Anda di halaman 1dari 10

Mycoplasmosis

Arif gumilar
1402101010091
Taksonomi.

Kingdom : Bacteria
Divisio : Firmicutes
Kelas : Mollicutes
Ordo : Mycoplasmatales
Famili : Mycoplasmataceae
Genus : Mycoplasma
Spesies : Mycoplasma spp
Morfologi.

Mycoplasma merupakan bakteri gram negatif yang


bersifat :
- fakultatif anaerob
- kelas mollicutes
- ordo mycoplasmatales dan
- genus mycoplasma.
Organisme ini merupakan pleomorfik terkecil
dengan ukuran 0.2 mm sampai 0.3 mm yang tidak
memiliki dinding sel tetapi dikelilingi oleh membran
plasma, hal ini menyebabkan mycoplasma sangat
sensitif terhadap perubahan tekanan osmotic.
Patogenesis
Mikroorganisme masuk ke dalam
jaringan paru-paru melalui :
- saluran pernapasan atas dengan cara
membentuk koloni di silia saluran
pernapasan, melekat di epitel trachea
dan menuju lobus bagian
cranial paru-paru untuk selanjutnya
menuju alveolus sekitarnya
Sumber Penularan dan Cara Transmisi Penyakit.

Kucing kucing yang beresiko tinggi adalah


kucing yang berkeliaran di luar pada musim
semi atau pada musim panas karena resiko
tertinggipada gigitan kutu. Kucing yang
terinfeksi adalah kucing jantan muda dari
umur 4-6 tahun
Kucing juga kemungkinan dapat terinfeksi oleh
transfusi darah. Induk kucing yang terinfeksi
juga dapat menginfeksi anak mereka meskupin
belum sepenuhnya jelas (sebelum lahir, melaui
susu, atau dengan kontak oral).
Gejala Klinis.

Gejala klinis dalam bentuk akut berupa :


-depresi yang berat,
- pertumbuhan terhambat,
- muka pucat,
- dada melepuh,
- kepincangan dan pembengkakan sendi, tetapi pada kalkun gejala ini kurang
tampak. Pada kalkun persendian kadang-kadang membengkak atau feces
kehijauan.
Gejala umum dari kucing yang terinfeksi mycoplasma haemofilus anatara lain :
- anoreksia,
- depresi,
- lesu,
- lemah,
- demam mencapai ( 40 - 42oC ),
- penurunan berat badan,
- dan akhirnya terjadi kematian.
Diagnosis dan Pengobatan Penyakit.

Gejala klinis dan adanya lesio pada unggas yang terinfeksi


merupakan ekspresi pada penyakit Mycoplasma. Dalam
mendiagnosa penyakit ini tidak ada tanda klinis atau lesio
histologi yang patognomonis pada infeksi Mycoplasma
galliseptium pada ayam atau kalkun.
Konfirmasi diagnosa cukup sulit dalam mengidentifikasi
organisme ini karena sedikitnya bahkan tidak adanya dinding
sel maka Haemofelis mycoplasma tidak dapat dikultur di
laboratorium yang berarti organisme ini tidak dapat diuji dengan
sampel darah maupun dengan kultur seperti pada infeksi umum
lainnya.
Sejauh ini, teknologi PCR telah membuat diagnosa lebih mudah.
Tes PCR adalah tes diagnosa yang akurat. Tes PCR merupakan
teknik yang memperkuat sejumlah kecil DNA, seperi DNA parasit
dan dapat digunakan untuk mendeteksi dalam jumlah kecil.
lanjutan
Pengobatan Mycoplasmosis
menggunakan antibiotika golongan :
- tetracyclin (oxytetracyclin,
chlortetracyclin, doxycycline),
- makrolide (tylosin, spiramycin,
lincomycin dan kitasamysin),
- atau preparat quinolone (imequil,
norfloxacin, enrofloxacin,
danofloxacin)
Imunologik.

Mekanisme kekebalan dalam merespon infeksi


Mycoplasma melibatkan respon non-spesifik maupun
spesifik. Mekanismenya melalui proses adhesi,
opsonisasi dan fagositosis. Adhesi merupakan proses
memperpendek jarak antara bakteri dengan
permukaan tubuh inang. Opsonisasi adalah pelapisan
mikroba oleh antibodi atau komplemen. Opsonisasi
antigen oleh immunoglobulin meningkatkan
fagositosis, mempermudah Antigen Presenting Cell
(APC) memproses dan menyajikan antigen ke sel T
dan meningkatkan fungsi sel Natural Killer (NK) dalam
mekanisme Antibody Dependent Cytotoxicity (ADCC).
DAFTAR PUSTAKA

Haefner, M., Burke, T. J., Kitchell, B. E., Lamont, L. A., Schaeffer, D.


J., Behr, M., and Messick, J. B.. Identification of
Haemobartonella Felis (Mycoplasma Haemofelis) in Captive
Nondomestic Cats. Journal of Zoo and Wildlife Medicine. 2003.
Volume 34. p. 139-143.
Melintira I, Yunus F, Wiyono WH. 2003. Peranan Infeksi Chlamydia
pneumoniae dan Mycoplasma pneumonia terhadap Eksaserbasi
Asma. Universitas Indonesia : Jakarta. Cermin Dunia kedokteran
No 141.
Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomi. 1973. Kumpulan Kuliah
Patologi. Editor: Himawan S. Universitas Indonesia : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai