Anda di halaman 1dari 87

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-NIAS


SATKER INFRASTUKTUR, LINGKUNGAN DAN PEMELIHARAAN WILAYAH II

Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... Surat Pernyataan ................................................................................................. Daftar Isi ............................................................................................................... Daftar Tabel ......................................................................................................... Daftar Gambar ..................................................................................................... Daftar Lampiran .................................................................................................. i ii iii iv vi vii

Bab 1. Bab 2.

PENDAHULUAN ............................................................................... URAIAN RENCANA KEGIATAN ...................................................

1 5 5 5 11 16 25 25 25 26 27 27 31

2.1. Identitas Pemrakarsa .......................................................................... 2.2. Rencana Kegiatan ............................................................................... 2.3. Rencana Pelaksanaan Fisik ................................................................ Bab 3. Bab 4. DAFTAR UJI ......................................................................................... RONA LINGKUNGAN AWAL ........................................................

4.1. Geografis .............................................................................................. 4.2. Demografi ........................................................................................... 4.3. Iklim ...................................................................................................... 4.4. Kondisi Perekonomian Daerah ......................................................... 4.5. Kondisi Eksisting PDAM Tirta Kemuning Kota Langsa .............. 5. 6. DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI ................. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ......................................................................................................... 6.1. Upaya Pengelolaan Lingkungan ...................................................... 6.1.1. Tahap Prakonstruksi ....................................................................... 6.1.2. Tahap Konstruksi .............................................................................

34 34 35 36

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

iii

6.1.3. Tahap Operasi .................................................................................. 6.2. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) .......................................... 6.2.1. Tahap Prakonstruksi ....................................................................... 6.2.2. Tahap Konstruksi ............................................................................. 6.2.3. Tahap Operasi ..................................................................................

46 48 48 49 60

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

iv

Daftar Tabel
1. 2. 3. 4. 5. 6. Waktu pelaksanaan konstruksi ................................................................ Kebutuhan tenaga kerja konstruksi ........................................................ Jenis peralatan yang didatangkan ........................................................... Jenis material yang didatangkan ............................................................. Luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan .................... Dampak yang mungkin terjadi ................................................................ 13 14 15 15 26 31

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Daftar Gambar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Peta orientasi lokasi proyek .................................................................... Lay out rencana water supply system Kota Langsa ............................. Gambar disain rencana perbaikan bangunan intake ............................ Disain bangunan IPA ............................................................................... Disain bangunan reservoar ..................................................................... Disain rumah pompa ................................................................................ Bangunan intake PDAM Kota Langsa di Krueng Langsa ................... Reservoar penampung air hujan sebagai salah satu sumber air baku Bangunan IPA PDAM Kota Langsa Eksisting ....................................... Kolam pengendapan ................................................................................. Pompa air .................................................................................................... Lokasi rencana pembangunan tambahan IPA ...................................... 2 6 8 10 11 12 28 28 29 29 30 30

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

vi

Daftar Lampiran
Lampiran 1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran 2. Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

vii

Pendahuluan

Bab 1 PENDAHULUAN

Kota Langsa tercatat memiliki jumlah penduduk 134.219 jiwa. Saat ini kebutuhan air bersihnya dipenuhi oleh PDAM Tirta Kemuning Kota Langsa. Sistem jaringan air bersih Tirta Kemuning belum sepenuhnya dapat melayani kebutuhan masyarakat Kota Langsa. Melihat hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Langsa merencanakan untuk mengembangkan/meningkatkan sistem jaringan air bersih yaitu dengan melakukan penambahan fasilitas sistem jaringan air bersih berupa: 1. Rehabilitasi intake 2. Pembangunan Bangunan pengolah air (IPA) kapasitas 60 liter/dt 3. Pembangunan bangunan reservoir dengan kapasitas 500 M3 4. Pemasangan jaringan pipa transmisi ( 300 mm) sepanjang 9.034 m 5. Pembangunan rumah pompa dan genset Lokasi pembangunan fasilitas baru tersebut berdekatan dengan fasilitas yang telah ada (saat ini). Gambar 1 peta lokasi proyek. Status lahan pada rencana proyek merupakan tanah milik PDAM Kota Langsa, sehingga tidak ada kegiatan pembebasan lahan.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

UKL-UPL REKONSTRUKSI WATER SUPLY SYSTEM KOTA LANGSA Desa Peutow, Kec. Birem Bayeun, Kab. Aceh Timur

Keterangan: Lokasi proyek Sungai Jalan


Lokasi Proyek

Skala 1 : 200.000 Gambar 1.

Peta Orientasi Lokasi Proyek

Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Dinas Prsarana Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam bekerjasama dengan pihak BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias merencanakan untuk melakukan rehabilitasi dan pengembangan fasilitasnya. Mengacu kepada Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 17/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah Yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan, pekerjaan Penyediaan Air Bersih yang wajib dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) apabila kegiatan yang akan dilakukan: 1 2 3 Pembangunan jaringan pipa transmisi Pengambilan air danau, sungai, mata air, sumber lain Pembangunn instalasi pengolahan air (IPA) : Panjang 2 s/d 10 km : Debit pengambilan 50 s/d <250 liter/detik : Debit > 50 liter/detik

Dengan demikian bahwa kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa perlu dilengkapi dengan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Teknis penyusunan dokumen UKL-UPL mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 308 Tahun 2005 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa adalah: 1. Mengidentifikasi rona lingkungan awal pada lokasi proyek; 2. Mengidentifikasi kemungkinan dampak lingkungan yang ditimbulkan

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

oleh kegiatan; 3. Sebagai pedoman untuk mencegah dan menanggulangi serta

meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan kegiatan proyek; 4. Memberikan masukan dalam merumuskan kebijakan terhadap

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Uraian Rencana Kegiatan

Bab 2 URAIAN RENCANA KEGIATAN

2.1. Identitas Pemrakarsa 2.1.1 2.1.2 2.1.3 Nama Instansi Nama Penanggungjawab Alamat Kantor Nomor Telp./Fax 2.2. Rencana Kegiatan 2.2.1 2.2.2 Nama Rencana Kegiatan Lokasi Rencana Kegiatan : Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa : Di Desa Peutow, Kec. Birem Bayeun, Kab. Aceh Timur
(Gambar 1 menunjukkan lokasi proyek)

: Satker BRR-infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan Wilayah II : T. Zahedi : Jl. Merdeka No. 46 C, Lhokseumawe : 0654-630019/0654-42012

WTP Keumeuneng Pipa Transmisi 2.2.3 Deskripsi Kegiatan

: Di Desa Peutow, Kec. Birem Bayeun, Kab. Aceh Timur : Dari WTP Kemuning ke Kota Langsa :

Pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa sebagaimana disinggung di bab 1, yaitu terdiri dari pekerjaan-pekerjaan: 1. Rehabilitasi intake 2. Pembangunan Bangunan pengolah air (IPA) kapasitas 60 liter/dt 3. Pembangunan bangunan reservoir dengan kapasitas 500 M3 4. Pemasangan jaringan pipa transmisi ( 300 mm) sepanjang 9.034 m 5. Pembangunan rumah pompa dan genset

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Gambar 2. Lay Out Pembangunan Fasilitas Water Supply System Kota Langsa

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lay out pembangunan fasilitas water supply system Kota Langsa sebagaimana disajikan pada gambar 2. a. Bangunan intake Bangunan Intake yang ada direncanakan untuk diperbaiki, sehingga dapat mengoptimalkan jumlah air yang akan diproduksi di Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) yang baru. Juga akan dilakukan pembuatan pengaman tebing (talud berupa bronjong) pada bagian hulu dan hilir bangunan intake untuk mencegah longsoran tanah, sehingga endapan/lumpur tidak mengganggu intake. Bangunan intake dilengkapi dengan pompa (submersible non clogging) dengan kapasitas sebesar 60 lt/dt. 1. Pekerjaan perbaikan bangunan intake antara lain: 2. Pemasangan Bar Screen : lebar 2.5 m, tinggi 5.0 m 3. Pemasangan Fine screen : lebar 1.5 m, tinggi 0.6 m 4. Pembuatan Talud/tanggul : panjang 10 meter tinggi 5 meter (konstruksi bronjong)

