Anda di halaman 1dari 6

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


REPUBLIK INDONESIA

Nomor: SK. 4945lMENLHK-PKTL/IPSDH/PLA. 1/ I I 2O2O

TENTANG

PENETAPAN PETA INDIKATIF PENGHENTIAN PEMBERIAN IZIN BARU


HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT
TAHUN 2O2O PERIODE II

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 telah


ditetapkan Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan
Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut;
b. bahwa berdasarkan Amar KEIIGA angka I huruf e Instruksi
Presiden Republik Indonesia sebagaimana dimaksud huruf a,
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan peta
Indikatif Penghentian Pemberian lzin Baru Hutan Alam Primer dan
Lahan Gambut;
c. bahwa Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam
Primer dan Lahan Gambut sebagaimana dimaksud huruf b
dilakukan revisi setiap 6 (enam) bulan sekali;
d. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor: SK.851/MENLHK-PKTL/IPSDH lPLA.l l2 I 2O2O
Tanggal 26 Februari 2O2O telah ditetapkan Peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan ALam Primer dan Lahan
Gambut Tahun 2020 Periode I;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d perlu menetapkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Penetapan Peta
Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan
Lahan Gambut Tahun 2020 Periode II;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 4l Tahun 1999 tentang Kehutanan,


sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OO7 tentatg Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;

4. Undang-Undang ...
-2-
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang perencanaan
Kehutanan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan
Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah
Nomor 60 Tahun 2009;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta pemanfaatan Hutan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah Nomor 3
Tahun 2008;
B. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 1O4 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tatrun 2O10 tentang penggunaan
Kawasan Hutan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2015;
11. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang penataan Tugas
dan Fungsi Kabinet Kerja;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015
tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P Tahun 2019
tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019 - 2024;
15. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian
Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Hutan
Alam Primer dan Lahan Gambut;
16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 47 /Mentrut-ll /2013 tentang
Pedoman, Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan di Wilayah
Tertentu pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.18/MenLHK-IIl2OI5 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
18. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.B3/MENLHK/SETJEN/KUM.I / IO l2OL6 tentang Perhutanan
Sosial;
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.27 / Menllek/ Setjen/ Kum . | / 7 I 20 I I tentang Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. P.7 /
Menlhk/ Setjen lKum.l I 2 I 2019;

2O. Peraturan...
-o-

20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor


P.28lMENLHK/SETJEN/KUM.| l7 /2}tg tentang Tata Cara
Pemberian, Perluasan Areal Kerja dan perpanjangan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Ka1'u dalam Hutan Alam, Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Restorasi Ekosistem atau Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri pada
Hutan Produksi;

Memperhatikan :1. Hasil pembahasan teknis yang melibatkan unsur


kementerian/lembaga terkait pada tanggal 5 Agustus 2020 serta
hasil koordinasi Tim Teknis Pembuatan peta Indikatif penghentian
Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut;
2. Surat Tugas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
ST.5 1 /MENLHK/ PKTL I PLA.I / 8 / 2Ot9 tanggal 22 Agustus 20 19
kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan untuk Melaksanakan Penetapan peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan Lahan
Gambut;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


TENTANG PENETAPAN PETA INDIKATIF PENGHENTIAN PEMBERIAN
IZIN BARU HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT TAHUN
2O2O PERIODE II.
KESATU : Menetapkan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan
Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2O2O Periode II dengan skala
1:250.000 sebagaimana tercantum dalam peta lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Peta Indikatif Penghentian Pemberian lzin Baru pada Areal
Penggunaan Lain yang berada di dalam peta indikatif sebagaimana
dimaksud dalam Amar KESATU, skalanya disesuaikan dengan
ketersediaan data perizinan di instansi teknis.
KgTIGA : Penghentian pemberian izin baru sebagaimana dimaksud dalam
Amar KESATU meliputi :
a. izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayrr;
b. izin pemungutan hasil hutan kayu;
c. izin penggunaan kawasan hutan; dan
d. perubahan peruntukan kawasan hutan.
KEEMPAT :Penghentian perubahan peruntukan kawasan hutan sebagaimana
dimaksud dalam Amar KETIGA huruf d tidak berlaku untuk
perubahan peruntukan kawasan hutan dalam rangka revisi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi.
KELIMA :Dalam hal terdapat indikasi perbedaan antara peta Indikatif
Penghentian Pemberian lzin Baru sebagaimana dimaksud dalam
Amar KESATU dengan kondisi fisik lapangan, dapat dilakukan
klarifikasi lapangan melalui :

