MEMUTUSKAN:
KESATU...
-J-
d. lzin ...
-5-
d. lzirr lokasi di areal hutan alam primer atau lahan gambut
yang terbit sebelum Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK.323/Menhut-lI l 2Ol 1 tanggal 17, Juni 20 1 1, tetapi
tidak ditindaklanjuti dan/ atau telah melewati batas
berlakunya, maka areal tersebut menjadi areal penghentian
pemberian perizinan berusaha, persetujuan penggunaan
kawasan hutan, atau persetujuan perubahan peruntukan
kawasan hutan baru.
e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,
huruf c dan huruf d akan digunakan sebagai bahan revisi
Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha,
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, atau Persetujuan
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru.
KESEPULUH Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dalam
menerbitkan rekomendasi dan penerbitan izin lokasi baru wajib
berpedoman pada Peta Indikatif Penghentian Pemberian
Penzinan Berusaha, Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan,
atau Persetujuan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru
sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU.
KESEBELAS Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha,
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, atau Persetujuan
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru sebagaimana
disebutkan dalam Amar KESATU, tidak berlaku pada :
a. kegiatan perhutanan sosial untuk pemanfaatan jasa
lingkungan atau pemungutan hasil hutan bukan kayu
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi
fungsi utamanya.
b. kegiatan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam
penyelenggaraan perlindungan hutan, kawasan hutan dan
lahan gambut.
c. lokasi yang telah mendapat perizinan atau titel hak dari
pejabat berwenang sesuai peraturan perundang-undangan
pada Areal Penggunaan Lain (APL) atau bukan
kawasan hutan yang diterbitkan sebelum Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.323/ Menhut-ll / 20 I l.
d. tanah milik masyarakat perseorangan di Areal Penggunaan
Lain (APL) sepanjang disertai bukti hak atas tanah/ tanda
bukti kepemilikan lainnya yang diterbitkan sebelum Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.323/Menhut-
II dan hasilnya dilaporkan kepada Menteri
l2oll
Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.
KEDUABELAS a. Untuk masyarakat perseorangan sebagaimana dimaksud
pada Amar KESEBELAS huruf d setelah mendapat legalisasi
bukti kepemilikan hak atas tanah/tanda bukti kepemilikan
lainnya serta ploting areal dari Kantor Pertanahan
Kabupaten/ Kota dapat mengajukan permohonan klarifikasi
terhadap Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan
Berusaha, Persetujuan Penggunaan Kawasan atau
Persetujuan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru
dan status lahannya yang terlebih dahulu dikoordinasikan
oleh Kantor Pertanahan setempat kepada Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan c.q. Direktur
Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Dava Hutan.
b. Lokasi ...
-6
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Februari 2021
Salinan sesuai dengan aslinya a.n. MENTERI I.INGKUNGAN HIDUP DAN
Plt.Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
dan Kerjasama Teknik, DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI
a KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN,
f D \1
ttd.
ABI
aI UDYA SAKTI SIGIT HARDWINARTO
2 200012 1 001 NIP. 19610202 198603 1 003
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi;
3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Menteri Pertanian;
5. Menteri Pekedaan Umum dan Perumahan Ralryat;
6. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
7.. Menteri Daiam Negeri;
8. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
9. Sekretaris Kabinet;
10. Kepala Badan Informasi Geospasial;
1 1. Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
L2.Para Gubernur di seluruh Indonesia;
13. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;