Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL v
1 KONSEP DESAIN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PUSKESMAS 1
1.1 Baku Mutu Air Limbah Puskesmas 1
1.2 Perkiraan Jumlah Air Limbah 5
1.3 Sumber Air Limbah Di Puskesmas 7
1.4 Pengumpulan Air Limbah Puskesmas 7
2 PERINSIP PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES BIOFILTER 8
3 KRITERIA DESAIN PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES BIOFILTER 11
ANAEROB AEROB
4 KRITERIA PERENCANAAN BIOFILTER ANAEROB AEROB 14
5 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI 18
PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB
KAPASITAS 2,5 M3 PER HARI
5.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan 18
5.2 Spesifikasi Teknis Unit IPAL Biofilter Kapasitas 2,5 m3 Per Hari 19
5.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pengolahan Air Limbah di 25
Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3
Per Hari
5.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan 28
Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3 Per Hari
6 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI 34
PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB
KAPASITAS 5 M3 PER HARI
6.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan 34
6.2 Spesifikasi Teknis Peralatan 35
6.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas 43
Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari
6.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan 46
Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari
7 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI 49
PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB
KAPASITAS 10 M3 PER HARI
7.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan 49
7.2 Spesifikasi Teknis IPAL Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3 Per 50
Hari
7.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pengolahan Air Limbah di 59
Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3
Per Hari
7.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan 62
Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3 Per Hari
TIM PENYUSUN 67
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 28 Proses Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses 50
Biofilter Anaero-Aerob.
Gambar 29 Konstruksi Bak Ekualisasi. 51
Gambar 30 Desain Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob 53
Gambar 31 Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob 53
Gambar 32 Khlorinator Tablet 55
Gambar 33 Flowmeter Tipe Rotary. 55
Gambar 34 Visualisasi IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob- 56
Aerob (3D-Solid).
Gambar 35 Visualisasi IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob- 57
Aerob (3D-Transparan).
Gambar 36 Visualisasi Bak Ekualisasi (3D -Transparan). 58
Gambar 37 Visualisasi Bak Khlorinasi (3D -Transparan). 58
Gambar 38 Contoh IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob- 65
Aerob Kapasitas 10 m3 per Hari ( Di Atas Tanah)
Gambar 39 Contoh IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob- 66
Aerob Kapasitas 10 m3 per Hari (Di Bawah Tanah).
iv
DAFTAR TABEL
v
1 KONSEP DESAIN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PUSKESMAS
1.1 Baku Mutu Air Limbah Puskesmas
Baku Mutu Air Limbah Domestik sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Nomor P.68 Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.
Keterangan :
*) Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, rumah makan, balai pertemuan,
permukiman, industri, IPAL Kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan,
bandara, stasiun kereta api, terminal dan lembaga pemasyarakatan
Di dalam permen LHK No. P.68Tahun 2016 tersebut menyatakan setiap usaha dan/atau
kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik wajib melakukan pengolahan air limbah
domestik yang dihasilkannya. Pengolahan air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara tersendiri, tanpa menggabungkan dengan pengolahan air limbah
1
dari kegiatan lainnya, atau terintegrasi melalui penggabungan air limbah dari kegiatan lainnya
ke dalam satu sistem pengolahan air limbah.
Jika pengolahan air limbah domestik dilakukan secara tersendiri maka air olahnnya
wajib memenuhi baku mutu air limbah domestik sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Jika
pengolahan air limbah domestik secara terintegrasi maka wajib memenuhi baku mutu air
limbah yang dihitung berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
Debit air limbah paling tinggi adalah jumlah debit tertinggi air limbah domestik
senyatanya (bila ada) atau berdasarkan prakiraan dari rnasing-masing kegiatan dan air
limbah dari kegiatan lainnya, seperti yang dinyatakan dalam persamaan berikut :
Qmax = ∑𝑚 …
1 𝑄𝑖 + Qm (2-1)
Keterangan :
Penentuan kadar paling tinggi pada parameter yang sama dapat ditentukan dengan
cara sederhana, yaitu dengan menggunakan metoda neraca massa dengan perhitungan
sebagai berikut:
Keterangan :
2
limbah domestik untuk kegiatan i,dalam satuan mg/I.
Q : Debit paling tinggi air limbah domestik kegiatan i, dalam satuan
m3/waktu.
Cn : Kadar paling tinggi setiap parameter dalam baku mutu air
limbah untuk kegiatan n, dalam satuan mg/I.
Qn Debit paling tinggi air limbah kegiatan n, dalam satuan
m3/waktu.
a) Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku mutu air
limbah domestik, maka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku
mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin.
b) Dalam hal terdapat parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain yang tidak
diatur di dalam baku mutu air limbah domestik, maka parameter tersebut wajib
ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izindengan
kadar yang paling ketat.
Beberapa persyaratan teknis yang harus dilakukan terhadap IPAL DomestIk antara lain :
Menjamin seluruh air limbah domestik yang dihasilkan masuk ke instalasi pengolahan
air limbah domestik.
Menggunakan instalasi pengolahan air limbah domestik dan saluran air limbah
domestik kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah domestik ke
lingkungan;
Memisahkan saluran pengumpulan air limbah domestik dengan saluran air hujan;
Melakukan pengolahan air limbah domestik, sehingga mutu air limbah domestik yang
dibuang ke sumber air tidak melampaui baku mutu air limbah domestik;
Tidak melakukan pengenceran air limbah domestik ke dalam aliran buangan air
limbah domestik;
Menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh uji air limbah domestik dan
koordinat titik penaatan; dan
Memasang alat ukur debit atau laju alir air limbah domestik di titik penaatan.
3
yang diproses harian, Catanan debit, pH harian, dan hasil analisa laboratorium yang dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
Hasil pemantauan tersebut harus dilaporkan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan kepada bupati/walikota dengan tembusan gubernur, Menteri dan
instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap usaha dan/atau kegiatan pengolahan air limbah domestik, wajib memiliki
prosedur operasional standar pengolahan air limbah domestik dan sistem tanggap darurat.
Dalam hal terjadi pencemaran akibat kondisi tidak normal, penanggung-jawab usaha
dan/atau kegiatan pengolahan air limbah domestik wajib melaporkan dan menyampaikan
kegiatan penanggulangan pencemaran kepada bupati/walikota, dengan tembusan kepada
gubernur dan Menteri paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) Jam.
Dalam hal setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik tidak
mampu mengolah air limbah domestik yang dihasilkannya, pengolahan air limbah domestik
wajib diserahkan kepada pihak lain yang usaha dan/atau kegiatannya mengolah air limbah
domestik. Pihak lain yang usaha dan/atau kegiatannya mengolah air limbah domestik
tersebut wajib memiliki izin lingkungan dan izin pembuangan air limbah.
