HUKUM ADAT
Kelompok 8 :
FAKULTAS SYARIAH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Hukum Adat” ini tepat
pada waktunya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Pengantar Tata Hukum Indonesia Prayudi Rahmatullah, M.HI yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang sedang kami
tekuni. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang
mata kuliah ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa karya yang kami tulis jauh dari kata
sempurna. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
KESIMPULAN...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Adat merupakan tradisi atau kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun
sejak masa nenek moyang hingga saat ini. Adat yang telah mengakar pada
kebudayaan suatu masyarakat tidak dapat hilang begitu saja. Begitu pula dengan
yang dinamakan hukum adat. Hukum adat adalah hukum yang telah berlaku sejak
masa nenek moyang yang terus dilestarikan secara turun temurun hingga saat ini.
Eksistensi dari hukum adat melekat sangat kuat pada jiwa masyarakat bangsa
Indonesia. Hukum adat tidak mudah tergoyahkan meski banyak hukum baru yang
lebih rasional dan spesifik dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Karena telah
menjadi adat dan tidak dapat hilang, hukum adat menjadi salah satu sumber hukum
negara sebagai kontrol sosial masyarakat. Oleh sebab itu, makalah ini akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Indonesia.
2. Penulis dan pembaca mengetahui sebab Hukum Adat menjadi sumber hukum
dalamnegara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah hukum adat sudah lama dikenal di Indonesia lebih tepatnya di Aceh
pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Hukum adat berarti
aturan yang menjadi kebiasaan. Kemudian istilah ini dicatat dan dikemukakan oleh
Prof. Dr. Christian Snouck Hurgronye dalam bukunya yang berjudul “de
yakni pemberian nama pada suatu sistem pengendalian sosial yang hidup dalam
masyarakat Indonesia atau hukum kebiasaan yang memiliki sanksi. Istilah ini
lama/kuno.3
1
Prof. Dr. C. Dewi Wulansari, SH., MH., SE., MM., Hukum Adat Indonesia Suatu
Pengantar , (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h. 1
2
Dr. Yulia, SH., MH., Buku Ajar Hukum Adat, (Lhokseumawe: Unimal Press, 2016), h. 2
Prof. Dr. C. Dewi Wulansari, SH., MH., SE., MM., Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar,
3
(Bandung: PT.
Refika Aditama, 2010), h. 2
2
oleh pihak berwajib namun ditaati dan dijalankan oleh masyarakat berdasarkan
seorang Ahli Sastra Timur dari Belanda (1894). Sebelum istilah Hukum Adat
berkembang, dulu dikenal istilah Adat Recht. Prof. Snouck Hurgrounje dalam
dipergunakan pula oleh Prof. Mr. Cornelis van Vollenhoven, seorang Sarjana
Sastra yang juga Sarjana Hukum yang pula menjabat sebagai Guru Besar pada
Universitas Leiden di Belanda. Ia memuat istilah Adat Recht dalam bukunya yang
berjudul Adat Recht van Nederlandsch Indie (Hukum Adat Hindia Belanda) pada
tahun 1901-1933.
ini pada tahun 1929 dalam Indische Staatsregeling (Peraturan Hukum Negeri
Belanda), semacam Undang Undang Dasar Hindia Belanda, pada pasal 134 ayat
(2) yang berlaku pada tahun 1929. Dalam masyarakat Indonesia, istilah hukum
adat tidak dikenal adanya. Hilman Hadikusuma mengatakan bahwa istilah tersebut
4
Ahmad Tahali, Hukum Adat di Nusantara Indonesia, Jurnal Syariah Hukum Islam, 2, (2018), h. 5
3
hanyalah istilah teknis saja. Dikatakan demikian karena istilah tersebut hanya
tumbuh dan dikembangkan oleh para ahli hukum dalam rangka mengkaji hukum
suatu sistem keilmuan. Dalam bahasa Inggris dikenal juga istilah Adat Law,
namun perkembangan yang ada di Indonesia sendiri hanya dikenal istilah Adat
saja, untuk menyebutkan sebuah sistem hukum yang dalam dunia ilmiah dikatakan
Hukum Adat.
Pendapat ini diperkuat dengan pendapat dari Muhammad Rasyid Maggis Dato
sedikit bimbang dengan kekayaan alam yang berlimpah ruah, sampailah manusia
Indonesia dalam abad ke satu tahun masehi. Prof. Dr. Mohammad Koesnoe, S.H.
seorang Ulama Aceh yang bernama Syekh Jalaluddin bin Syekh Muhammad
Kamaluddin Tursani (Aceh Besar) pada tahun 1630. Prof. A. Hasymi menyatakan
4
bahwa buku tersebut (karangan Syekh Jalaluddin) merupakan buku yang
moyang.Namun hukum adat dapat berubah sesuai dengan keadaan waktu dan
tempat karena hukum adat dapat menerima sistem hukum lain bila hukum tersebut
sesuai dan diperlukan dalam suatu masyarakat tersebut. Hukum adat juga bersifat
sederhana dan mudah dipahami bagi masyarakatnya karena berdasar pada rasa
dalam pengambilan keputusan pula. Sifat-sifat ini menjadi living law yang tidak
dapat hilang begitu saja. Hukum adat di Indonesia memiliki ragam corak
diantaranya :
mempercayai adanya kekuatan ghaib yang harus dipelihara agar terhindar dari
membawa berkah
5
Ahmad Tahali, Hukum Adat di Nusantara Indonesia, Jurnal Syariah Hukum Islam, 2, (2018), h. 73-
77
5
3. Konkret. Maksud dari konkret adalah hukum ini jelas dan nyata. Hukum
adat berlaku secara nyata dan dapat dilihat oleh mata. Setiap tindakan hukum
pemerintahan.
kontan dalam hukum adat mengandung arti bahwa peralihan atau penyerahan
hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara serentak saat itu juga kepada
Di dalam mempelajari hukum adat, salah satu yang harus diketahui adalah
dasar hukum berlakunya hukum adat itu sendiri, hal ini untuk meykinkan bahwa
6
Dr. Yulia, SH., MH., Buku Ajar Hukum Adat, (Lhokseumawe: Unimal Press, 2016), h. 16 -18.
6
6. Undang-Undang Nomor 19 tahun 1964 dan
Untuk lebih jelasnya dan guna melengkapi pengetahuan kita tentang Dasar
Hukum positif di Indonesia, maka berikut disampaikan kajian dan paparan lebih
Apabila kita kaji dan kita teliti kita tidak akan pernah mendapatkan di dalam
Menurut ketentuan Pasal 131 ayat 2 sub b I.S., maka bagi golongan hukum
Indonesia asli dan golongan TimurAsing berlaku hukum Adat mereka, tetapi
Mengenai berlakunya Hukum Adat, di dalam I.S. selain pasal 131 kita
jumpai lagi di pasal 134, yang menyebutkan : “Dalam hal timbul perkara
hukum perdata antara orang-orang Islam, dan Hukum Adat mereka meminta
7
penyelesaiannya, maka penyelesaian perkara tersebut diselenggarakan oleh
Kehakiman, dihapuskan :
Ketentuan dan tuntutan dalam pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
8
Hukum Adat, tetapi hanya dalam penjelasan pasal 10 dinyatakan adanya
diberlakukan sistem hukum adat yang dipatuhi dan mengikat dimpimpin oleh
Adat, sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga
bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas
dasar keturunan.
dijelaskan bahwa Hutan negara ialah hutan yang berada pada tanah yang
masyarakat hukum adat yang disebut hutan ulayat, hutan marga, atau sebutan
lainnya.
9
Hak ulayat masyarakat hukum adat atas sumber daya air sebagaimana yang
Air dalam Pasal 6 ayat tetap diakui sepanjang masih ada dimana penguasaan
Pengelolaan hak atas tanah untuk usaha perkebunan sebagaimana yang diatur
kenyataannya masih ada dan tidak bertentangan dengan hukum yang lebih
Pasal 63 ayat (1) huruf t yang berbunyi Pemerintah bertugas dan berwenang
masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat yang
adat, masyarakat tradisional, dan kearifan lokal atas wilayah pesisir dan
7
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan Pusat Studi Wawasan
Nusantara, (Bandung: Alumni, 2002), h. 13-14.
1
0
F. Hukum Adat Sebagai Sumber Hukum Nasional Indonesia
nasional, nampaknya perlu diketengahkan dua aliran filsafat hukum yang sangat
undang sebab hukum itu tidak mungkin dibuat melainkan harus tumbuh dari
bahasa, juga konstitusi dan perilaku masyarakat, hukum pun ditentukan oleh
karakter khas dari masing-masing negara atau bangsa. Savigny menyebut karakter
awalnya juga terbelah atas aliran yang menghendaki kodifikasi dan unifikasi serta
dan tidak diunifikasikan. Mazhab sejarah menghendaki agar hukum adat yang
bangsa lain.
1
1
Adapun Corak nilai-nilai budaya hukum adat yang pada dasarnya dapat
1. Tradisional, bersifat turun temurun dari zaman nenek moyang hingga ke anak
cucsekarang ini yang keadaannya masih tetap berlaku dan dipertahankan oleh
masyarakat:
4. Konkret dan visual, artinya hukum adat ini jelas, nyata, berwujud sedangkan
corak visual dimaksudkan hukum adat itu dapat dilihat, terbuka, dan tidak
tersembunyi:
5. Terbuka dan sederhana, artinya hukum adat itu dapat menerima unsur-unsur
yang datangnya dari luar asal saja tidak bertentangan dengan jiwa hukum adat
itu sendiri:
6. Dapat berubah dan menyesuaikan, hukum adat merupakan hukum yang hidup
dan berlaku di dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang yang
7. Tidak dikodifikasi, tidak tertulis oleh karena itu hukum adat mudah berubah
1
2
8. Musyawarah dan mufakat, hukum adat pada hakekatnya mengutamakan
dengan yang lain, diutamakan jalan penyelesaiannya secara rukun dan damai
dengan musyawarah dan mufakat, dengan saling memaafkan tidak begitu saja
pengadilannegara8
8
C.DewiWulansari.HukumAdatIndonesia:SuatuPengantar,(Bandung:PenerbitRefikaAditama),h.15-
21
1
3
BAB III
PENUTUP
Hukum adat merupakan hukum kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat dan
bersifat turun temurun sejak zaman nenek moyang hingga saat ini. Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat hukum adat. Masyarakat Hukum Adat adalah sekumpulan warga
kesamaan tujuan hidup untuk memelihara dan melestarikan nilai- nilai dan norma-norma,
diberlakukan sistem hukum adat yang dipatuhi dan mengikat dimpimpin oleh kepala-kepala
adat tersedianya tempat dimana administrasi kekuasaan dapat dikordinasikan tersedia lembaga-
lembaga penyelesaian sengketa baik antara masyarakat hukum adat sesama suku maupun
Hukum adat juga merupakan salah satu sumber hukum negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan masyarakat Indonesia memegang teguh hukum yang pernah berdiri sejak sebelum
Indonesia merdeka ataupun sejak zaman kerajaan dahulu kala. Teguhnya masyarakat dalam
menaati hukum adat membuat hukum adat menjadi salah satu sumber hukum yang berdiri di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Wulansari, Dewi. Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama,
2010.
Yulia. Buku Ajar Hukum Adat. Lhokseumawe: Unimal Press, 2016. Tahali, Ahmad. Hukum
Ragawino, Bewa. Pengantar dan Asas - Asas Hukum Adat Indonesia, Buku Ajar Fakultas Ilmu