Gambar berikut adalah disain perbaikan intake.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Gambar 3 Rencana perbaikan Bangunan Intake

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

b. Bangunan Water Treatment (IPA/Instalasi Pengolah Air) Unit produksi system yang akan dikembangkan dilengkapi dengan IPA berkapasitas 60 lt/dt lengkap dengan bangunan pendukungnya antara lain rumah pompa dan rumah genset. Waktu operasi produksi direncanakan

optimal selama 24 jam/hari, sehingga dapat mencukupi jumlah kebutuhan air di daerah pelayanan. IPA yang akan dibangun menggunakan air baku dari sungai Krueng Langsa dengan debit pengambilan 60 lt/dt. Pengolahan air dilakukan dengan proses antara lain: Pembubuhan bahan kimia tawas Proses koagulasi partikel koloid menjadi partikel flok Proses Flokulasi atau pembesaran partikel flok Proses Sedimentasi atau pengendapan partikel flok Prose Filtrasi atau penyaringan dengan media pasir silika Proses desinfeksi atau pembunuhan bakteri Disain bangunan IPA disajikan pada Gambar 4. c. Bangunan Reservoar Bangunan reservoar berkapasitas 600 m3 dengan konstruksi beton bertulang. Disain bangunan reservoar sebagaimana Gambar 5. d. Bangunan Rumah Pompa dan Genset Bangunan rumah pompa 4 x 8 m dilengkapi dengan 3 pompa dengan kapasitas Q = 30 lps. Genset yang disediakan berkapasitas 135 kVA. Disain bangunan rumah pompa disajikan pada Gambar 6.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Gambar 4. Disain Bangunan IPA

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

10

Gambar 5. Disain Bangunan Reservoar

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

11

Gambar 6. Disain Bangunan Rumah Pompa

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

12

e. Jaringan pipa transmisi Jaringan pipa transmisi diusulkan berupa pipa PVC berdiameter 300 mm, air dialirkan dengan pompa dari lokasi intake ke rencana lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA), yang berdekatan dengan IPA yang lama. Dari IPA air dialirkan ke reservoir distribusi yang selanjutnya dialirkan ke daerah pelayanan air bersih Kota Langsa. Pemasangan pipa transmisi dengan jenis PVC berdiameter 300 mm sepanjang 9.034 meter, dengan rute dari WTP menuju Kota Langsa. 2.3. Rencana Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa direncanakan dikerjakan selama 180 hari kalender atau 6 bulan. Waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi disajikan pada tabel di bawah: Tabel 1. Waktu pelaksanaan konstruksi
No Jenis Pekerjaan 1 2 Bulan Ke 3 4 5 6

1 Intake 2 Water treatment 3 Reservoar 4 Jaringan pipa transmisi Sumber: PDCS/SMEC

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak Jenis pekerjaan pada Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa yang berpotensi dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan adalah: 1. Tahap Pra-Konstruksi Pekerjaan yang dilakukan pada tahap pra-konstruksi adalah: a. Survai Lapangan Pada kegiatan survai (pengukuran dan pemasangan patok) tidak menimbulkan dampak, karena lahan yang akan digunakan berada pada

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

13

areal wilayah PDAM Tirta Kemuning Kota Langsa (tidak ada kegiatan pembebasan lahan). b. Sosialisasi Rencana Kegiatan Pemasangan papan pengumuman (akan dilakukan pengembangan dan rekonstruksi fasilitas PDAM) pada lokasi proyek dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan yang akan dilakukan, sehingga persepsi positif masyarakat terbangun. 2. Tahap Konstruksi a. Perekrutan tenaga kerja Tenaga kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi adalah sebagaimana tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Posisi Tenaga Kerja Manager proyek Site manager/ engineer Keuangan Tenaga Administrasi Logistik Sopir Operator alat dan surveyor Pelaksana Mandor Tenaga pendukung (buruh) Jumlah Jumlah (orang) 1 1 1 1 2 2 7 2 2 20 32 Spesifikasi S1 S1 S1/D3/SMEA SMA STM SMP/SMA STM D3 -

Sumber : Estimasi

b. Pengoperasian base camp Base camp digunakan sebagai kantor pelaksana proyek, bengkel perawatan dan perbaikan peralatan kerja, penyimpanan material dan dilengkapi

dengan penginapan untuk pekerja. Jika penempatan material dan peralatan kerja yang kurang baik berpotensi menimbulkan kerusakan dan kecelakaan. Aktivitas para pekerja

pendatang yang tidak mengindahkan aturan adat setempat berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar lokasi base camp.
UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

14

c. Mobilisasi alat dan material Alat dan material konstruksi akan ditempatkan pada base camp pada lokasi yang telah ditentukan. Dampak lingkungan yang mungkin timbul pada kegiatan ini adalah gangguan lalu lintas saat dilakukan pengangkutan material dari tempat asal ke base camp dan dari base camp ke lokasi proyek. Jenis material dan peralatan kerja yang akan didatangkan adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 3. Jenis Peralatan Yang Didatangkan No 1 2 3 4 5 6 Jenis Peralatan Kerja Mobile crane Mixing concrate Concrate vibrator Truk Theodolit Genset Jumlah 1 2 2 2 1 2

Sumber: Estimasi

Tabel 4. Jenis Material Yang Didatangkan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Material Pipa PE 100, PN 12,5 DN 360 mm Pipa Steel DN 200 mm PN 10 Pipa Steel DN 150 mm PN 10 Pipa PVC 150 mm Sched. AW 10 Pipa Steel DN 100 PN 10 Pipa Steel DN 75 mm PN 10 Sement Porland Split Pasir Kayu (begesting dan acuan) Satuan M M M M M M zak M3 M3 M3

Sumber: Estimasi

d. Bangunan Water Treatment Kemungkinan dampak lingkungan yang timbul pada pembangunan bak water treatment adalah kemungkinan kecelakaan kerja, jika penempatan material dan pemasangan acuan beton tidak mengikuti prosedur yang benar.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

15

e. Pembangunan Reservoar Kemungkinan dampak lingkungan yang timbul pada pembangunan bak water treatment adalah kemungkinan kecelakaan kerja, jika penempatan material dan pemasangan acuan beton tidak mengikuti prosedur yang benar. f. Jaringan Pipa Transmisi Kemungkinan dampak lingkungan yang timbul pada pemasangan jaringan pipa transmisi kemungkinan gangguan utilitas (telkom, PLN). 3. Tahap Operasi a. Perekrutan tenaga kerja Pada tahap operasi tidak banyak tenaga kerja baru yang dibutuhkan. Karena proyek ini hanya merupakan proyek rehabilitasi dan peningkatan kapasitas. Penambahan tenaga kerja terbatas pada tingkat operator. Peluang kesempatan kerja relatif kecil. b. Pengambilan Air Baku Sumber air baku pada faslitas tambahan dilakukan pada Krueng Langsa. Debit air Krueng Langsa relatif stabil dan tidak digunangan sebagai sumber air untuk pengairan. Kemungkinan dampak konflik penggunaan air relatif kecil. c. Pemantauan Kualitas Air Secara periodik dilakukan pemantauan kualitas produksi air bersih dengan mengacu standar baku mutu air bersih (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air). Jika kualitas air bersih yang didistribuikan ke konsumen tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan penyakit (diare). d. Pembuangan Lumpur Hasil Pengolahan Lumpur yang dihasilkan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih, akan ditempat di kolam penampung lumpur dan akan dimanfaatkan sebagai tanah urug.
UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

16

Daftar

Uji

Bab 3 DAFTAR UJI


3.A. Tata Ruang No A.1 Kriteria Evaluasi Apakah rencana kegiatan berada dan / atau berbatasan langsung dengan : a. Kawasan hutan lindung b. Kawasan bergambut c. Kawasan resapan air d. Sempadan sungai e. Kawasan sekitar danau/ waduk Ya Tidak Keterangan X : jawaban

X X X X x Waduk buatan yang berfungsi menmapung air hujan, diimanfaatkan sebagai air baku. X X

Kawasan sekitar mata air Kawasan suaka alam (terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah, dan daerah pengunsian satwa). h. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, Gugusan karang atau terumbu karang, dan atau yang mempunyai ciri khas berapa keragaman dan atau/keunikan ekosistem). i. Kawasan pantai berhutan bakau(mangrove). j. Taman nasional k. Taman hutan raya l. Taman wisata alam m. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan (termasuk

f. g.

X X X X x

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

17

No

Kriteria Evaluasi daerah karst berair, daerah dengan budaya masyarakat istimewa, daerah lokasi situs purbakala atau peninggalan sejarah bernilai tinggi). n. Kawasan rawan bencana alam. Apakah terdapat pertentangan dalam pemanfaatan tata ruang dengan kegiatan- kegiatan lain yang ada saat ini atau yang Akan direncanakan dimasa mendatang ?

Ya

Tidak

Keterangan

A.2

x x

3.B. Lahan dan Tanah B-1 Apakah proyek akan membebaskan lahan penduduk atau badan usaha Apakah proyek akan menyebabkan ketidak stabilan lereng atau membangun tanggul-tanggul yang mempunyai resiko tinggi mengalami kelongsoran ? Apakah kegiatan proyek akan menyebabkan perubahan bentang alam dalam skala yang cukup besar atau melakukan pemindahan tanah dalam jumlah yang besar ? Apakah kegiatan proyek akan menghilangkan lahan pertanian atau hutan produksi atau lahan-lahan produktif lainnya. Apakah kegiatan proyek akan mengubah kontur garis pantai, menghambat aliran drainase atau mengganggu aliran sungai ? Apakah kegiatan proyek akan merusak, menutup, menguruk atau merubah bentang alam yang unik secara permanen ? (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

B-2

B-3

B-4

B-5

B-6

(_) ya (x) tidak

B-7

Apakah kegiatan proyek menyebabkan meningkatnya (_) ya erosi tanah baik yang disebabkan oleh air atau angin ? (x) tidak Apakah kegiatan proyek akan menghalangi penggunaan lahan untuk pemanfaatan lain dalam jangka panjang ? (_) ya (x) tidak

B-8

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

18

3.C. Udara/Klimatologi C-1 Apakah kegiatan proyek mengeluarkan emisi udara yang diperkirakan dapat melebihi baku mutu lingkungan atau dapat menurunkan kualitas udara embien ? C-2 Apakah kegiatan proyek menyebabkan perubahan arah angin, kelembaban atau temperatur ? Apakah kegiatan proyek akan menyebabkan gangguan kebauan ?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

C-3

3.D. Air (x) ya D-1 Apakah kegiatan proyek akan mengambil air permukaan pada tahap konstruksi dan operasi ? (_) tidak Pada tahap konstruksi pengambilan air permukaan digunakan untuk adukan beton (relatif kecil) D-2 Apakah kegiatan akan menyebabkan pembuangan limbah (_) ya cair ke sungai, danau, laut atau air laut yang dapat (x) tidak menyebabkan perubahan kualitas air permukaan, termasuk didalamnya perubahan suhu dan kekeruhan ? D-3 Apakah rencana kegiatan proyek akan memanfaatkan air tanah ? Apakah pengambilan air tanah berpontensi mengganggu arah aliran dan debit air tanah. Apakah proyek akan membangun konstruksi yang dapat menggangu aliran dan debit air tanah ? Apakah proyek akan menyebabkan perubahan kualitas air tanah ? Apakah proyek akan menyebabkan pencemaran terhadap air tanah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air penduduk ? Apakah proyek akan menghasilkan limbah cair domestic (WC, air cucian dapur, buangan air mandi karyawan atau pengunjung dan sebagainya) dalam jumlah yang cukup banyak ? Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan resiko terjadinya banjir ? (_) ya (x) tidak

D-4

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

D-5

D-6

D-7

D-8

(_) ya (x) tidak

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

19

5.E. Limbah Padat E-1 Apakah kegiatan konstruksi, operasi proyek akan menghasilkan limbah padat non B3 dalam jumlah yang besar ? E-2 Apakah kegiatan konstruksi, operasi proyek akan menghasilkan limbah padat B3?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

E-3

Apakah akan dilakukan pengelolaan limbah padat di (x) ya dalam lokasi Proyek ? (_) tidak Limbah padat berupa sisa-sisa kayu sebagai acuan beton. Pengelolaan yang dilakukan adalah dengan menjual ke pihak ke tiga. 3.F. Kebisingan, Getaran, Radiasi dan Kesilauan F-1 Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan kebisingan disekitar proyek, pada saat konstruksi dan operasi ? F-2 Apakah proyek akan menyebabkan gangguan getaran, radiasi dan kesilauan bagi masyarakat ?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

3.G. Flora G-1 Apakah proyek akan menyebabkan perubahan diversitas atau produktivitas spesises tumbuhan ? Apakah proyek juga menyebabkan perubahan jumlah spesies tumbuhan ? G2 Apakah proyek akan mempengaruhi habitat tumbuhan langka atau tumbuhan yang dilindungi ?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

3.H. Fauna H-1 Apakah proyek mempengaruhi habitat satwa liar atau satwa yang dilindungi ? H-2 Apakah proyek menyebabkan introduksi spesies hewan baru ? Apakah proyek menyebabkan barier yang membatasi migrasi/perpindahan hewan dan ikan ?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

H-3

dapat (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya 20

H-4

Apakah proyek menyebabkan gangguan terhadap habitat ikan dan habitat satwa liar ? Apakah proyek menyebabkan terjadinya emigrasi satwa

H-5

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

liar dan memungkinkan terjadinya interaksi antara penduduk dengan satwa liar akibat emigrasi tersebut ?

(x) tidak

3.I. Sumber Daya Alam I-1 Apakah proyek menyebabkan peningkatan penggunaan sumber daya alam ? Sumberdaya alam yang digunakan adalah air sebagai sumber air baku I-2 Apakah proyek menyebabkan penurunan kuantitas sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara signifikan ?

(x) ya (_) tidak (_) ya (x) tidak

3.J. Energi J-1 Apakah proyek akan menggunakan energi dalam jumlah yang signifikan ? J-2 Apakah proyek dapat mempengaruhi peningkatan kebutuhan energi di luar lokasi proyek karena adanya kegiatan-kegiatan ikutan dimasa mendatang ? Apakah perlu dibangun sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan proyek atau mengantisipasi perkembangan wilayah di sekitar proyek ?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

J-3

3.K. Transportasi K-1 Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan jumlah dan mobilisasi kendaraan bermotor ? K-2 Apakah proyek akan berdampak pada lahan parkir yang ada saat ini dan peningkatan kebutuhan lahan parkir ? Apakah proyek akan berpengaruh terhadap sistem lalu lintas saat ini ? Apakah proyek akan mengubah sistem sirkulasi barang, jasa dan manusia ? Apakah proyek akan meningkatkan resiko kecelakaan bermotor, pengendara sepeda dan pejalan kaki ? Apakah proyek akan memerlukan konstruksi jalan baru

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

K-3

K-4

K-5

K-6

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

21

3.L. Fasilitas Umum L-1 Apakah proyek menyebabkan perubahan kebutuhan fasilitas umum, pelayanan jasa dan kelembagaankelembagaan pemerintah, misalnya instansi pemadam kebakaran, sekolah, kantor kelurahan, puskesmas dan lain sebagainya ?

(_) ya (x) tidak

3.M. Utilitas M-1 Apakah proyek akan memerlukan pembangunan fasilitas baru atau mempengaruhi fasilitas-fasilitas jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, penyediaan air bersih, sistem drainase dan sebagainya?

(_) ya (x) tidak

3.N. Penduduk N-1 Apakah proyek akan memindahkan penduduk atau akan mengubah komposisi penduduk?