Pemerintah Daerah provinsi dapat menetapkan baku mutu air limbah domestik daerah
yang lebih ketat. Dalam menetapkan baku mutu air limbah domestik yang lebih ketat ,
Pemerintah Daerah provinsi wajib melakukan kajian ilmiah yang memuat paling sedikit :
ketersediaan teknologi paling baik yang ada untuk mengolah air limbah domestik;
karakteristik air limbah domestik, daya tampung beban pencemaran air dan alokasi beban
pencemaran air, dan nilai baku mutu air limbah domestik baru.
Baku mutu air limbah domestik nasional yang sebelumnya di tentukan berdasarkan
Kepmen LH Nomor : 122 Tahun 2003 yang hanya mencakup 4 (empat) parameter yakni pH 6-
9, BOB maksimum 100 mg/l, TSS maksimum 100 mg/l , dan minyak/lemak maksimum 10 mg/l.
Dengan adanya baku mutu air limbah domestik yang baru (Permen KLHK No. P.68 Tahun 2016
ini, maka setiap pemerintah propinsi yang telah menetapkan baku mutu air limbah
domestiknya harus menyesuaikan dengan baku mutu yang baru. Selain itu dengan keluarnya
baku mutu air limbah domestik yang baru yang lebih ketat dari baku mutu sebelumnya, maka
akan berdampak terhadap teknologi pengolahan air limbah domestik. Dengan adanya
parameter amoniak di dalam baku mutu air limbah domestik yang baru yakni maksimum 10
mg/l, maka pengolahan air limbah domestik tidak dapat dilakukan dengan hanya
menggunakan proses anaerobik, karena untuk menurunkan konsentrasi amoniak hanya
dapat dilakukan dengan proses aerobik, atau kombinasi proses anaerob dan aerob. Selain itu,
dengan adanya parameter total coliform di dalam baku mutu air limbah domestik yang baru
yakni maksimum 100 MPN /100 ml, maka pengolahan air limbah domestik harus dilengkapi
4
dengan proses disinfeksi. Hal ini akan menyebabkan biaya operasional IPAL akan menjadi
lebih mahal.
Perhitungan debit air limbah didasarkan pada jumlah pemakaian air bersih, dengan
asumsi volume air limbah adalah 80-90 % volume air bersih. Perhitungan untuk pemakaian
air bersih di Puskesmas sebaiknya menggunakan data primer. Apabila data primer tidak ada,
data sekunder yang biasa digunakan adalah data pemakaian air PDAM untuk rumah yang
hanya penggunakan PDAM sebagai satu satunya sumber air minum. Untuk memperkirakan
jumlah air limbah untuk tiap tiap kegiatan usaha dapat dilakukan dengan mengacu kepada
standar pemakaian air bersih untuk berbagai kegiatan seperti telihat pada Tabel 2 (Morimura
dan Soufyan,1985).
Tabel 2 : Standar Pemakaian Air Bersih Rata-Rata Per Orang Per Hari.
No Jenis Gedung / Pemakaian Air Jangka Waktu Perbandingan
Kegiatan Rata-rata Pemakaian air Luas lantai Keterangan
(liter/orang.hari) rata-rata per efektif/total
hari (jam) (%)
1 Perumahan mewah 250 8 - 10 42 - 45 Setiap penghuni
2 Rumah Biasa 160 - 250 8 - 10 50 - 53 Setiap Penghuni
3 Apartement 200 - 250 8- 10 45 – 50 Mewah : 250
liter/orang.hari
Menengah : 200
liter/orang.hari
Bujangan : 120
liter/orang.hari
4 Asrama 120 8 - bujangan
5 Rumah Sakit Mewah : >1000 Setiap tempat tidur
Menengah 500- 8 -10 45 - 48 pasien
1000 Pasien luar : 8 liter
Umum 350 – 500 Staf/pegawai : 120 liter
Keluarga Pasien : 160
liter
6 Sekolah Dasar 40 5 58 - 60 Guru : 100 liter
7 SLTP 50 6 58 -60 Guru : 100 liter
8 SLTA dan Sekolah 80 6 - Guru/dosen : 100 liter
Tinggi
9 Rumah –Toko 100 - 200 8 - Penghuninya : 160 liter
10 Gedung kantor 100 8 60 - 70 Setiap pegawai
11 Toserba (toko serba 3 7 55-60 Pemakaianair hanya
ada, departement untuk kakus, belum
store) termasuk untuk bagian
restorannya.
5
12 Pabrik/industri Buruh pria: 60 8 - Per orang, setiap giliran
Wanita: 100 (kalau kerja lebih dari 8
jam sehari)
13 Stasiun/terminal 3 15 - Setiap penumpang
(yang tiba maupun
berangkat)
14 Restoran 30 5 - Untuk penghuni 160
liter;
15 Restoran umum 15 7 - Untuk penghuni: 160
liter; pelayan: 100 liter;
70% dari jumlah tamu
perlu 15 liter/orang
untuk kakus, cuci
tangan, dsb.
16 Gedung pertunjukan 30 5 53-55 Kalau digunakan siang
dan malam, pemakaian
air dihitung per
penonton.
Jam pemakaian air
dalam tabel adalah
untuk satu kali pertun-
jukan.
17 Gedung bioskop 10 3 - -idem-
6
1.3 Sumber Air Limbah Di Puskesmas
Sumber air limbah Puskesmas adalah air limbah yang dihasilkan dari kegiatan sanitasi
dari karyawan, pengunjung maupun pasien, kegiatam mandi, cuci, kegiatan medis serta
kegiatan lain yang mengasilkan air limbah. Karakteristik air limbah Puskesmas umumnya sama
dengan karakteristik air limbah rumah sakit ataupun air limbah domestik secara umum.
Sebagai contoh, karakteristik air limbah rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel
tesebut terlihat bahwa air limbah rumah sakit atau layanan kesehatan jika tidak diolah sangat
berpotensi untuk mencemari lingkungan. Selain pencemaran secara kimiawi, air limbah
rumah sakit juga berpotensi memcemari lingkungan secara bakteriologis.
Pengumpulan air limbah di Puskesmas secara sederhana dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.1. Air limbah toilet dialirkan ke tangki septik, selanjutnya air limpasan dari tangki
7
septik dialirkan ke bak pengumpul secara gravitasi. Air limbah non toilet dialirkan ke bak
kontrol, dan selanjutnya dialirkan ke bak pengumpul secara gravitasi. Air limbah dapur
dialirkan ke bak pemisah minyak/lemak, dan selanjutnya dilairkan ke bak pengumpul. Untuk
air limbah hasil kegiatan medis dialirkan ke bak kontrol dan selanjutnya dialirkan ke bak
pengumpul.
Dari bak pengumpul, air limbah dipompa ke bak ekualiasasi. Jika memungkinkan, air
limbah dari limpasan tangki septik dan bak kontrol dapat dialirkan langsung ke bak ekualisasi.
Dari bak ekualisasi, air limbah dipompa ke unit IPAL dengan debit diatur sesuai dengan
kapasitas desain IPAL. Air olahan IPAL dibuang kesalauran umum.
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan
dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan
media penyangga untuk pengebangbiakan mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Untuk
proses anaerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau oksigen. Posisi media biofilter
tercelup di bawah permukaan air.
8
Gambar 2 : Mekanisme Proses Metabolisme di Dalam Sistem Biofilm.
Gambar tersebut menunjukkan suatu sistem biofilm yang yang terdiri dari medium
penyangga, lapisan biofilm yang melekat pada medium, lapisan alir limbah dan lapisan udara
yang terletak diluar. Senyawa polutan yang ada di dalam air limbah, misalnya senyawa organik
(BOD, COD), amonia, fosfor dan lainnya akan terdifusi ke dalam lapisan atau film biologis yang
melekat pada permukaan medium. Pada saat yang bersamaan dengan menggunakan oksigen
yang terlarut di dalam air limbah, senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh
mikroorganisme yang ada di dalam lapisan biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah
menjadi biomasa. Sulpai oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan beberapa cara
misalnya pada sistem RBC, yakni dengan cara kontak dengan udara luar pada sistem “Trickling
Filter” dengan aliran balik udara. Sedangkan pada sistem biofilter tercelup, dengan
menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi.
Jika lapiasan mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar lapisan mikrobiologis
akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada bagian dalam biofilm yang melekat pada
medium akan berada dalam kondisi anaerobik. Pada kondisi anaerobik akan terbentuk gas
H2S, dan jika konsentrasi oksigen terlarut cukup besar, maka gas H2S yang terbentuk tersebut
akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri sulfat yang ada di dalam biofilm.
Selain itu, pada zona aerobik amonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat dan
selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang terbentuk mengalami proses denitrifikasi
menjadi gas nitrogen. Karena di dalam sistem bioflim terjadi kondisi anaerobik dan aerobik
pada saat yang bersamaan, maka proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih
mudah.
9
Posisi media biofilter tercelup di bawah permukaan air. Media biofilter yang digunakan
secara umum dapat berupa bahan material organik atau bahan material anorganik. Untuk
media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran
tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan lain-lain.
Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split), kerikil, batu
marmer, batu tembikar, batu bara (kokas) dan lainnya.
Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter tercelup aerobik, sistem
suplai udara dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang sering digunakan adalah
seperti yang tertera pada Gambar 3.3.
Beberapa cara yang sering digunakan antara lain aerasi samping, aerasi tengah
(pusat), aerasi merata seluruh permukaan, aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift pump”, dan
aersai dengan sistem mekanik. Masing-masing cara mempunyai keuntungan dan kekurangan.
Sistem aerasi juga tergantung dari jenis media maupun efisiensi yang diharapkan. Penyerapan
oksigen dapat terjadi disebabkan terutama karena aliran sirkulasi atau aliran putar kecuali
pada sistem aerasi merata seluruh permukaan media.
Di dalam proses biofilter dengan sistem aerasi merata, lapisan mikroorganisme yang
melekat pada permukaan media mudah terlepas, sehingga seringkali proses menjadi tidak
stabil. Tetapi di dalam sistem aerasi melalui aliran putar, kemampuan penyerapan oksigen
hampir sama dengan sistem aerasi dengan menggunakan difuser, oleh karena itu untuk
penambahan jumlah beban yang besar sulit dilakukan. Berdasarkan hal tersebut diatas
belakangan ini penggunaan sistem aerasi merata banyak dilakukan karena mempunyai
kemampuan penyerapan oksigen yang besar.
10
Gambar 3 : Beberapa Metoda Aerasi Untuk Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem
Biofilter Tercelup.
Hikami, Sumiko., “Shinseki rosohou ni yoru mizu shouri gijutsu (Water Treatment with Submerged Filter)”,
Kougyou Yousui No.411, 12,1992.
Jika kemampuan penyerapan oksigen besar maka dapat digunakan untuk mengolah air
limbah dengan beban organik (organic loading) yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan
juga media biofilter yang dapat melekatkan mikroorganisme dalam jumlah yang besar.
Biasanya untuk media biofilter dari bahan anaorganik, semakin kecil diameternya luas
permukaannya semakin besar, sehinggan jumlah mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga
menjadi besar pula. Jika sistem aliran dilakukan dari atas ke bawah (down flow) maka sedikit
banyak terjadi efek filtrasi sehingga terjadi proses peumpukan lumpur organik pada bagian
atas media yang dapat mengakibatkan penyumbatan. Oleh karena itu perlu proses pencucian
secukupnya. Jika terjadi penyumbatan maka dapat terjadi aliran singkat (short pass) dan juga
terjadi penurunan jumlah aliran sehingga kapasitas pengolahan dapat menurun secara
drastis.
Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengumpul atau bak ekualisasi, selanjutnya
dari bak ekualisasi air limbah dipompa ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel
lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga
berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, pengurai lumpur (sludge digestion) dan penampung lumpur. Sekema proses
pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 4.
11
Gambar 4 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor biofilter anaerob.
Di dalam reaktor biofilter anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang
tawon. Reaktor biofilter anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik
yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah
beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari reaktor biofilter anaerob dialirkan ke reaktor biofilter aerob. Di dalam
reaktor biofilter aerob ini diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil
diberikan aerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amonia menjadi lebih besar. Proses ini
sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Air limpasan dari bak aeras dialirkan ke bak pengendap akhir dan sebagian air limbah
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air
limpasan (over flow) dialirkan ke bak biokontrol dan selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor
khlor untuk proses disinfeksi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan
senyawa khlor untuk membunuh mikro-organisme patogen. Air olahan (efluent), yakni air
yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.
12
Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik
(BOD, COD), juga dapat mereduksi amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan
lainnya.
Adanya air limbah yang mengalir melalui media yang terdapat pada biofilter
mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti media atau yang disebut juga
biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada
bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara
biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-
organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang
kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organik (BOD) makin besar. Selain
menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini juga dapat mengurangi
konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) , deterjen (MBAS), amonium dan
posphor.
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah sebagai akibatnya, air
limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan
berkurang konsentrasinya. Efisiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya
biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi
kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke
atas dan akan mengendap di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerb ini sangat
sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta membutuhkan sedikit
energi. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak
terlalu besar
13
Biaya operasinya rendah.
Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit, dibandingkan dengan proses lumpur aktif,.
Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi.
Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
Kriteria perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter
anaerob-aerob meliputi kriteria perencanaan bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob,
reaktor biofilter aerob, bak pengendap akhir, sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik.
Skema proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob secara umum
ditunjukkan seperti pada Gambar 5. Seluruh air limbah dikumpulkan dan dialirkan ke bak
penampung atau bak ekualisasi, selanjutnya dipompa ke bak pengendapan awal. Air limpasan
dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor anaerob.
Gambar 5 : Skema Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob.
Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk
sarang tawon. Jumlah reaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas
dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah
dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme inilah
yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari reaktor anaerob dialirkan ke reaktor aerob. Di dalam reaktor aerob
ini diisi dengan media dari bahan plastik tie sarang tawon (honeycomb tube), sambil diaerasi
14
atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat
organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam
air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses
nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amoniak menjadi lebih besar.
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak
aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak
khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor
untuk membunuh mikroorganisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke
sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain
dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS),
phospat dan lainnya. Secara garis besar kriteria perencanan IPAL biofilter anaerob-aerob
dapat dilihat pada Tabel 4. Grafik hubungan antara beban BOD (BOD Loading) dengan Efisiensi
Penghilangan di dalam reaktor biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 6.
Kriteria Perencanaan :
Bak Pengendapan Awal Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 3-5 Jam
Beban permukaan = 20 – 50 m3/m2.hari. (JWWA)
Biofilter Anaerob : Beban BOD per satuan permukaan media (LA) = 5 – 30 g BOD /m2. Hari.
( EBIE Kunio., “ Eisei Kougaku Enshu “, Morikita shuppan kabushiki
Kaisha, 1992.
Beban BOD 0,5-4 kg BOD per m3 media., Tipikal 0,8 – 1,0 kg BOD/ m3.hari
( Said, 2002)
15
Waktu tinggal total rata-rata = 6-8 jam (disesuaikan dengan Beban
Organik yang masuk)
Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 0,9 -1,5 m
Tinggi air di atas bed media = 20 cm
Biofilter Aerob : Beban BOD per satuan permukaan media (LA) = 5 – 30 g BOD /m2. Hari.
Beban BOD 0,5-0.8 kg BOD per m3 media.(
Waktu tinggal total rata-rata = 6 - 8 jam (disesuikan dengan beban
organik yang masuk)
Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 1,2 m
Tinggi air di atas bed media = 20 cm
Ratsio Voleme Media : Volume Reaktor = 0,4-0,6
Catatan : Untuk Media tipe sarang tawon dengan luas spesifik + 150-226
m3/m2
Bak Pengendap Akhir Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 2- 5 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 10
m3/m2.hari
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
Ratio Sirkulasi (Recycle Ratio) 25 – 50 %
16
100
90
85
80
70
0 1 2 3 4 5
LOADING [kg-BOD/m3.hari]
Gambar 6 : Grafik Hubungan Antara Beban BOD (BOD Loading) dengan Efisiensi
Penghilangan di Dalam Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob.
Sumber : Nusa Idaman Said, BPPT, 2002.
17
5 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS
DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 2,5 M3 PER HARI
Seluruh air limbah dari hasil kegiatan layanan kesehatan dialirkan ke bak penampung
air limbah yang berfungsi sebagai bak ekualisasi serta bak pemisah lemak. Dari bak
penampung (bak ekualisasi), air limbah dipompa ke reaktor biofilter anaerob-aerob dengan
debit yang telah diatur. Reaktor biofilter anaerob-aerob berfungsi untuk menghilangkan
polutan organik, amoniak, serta padatan tersuspensi. Reaktor biofilter yang digunakan dibagi
empat ruang yakni bak pengendapan awal, ruang biofilter anaerob, rungan biofilter aerob
dan bak pengendapan akhir. Diagram proses sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat
seperti pada Gambar 7.
Gambar 7 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 2,5 m3 per Hari
(Menggunakan Satu Unit Reaktor Biofilter)
Air limbah dari bak ekualisasi dialirkan ke unit Reaktor Biofilter melalui lubang
pemasukan (inlet) ke bak pengendapan atau bak pengurai awal. Air limpasan dari bak
pengendapan awal air dialirkan ke zona anaerob. Zona anaerob tersebut terdiri dari ruangan
yang diisi dengan media dari bahan plastik sarang tawon untuk pembiakan mikroba. Pada
zona anaerob air limbah mengalir dengan arah aliran dari atas ke bawah, selanjutnya air
limpasan dari zona anaerob mengalir ke zona aerob melalui lubang (weir). Di dalam zona
aerob tersebut air limbah dialirkan ke unggun media plastik sarang tawon sambil dihembus
dengan udara. Air limbah dari zona aerob masuk ke bak pengendapan akhir melalui saluran
yang ada di bagian bawah.
18
Air limbah yang ada di dalam bak pengendapan akhir sebagian disirkulasikan ke zona
anaerob, sedangkan air limpasan dari bak pengendapan akhir tersebut merupakan air hasil
olahan dan keluar melalui lubang pengeluaran. Setelah proses berjalan selama dua sampai
empat minggu pada permukaan media sarang tawon akan tumbuh lapisan mikro-organisme,
yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air limbah.
5.2 Spesifikasi Teknis Unit IPAL Biofilter Kapasitas 2,5 m3 Per Hari
1) Bak Ekualiasi
Panjang efektif : 250 cm
Lebar efektif : 150 cm
Kedalaman efektif : 150 cm
Volume Efektif : 3,75 m3
Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi)
Material : Beton Semen
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping : 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
Keterangan : desain konstruksi bak ekualiasasi dapat dilihat pada Gambar
3.8 dan Gambar 3.9.
19
Gambar 9 : Bak Ekualisasi dan Pompa Umpan Air Limbah.
3) Reaktor Biofilter
Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
20
Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Panjang Efektif Total : 180 cm
Lebar Efektif Total : 100 cm
Kedalaman efektif : 140 cm
Tinggi Ruang Bebas : 20 cm
Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Zona Anaerob : Panjang : 100 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,84 m3
Waktu Tinggal : 8,06 jam
Zona Aerob : Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 56m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Volume Media : 0,54 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Diameter Inlet / Outlet :4“
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari
Keterangan : (Gambar 11 dan Gambar 12).
21
Gambar 11 : Detail Reaktor Biofilter.
22
4) Blower :
Kapasitas : 40 lt/menit
Tipe : HI BLOW 40 (Gambar 13)
Daya Listrik : 40 watt. 220 volt
Jumlah : 1 (satu) unit
5) Pompa Sirkulasi
Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 14)
Kapasitas : 20 liter/menit
Power : 100 watt
Total Head : 6-8 meter
Total : 1 unit
23
6) Media Biofilter :
7) Khlorinator
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 16)
24
8) Lantai Dudukan Reaktor Biofiler
Ukuran
Panjang : 2,5 m
Lebar : 1,5 M,
Ketebalan : 20 cm
Material : Beton Cor (setara K250)
5.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses
Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3 Per Hari
Harga (Rp)
No Peralatan Volume
Satuan Total
1 Bak Ekualiasi 1 Unit 19.000.000 19.000.000
Panjang efektif : 250 cm
Lebar efektif : 150 cm
Kedalaman efektif : 150 cm
Volume Efektif : 3,75 m3
Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan
kondisi lokasi)
Material : Beton Semen
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping: 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
2 Pompa Umpan Air Limbah 1 Unit 5.500.000 5.500.000
Tipe : Pompa celup
Merk : Grundfos KCP 600A
Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit
Total Head : 8 – 11,5 m
Output power : 500 watt, 220 V
Outlet diameter :2"
Total : 1 (satu) unit
3 Reaktor Biofilter 1 Unit 25.000.000 25.000.000
Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per
hari
25
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Panjang Efektif Total : 180 cm
Lebar Efektif Total : 100 cm
Kedalaman efektif : 140 cm
Tinggi Ruang Bebas : 20 cm
Bak Pengendap Awal
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Zona Anaerob :
Panjang : 100 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,84 m3
Waktu Tinggal : 8,06 jam
Zona Aerob :
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 56m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Bak Pengendap Akhir :
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Volume Media : 0,54 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Diameter Inlet / Outlet :4“
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe media : Media plastik sarang
tawon.
Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari
Keterangan :
4 Blower : 1 Unit 6.500.000 6.500.000
Kapasitas : 40 lt/menit
Tipe : HI BLOW 40
Daya Listrik : 40 watt. 220 volt
Jumlah : 1 (satu) unit
26
5 Pompa Sirkulasi 1 Unit 3.500.000 3.500.000
Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16)
Kapasitas : 20 liter/menit
Power : 100 watt
Total Head : 6-8 meter
Total : 1 unit
6 Media Biofilter : 1 LS 3.240.000 3.240.000
Tipe : Sarang Tawon
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
7 Khlorinator 1 Unit 3.000.000 3.000.000
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet
8 Lantai Dudukan Reaktor Biofiler 1 Unit 4.500.000 4.500.000
Ukuran
Panjang : 2,5 m
Lebar : 1,5 M,
Ketebalan : 20 cm
Material : Beton Cor (setara K250)
9 Perpipaan dan Fitting (LS) 1 Paket 7.500.000 7.500.000
Pipa PVC : Diameter ¾ “, 1 “, 1 ¼”,
Fitting : Knee, Elbow, sock drat
luar/dalam dll
Volume : LS
10 Panel Kontrol Kelistrikan dan Kabel 1 Unit 7.500.000 7.500.000
Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm
Bahan : PE
Perlengkapan : MCB, contactor
27
5.4 Bill of Quantity (BOQ) Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-
Aerob Kapasitas 2,5 M3 Per Hari
Harga (Rp)
No Peralatan Volume
Satuan Total
1 Bak Ekualiasi 1 Unit
Panjang efektif : 250 cm
Lebar efektif : 150 cm
Kedalaman efektif : 150 cm
Volume Efektif : 3,75 m3
Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan
kondisi lokasi)
Material : Beton Semen
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping: 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
2 Pompa Umpan Air Limbah 1 Unit
Tipe : Pompa celup
Merk : Grundfos KCP 600A
Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit
Total Head : 8 – 11,5 m
Output power : 500 watt, 220 V
Outlet diameter :2"
Total : 1 (satu) unit
3 Reaktor Biofilter 1 Unit
Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per
hari
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Panjang Efektif Total : 180 cm
Lebar Efektif Total : 100 cm
Kedalaman efektif : 140 cm
Tinggi Ruang Bebas : 20 cm
Bak Pengendap Awal
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
28
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Zona Anaerob :
Panjang : 100 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,84 m3
Waktu Tinggal : 8,06 jam
Zona Aerob :
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 56m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Bak Pengendap Akhir :
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Volume Media : 0,54 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Diameter Inlet / Outlet :4“
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe media : Media plastik sarang
tawon.
Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari
Keterangan :
4 Blower : 1 Unit
Kapasitas : 40 lt/menit
Tipe : HI BLOW 40
Daya Listrik : 40 watt. 220 volt
Jumlah : 1 (satu) unit
29
6 Media Biofilter : 1 LS
Tipe : Sarang Tawon
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
7 Khlorinator 1 Unit
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet
Total + PPN
Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m3 per Hari dapat dilihat
pada Gambar 17 sampai dengan Gambar 19.
30
Gambar 17 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m 3 per Hari
(3D Solid).
31
Gambar 18 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m 3 per Hari
(3D Transparan).
32
Gambar 19 : Khlorinator Tablet dan Bak Khlorinasi (3D).
33
6 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS
DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 5 M3 PER HARI
Seluruh air limbah dari hasil kegiatan layanan kesehatan dialirkan ke bak penampung
air limbah yang berfungsi sebagai bak ekualisasi serta bak pemisah lemak. Dari bak
penampung (bak ekualisasi), air limbah dipompa ke unit Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Biofilter dengan debit yang telah diatur sesuai dengan kapasitas yang direncanakan.
Unit IPAL terdiri dari dua unit reaktor biofilter anaerob-aerob kapasitas 2,5 m3 per hari yang
dipasang secara seri yang berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, amoniak, serta
padatan tersuspensi. Diagram proses IPAL dengan sistem biofilter anaerob-aerob dengan
menggunakan dua unit reaktor dapat dilihat seperti pada Gambar 20.
Gambar 20 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Laya nan Kesehatan Skala Kecil
( Kapasitas 5 m3 per Hari)
Air limbah dari bak ekualisasi dialirkan ke unit reaktor biofilter 1 melalui lubang
pemasukan (inlet). Air olahan dari reaktor biofilter 1 dialirkan ke inlet reaktor biofilter 2,
sedangkan air yang keluar dari reaktor biofilter 2 dialirkan ke khlorinator dan selanjutnya
dibuang ke saluran umum.
34
6.2 Spesifikasi Teknis Peralatan
1) Bak Ekualiasi
Panjang efektif : 250 cm
Lebar efektif : 150 cm
Kedalaman efektif : 150 cm
Volume Efektif : 3,75 m3
Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi)
Material : Beton Semen
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping : 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
3) Reaktor Biofilter
Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Panjang Efektif Total : 180 cm
Lebar Efektif Total : 100 cm
Kedalaman efektif : 140 cm
Tinggi Ruang Bebas : 20 cm
Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
35
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Zona Anaerob : Panjang : 100 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,84 m3
Waktu Tinggal : 8,06 jam
Zona Aerob : Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 56m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Volume Media : 0,54 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Diameter Inlet / Outlet :4“
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. Hari
Jumlah Reaktor : 2 unit (2 X 2500 liter per hari)
Keterangan :
4) Blower :
Kapasitas : 40 lt/menit
Tipe : HI BLOW 40
Daya Listrik : 40 watt. 220 volt
Jumlah : 2 (satu) unit
36
5) Pompa Sirkulasi
Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16)
Kapasitas : 20 liter/menit
Power : 100 watt
Total Head : 6-8 meter
Total : 2 unit
6) Media Biofilter :
Tipe : Sarang Tawon
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 1,62 m3
7) Khlorinator
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 18)
Jumlah : 1 unit
8) Flowmeter
Tipe : Rotary (Gambar 30)
Diameter Inlet/Outlet : 2 ½”
Material : Carbon Steel
9) Perpipaan
Pipa PVC : Diameter 2” , 2 ½” “, 4”,
Fitting : Knee, Elbow, sock dll
Volume : LS
37
10) Panel Kontrol Kelistrikan
Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm
Bahan : PE
Perlengkapan : MCB, contactor
Jumlah : 1 unit
Visualisasi unit pengolahan air limbah (IPAL) Puskesmas kapasitas 5 m3 per hari dapat dilihat
pada Gambar 21 sampai dengan Gambar 24.
Gambar 21 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anerob-
Aerob Kapasitas 5 m3 per Hari (3D Solid).
(Menggunakan Dua Unit Reaktor Kapasitas 2,5 m3 Yang Dipasang Seri)
38
Gambar 22 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anerob-
Aerob Kapasitas 5 m3 per Hari (3D Transparan).
(Menggunakan Dua Unit Reaktor Kapasitas 2,5 m3 Yang Dipasang Seri)
39
Gambar 23 : Reaktor Biofilter 1 dan Reaktor Biofilter 2 (3D Transparan).
40
Gambar 25 : Khlorinator Tablet dan Bak Khlorinasi (3D Transparan).
Contoh unit IPAL Biofilter anaerob-Aerob kapasitas 5 m3 per hari yang telah terpasang dapat
dilihat seperti pada Gambar 26 dan Gambar 27.
41
Gambar 27 : IPAL Fasilitas Layanan Kesehatan Kapasitas 5 m3 Per Hari.
(Menggunakan Dua Unit Reaktor Masing–masing 2,5 m3)
42
6.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses
Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari
Harga (Rp)
No Peralatan Volume
Satuan Total
1 Bak Ekualiasi 1 Unit 19.000.000 19.000.000
Panjang efektif : 250 cm
Lebar efektif : 150 cm
Kedalaman efektif : 150 cm
Volume Efektif : 3,75 m3
Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan
kondisi lokasi)
Material : Beton Semen
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping: 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
43
Bak Pengendap Awal
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Zona Anaerob
Panjang : 100 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,84 m3
Waktu Tinggal : 8,06 jam
Zona Aerob
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 56m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Bak Pengendap Awal
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Volume Media : 0,54 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Diameter Inlet / Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media.
hari
Keterangan : (Gambar 11 dan Gambar 12).
44
Kapasitas : 20 liter/menit
Power : 100 watt
Total Head : 6-8 meter
Total : 2 unit
6 Media Biofilter : 1 LS 7.280.000 7.280.000
Tipe : Sarang Tawon (Gambar 17)
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 1,82 m3
45
6.4 Bill of Quantity (BOQ) Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter
Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari
Harga (Rp)
No Peralatan Volume
Satuan Total
1 Bak Ekualiasi 1 Unit
Panjang efektif : 250 cm
Lebar efektif : 150 cm
Kedalaman efektif : 150 cm
Volume Efektif : 3,75 m3
Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan
kondisi lokasi)
Material : Beton Semen
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping: 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
46
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Zona Anaerob
Panjang : 100 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,84 m3
Waktu Tinggal : 8,06 jam
Zona Aerob
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 56m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Bak Pengendap Awal
Panjang : 100 cm;
Lebar : 40 cm;
Kedalaman Efektif : 140 cm
Volume Efektif : 0,56 m3
Waktu Tinggal : 5,38 jam
Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari
Volume Media : 0,54 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Diameter Inlet / Outlet : 4 “
Volume Media Biofilter : 0,81 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media.
hari
Keterangan : (Gambar 11 dan Gambar 12).
4 Blower : 2 Unit
Kapasitas : 40 lt/menit
Tipe : HI BLOW 40
Daya Listrik : 40 watt. 220 volt
Jumlah : 2 (dua) unit
5 Pompa Sirkulasi 2 Unit
Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16)
Kapasitas : 20 liter/menit
Power : 100 watt
Total Head : 6-8 meter
Total : 2 unit
47
6 Media Biofilter : 1 LS
Tipe : Sarang Tawon (Gambar 17)
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 1,82 m3
7 Khlorinator 1 Unit
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 18)
PPN 10%
Total + PPN
48
7 DETAIL ENGINEERING DESIGN (ded)PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS
DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 10 M3 PER HARI
Air limbah domestik secara umum terdiri dari limbah toilet dan air limbah non toilet. Air
limbah toilet dialirkan ke tangki septik. Air limbah non toilet dan air limpasan dari tangki
septik dialirkan ke bak ekualisasi. Bak ekualisasi terdiri dari dua ruang. Dari Bak Ekualisasi, air
limbah dipompa ke unit IPAL Biofilter Aaerob-Aerob melalui lubang pemasukan (inlet). IPAL
Biofilter Anaerob-Aerob terdiri dari beberapa ruang yaitu bak pengendap awal, biofilter
anaerob, biofilter aerob, dan bak pengendap akhir.
Air limpasan dari reaktor anaerob dialirkan ke bak pengendapan awal. selanjutnya air
limpasan dari bak pengendapan awal air dialirkan ke zona anaerob. Zona anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon untuk pembiakan mikroba. Pada zona
anaerob air limbah mengalir dengan arah aliran dari atas ke bawah. Selanjutnya air limpasan
dari zona anaerob mengalir ke zona aerob melalui lubang (weir).
Di dalam zona aerob tersebut air limbah dialirkan ke unggun media plastik sarang tawon
dengan arah aliran dari atas bawah ke bawah, sambil dihembus dengan udara. Air limbah dari
zona aerob masuk ke bak pengendapan akhir melalui saluran yang ada di bagian bawah. Air
limbah yang ada di dalam bak pengendapan akhir tersebut sebagian disirkulasikan ke bak
pengendapan pertama, sedangkan air limpasan dari bak pengendapan akhir tersebut
merupakan air hasil olahan dan keluar melalui lubang pengeluaran, selanjutnya masuk ke bak
kontaktor khlor. Selanjutnya air dari bak kontaktor khlor dialirkan ke flow meter dan masuk
ke bak sampling. Air Limpasan dari bak sampling dibuang ke saluran umum.
Setelah proses berjalan selama dua sampai empat minggu pada permukaan media
sarang tawon akan tumbuh lapisan mikro-organisme, yang akan menguraikan senyawa
polutan yang ada dalam air limbah. Diagram proses IPAL Puskesmas dengan sistem biofilter
anaerob-aerob dapat dilihat seperti pada Gambar 28.
