAR DETAIL 1. BASE PLATE
TAMPAK PENAMPANG PLAT
LIHAT GAMBAR DETAIL ATAP IPA
GAMBAR DETAIL 1 ( BASE PLATE )

GB. DETAIL 2 A

Stiffener
Plate 10 mm
RUANG, PERUMAHAN
Klem Pipa Buang

Dia . 75 mm
Tiang ( Pillar )
GB. DETAIL 3 B OVER STACK
IWF 200 mm SATUAN MILI METER
Stiffener
Plate 10 mm
Klem Pipa Buang

Dia . 75 mm
Tiang ( Pillar )
IWF 200 mm
Base Plate
300 x 300 mm
DETAIL 2. A ( TAMPAK LUBANG BAUT )

KLEM PIPA AIR HUJAN PERHATIKAN DALAM MEMOTONG IWF
DETAIL 2 ( TIANG ATAP )

KOTAWARINGIN TIMUR

LEPEH
DESAIN ELEKTRIKAL
MEI 2022

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN
KOTAWARINGIN TIMUR

LEPEH
BANGUNAN KIMIA
MEI 2022
2300
3250
+ 1.050
1050
Ruang
Ruang Kimia Teras Kimia Teras
± 0.000 -0,050 ± 0.000 -0,050
-0,200 -0,200 -0,200
4000 4000
8000 5000
POTONGAN 1-1 POTONGAN 2-2 DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN

RUANG, PERUMAHAN
drainase
1200
+ 1.050 + 1.050
Railling
3050
4000
1650
5000
± 0.000
Ruang Kimia
Tangga
drainase
±0.00
drainase
±0.00
DENAH, POTONGAN 1-1 & POTONGAN 2-2
100
-0,050
Teras
4000 4000
IPA-50 LPD-026
DENAH
SKALA 1 : 50
Teras
Teras
-0,050 -0,050
-0,200
-0,200
4000 4000 4000 4000
TAMPAK DEPAN PT. FUJITAMA CIPTA ANDALAN
TAMPAK BELAKANG
RUANG, PERUMAHAN
10129 KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
7550
2300
4621
7197
DENAH ATAP, TAMPAK DEPAN,

TAMPAK SAMPING, & TAMPAK BELAKANG
3250
Teras Teras
-0,050 -0,050
-0,200 -0,200
5000
IPA-50 LPD-027
DENAH ATAP TAMPAK SAMPING

1250
2
Balok 20 x 30
D10-150
D10-150
+11.30
B. 20 x 30
B. 20 x 30
1300
T=15 D10-150
D10-150
2950
1
1250
5000
3700
Balok 20 x 30
± 0.000
+10.30
T=15
sloof 20 x 30
13912
-0,200
4000 4000
8000 4 D 16
DENAH BALOK & LANTAI TANGKI KIMIA
1000
2 Sk Ø 8-15 RUANG, PERUMAHAN
1370
PS Sloof 20 x 30 PS Sloof 20 x 30 PS D13 - 15

K K K
57
1300
PS +10.30
+10.30 K K
Sloof 20 x 30
313
T=15
T=15 PS
2950
1 lantai kerja 5 Cm
pasir 10 Cm
5000
D10-150
D10-150
K PS K
3700
Sloof 20 x 30
Sloof 20 x 30
4 D 16 344 313 344
D10-150 1000
Sk Ø 8-15
D10-150
POTONGAN 1
25
K K K
Sloof 20 x 30 Sloof 20 x 30 25 DENAH PONDASI LANTAI, SLOFE DAN
PS PS PS DETAIL PEMBESIAN
375
4000 4000
8000 KOLOM K
DENAH PONDASI, LANTAI & SLOOF D13 - 15
1000
250
1
TABEL PEMBESIAN SLOOF
D13 - 15
Sloof 20 x 30 Balok 20 x 30
375
TIPE BALOK
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN
POTONGAN IPA-50 LPD-028
344 313 344

UKURAN 20 x 30 20 x 30 20 x 30 20 x 30
TULANGAN ATAS 3 - D13 3 - D13 3 - D13 3 - D13 1000
TULANGAN BAWAH 3 - D13 3 - D13 3 - D13 3 - D13
TULANGAN SUSUT
SENGKANG
-
Ø8-15
-
Ø8-15
-
Ø8-15
-
Ø8-15
DETAIL PONDASI FP
2300
1000
25 25 25
25
3250
3250
± 0.000 D10-150 D10-150 D10-150
Ruang Kimia
-0,200 Drainase
Sloof 20 x 30 Sloof 20 x 30 lantai kerja 5 Cm Sloof 20 x 30
Sloof 20 x 30 Pasir 10 cm Lantai Kerja 5 cm Sloof 20 x 30 Sloof 20 x 30

4000 4000
Pondasi Batu Kali

8000 3500 1500 RUANG, PERUMAHAN
5000 Jl. H.M.ARSYAD KM 3No.10 SAMPIT
DETAIL ATAP
DETAIL ATAP
7197
DENAH PENUTUP ATAP DAN DETAIL ATAP
1100 4000 4000 1100

10200
IPA-50 LPD-029
DENAH PENUTUP ATAP

1700 1700
50 775 50 775 50 50 775 50 775 50
A 1650
50 750 50 750 50
Kusen
50
50
2500
Aluminium
Louver Baja
500
600
500
500
600
Louver Kaca 5 mm
Aluminium
Kusen Hollow
50
50
50
# 100.50.4 Mm
Kusen Hollow Rangka
700
Baja Hollow
# 100.50.4 Mm # 40.40.3 mm
Rangka KUSEN TIPE - KJ
2800
Baja Hollow Skala 1 : 25

# 40.40.3 Mm
Daun Pintu Daun Pintu Penutup
2200
2200
800
Plat Baja Plat Baja Engsel Plat Baja
Finishing Finishing T = 2.3mm
Dicat Dicat
Penutup
Plat Baja
700
T = 2.3mm
+0.30

50 800 800 50 50 800 800 50
1700 1700
RUANG, PERUMAHAN
KUSEN TIPE - KP2 RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
2 Jl. H.M.ARSYAD KM 3No.10 SAMPIT
drainase
1200
+ 1.050 + 1.050
1
Railling
3050
4000
1650
5000
± 0.000
Ruang Kimia
Tangga
drainase
±0.00
drainase
±0.00
DENAH TITIK LAMPU DAN DETAIL KUSEN
100
-0,050
Teras
4000 4000
IPA-50 LPD-030
D E N A H TITIK INSTALASI LAMPU

SKALA 1 : 50
KOTAWARINGIN TIMUR

LEPEH
PRASEDIMENTASI
MEI 2022

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN

RUANG, PERUMAHAN
KODE TUMPUAN LAPANGAN
DIMENSI 400 x 400 400 x 400 PT. FUJITAMA CIPTA ANDALAN
TUL.UTAMA 8 - D16 8 - D16

TUL.GESER Ø10 - 100 Ø10 - 200 RUANG, PERUMAHAN
KODE BALOK
TUMPUAN LAPANGAN
DIMENSI 250 x 400 250 x 400
TUL.ATAS 4 - D13 2 - D13
TUL.BAWAH 2 - D13 4 - D13
SENGKANG Ø12 - 100 Ø12 - 150

UKL UPL SPAM Sei Lepeh 50 L Per DTK

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

UKL UPL SPAM Sei Lepeh 50 L Per DTK

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

FORMULIR UPAYA PENGELOLAAN &

PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pembangunan & Operasional

Dinas Pekerjaan Umum,

BAB I Identitas Pemrakarsa

BAB II Uraian Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

BAB III Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan dan Upaya

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh iii

Tabel 3.1 Matriks Identifikasi Dampak Rencana Pembangunan

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh iv

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh v

Lampiran – A Legalitas dan Perizinan

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh vi

1.1 Identitas Pemrakarsa

1.1.1 Identitas Pemrakarsa

1.1.2 Penyusun Studi UKL - UPL

1.2 Tujuan Penyusunan Dokumen / Formulir Ukl – Upl

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 1

1.3 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan adalah:

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 2

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

ini adalah “Pmbangunan dan Operasional IKK Sei Lepeh Kapasitas 50

Penyediaan Air Bersih bagi masyarakat.

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan Atau Kegiatan

2.3 Skala Besaran Rencana Usaha da/atau kegiatan

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 1

2.3.2 Tahapan Instalasi

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 2

2.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 3

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 4

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 5

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 6

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 7

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 8

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 9

Tabel 3.1 Matriks Identifikasi Dampak Rencana Pembangunan Instalasi

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 2

Gambar 3.1. Bagan Alir Dampak pada Tahap Prakonstruksi

Gambar 3.2. Bagan Alir Dampak pada Tahap Konstruksi

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 3

Gambar 3.3. Bagan Alir Dampak pada Tahap Operasi

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 4

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 5

Peningkatan Berdasarkan Memberikan upah Masyarakat Pengelolaan

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 6

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 7

2. Kualitas Udara /Debu

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 8

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 9

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 10

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 11

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 12

5. Peluang Usaha Dan Bekerja

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 13

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 14

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 15

Lampiran Rona Lingkungan Awal

Desa Bagendang Hilir

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui penggolongan tipe iklim

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 1

Pembangunan & Operasional IKK IPA Sei Lepeh 2