Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

EKOWISATA

MAKALAH STUDI KELAYAKAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA


ALAM AIR TERJUN MORAMO

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

1. L.M FAISZ FAJAR HIDAYAT (M1B121029)


2. ROY SAPUTRA AMMAI (M1B121011)
3. JEFRIANTO (M1B121074)
4. SEFTIAN BAGAS DWIRAKASIWI (M1B121043)
5. HAMDAN (M1B121065)
6. HARDIANTI (M1B121066)
7. IRNAWATI IRUN (M1B121028)
8. RAHIL SYAHFITRAH (M1B121038)
9. NUR GAYA (M1B121009)

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANA DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan
ridho Allah SWT, karena tanpa rahmat dan ridho-Nya kita tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Studi Kelayakan Obyek Dan Daya
Tarik Wisata Alam Air Terjun Moramo” dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman- teman kami yang selalu setia
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang


belum kami ketahui, maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.

Kamis, 10 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kriteria Potensi Objek dan Daya Tarik ................................................. 3
2.2 Penilaian Potesi Objek dan Daya Tarik ................................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
3.2 Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
DOKUMENTASI ................................................................................................ 18

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Terjun Moramo terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung


Peropa, Sulawesi Tenggara dan merupakan air terjun bertingkat (cascade) yang
indah dengan ketinggian sekitar 100 meter. Dari ketinggian tersebut, air mengalir
melewati tujuh tingkatan utama. Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat
juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air
(semacam kolam air). Dari sekian banyak kolam tersebut, hanya satu yang dapat
dimanfaatkan untuk berenang, yaitu kolam yang terletak di tingkat kedua dari 7
tingkatan utama air terjun tersebut.
Kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa yang didalamnya terdapat air terjun
Moramo ini memiliki luas lahan sekitar 38.937 hektar. Tak hanya dimiliki oleh
salah satu air terjun terindah di Indonesia tetapi juga kawasan ini merupakan
kawasan yang kaya akan kandungan marmer terbesar di dunia. Dulunya
diperkirakan sekitar 860 milliar kubik marmer yang tersimpan di Suaka Alam
Tanjung Peropa. Sementara perjalanan sejauh 2 km menuju air terjun, Anda bisa
menemukan hijaunya hutan tropis dan juga beberapa air terjun kecil di sana. Ada
tujuh tingkatan besar dan juga 60 tingkatan kecil serta beberapa kolam yang bisa
Anda gunakan untuk berenang dan berendam.
Menurut cerita yang berkembang di dalam masyarakat, tempat tersebut
dipercaya sebagai tempat mandinya para bidadari yang turun dari kayangan.
Beberapa air terjun di wilayah lain di Indonesia mempunyai kontur alam yang
bertingkat, sehingga sering disebut air terjun bertingkat, semisalnya Air Terjun
Beringkat di Provinsi Riau. Hampir serupa seperti air terjun bertingkat itu, Air
Terjun Moramo memiliki tujuh tingkatan. Namun, Air Terjun Moramo ini
memiliki keunikan yang khas daerah batuan kapur, yang merupakan tempat air
mengalir dengan bebas. Dengan batuan kapur yang mengelilinginya para
wisatawan tidak perlu takut untuk memanjatnya karena dinding-dindingnya tidak
licin untuk dipanjat.

1
Keunikan lain dari air terjun ini adalah adanya daerah batuan kapur yang
ada di sekitar air terjun. Hal ini menyebabkan airnya mengandung sulfur dan
alkali serta dinding-dinding batunya juga tidak licin. Dengan kondisi demikian,
Anda bisa memanjatnya meski tetap harus berhati-hati. Air Terjun Moramo ini
berhulu dari sungai Biskor yang berasal dari pegunungan Tambolosu danuga
digunakan untuk membantu saluran irigasi agar bisa membantu aktivitas warga
yang kebanyakan adalah para transmigran dari Jawa dan Bali. Maka dari itu tak
heran jika nantinya Anda akan menemukan sesajen-sesajen yang ada di Sanggah.
Yang dimaksud sanggah adalah temapt sajennya orang Hindu Bali. Dulunya
pertama kali ditemukan air terjun ini oleh seorang transmigran yang berasal dari
Jawa di tahun 1980. Waktu itu, ia sedang membuka hutan untuk menjerat anoa.
Kemudian di tahun 1989 mulailah dibuka jalan agar bisa mengakses air terjun
Moramo dan di tahun 1990 akhirnya resmi dijadikan objek wisata.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa Kriteria yang digunakan dalam Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Air
Terjun Moramo ?
2. Bagaiman Tingkat Kelayakan Wisata Air Terjun Moramo ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu :
1. Mengetahui Kriteria dalam Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun
Moramo.
2. Mengetahui Tingkat Kelayakan Wisata Air Terjun Moramo.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kriteria dalam Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun
Moramo

2.1.1 Daya Tarik

Penilaian kriteria daya tarik kawasan objek dibedakan menjadi 5 jenis yaitu
objek wisata berbentuk darat (kawasan hutan), taman laut, pantai, danau dan gua-
gua alam. Bobot kriteria daya tarik perlu diberi angka tertinggi yaitu 6 hal ini
mengingat daya tarik merupakan model utama yang memungkinkan datangnya
pengunjung. Unsur-unsur daya tarik berbentuk darat (kawasan hutan) meliputi :
1. Keindahan alam.
2. Keunikan sumber daya alam.
3. Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol.
4. Keutuhan sumber daya alam.
5. Jenis kegiatan wisata alam.
6. Kebersihan lokasi.
7. Keamanan kawasan.

2.1.2 Kadar Hubungan/Aksesibilitas

Bobot penilaian kriteris kadar hubungan adalah 5, karena merupakan faktor


yang sangat penting dalam mendorong potensi pasar. Unsur-unsur kriteria kadar
hubungan meliputi :
1. Kondisi dan jarak jalan darat dari ibu kota provinsi.
2. Pintu gerbang udara internasional/domestik.
3. Waktu tempuh dari ibu kota provinsi.
4. Frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke objek wisata.

2.1.3 Pengelolaan dan Pelayanan

Pengololaan objek dan pelayanan pengunjung merupakan hal yang perlu


terus ditingkatkan dalam pemanfaatan suatu ODTWA, karena berpengaruh
langsung denagn kepuasan pengunjung dan pelestarian obek itu sendiri. Selain itu,
dalam implementasinya perlu ditunjang oleh tenaga yang profesional dibidang
pariwisata alam, bahasa dan mampu melakukan pelayanan terhadap pengunjung.
Dalam penilaian, pengelolaan dan pelayanan ini diberi bobo 4. Kriteria
pengelolaan dan pelayanan meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Pengelolaan.
2. Kemampuan berbahasa.
3. Pelayanan pengunjung.

3
2.1.4 Sarana dan Prasarana

Peranan sarana dan prasarana pengunjung untuk menunjang kemudahan


dan kenikmatan pengunjung. Karena sifatnya sebagai penunjang dan
pengadaannya tidak terlalu sulit maka diberi bobot 3. Unsur-unsur yang
terkandung dalam penilaian kriteris meliputi :
1. Sarana.
2. Prasarana
.
2.1.5 Ketersediaan Air Bersih

Adanya air bersih merupakan faktor yang harus tersedia dalam


pemgembangan suatu obyek, baik untuk pengelolaan maupun pelayanan. Air tidak
harus selalu bersumber dari dalam lokasi, tetapi bisa didatangkan/dialirkn dari
alur. Bobot yang diberikan untuk penilaian kriteria ini 6. Unsur-unsur yang
digunakan dalam kriteria ini adalah :
1. Volume.
2. Jarak lokasi air bersih terhadap lokasi obyek.
3. Dapat tidaknya air dialirkan ke obyek.
4. Kelayakan dikonsumsi.
5. Ketersediaan.

2.1.6 Keamanan

Kriteria keamanan diberi bobot 5. Mengingat unsur ini merupakan salah


satu faktor yang akan menentukan dalam mendukung pasar ODTWA, karena
berkaitan dengan kenyamanan pengunjung. Betapa pun tinggi nilai ODTWA,
tetapi apabila kondisi keamanan tidak terjamin, maka wiastawan tidak akan
tertarik untuk mengunjungi obyek tersebut. Unsur-unsur yang digunakan dalam
kriteria ini adalah :
1. Keamanan pengunjung.
2. Kebakaran.
3. Penebangan liar.
4. Perambahan.

4
2.1.7 Pengaturan Pengunjung

Pengaturan pengunjung akan berdampak positif apabila dilakukan dengan baik


terhadap kenyamanan, keserasian maupun aktifitas para pengunjung, sehingga
diberi bobot 3, yang terdiri dari 5 sub unsur kriteria. Unsur-unsur yang digunakan
dalam kriteria ini adalah :
1. Pembatasan pengunjung.
2. Distribusi pengunjung.
3. Pemusatan kegiatan pengunjung.
4. Lama tinggal.
5. Musim kunjungan.

2.1.8 Pemasaran

Dalam pengelolaan pariwisata alam, kegiatan pemasaran perlu dilakukan,


karena sangat berkaitan dengan jumlah kunjungan, diberi bobot 4, dengan satu
unsur kriteria yang terdiri dari 4 unsur. Unsur-unsur yang digunakan dalam
kriteria ini adalah :
1. Tarif/harga.
2. Produk wisata (ODTWA/bervariasa).
3. Sarana penyampaian informasi.
4. Promosi.

2.1.9 Pangka Pasar

Keadaan pengunjung sebagai pangsa pasar perlu diketahui untuk


kelangsungan kegiatan pariwisata lain, diberi bobot 3 yang terdiri dari 3 unsur
kriteria. Unsur-unsur yang digunakan dalam kriteria ini adalah :
1. Asal pengunjung.
2. Tingkat pendidikan.
3. Mata pencaharian.

5
2.2 Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Moramo

Penilaian potensi objek wisata Air Terjun Seratak menggunakan teknik


skoring dan klarifikasi. Teknik skoring untuk mengetahui kelayakan dalam
kriteria masing-masing berdasarkan Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya
Taik Wisata Alam Direktorat Perlindungan Hutan Konservasi Alam (PHKA)
tahun 2003 menggunakan rumus:

S=NxB
Keterangan:
S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = bobot nilai

2.2.1 Daya Tarik Obyek Wisata Berbentuk Darat

6
Bobot : 6

No. Unsur/Sub Unsur Nilai


1. Keindahan Alam : Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Pandangan lepas
dalam objek
b. Variasi
pandangan dalam
objek
c. Pandangan lepas
menuju obyek 30 25 20 15 10
d. Keserasian warna
dan bangunan
dalam obyek
e. Pandangan
lingkungan
obyek
2. Keunikan Sumber Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
Daya Alam :
a. Sumber air panas
b. Gua
c. Air terjun 35 30 20 15 10
d. Flora dan fauna
e. Adat
istiadat/budaya
3. Banyaknya Jenis Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
Sumber Daya Alam
Yang Menonjol :
a. Batuan
b. Flora 30 25 20 15 10
c. Fauna
d. Air
e. Gejala alam
4. Keutuhan Sumber Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
Daya Alam :
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna 30 25 20 15 10
d. Ekosistem
e. Kualitas/kondisi
lingkungan

5. Kepekaan sumber Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

7
Daya Alam :
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna 30 25 20 15 10
d. Erosi
e. Ekosistem
6. Jenis Kegiatan Lebih Ada 6- Ada Ada Ada 1
Wisata Alam : 7 7 4-5 2-3
a. Tracking
b. Mendaki
c. Rafting
d. Camping
e. Pendidikan
f. Religius 30 25 20 15 10
g. Hiking
h. Canoeing
i. Mancing

7. Kebersihan lokal Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1


(tidak ada pengaruh
) dari :
a. Alam
b. Industri
c. Jalan ramai
motor\mobil
d. Pemukiman 30 25 20 15 10
penduduk
e. Sampah
f. Binatang
(pengganggu)
g. Coret-coret
(vandalisme)
8. Keamanan kawasan Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Penebangan liar
dan perambahan
b. Kebakaran
c. Gangguan
terhadap 30 25 20 15 10
flora\fauna
d. Masuknya
flora\fauna
e. Eksotik
Jumlah = 200 x 6 = 1200

8
2.2.2 Kadar Hubungan/Aksesibilitas

Bobot : 5

No. Unsur/Sub Unsur Nilai


1. Kondisi dan jarak Baik Cukup Sedang Baik
jalan darat dari ibu
kota provinsi
< 75 km 80 60 40 20
76-150 km 60 40 25 15
151-225 km 40 20 15 5
> 225 km 20 10 5 1
2. Pintu gerbang udara Jarak
internasional atau dalam
domestik Km

S\d 150 151-300 301- 451- >600


450 600
Palu 15 20 5 1
Makassar 25 20 15 10 5
Bau-Bau 30 25 20 15 10
Kendari 40 35 30 25 20
3. Waktu tempuh dari 1-2 2-3 3-4 4-5 >5
ibu kota provinsi 30 25 20 15 10
4. Frekuensi kendaraan >50 40-49 30-39 20-29 0-19
dari pusat informasi
ke obyek wisata 30 25 20 15 10
(buah/hari)
Jumlah 160 x 5 = 800

2.2.3 Pengelolaan Dan Pelayanan

9
Bobot : 4

No. Unsur/Sub Unsur Nilai


1. Pengelolaan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Perencanaan
obyek
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan atau 30 25 20 10
oprasional
d. Pengendalian
pemanfaatan
2. Kemampuan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
berbahasa
a. Daerah setempat
b. Indonesia 30 25 15 5
c. Inggris
d. Asing lainnya
3. Pelayanan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
pengunjung
a. Keramahan
b. Kesiapan 30 25 15 5
c. Kesanggupan
d. Kemampuan
komunikasi
Jumlah 70 x4 = 280

2.2.4 Sarana Dan Prasarana

10
Bobot : 3

No. Unsur/Sub Unsur Macam


>4 3 2 1 Tidak
macam macam macam macam ada

Nilai
1. Sarana
a. Akomodasi
b. Rumah makan
atau minum
c. Sarana wisata
tirta 30 25 20 15 10
d. Sarana wisata
budaya
e. Sarana angkutan
umum
f. Kios cendramata
2. Prasarana
a. Jalan
b. Jembatan
c. Area parkir
d. Jaringan listrik
e. Jaringan air
minum 30 25 20 15 5
f. Jaringan telepon
g. Jaringan drainase
h. Sistem
pembuangan
limbah
i. Dermaga atau
pelabuhan tambat
j. Helipad
Jumlah 55 x 3 = 165

11
2.2.5 Ketersedian Air Bersih

Bobot : 6

No. Unsur Nilai


1. Volume Banyak Cukup Sedikit Sangat
Banyak Sedikit
30 25 20 5
2. Jarak lokasi air 0-1 km 1.1-2 km 2.1-4 km >4 km
bersih terhadap 30 25 20 10
lokasi obyek
3. Dapat tidaknya air Sangat Mudah Agak sukar Sukar
dialirkan ke obyek mudah
25 20 15
30
4. Kelayakan Dapat Perlu Perlakuan Tidak
dikonsumsi langsung perlakuan dengan layak
dikonsumsi sederhana bahan
kimia
30 25 15 5
5. Ketersediann Sepanjang 6-9 bulan 3-6 bulan <3 bulan
tahun
30 25 20 10

Jumlah 145 x6 = 870

12
2.2.6. Keamanan

Bobot : 5

No. Unsur/Sub Unsur Nilai


1. Keamanan Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
pengunjung
a. Tidak ada
binatang
pengganggu
b. Tidak ada situs
berbahaya dan
tanah labil 30 25 20 15
c. Jarang
gangguan
Kamtibmas
d. Bebas
kepercayaan
( mengganggu)
2. Kebakaran Alam Tidak Disengaja Lain-lain
(berdasarkan disengaja
penyebab) 30 20 15
25
3. Penebangan Liar Sendiri Kepentingan Diperjualbel Perdaganga
umum ikan n besar liar
30 25 20 15

4. Perambahan Perladangan Perladangan Perkebunan Pemukiman


(penggunaan berpindah menetap
lahan) 30 25 20 5

Jumlah 110 x5 = 550

2.2.7 Pengaturan Pengunjung

13
Bobot : 3

No. Unsur/Sub Unsur Nilai


1. Kenyamanan Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Pembatasan
pengunjung
b. Distribusi
pengunjung
c. Pemusatan
kegiatan 30 25 20 15 10
pengunjung
d. Lama tinggal
kunjungan
e. Musim kunjungan

Jumlah 15 x = 45

2.2.8 Pemasaran

Bobot : 4

No. Unsur/Sub Unsur Nilai


1. Bauran Pemasaran Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Tarif\harga
terjangku
b. Produk wisata
(ODTWA) 30 25 15 5
bervariasi
c. Sarana
penyampaian
informasi
d. Promosi
Jumlah 25 x 4 = 100

2.2.9 Pangsa Pasar

Bobot : 3

No. Unsur/Sub Nilai


Unsur
1. Asal pengunjung Wisman Wisnus Wisnas (Dlm Wisnus
(Mayoritas) (Luar Kab) Kab) (Lokal)

14
30 25 20 15

PT SLTA SLTP SD
2. Tingkat
Pendidikan
30 25 15 5

3. Mata Wiraswasta PNS\swasta Petani\Nelayan Buruh


pencaharian

30 25 20 15

Jumlah 80 x 3 = 240

Kriteria dalam Pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 masing-


masing berbeda bobot. Nilai indeks kelayakan dapat diketahui dengan rumus:

Karsudi et al. (2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka


akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan
wisata adalah sebagai berikut:
Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan
Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak dikembangkan
Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan.
Dapat dihitung kelayakan kelayakan wisata air terjun moramo :

4.250
4.890
= 85,99 %
Dari kesimpulan perhitungan nilai yang diperoleh sebesar 85.99 % yang
berarti > 66,6 %. Jadi dapat disimpulkan bawha wisata air terjun moramo
termasuk wisata yang layak dikembangkan.

15
BAB III PENTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulannya yaitu :
1. Kriteria penilaian yang digunakan penilaia objek dan daya tarik wisata yaitu
Daya tarik dengan bobot 6 dan skor yang diperoleh 1200. Kadar
hubungan/aksesibilitas bobot 5 dengan skor skor 800. Pengelolaan dan
pelayanan bobot 4 memilik skor 280. Sarana dan prasarana bobot 3 hasil
skornya yaitu 165. Ketersediaan air bersih bobot 6 skor dan hasil yang
diperoleh 870. Keamanan bobot 5 dengan skor 550. Pengaturan pengunjung
bobot 3 memiliki skor 45. Pemasaran bobot 4 dengan skor 100 dan pangsa
pasar bobot 3 dan skornya yaitu 240.
2. Wisata Air Terjun Moramo memilki tingkat kelayakan yang layak
dikembangkan karena dari nilai indeks yang diproleh sebesar 85,99 % .

3.2 Saran
Perlunya pengelolaan yang baik dalam dalam pengembangan objek
wisata Air Terjun Moramo agar tetap layak dikembangkan dan dapat
memebrikan kesejahteraan mansyarakat sekitar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ansori M.F. F., K. Nisa dan Asysyifa. 2020. Analisis kelayakan objek wisata air
terjun seratak di desa teluk mesjid kabupaten Kotabaru Kalimantan
Selatan. Jurnal Sylva scienteae. 03 (2) : 403-411.
Karsudi, R Soekandi, & H Kartodiharjo. 2010. Strategi Pengembangan Ekowisata
di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

17
DOKUMENTASI

18

Anda mungkin juga menyukai