49
Gambar 28 : Proses Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaero-
Aerob.
1) Kapasitas Disain
Kapasitas : 10 m3/hari
COD masuk : 500 ppm
BOD masuk : 250 ppm
SS masuk : 200 ppm
COD keluar : < 100 ppm
BOD Keluar : < 30 ppm
SS keluar : < 30 ppm
2) Bak Ekualisasi
Dimensi :
Panjang : 250 cm
Lebar : 150 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang bebas : 50 cm
Volume Efektif : 5,626 m3
Waktu Tinggal : 13,5 jam
Material : Beton cor.
Keterangan : Dibagi menjadi 2 (dua) ruang (Gambar 29)
50
Gambar 29 : Konstruksi Bak Ekualisasi.
51
Kedalaman efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm
Volume Efektif total : 9,6 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Reaktor IPAL Biofilter Terdiri :
Bak Pengendap Awal : Panjang : 150 cm;
Lebar : 50 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 1,5 m3
Waktu Tinggal : 3,6 jam
Surface Loading : 13.33 m3/m2.hari
Zona Anaerob : Panjang : 150 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 500 cm
Volume Efektif : 1,8 m3
Waktu Tinggal : 4,32 jam
Zona Aerob : Panjang : 150 cm;
Lebar : 150 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 4,5 m3
Waktu Tinggal : 10,8 jam
Bak Pengendap Akhir : Panjang : 150 cm;
Lebar : 50 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 1,5 m3
Waktu Tinggal : 3,6 jam
Surface Loading : 13.33 m3/m2.hari
Volume Media Biofilter Total : 4,05 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban BOD Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari
Diameter Inlet / Outlet :4“
Keterangan : Desain reaktor dapat dilihat seperti pada Gambar
3.30, dan Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob dapat
dilihat pada Gambar 31.
52
Gambar 30 : Desain Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob.
53
5) Blower Udara :
Tipe : HIBLOW 200
Kapasitas : 200 liter/menit
Power : 200 watt, 220 volt.
Jumlah : 2 unit
6) Pompa Sirkulasi
Tipe : Pompa celup Atman 2000
Capacity : 30 liter/menit
Power : 30 watt
Total Head : 2,4 meter
Total : 1 unit
7) Biofilter Media
Tipe : Media terstruktur Tipe sarang Tawon
Bahan : Lembaran PVC
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas kontak : 200 – 226 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : Bening Transparan.
Berat jenis : 30 -35 kg/m3
Porositas : 0,98
Volume : 4,05 m3
8) Khlorinator
Tipe : Khlorinator Tablet (Gambar 32)
Material : PVC
Diameter :4“
Tinggi : 60 cm
Bahan : PVC
54
Gambar 32 : Khlorinator Tablet.
9) Flowmeter
Tipe : Rotary (Gambar 33)
Diameter Inlet/Outlet : 2 ½”
Material : Carbon Steel
j) Perpipaan
Pipa PVC : Diameter 2” , 2 ½” “, 4”,
Fitting : Knee, Elbow, sock dll
Volume : LS
55
KHLORINATOR
TABELET
IPAL BIOFILTER
BAK KHLORINASI
BAK EKUALISASI
IPAL BIOFILTER
BAK KHLORINASI
BAK EKUALISASI
IPAL BIOFILTER
BAK KHLORINASI
BAK EKUALISASI
56
KHLORINATOR
TABLET
REAKTOR IPAL
BIOFILTER
BAK EKUALISASI
IPAL BIOFILTER
MEDIA BIOFILTER
KHLORINATOR
TABLET
BAK
BAK EKUALISASI KHLORINATOR
MEDIA BIOFILTER
57
Gambar 36 : Visualisasi Bak Ekualisasi (3D -Transparan).
PIPA OUTLET
BIOFILTER
KHLORINATOR
TABLET
PIPA DRAIN
58
7.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pengolahan Air Limbah Di Puskesmas Dengan
Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3 Per Hari
Harga (Rp)
No Peralatan Volume
Satuan Total
1 Bak Ekualiasi 1 Unit 25.000.000 25.000.000
Dimensi :
Panjang : 250 cm
Lebar : 150 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang bebas : 50 cm
Volume Efektif : 5,626 m3
Waktu Tinggal : 13,5 jam
Material : Beton cor.
Keterangan : Dibagi menjadi 2 (dua) ruang.
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping: 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
2 Pompa Umpan Air Limbah 1 Unit 5.500.000 5.500.000
Tipe : Pompa celup
Merk : Grundfos atau yang setara
Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit
Total Head : 8 – 11,5 m
Output power : 500 watt, 220 V
Outlet diameter :2"
Total : 1 (satu) unit
3 Reaktor Biofilter 1 Unit 100.000.000 100.000.000
3
Kapasitas Pengolahan : 10 m per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Jmmlah BOD Masuk : 2,5 kg BOD per hari
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Dimensi Reaktor Biofilter
Panjang Efektif Total : 320 cm
Lebar Efektif Total : 150 cm
Kedalaman efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm
Volume Efektif total : 9,6 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Reaktor IPAL Biofilter Terdiri :
Bak Pengendap Awal:
59
Panjang : 150 cm;
Lebar : 50 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 1,5 m3
Waktu Tinggal : 3,6 jam
Surface Loading : 13.33 m3/m2.hari
Zona Anaerob:
Panjang : 150 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 500 cm
Volume Efektif : 1,8 m3
Waktu Tinggal : 4,32 jam
Zona Aerob :
Panjang : 150 cm;
Lebar : 150 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 4,5 m3
Waktu Tinggal : 10,8 jam
Bak Pengendap Akhir :
Panjang : 150 cm;
Lebar : 50 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 1,5 m3
Waktu Tinggal : 3,6 jam
Surface Loading : 13.33 m3/m2.hari
Volume Media Biofilter Tota: 4,05 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban BOD Rata-Rata: 0,77 kg-BOD/m3 media. hari
Diameter Inlet / Outlet : 4 “
Keterangan : Desain reaktor IPAL Biofilter dapat
dilihat seperti pada Gambar 29.
60
6 Media Biofilter : 1 LS 16.000.000 16.000.000
Tipe : Sarang Tawon
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 4,05 m3
7 Khlorinator 1 Unit 3.500.000 3.500.000
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet
8 Flowmeter 1 Unit 5.000.000 5.000.000
Tipe : Rotary
Diameter Inlet/Outlet : 2 ½”
Material : Carbon Steel
9 Lantai Dudukan Reaktor Biofiler 1 Unit 12.500.000 12.500.000
Ukuran :
Panjang :5,0 m
Lebar : 2,0 M,
Ketebalan : 20 cm
Material : Beton Cor (setara K250)
9 Perpipaan dan Fitting (LS) 1 Paket 11.000.000 11.000.000
Pipa PVC : Diameter 2” , 2 ½” “, 4”
Fitting : Knee, Elbow, sock dll
Volume : LS
10 Panel Kontrol Kelistrikan dan Kabel 1 Unit 7.500.000 7.500.000
Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm
Bahan : PE
Perlengkapan : MCB, contactor
61
7.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah Di Puskesmas Dengan Proses Biofilter
Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3 Per Hari
Harga (Rp)
No Peralatan Volume
Satuan Total
1 Bak Ekualiasi 1 Unit
Dimensi :
Panjang : 250 cm
Lebar : 150 cm
Kedalaman Efektif : 200 cm
Tinggi Ruang bebas : 50 cm
Volume Efektif : 5,626 m3
Waktu Tinggal : 13,5 jam
Material : Beton cor.
Keterangan : Dibagi menjadi 2 (dua) ruang.
Tebal dinding atas : 12 cm
Tebal dinding samping: 15 cm
Tebal dinding dasar : 15 cm
Jumlah ruang : 2 ruang
Bahan : Concrete
Jumlah : 1 unit
Perlengkapan : manhole
2 Pompa Umpan Air Limbah 1 Unit
Tipe : Pompa celup
Merk : Grundfos atau yang setara
Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit
Total Head : 8 – 11,5 m
Output power : 500 watt, 220 V
Outlet diameter :2"
Total : 1 (satu) unit
3 Reaktor Biofilter 1 Unit
3
Kapasitas Pengolahan : 10 m per hari
BOD Inlet : 250 mg/l
BOD Outlet : 25 mg/l
Jmmlah BOD Masuk : 2,5 kg BOD per hari
Efisiensi Penghilangan BOD : 90 %
Dimensi Reaktor Biofilter
Panjang Efektif Total : 320 cm
Lebar Efektif Total : 150 cm
Kedalaman efektif : 200 cm
Tinggi Ruang Bebas : 50 cm
Volume Efektif total : 9,6 m3
Waktu Tinggal Total : 24 Jam
Reaktor IPAL Biofilter Terdiri :
Bak Pengendap Awal:
62
Panjang : 150 cm;
Lebar : 50 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 1,5 m3
Waktu Tinggal : 3,6 jam
Surface Loading : 13.33 m3/m2.hari
Zona Anaerob:
Panjang : 150 cm;
Lebar : 60 cm;
Kedalaman Efektif : 500 cm
Volume Efektif : 1,8 m3
Waktu Tinggal : 4,32 jam
Zona Aerob :
Panjang : 150 cm;
Lebar : 150 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 4,5 m3
Waktu Tinggal : 10,8 jam
Bak Pengendap Akhir :
Panjang : 150 cm;
Lebar : 50 cm;
Kedalaman Efektif : 200 cm
Volume Efektif : 1,5 m3
Waktu Tinggal : 3,6 jam
Surface Loading : 13.33 m3/m2.hari
Volume Media Biofilter Tota: 4,05 m3
Tipe media : Media plastik sarang tawon.
Beban BOD Rata-Rata: 0,77 kg-BOD/m3 media. hari
Diameter Inlet / Outlet : 4 “
Keterangan : Desain reaktor IPAL Biofilter dapat
dilihat seperti pada Gambar 29.
4 Blower : 2 Unit
Kapasitas : 200 lt/menit
Tipe : HI BLOW 200
Daya Listrik : 200 watt. 220 volt
Jumlah : 2 (dua) unit
63
6 Media Biofilter : 1 LS
Tipe : Sarang Tawon
Material : PVC sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3
Diameter lubang : 3 cm x 3 cm
Warna : bening transparan.
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Volume Media Biofilter : 4,05 m3
7 Khlorinator 1 Unit
Tinggi : 60 cm
Diamter :8”
Diameter Inlet/Outlet : 4”
Disinfektant : Khlor Tablet
8 Flowmeter 1 Unit
Tipe : Rotary
Diameter Inlet/Outlet : 2 ½”
Material : Carbon Steel
Total + PPN
64
Gambar 38: Contoh IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob
Kapasitas 10 m3 per Hari ( Di Atas Tanah)
65
Gambar 39 : Contoh IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob
Kapasitas 10 m3 per Hari (Di Bawah Tanah).
66
TIM PENYUSUN
PENANGGUNG JAWAB
dr. Andi Saguni, MA.
EDITOR
Ir. Rakhmat Nugroho, MBAT.
Dra. Rahmi Purwakaningsih, M.Kes.
Sugiarto, ST, M.Si.
PENYUSUN
Ir. Nusa Idaman Said, M.Eng.
Ir. Setiyono, M.Si.
Hendrik Permana, SKM, MKKK.
M. Rofi'udin, ST, MT.
Melfayetty Arief, SKM, MKM.
dr. Ferdinandus Ferry Kandauw.
Kathrin, ST.
Purwantiningsih.
Mai Syafni, SKM.
Yusryan Akbar, S.Kom, MH.
Nursania, SKM, MKM.
Tri Cahyaningrum, A.Md.
KONTRIBUTOR
dr. Kamba Moh. Taufiq, MMR., Sukamto, ST, M.Kes., Sofwan, ST, MM.,
Drs. Satmoko Yudo, M.Eng., Omdah, SKM, MM., Heri Purwanto, ST, MKM.,
Iwan Nefawan, SKM, MIKom., Heri Nugroho, ST, MKM., Trisno Jawoto, S.Kep.,
Widya Utami, SKM, MKM., Indah Hidayat, ST, MKM., Nurhayati Simanullang, SKM.,
Meily Arovi Qulsum, SKM, MKM., drg. Naneu Retna Arfani., Dyah Prabaningrum.,
dr. Era Renjana D, MKM., Muhammad Reza, ST., Sudung Tanjung, ST.,
Diahwati Agustayani, ST., Sri Endah Suwarni, SKM., Dipl.WQM., Torkis Tambunan.,
Imelda Husdiani, ST, M.Kes., Dewi Mulyani, SKM, MKM., Atin Yuningsih, S.Sos, M.Si.,
Anisah, SKM., Deden Suharya, SKM, MSi., Idik Sidik, SKM., Eny Yuliawati, SKM.,
Harjunadi, S.ST., Yulia Kusumawati, SKM., Yudi Permana, SKM., Ikhsan Gustiana.,
Candrawati PD, S.IP., Imam Munadjat P, S.Sos, M.Si., Evi Dian Novita, SKM.,
Anindea Elma Putri, SKM., Fatiah Endarwati., Horasma Tambaruhur Purba, SKM.,
Edho Adytia Kurniawan., Bayu Akbar Sipatu, SKM, M.Kes., Hermanto, SKM.,
Shinta Chyntia Agustina, SKM, MPH., Jafri Wandi, SKM, MT.,
Aris Asaat, SKM., Agus Syarif Sukandi, ST, Msi.
67
©
68
2019