a. survei lahan gambut oleh Balai Besar penelitian dan


Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Kementerian
Pertanian dengan melibatkan Balai Pemantapan Kawasan Hutan
di wilayah tersebut dan Perguruan Tinggi yang mempunyai ahli di
bidang gambut dengan mengacu SNI 7925:2019;
b. survey...
-4-
b. survei hutan alam primer oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan
di wilayah tersebut, dengan melibatkan Dinas Provinsi yang
. membidangi Kehutanan dan Perguruan Tinggi yang mempunyai
disiplin ilmu di bidang kehutanan dengan mengacu pada
Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan Nomor: P.6/ PKTL/ SETDIT/ KUM. 1 / I O I 2019 tanggat
15 Oktober 2O19 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Survei
Hutan Alam Primer dalam rangka Verifikasi peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB);
c. survei sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
dilaksanakan dengan melakukan penafsiran citra penginderaan
jauh resolusi tinggi (satelit, pesawat udara, atau wahana lainnya),
dan dilanjutkan dengan verifikasi melalui pengecekan lapangan
untuk mengetahui kondisi riil penutupan lahan di wilayah
tersebut; dan
KEENAM : Berdasarkan hasil survei kondisi fisik lapangan sebagaimana
dimaksud dalam Amar KELIMA diperoleh hasil :

a. bukan berupa gambut dan/atau bukan hutan alam primer,


maka areal tersebut dapat diberikan izin baru dan digunakan
sebagai bahan revisi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin
Baru;
b. berupa gambut dan/atau hutan alam primer, maka areal
tersebut tidak dapat diberikan izin baru sebagaimana Amar
KETIGA.

KETUJUH : Revisi Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru sebagaimana


dimaksud dalam Amar KESATU dilakukan dengan memperhatikan :
a. perubahan tata ruang;
b. masukan dari masyarakat;
c. pembaharuan data perLinan; dan
d. hasil survei kondisi fisik lapangan.
KEDELAPAN : Pengumpulan data dalam rangka revisi Peta Indikatif Penghentian
Pemberian Izin Baru dilakukan oleh Tim Teknis yang terdiri dari
Kementerian/Lembaga terkait dan dikoordinasikan oleh Direktorat
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.
KESEMBILAN a. Perpanjangan perizinan wajib dilakukan sebelum habis masa
berlakunya dengan lokasi dan luas tidak melebihi perizinan
sebelumnya;
b. Pada areal perizinan yang sudah habis masa berlakunya dan
tidak diperpanjang, maka izin baru hanya dapat diterbitkan pada
areal bukan hutan alam primer dan/atau bukan lahan gambut;
c. Pemanfaatan hutan di wilayah tertentu pada Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi, wajib berpedoman pada Peta Indikatif Penghentian
Pemberian lzir. Baru sebagaimana dimaksud pada Amar
KESATU;

d. izin
-5-
atau lahan gambut yang
d. Izinlokasi di areal hutan alam primer Nomor
terbit sebelum surai Keputusan Menteri .Kehutanan
' SK.323lMenhut-tl/2O1i--L"gg"f 17 -Juni. 2011' tetapi tidak
;ilil;fu"ql"ti dan/ atau t"elah melewati batas berlakunva'
pemberiar, izrn
maka areal tersebut ;;J"di areal penghentian
baru;
e Sebagaimana dimaksud huruf a, b' c dan
d akan digunakan
;;;;;[;h;" re'isi peta inair<aiir ienghentian Pemberian Izin
Baru.
rekomendasi
KESEPULUH Gubernur dan Bupati/Walikota dalam menerbitkan pada Peta
iottt"i baru wajib berpedoman dimaksud
;;";;;;.;ii"r, iri., p"*U"ti""
Indikatif Penghentian Izin 6aru sebagaimana
dalam Amar KESATU.
Amar KESATU' tidak
KESEBELAS Peta Indikatif sebagaimana disebutkan dalam
berlaku Pada :
jasa lingkungan
a. kegiatan perhutanan sosial untuk pemanfaatan
- ffi;;;l,ngrt^n riJ t"'t"tt bukan kay'u - dengan tidak
rn.rr"ut lingkungan dan tidak mengurangi fungsi utamanya;
kawasan hutan untuk kepentingan
"' kegiatan penggunaan
b. "Ii,,gft""g"" Hidup dan- Kehutanan dalam
i"'*"nt..i".,
penyelenggar"rn p.ti-i-'iJ"tg"tt h'ttt" kawasan hutan dan
lahan gambut;
dari pejabat
c. lokasi yang telah mendapat perizinan atau titel hak pada Areai
berwenang p"oi'ian perundang-undangan-
;;;;g;;" "."rr,,Lain (APL) atau bukan kawasan hutan vang
ait"i6itf."" sebelum Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK.323 / Menhut-ll I 2Ol l;
perseorangan di Areal Penggunaan- Lain
-d. tanah milik masyarakat
ai""tl"i bukti hik atas. tanah/ tanda bukti
&;i- ""p.".i""g diterbitka"^ ::9:1"* Surat Keputusan
-rio-o.
i..p"-iflt"t f aiinya yang
Menteri Kehutanari SK.323/Menhut-Il/2011 {".
hasilnya dilaporkank;;J" Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan melalui Di;;[il; Jenderal Planologi Kehutanan dan
Tata Lingkungan.
dimaksud pada
KEDUABELAS a. Untuk masyarakat perseorangan sebagaimana legalisasi bukti
Amar KESEBELAS'h;;i J J"ttur' niendapat
kepemilikan t uf. l""ah/ tanda bukti kepemilikan lainnya
pi"ii"g "t""-fermohonan
rr""r-a"ti Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
Iup"t '*""E".iukan
".i*- . klarifikasi terhadap Peta
status lahannya
Indikatif Penghentian Femberian Izin Baru- dan
Kantor Pertanahan
yang terlebih a"r"'L aitotrain"sitan oleh
jt"deral Kehutanan dan
setempat kepada ;;"il;; Planologi
Tata Lingkungan c'q' Direktur Inventarisasi dan
Pemantauan
Sumber DaYa Hutan;
titel hak serta bukti
b. Lokasi yang telah mendapat perizinal- atau
hak atas tanatt/ tanaa L'ti'ttpttilikan -lainnva
sebagaimana
c dan d yang telah
dimaksud p^au a*ii KB-iieEias huruf
;;;;p"t klarifikasi, dan merupakan.
-i^l""vl Areal Penggunaan
bahan revisi Peta
tepr,t ar<an' digunakan . sebagai
ina*am ienghentian Pemberian Izin Baru'
c. TerhadaP ..'
-6-
c. Terhadap instansi pemberi izin kegiatan yang termasuk dalam
pengecualian pada Peta Indikatif
' Baru wajib menyampaikan laporanPenghentian Pemberian lzin
kepada Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan setiap 6 (enam) bulan sekali.
KETIGABELAS : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor sK. 85l/MENLHK-
PKTL/IPSDH/PLA. 1 l2l2o2o dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KEEMPATBELAS : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal, 26 Agustus 2020
Salinan sesuai dengan aslinya A.n. MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
Plh. Kepala Bagian Hukum KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
dan Kerjasama Teknik, DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI
KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN,
1

finru;,$ ttd.
SRIWATI SIGIT HARDWINARTO
NrP. 1968tt25 199403 2 002 NrP.196tO202 198603 1 003

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada yth.:


1 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
) Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi;
3 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan perencanaan
Pembangunan Nasional;
4 Menteri Pertanian;
5 Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Ralryat;
6 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
7 Menteri Dalam Negeri;
B Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepara Badan pertanahan Nasional;
9 Sekretaris Kabinet;
10. Kepala Badan Informasi Geospasial;
11. Direktur Jenderal/Kepala Badan tingkup Kementerian Lingkungan Hidup
dan
Kehutanan;
12.Para Gubernur di seluruh Indonesia;
13. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai