Anda di halaman 1dari 2

Gerakan Konservasi di Amerika Serikat

Giffort Pinchot adalah seorang ahi kehutanan Amerika Serikat yang mendapatkan
pendidikan di Jerman bertanggung jawab untuk mengembangkan sektor kehutanan secara ilmiah
di Amerika Serikat dan di serahi untuk mengolah tanah-tanah hutan di Amerika Serikat. Ia
dikenal sebagai pendiri dari gerakan konservasi Amerika Serikat. Seperti telah di singgung
sebelumnya ia menyatakan bahwa konservasi berarti penggunaan sumber daya alam secara
paling bermanfaat bagi sejumlah orang yang sebanyak mungkin dan untuk waktu yang paling
lama, dan konservasi itu berarti pembangunan dan sekaligus perlindungan terhadap sumber daya
alam. Pernyataan terakhir itu dapat diterima dan di terapkan dalam pengelolaan hutan misalnya
yaitu untuk mengembangkan produksi hasil hutan dan sekaligus melindunginya dari kebakaran
dan penggunaan yang sewenang wenang. Tetapi prinsip ini belum tentu dapat digunakan pada
sektor lain, misalnya dalam pembangunan waduk kembung ombo di jawa tengah yang selesai di
bangun dan mulai di genangi air pada tahun 1989. Dengan ada nya waduk itu berarti ada
kehilangan keindahan dan kehilangan desa-desa yang memiliki keunikan tersendiri.

Dalam tubuh gerakan konservasi itu sendiri terdapat pertentangan pendapat, khususnya
yang berhubungan dengan masalah pembangunan (development) dan pelestarian sumber daya
alam (preservation). Pembangunan dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam
secara ilmiah atas dasar produksi yang dapat di pertahankan terus-menerus. Sedangkan
pelestarian diartikan sebagai sedikit atau tanpa campur tangan manusia terhadap alam. Alam
dibiarkan utuh bagi kenikmatan manusia oada saat ini maupun yang akan datang. Konflik ini
menyebabkan adanya perpecahan dalam tubuh gerakan konservasi di Amerika Serikat pada masa
pemerintahan presiden Roosevelt.

Kelompok yang ingin melestarikan alam telah banyak mengkritik dinas taman nasional
Amerika Serikat yang telah mengizinkan pengembangan dan komersialisasi taman nasional.
Sekarang ini banyak daerah liar yang dibiarkan begitu saja oleh dinas taman nasional, namun
juga mendapat kritikan dari banyak golongan terhadap keputusan itu.

Orang lain, Anthony Scoot dalam bukunya Natural Resources The Economics Of
Conservation,1973, menyatakan bahwa konservasi merupakan kebijakan pemerintah yang
berusaha meningkatkan ketersidiaannya sumber daya alam untuk generasi yang akan datang
sebagai akibat tindakan generasi yang sekarang. Demikian pula Herfindal menyatakan bahwa
tindakan konservasi berupa tindakan untuk menghemat sesuatu bagi penggunaan dimasa
mendatang.

Ketergantungan manusia terhadap alam tidak hanya di kaitkan dengan kebutuhan pangan
dan mineral saja, tetapi saling tergantung dan berinteraksi dalam bidang materi dan non materi.
Namun manusia dimanapun juga selalu merupakan agen perusak. Pendapat ini merupakan
bagian penting bagi pendapat kaum pencinta konservasi (conservasionost).
Suatu perkembangan terakhir dalam usaha konservasi adalah apa yang disebut
“pelestarian ilmiah” sebagai suatu usaha yang menggabungkan pendekatan ilmiah dengan usaha
pelestarian lingkungan pembangunan, agar dilaksanakan observasi secara hati-hati. Dengan ini
mulailah di adakan penilaian terhadap rekreasi, kemudian terhadapkualitas air dan udara. Banyak
studiyang kemudian mulai mengkulifikasikan kerusakan-kerusakan yang timbul oleh adanya
pencemaran udara dan air, dan pula manfaat dari adanya perbaikan lingkungan hidup.

Akhirnya gerakan konservasi ilmiah merupakan gerakan kaum elit yang menghendaki
penggunaan metode teknis maupun ilmiah untuk memutuskan dan menggunakan kebijakan
sumber daya alam melalui lembaga pemerintah. Hal yang menarik ialah bahwa banyak
perusahaan-perusahaan besar, seperti pengusaha hutan dan peternak besar justru dapat
melaksanakan program konservasi dengan baik dari pada unit-unit usaha yang kecil-kecil. Isu
yang ada kemudian ialah berkaitan dengan konsep efisiensi yaitu, penggunaan sumberdaya alam
dengan cara yang paling baik dan mengembalian kondisi sumber daya alam.

Akhirnya terbentuklah kelompok yang benar-benar ingin menerapkan pengelolaan


sumber daya alam secara ilmiah. Kelompok ini merupakan kelompok konservasi disamping
adapula kelompok yang menghendaki adanya pelestarian sumber daya alam.

Gerakan konservasi ilmiah ini merupakan gerakan yang cukup elit yang bermaksud untuk
menggunakan metode ilmiah dalam menggambil keputusan dan mengatur penggunaan
sumberdaya alam melalui lembaga pemerintah pusat.

Gerakan konservasi di Indonesia belum tampak dengan jelas sampai dengan pemulaan
repelita 1 tahun 1969. Masalah lingkungan hidup belum banyak dikenal ketika itu, lebih lebih
dalam hubungannya dengan proses pembangunan, sehingga masih banyak timbul berbagai
kerusakan lingkungan. Lingkungan hidup dengan kaitannya dengan pembangunan baru mulai
dikenal pula di kalangan pemerintah di dunia pada tahun 1972. Mulai saat itu dirintislah berbagai
langkah pengembangan pola pembangunan yang tidak merusak pembangunan yang tidak
merusak lingkungan Indonesia secara tegas baru memasukkan dimensi lingkungan dalam
pembangunan mulai repelita kedua (1979-1983). Sejak saat itu di usahakan berbagai instrumen
kebijakan pembangunan yang mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif
pembangunan terhadap lingkungan.

Namun demikian dari suatu penelitian sejarah tercatat pada tahun 1854 ada orang
Belanda berbagai pencinta alam bernama Jungjuhn dan Hoogerwerf sebagai bapak konservasi
Indonesia yang memulai menunjuk ujung kulon sebagai kawasan cagar alam.

Anda mungkin juga menyukai