(_) ya (x) tidak

3.O. Resiko Kecelakaan O-1 Apakah kegiatan proyek menyebabkan terjadinya resiko pemaparan bahan-bahan berbahaya seperti minyak, pestisida, bahan-bahan kimia, radiasi atau bahan-bahan lain pada saat terjadi kecelakaan kerja atau pada saat operasional kegiatan mengalami gangguan? O-2 Apakah di dalam kegiatan proyek terdapat kegiatan penggunaan, penyimpanan, penimbunan dan pembuangan bahan-bahan berbahaya dan beracun? Apakah kegiatan proyek baik pada saat persiapan, konstruksi, operasi, dan pasca operasi memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan atau bencana? Apakah kegiatan proyek rawan terhadap terjadinya kecelakaan karena lokasi proyek berada di daerah yang rawan?

(_) ya (x) tidak

(_) ya (x) tidak

O-3

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

O-4

3.P. Perekonomian P-1 Apakah proyek dapat menyebabkan dampak negatif terhadap perekonomian setempat atau perekonomian regional? a. gangguan terhadap turisme

(_) ya (x) tidak 22

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

b. gangguan terhadap pendapatan lokal masyarakat c. penurunan nilai jual tanah d. pengurangan lapangan kerja dan menimbulkan pengangguran e. pemindahan sarana-sarana perekonomian, fasilitas perdagangan dan perindustrian

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

3.Q. Persepsi Masyarakat Q-1 Apakah proyek yang direncanakan dapat menimbulkan kontroversi dengan masyarakat setempat? Q-2 Apakah proyek yang direncanakan bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat? Apakah proyek yang direncanakan menimbulkan gangguan terhadap fasilitas ibadah masyarakat setempat?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

Q-3

3.R. Kesehatan Masyarakat R-1 Apakah terdapat pekerja pendatang yang berpotensi membawa penyakit ke daerah proyek? R-2 Jika proyek mengakibatkan terjadinya pemindahan penduduk, apakah lokasi pemukiman baru mempunyai potensi yang lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan?

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

R-3

Apakah proyek yang direncanakan dapat meningkatkan (_) ya beban fasilitas kesehatan masyarakat setempat (jamban, (x) tidak air bersih dsb)? Apakah proyek yang direncanakan dapat mengubah habitat vektor-vektor penyakit dengan jalan: a. perubahan sistem hidrologi (kecepatan aliran air, kedalaman, suhu, genangan air dan sebagainya) b. perubahan morphologi (kemiringan lereng, penutupan pohon- pohonan) c. perubahan iklim (curah hujan dan klimatologi) d. perubahan biologi (komposisi tumbuhan dan rantai makanan)

R-4

(_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak (_) ya (x) tidak

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

23

3.S. Estetika S-1 Apakah proyek yang direncanakan akan merubah pemandangan alam atau mempengaruhi ruang-ruang publik?

(_) ya (x) tidak

3.T. Arkeologi, Cagar Budaya dan Situs Sejarah T-1 Apakah proyek yang direncanakan dapat mengganggu situs-situs arkeologi, cagar budaya atau situs sejarah?

(_) ya (x) tidak

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

24

Bab 4

Rona Lingkungan Awal

Bab 4 RONA LINGKUNGAN AWAL


4.1. Geografis Kota Langsa merupakan salah satu kota otonom termuda di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara Geografis wilayah Kota Langsa mempunyai kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Mempunyai potensi di bidang industri, perdagangan dan pertanian. Kota Langsa mempunyai luas wilayah 262,41 km2, yang terletak pada posisi antara 04 24 35,68 - 04 33 47,05 Lintang Utara dan 97 53 14,59 - 98 04 42,16 Bujur Timur, dengan ketinggian atara 0 25 m di atas permukaan laut serta mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka; Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeum Kabupaten Aceh Timur; Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeum Kabupaten Aceh Timur ; Sebelh Timur berbatasan dengan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang. 4.2. Demografis Penduduk terpadat di Kota Langsa terdapat di Kecamatan Langsa Kota, yaitu 716 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kota Langsa dari data terbaru yang didapat adalah 127.845 jiwa (Badan Pusat Statistik). Tabel berikut menyajikan luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

25

Tabel 5. No. 1. 2. 3.

Luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan Kota Langsa Kecamatan Luas (km2) 51,86 89,31 119,74 260,91 Jumlah (jiwa) 37.132 39.914 50.799 127.845 Kepadatan(Jiwa/Km) 716 446,92 424,24

Langsa Kota Langsa Barat Langsa Timur Total

Sumber : Badan Pusat Statistik NAD, 2006

Perkiraan kebutuhan air Kota Langsa untuk klasifikasi kota sedang. Dengan jumlah penduduk sebanyak 127.845 jiwa, maka dibutuhkan air (kebutuhan ideal untuk klasifikasi kota sedang sebesar 100 lt/org/hr) sebesar 12.784.500 lt/org/hr. 4.3. Iklim Daerah Kota Langsa merupakan wilayah yang beriklim tropis yang selalu dipengaruhi oleh angin musim, sehingga setiap tahunnya terdapat dua musim yang selalu berbeda yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan setiap tahun biasanya berlangsung antara bulan September sampai dengan Februari dan musim kemarau berkisar antara bulan Maret sampai dengan Agustus. Walaupun sering mengalami perubahan cuaca, hujan ratarata setiap tahunnya berkisar antara 1500 mm sampai dengan 3000 mm, sedangkan suhu udara rata-rata berkisar antara 28 - 32 C dan kelembaban nisbi rata-rata 75%. 4.4. Kondisi Perekonomian Daerah Kota Langsa dengan luas 26.241 ha, merupakan daerah perdagangan, inustri dan pertanian di mana area perkebunan mencapai 39,88% dari keseluruhan luas daerah Kota Langsa atau sebesar 10.466 ha. Luas area untuk bangunan mencapai 6.037 ha atau 23,01 % dari total luas Kota Langsa, lahan sawah mencapai 1.925 ha atau 7,34 %, ladang/huma mencapai 1.864 ha atau sebesar

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

26

7,10%, tambak/kolam seluas 1.344 ha atau 5,08 %, tegalan/kebun 1.267 ha taua 4,83 % dan perkebunan rakyat 1.244 ha atau 4,74%. Tabel 6. Distribusi prosentase kegiatan ekonomi Kota Langsa Tahun 2002 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bangunan Listrik Gas, dan Air Bersih; Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa jasa Pertanian Industri dan Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Perdagangan, Hotel dan Restoran Kegiatan Prosentase (%) 9,86 0,56 8,26 3,51 6,75 18,31 23,45 0,44 28,87

Sumber : Badan Pusat Statistik Banda Aceh, 2001

4.5. Kondisi Eksisting PDAM Tirta Kemuning Kota Langsa Saat ini PDAM Kota Langsa telah mengoperasikan fasilitas pelayanan air bersih untuk masyarakat Kota Longsa. Fasilitas-fasilitas yang mendukung dalam operasional PDAM ini adalah:

Bangunan water intake Sumber air baku PDAM ini dari Krueng Langsa dan air hujan yang ditampung pada reservoar (kolam tandon). Intake di Krueng Langsa berkapasitas 60 liter/detik (saat ini kapasitas pengambilan hanya 45 ltr/dt). PDAM Kota Langsa setiap tahun membayar retribusi pengambilan air dari sungai ini kepada Provinsi. Lokasi Intake berada pada koordinat N 0427'04,0" dan E 09755'02,0" (di Krueng Langsa). Gambar 7 menunjukkan bangunan intake yang sudah beroperasi. Menurut keterangan bahwa jika musim hujan dan terjadi banjir, air banjir mencapai bagian atas intake dan lumpur terkumpul pada bangunan intake.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

27

Gambar 7. Bangunan intake PDAM Kota Langsa di Krueng Langsa

Gambar berikut adalah reservoir penampung air hujan yang akan diperbaiki. Air hujan yang tertampung dalam reservoir digunakan sebagai air baku.

Gambar 8. Reservoar penampung air hujan sebagai salah satu sumber air baku Bangunan Instalasi Pengolah Air (IPA) PDAM Kota Langsa juga telah mengoperasikan instalasi pengolah air (IPA). Kapasitas IPA yang dioperasikan kurang dari 45 ltr/dt.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

28

Gambar 9. Bangunan IPA PDAM Kota Langsa saat ini

Kolam Pengendap Lumpur Fasilitas lain yang ada adalah kolam pengendap lumpur. Kolam pengendap lumpur terletak di samping kolam tandon air hujan.

Gambar 10. Kolam pengendapan lumpur. Rumah Pompa Untuk memompa air dari reservoar ke kota dioperasikan 2 unit pompa, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah.
UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

29

Gambar 11. Pompa air Lokasi Rencana Pembangunan Instalasi Pengolah Air (IPA) Kondisi rencana lokasi pembangunan IPA saat ini berupa tanah kosong dengan tanaman pohon sawit dan rumput. Status lokasi ini dalam wilayah lahan PDAM Kota Langsa.

Gambar 12. Lokasi rencana pembangunan tambahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru, dalam area milik PDAM Kota Langsa.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

30

Dampak Lingkungan Yang Mungkin Terjadi

Bab 5 DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI


Adapun dampak lingkungan yang akan terjadi akibat rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa. sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: Tabel 6. Dampak yang mungkin terjadi Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan Pemasangan papan pengumuman sebagai bagian dari sosialisasi kegiatan proyek dapat memberikan pemahaman masyarakat terhadap proyek. Kebutuhan tenaga kerja pada tahap konstruksi membuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat setempat. Konflik antara tenaga pendatang dengan masyarakat sekitar mungkin dapat terjadi, konflik dapat dipicu oleh perilaku tenaga pendatang yang tidak menghormati adat setempat. Pada musim kemarau tanah yang terurai oleh pekerjaan penggalian penanaman pipa berpotensi meningkatkan kandungan debu di udara. Kandungan debu yang melampaui baku mutu dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat sekitar dan pekerja. Jika pada jalur penggalian terdapat utilitas lain (kabel 31

Tahap Pra-konstruksi Sosialisasi Pemahaman sedang masyarakat atas proyek

Tahap Konstruksi Perekrutan tenaga kerja

Kesempatan Kecil kerja

Tenaga kerja pendatang

Konflik

Kecil

Tumpukan material galian

Penurunan kualitas udara

Sedang saat musim kemara u

Penggalian tanah untuk menanam

Gangguan Utilitas

Sedang

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Sumber Dampak pipa transmisi

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan terkom)/ listrik, kemungkinan dapat menimbulkan kerusakan pada utilitas tersebut. Pada jalur pipa yang melalui jalan yang sempit, saat dilakukan penggalian terdapat tumpukan tanah galian di sepanjang jalan, sehingga mengurangi lebar jalan. Dan lubang galian yang crossing dengan jalan. Pengguna jalan cenderung menghindari tumpukan tanah dipinggir jalan sehingga dapat bersinggungan dengan pengguna jalan lain; Penimbunan kembali tanah galian pada jalur pipa, jika tidak padat dapat menyebabkan kendaraan terperosok. Jaringan pipa yang melintasi jalan perlu diberikan perlindungan atau dengan pipa bahan yang lebih tahan terhadap beban berat; Pekerjaan pembangunan talut dapat meningkatkan TSS. Pada pekerjaan penggalian dan pemasangan jaringan pipa di sepanjang pinggir jalan berpotensi menimbulkan kecelakaan/ gangguan terhadap pengguna jalan. Kelancaran dan kualitas air bersih yang didistribusikan ke konsumen jika kurang baik dan lancar akan 32

Penggalian tanah untuk menanam pipa dan tumpukan material galian

Kelancaran lalu lintas

Sedang

Tumpukan tanah galian di pinggir jalan; Timbunan kembali tanah yang kurang padat.

Keselamata n pengguna jalan

Sedang

Beban lalu lintas

Perlindunga kecil n terhadap jaringan pipa Kualitas air Besar

Pembangunan talut di hulu intake Kegiatan penggalian penanaman jaringan pipa

Kesehatan Kecil dan keselamatan kerja

Tahap Operasi Distribusi air yang kurang lancar

Kelancaran distribusi air bersih

sedang

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Keterangan meresahkan masyarakat pengguna.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

33

Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Bab 6 PROGRAM

PENGELOLAAN

DAN

PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP

Program pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan ditujukan untuk menekan/ meminimalkan dampak negatif yang terjadi dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup. Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan teknologi, sosialekonomi-budaya dan institusi, yakni : 1. Pendekatan Teknologi Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi dimaksudkan adalah mencari alternatif teknologi/manajemen yang tepat yang dapat diaplikasikan dalam meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. 2. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya Pengelolaan dampak lngkungan dengan pendekatan sosial ekonomi dan budaya yang ditempuh antara lain: a. memprioritaskan tenaga kerja lokal (setempat) sesuai kemampuannya untuk dilibatkan dalam pekerjaan konstruksi; b. melakukan koordinasi dengan kepala lorong setempat untuk mencegah kemungkinan konflik antara tenaga kerja pendatang dengan masyarakat setempat. 3. Pendekatan institusi Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam menanggulangi dampak penting seperti: a. Koordinasi dengan instansi pengelola utilitas lain (telkom, PLN); b. Kerjasama dengan instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup;
UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

34

c. Pengawasan terhadap hasil kerja untuk pengelolaan lingkungan hidup oleh instansi yang berwenang; d. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

6.1.

Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

6.1.1. Tahap Prakonstruksi A. Pemahaman Masyarakat Atas Proyek a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah tingkat pemahaman masyrakat terhadap keberadaan proyek. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah pemasangan papan pengumuman (akan dilakukan kegiatan proyek). c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tingkat pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan proyek. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah memberikan

informasi kepada masyarakat bahwa kegiatan proyek untuk kepentingan masyarakat Kota Langsa. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah :

pemasangan papan pengumuman (akan dilakukan kegiatan proyek) di sekitar lokasi proyek yang dapat dibaca dengan mudah oleh masyarakat. f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada jalan masuk menuju PDAM Tirta Kemuning.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

35

g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan sebelum dilakukan

pengukuran/ pemasangan patok lahan proyek. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah pemrakarsa proyek (PDAM Kota Langsa). Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

6.1.2. Tahap Konstruksi A. Peluang Kesempatan Kerja a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah peluang kesempatan kerja. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah perekrutan tenaga kerja konstruksi. Prakiraan jumlah tenaga kerja disajikan pada tabel 2 di atas c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah prosentase tenaga kerja lokal minimal 10%. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah mengoptimalkan manfaat proyek terhadap masyarakat setempat.
UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

36

e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah : Mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi; Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara terbuka dan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu; f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada masyarakat sekitar lokasi proyek. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan sebelum dilakukan perekrutan tenaga kerja konstruksi. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

37

B. Potensi Konflik a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak adalah gangguan kamtibmas. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah sikap dan perilaku tenaga pendatang (jika) kurang menghargai adat setempat. c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak adanya konflik (gangguan kamtibmas). d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk memastikan tidak adanya gangguan kantibmas. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah : Koordinasi dengan kepala lorong yang berdekatan dengan base camp; Memberikan penjelasan kepada tenaga kerja pendatang

mengenai perlunya menghormati adat setempat. f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada tenaga kerja pendatang. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan segera setelah dilakukan mobilisasi tenaga kerja. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

38

Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Pemerintahan Desa setempat.

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

C. Penurunan Kualitas Udara a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas udara (kandungan debu). b. Sumber Dampak Sumber dampak peningkatan kandungan debu adalah kegiatan mobilisasi material dari tempat asal ke lokasi proyek dan tumpukan tanah hasil galian pipa (terutama pada musim kemarau). c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah baku mutu parameter debu (230 g/Nm3) (PP No. 41 Tahun 1999). d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi peningkatan debu pada pekerjaan penumpukan tanah hasil galian pipa dan mobilisasi material. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah : Truk material dilengkapi penutup terpal; Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut material saat berjalan di jalan yang dapat menghamburkan debu;

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

39

Penempatan hasil galian tanah ditempat yang aman dari lalu lintas kendaraan;

Jika pekerjaan penggalian tanah pada musim kemarau dilakukan penyiraman tanah yang digali agar tidak

beterbangan. f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada operator truk pengangkut material dan lokasi jalur penanaman pipa. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat mobilisasi material dan penggalian tanah untuk menanam jaringan pipa. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Dinas Kesehatan Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

D. Potensi Gangguan Utilitas a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah keberadaan utilitas lain (kabel telkom atau kabel PLN).

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

40

b. Sumber Dampak Sumber dampak gangguan utilitas adalah pekerjaan penggalian tanah untuk menanam jaringan pipa. c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak terjadi gangguan terhadap utilitas lain (kabel telkom atau kabel PLN). d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk

mengantisipasi/ meminimalkan kemungkinan gangguan utilitas. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah: koordinasi dengan instansi pengelola utilitas (Telkom dan PLN) untuk mengetahui ada tidaknya jaringan utilitas (Telkom dan PLN) pada rencana rute pipa. f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada jalur jaringan pipa transmisi dan pipa distribusi. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Koordinasi dengan Telkom atau PLN dilakukan sebelum dilakukan penggalian tanah pada pekerjaan pemasangan pipa transmisi dan distribusi. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa, Telkom dan PLN.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

41

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

E. Kelancaran Lalu Lintas dan Keselamatan Pengguna Jalan a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kelancaran arus lalu lintas. b. Sumber Dampak Sumber dampak gangguan lalu lintas adalah penempatan tanah hasil galian di pinggir jalan sehingga mengurangi lebar jalan. c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak ada kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh tumpukan tanah. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi gangguan kelancaran lalu lintas dan potensi kecelakaan. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah: Menerapkan manajemen pelaksanaan persegmen; Setiap segmen dikerjakan penggalian dan pemasangan jaringan pipa dengan waktu yang relatif singkat; Pemasangan rambu-rambu peringatan ada galian;

Maaf perjalanan anda terganggu oleh galian pipa air bersih

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

42

Tidak menempatkan tanah galian di badan jalan; Segera menimbun memadatkan tanah urug setelah pipa terpasang dengan baik.

f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada tapak proyek. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pekerjaan galian tanah dan pemasangan jaringan pipa. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Perhubungan Kota Langsa dan Dinas

Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

F. Perlindungan Terhadap Jaringan Pipa a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah jaringan pipa yang melintasi jalan. b. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap kerusakan pipa adalah beban lalu lintas jalan.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

43

c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak terjadi kerusakan pada bagian pipa yang melintasi jalan. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk

mengantisipasi terjadinya kerusakan bagian pipa yang melintasi jalan. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:

menggunakan jenis pipa yang tahan beban tinggi untuk bagian yang melintasi jalan; f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada perlintasan pipa dengan jalan. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada pelaksanaan konstruksi. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

44

G. Kualitas Air a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas air Krueng Langsa. b. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap penurunan kualitas air (peningkatan TSS) adalah pekerjaan pembangunan talut penahan longsor. c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah peningkatan TSS. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menekan peningkatan TSS oleh pembangunan talut. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah: sebelum penggalian pondasi talut dibendung dengan karung berisi tanah. f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada bagian hulu intake (tapak bangunan talud) . g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada pelaksanaan konstruksi. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

45

Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

H. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen yang terkena dampak adalah kesehatan dan

keselamatan kerja para pekerja konstruksi. b. Sumber Dampak Sumber dampak kecelakaan kerja adalah pekerjaan-pekerjaan di lapangan, meliputi: pengoperasian peralatan kerja, penempatan material dan lalu lintas. c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak terjadi kecelakaan kerja. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah kemungkinan adanya kecelakaan kerja. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah: Mengoperasionalkan peralatan kerja sesuai prosedur; Sedapat mungkin tidak melakukan kerja lembur; Pemberian penjelasan keselamatan kerja setiap memulai kerja; Mengasuransikan tenaga kerja.

f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada tenaga kerja konstruksi. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pelaksanaan konstruksi. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

46

Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

6.1.3. Tahap Operasi A. Kelancaran Distribusi Air Bersih a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen yang terkena dampak adalah tingkat kelancaran distribusi air bersih. b. Sumber Dampak Sumber dampak tingkat kelancaran air berih adalah tingkat produksi air bersih oleh PDAM. c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah pemenuhan air bersih terjamin. d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah menjamin

ketersediaan air bersih. e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah : Melakukan kontrol kualitas produksi air bersih; Menjaga kapasitas produksi; Pemeliharaan terhadap fasilitas PDAM. 47

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada internal manajemen PDAM Kota Langsa. g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan mulai saat ini. h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah pengelola PDAM Kota Langsa. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Dinas

Pengairan/Sumber Daya Air

Kota Langsa dan Dinas

Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: BAPEDALDA NAD.

6.2.

Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

6.2.1. Tahap Prakonstruksi A. Pemahaman Masyarakat Atas Proyek a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah tingkat pemahaman masyrakat terhadap keberadaan proyek. Indikator dampak adalah dukungan masyarakat terhadap proyek. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah pemasangan papan pengumuman (akan dilakukan kegiatan proyek).

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

48

c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah persepsi masyarakat terhadap proyek.

d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk mengetahui

ada/tidaknya persepsi negatip masyarakat terhadap proyek. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan dengan wawancara dengan warga sekitar proyek. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan pada warga di sekitar proyek. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama kegiatan pelaksanaan proyek. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada pemrakarsa proyek. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah pemrakarsa proyek (PDAM Kota Langsa). Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa . Pelaporan Hasil PemantauanLingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

6.2.2. Tahap Konstruksi


UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

49

A. Peluang Kesempatan Kerja a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah peluang. Indikator dampak adalah prosentase tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa setempat. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah perekrutan tenaga kerja konstruksi. c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah prosentase tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa setempat. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk mengetahui

prosentase tenaga kerja lokal yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan dengan cara pendataan asal tenaga kerja konstruksi. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan pada bagian perekrutan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi (kontraktor). g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama perekrutan tenaga kerja konstruksi. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREPUKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

50

4/SMEC, Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

B. Potensi Konflik a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen kamtibmas. Indikator dampak adalah tingkat gangguan. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah sikap dan perilaku tenaga pendatang (jika) kurang menghargai adat setempat. c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah tingkat keharmonisan hubungan sosial antara tenaga kerja pendatang dengan masyarakat sekitar base camp. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengetahui tingkat keharmonisan hubungan antara tenaga kerja pendatang dengan masyarakat sekitar base camp. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan dengan wawancara masyarakat desa setempat. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan terhadap tenaga kerja pendatang dan masyarakat sekitar base camp. lingkungan yang dipantau adalah gangguan

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

51

g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama perekrutan tenaga kerja. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Pemerintahan Desa setempat. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

C. Penurunan Kualitas Udara a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah kualitas udara terutama parameter debu. Indikator dampak adalah adanya peningkatan kandungan debu di udara. b. Sumber Dampak Sumber dampak peningkatan kandungan debu kegiatan mobilisasi material dari tempat asal ke lokasi proyek dan tumpukan tanah hasil galian pipa (terutama pada musim kemarau). c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah peningkatan

kandungan debu di udara.


UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

52

d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengetahui ada tidaknya peningkatan kandungan debu di udara selama pelaksanaan konstruksi. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara visual atau pengukuran kandungan debu. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan berlangsung. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan dengan periode setiap 3 bulan. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Dinas Kesehatan Kota Langsa. Pelaporan Hasil PemantauanLingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD. lingkungan dilakukan pada lokasi pekerjaan

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

53

D. Gangguan Utilitas a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah keberadaan utilitas lain (kabel terlkom atau kabel PLN). Indikator dampak adalah tidak adanya gangguan utilitas lain (Telkom, PLN) oleh pekerjaan galian tanah. b. Sumber Dampak Sumber dampak gangguan utilitas adalah penggalian tanah untuk penempatan jaringan pipa. c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah ada tidaknya kerusakan utilitas lain (Telkom, PLN). d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah memastikan tidak ada kerusakan utilitas lain (Telkom, PLN). e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan dengan observasi lapangan dan ada tidaknya komplain dari pengelola utilitas (Telkom, PLN). f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan pada titik crossing dengan jaringan utilitas lain. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan dan periode pelaporan setiap 3 bulan. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

54

Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa, Telkom dan PLN.

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

E. Kelancaran Lalu Lintas dan Keselamatan Pengguna Jalan a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah kelancaran arus lalu lintas, dan keselamatan pengguna jalan. Indikator dampak adalah tingkat kemacetan dan kejadian

kecelakaan lalu lintas. b. Sumber Dampak Sumber dampak gangguan lalu lintas adalah penempatan tanah hasil galian di pinggir jalan sehingga mengurangi lebar jalan. c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah tingkat kemacetan dan potensi kecelakaan lalu lintas. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengetahui apakah tumpukan tanah berpotensi menyebabkan kemacetan dan

kecelakaan lalu lintas. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan dengan melakukan observasi dan pendataan kejadian.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

55

f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan berlangsung. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan dengan periode pelaporan setiap 3 bulan. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Perhubungan Kota Langsa dan Dinas lingkungan dilakukan pada lokasi pekerjaan

Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

F. Perlindungan Terhadap Jaringan Pipa a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah bagian jaringan pipa yang melintasi jalan. Indikator dampak adalah adanya potensi kerusakan bagian pipa yang melintasi jalan. b. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap kerusakan pipa adalah beban lalu lintas jalan.
UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

56

c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah kerusakan bagian pipa yang melintasi jalan. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengetahui ada tidaknya kerusakan bagian pipa yang melintasi jalan. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara langsung di lapangan segera setelah dilakukan pengetesan. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan pada bagian yang melintasi jalan. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan saat dilakukan pengetesan jaringan pipa. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

57

G. Kualitas Air a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah kualitas air. Indikator dampak adalah tingkat TSS. b. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap penurunan kualitas air (peningkatan TSS) adalah pekerjaan pembangunan talud (bronjong). c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah tingkat TSS. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengetahui ada tidaknya peningkatan yang signifikan selama konstruksi berlangsung. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan dengan pengamatan visual atau pengujian sampel air. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan di lokasi pemasangan bronjong. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

58

Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

H. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah kesehatan dan keselamatan kerja. Indikator dampak adalah frekuensi kecelakaan kerja. b. Sumber Dampak Sumber dampak kecelakaan kerja adalah pekerjaan-pekerjaan di lapangan, meliputi: pengoperasian peralatan kerja, penempatan material dan lalu lintas. c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter lingkungan yang dipantau adalah frekuensi kecelakaan kerja. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah mengetahui ada tidaknya kecelakaan kerja selama konstruksi berlangsung. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan dengan pendataan kejadian kecelakaan kerja dan sebab-sebabnya. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan lingkungan dilakukan di semua kegiatan konstruksi. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan dengan periode pelaporan setiap 3 bulan. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada kontraktor pelaksana.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

59

i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pemantauan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/IREP4/SMEC, Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, BAPEDALDA NAD.

6.2.3. Tahap Operasi A. Kelancaran Distribusi Air Bersih a. Komponen Lingkungan Yang Dipantau dan Indikator Dampak Komponen lingkungan yang dipantau adalah tingkat kelancaran distribusi air bersih. Indikator dampak adalah frekuensi komplain pelanggan. b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah tingkat produksi air bersih oleh PDAM. c. Parameter Lingkungan Yang Dipantau Parameter pelanggan. d. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk mengetahui tingkat pelayanan PDAM terhadap pelanggan. e. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup lingkungan yang dipantau frekuensi komplain

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

60

Pemantauan dilakukan dengan cara pendataan frekuensi dan materi komplain. f. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan pada internal manajemen PDAM Kota Langsa. g. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan selama operasional PDAM Kota Langsa dengan periode pelaporan setiap 3 bulan. h. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya pemantauan dibebankan kepada pengelola PDAM Kota Langsa. i. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana pemantauan lingkungan hidup adalah pengelola PDAM Kota Langsa. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Dinas

Pengairan/Sumber Daya Air

Kota Langsa dan Dinas

Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup ditujukan kepada: BAPEDALDA NAD.

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

61

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Lampiran 2 : Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

Lampiran 1 :
No 1 A Komponen Yang Terkena Dampak

Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa
Sumber Dampak Tolok Ukur Dampak Tingkat pemahaman dan dukungan terhadap kegiatan proyek Tujuan Pengelolaan Lingkungan Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kegiatan proyek untuk kepentingan masyarakat Kota Langsa Upaya Pengelolaan Lingkungan Pemasangan papan pengumuman proyek di sekitar lokasi proyek yang mudah dibaca oleh masyarakat Lokasi Dan Periode Pengelolaan Lokasi : jalan masuk menuju PDAM Tirta Kemuning; Periode : sebelum pelaksanaan proyek Institusi Pengelolaan Pelaksana Pemrakarsa proyek (PDAM Kota Langsa) Pengawas PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Pelaporan PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Tahap Prakonstruksi Pemasangan papan Tingkat pengumuman pemahaman masyarakat terhadap proyek

2 A

Tahap Konstruksi Peluang Perekrutan tenaga kesempatan kerja kerja

Prosentase tenaga kerja lokal min 10%

Mengoptimal-kan manfaat proyek terhadap masyarakat setempat

Mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan kualifikasi; Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara terbuka.

Lokasi : masyarakat sekitar lokasi proyek Periode : sebelum dilakukanperekrutan tenaga kerja

Kontraktor pelaksana

Potensi konflik (gangguan kamtibmas)

Sikap dan perilaku tenaga kerja pendatang (jika) kurang menghargai adat setempat

Tidak adanya konflik (gangguan kamtibmas)

Lingkungan Hidup Kota Langsa

Koordinasi dengan kepala lorong yang berdekatan dengan base camp; Memberi penjelasan kepada tenaga kerja pendatang perlunya menghargai adat setempat

Lokasi : tenaga kerja pendatang; Periode : segera setelah dilakukan mobilisasi tenaga kerja

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Pemerintaha desa setempat

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 1/1

No C

Komponen Yang Terkena Dampak Penurunan kualitas udara

Sumber Dampak Kegiatan mobilisasi material dan tumpukan tanah galian pipa

Tolok Ukur Dampak Baku mutu parameter debu (230 g/Nm3)

Tujuan Pengelolaan Lingkungan Mengurangi peningkatan debu pada pekerjaan penumpukan tanah galian pipa dan mobilisasi material

Upaya Pengelolaan Lingkungan Truk material dilengkapi penutup terpal; Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut material; Penempatan galian ditempat yang tidak dilintasi kendaraan; Penyiraman tanah galian. Koordinasi dengan pengelola utilitas untuk mengetahui ada tidaknya jaringan utilitas

Lokasi Dan Periode Pengelolaan Lokasi : operator truk material dan lokasi penumpukan tanah galian pipa; Periode : pada saat mobilisasi material dan penggalian tanah untuk penanaman pipa.

Institusi Pengelolaan Pelaksana Kontraktor pelaksana Pengawas PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Dinas Kesehatan Kota Langsa Pelaporan PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Potensi gangguan utilitas

Pekerjaan penggalian tanah untuk penanaman pipa

Tidak terjadi gangguan terhadap utilitas

Mengantisipasi kemungkinan gangguan utilitas

Lokasi : jalur pipa; Periode : sebelum pekerjaan penggalian dimulai

Kontraktor pelaksana

Kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan

Penempatan tanah hasil galian di pinggir jalan, sehingga mengurangi lebar jalan

Tidak ada kemacetan dan kecelakaan lalu lintas

Mengurangi gangguan kelancaran lalu lintas

Menerapkan menajemen pelaksanaan persegmen; Setiap segmen dilakukan dengan singkat; Pemasangan ramburambu peringatan; Tidak menempatkan tanah galian di jalan; Segera menimbun memadatkan tanah urug

Lokasi : tapak proyek; Periode : selama pekerjaan galian tanah dan pemasangan pipa

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa TELKOM, PLN PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Perhubungan Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 1/2

No F

Komponen Yang Terkena Dampak Perlindungan jaringan pipa yang melintasi jalan

Sumber Dampak Beban lalu lintas jalan

Tolok Ukur Dampak Tidak terjadi kerusakan pipa

Tujuan Pengelolaan Lingkungan Mengantisipasi terjadinya kerusakan bagian pipa yang melintasi jalan

Upaya Pengelolaan Lingkungan Menggunakan jenis pipa yang tahap beban tinggi

Lokasi Dan Periode Pengelolaan Lokasi : perlintasan pipa dengan jalan; Periode : pelaksanaan konstruksi

Institusi Pengelolaan Pelaksana Kontraktor pelaksana Pengawas PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Pelaporan PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Kualitas air Krueng Langsa

Pemasangan talud (bronjong)

Peningkatan TSS

Menekan peningkatan TSS

Sebelum pekerjaan galian pondasi dibendung karung berisi tanah

Lokasi : bagian hulu intake; Periode : pelaksanaan konstruksi

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Kesehatan dan keselamatan kerja

Pekerjaan konstruksi

Tidak terjadi kecelakaan kerja

Mencegah kemungkinan kecelakaan kerja

Mengoperasikan peralatan kerja sesuai prosedur; Tidak melakukan kerja lembur; Pemberian penjelasan keselamatan kerja setiap memulai pekerjaan; Mengsuransikan pekerja Melakukan kontrol kualitas produksi air; Menjaga kapasits produksi; Pemeliharaan fasilitas PDAM

Lokasi : tenaga kerja konstruksi; Periode : selama pelaksanaan pekerjaan

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

3 A

Tahap Operasi Kelancaran distribusi air bersih

Tingkat produksi air bersih oleh PDAM

Pemenuhan air bersih terjamin

Menjamin ketersediaan air bersih

Lokasi : internal manajemen PDAM; Periode ; dimulai saat ini

Pengelola PDAM

Dinas Pengairan/Sumber Daya Air Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa

Bapedalda NAD

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 1/3

UKL-UPL REKONSTRUKSI WATER SUPLY SYSTEM KOTA LANGSA Desa Peutow, Kec. Birem Bayeun, Kab. Aceh Timur

Keterangan: Lokasi pengelolaan Sungai Jalan

Gambar UKL

Lokasi Pengelolaan Yang Dilakukan

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 1/4

Lampiran 2 : Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa
No I A Komponen Yang Yang Dipantau Sumber Dampak Parameter Yang Dipantau Persepsi masyarakat terhadap proyek Tujuan Pemantauan Lingkungan Ada tidaknya persepsi negatif masyarakat terhadap proyek Metode Pemantauan Lingkungan Wawancara dengan warga sekitar Lokasi Dan Periode Pemantauan Lokasi : warga sekitar proyek; Periode : selama kegiatan berlangsung Institusi Pemantauan Pelaksana Pemrakarsa proyek (PDAM Kota Langsa) Pengawas PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Pemerintaha desa setempat Pelaporan PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Tahap Prakonstruksi Pemahaman Pemasangan masyarakat papan atas proyek pengumum-an

II A

Tahap Konstruksi Peluang Perekrutan kesempatan tenaga kerja kerja konstruksi

Prosentase tenaga kerja konstruksi berasal dari masyarakat sekitar

Mengetahui prosentase tenaga kerja lokal yang terlibat

Pendataan asal tenaga kerja

Lokasi : bagian perekrutan tenaga kerja; Periode : selama perekrutan tenaga kerja

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Potensi konflik

Sikap dan peilaku tenaga kerja pendatang (jika) kurang menghargai adat setempat

Tingkat keharmonisan hubungan sosial antara tenaga kerja pendatang dan masyarakat sekitar base camp

Mengetahui tingkat keharmonisan hubungan tenaga kerja pendatang dan masyarakat sekitar base camp

Wawancara dengan warga sekitar

Lokasi : tenaga kerja pendatang; Periode : selama pelaksanaan proyek

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 2/1

No C

Komponen Yang Yang Dipantau Penurunan kualitas udara

Sumber Dampak Mobilisasi material; Tumpukan tanah galian pipa

Parameter Yang Dipantau Peningkatan kandungan debu

Tujuan Pemantauan Lingkungan Mengetahui ada tidaknya pningkatan debu selama pekerjaan

Metode Pemantauan Lingkungan Pengamatan secara visual atau pengukuran kandungan debu

Lokasi Dan Periode Pemantauan Lokasi : lokasi pekerjaan; Periode : selama pelaksanaan pekerjaan, dengan periode setiap 3 bulan

Institusi Pemantauan Pelaksana Kontraktor pelaksana Pengawas PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Dinas Kesehatan Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa TELKOM, PLN PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Perhubungan Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Pelaporan PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Gangguan utilitas

Penggalian tanah untuk pipa

Ada tidaknya kerusakan utilitas (Telkom, PLN)

Memastikan tidak ada kerusakan utilitas

Observasi lapangan dan tidak ada komplain pengelola utilitas

Lokasi : lokasi penggalian pipa; Periode : selama pekerjaan berlangsung

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Kelancaran lalu lintas dan keselamatan penggunan jalan

Penempatan tanah hasil galian di pinggir jalan

Tingkat kemacetan dan potensi kecelakaan

Mengetahui apakah tumpukan tanah berpotensi menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalu listas

Melakukan observasi lapangan

Lokasi : lokasi pekerjaan; Periode : selama pekerjaan berlangsung

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Perlindungan terhadap jaringan pipa

Beban lalu lintas

Kerusakan bagian pipa yang melintasi jalan

Mengetahui ada tidaknya bagian pipa yang melintasi jalan

Melakukan pengamatan langsung saat dilakukan test

Lokasi : bagian pipa yang melintasi jalan; Periode : selama dilakukn test

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 2/2

No G

Komponen Yang Yang Dipantau Kualitas air

Sumber Dampak Pembangunan talud (bronjong)

Parameter Yang Dipantau Tingkat TSS

Tujuan Pemantauan Lingkungan Mengetahui ada tidaknya peningkatan TSS yang signifikan

Metode Pemantauan Lingkungan Pengamatan visual atau pengujian sampel air

Lokasi Dan Periode Pemantauan Lokasi : lokasi pemasangan talu (bronjong); Periode : selama pekerjaan berlangsung Lokasi :pada semua lokasi pekerjaan; Periode : selama pekerjaan berlangsung

Institusi Pemantauan Pelaksana Kontraktor pelaksana Pengawas PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa PPK dari BRR NAD-Nias PDCS/SMEC Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Dinas Pengairan/Sumber Daya Air Kota Langsa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa Pelaporan PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

Kesehatan dan keselamatan kerja

Semua pekerjaan lapangan

Frekuensi kecelakaan

Mengatahui ada tidaknya kecelakaan kerja selama pekerjaan berlangsung

Pendataan kejadian kecelakaan

Kontraktor pelaksana

PPK dari BRR NAD-Nias BAPEDALDA NAD

III A

Tahap Operasi Kelancaran distribusi air bersih

Tingkat produksi air bersih

Frekuensi komplain pelanggan

Mengetahui tingkat pelayanan PDAM terhadap pelanggan

Pendataan frekuensi komplain dan materi komplain

Lokasi : internal manajemen PDAM; Periode : selama operasional PDAM

Pengelola PDAM Kota Langsa

Bapedalda NAD

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 2/3

UKL-UPL REKONSTRUKSI WATER SUPLY SYSTEM KOTA LANGSA Desa Peutow, Kec. Birem Bayeun, Kab. Aceh Timur

Keterangan: Lokasi pemantauan Sungai Jalan

Gambar UKL

Lokasi PemantauanYang Dilakukan

UKL-UPL Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Kota Langsa

Lampiran 2/4

Anda mungkin juga menyukai