Anda di halaman 1dari 8

RESENSI BUKU

DINAMIKA PERKEMBANGAN HUKUM LINGKUNGAN DI


INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Hukum lingkungan
Yang diampu oleh Bapak Prof.Dr.Rachmad Safa’at, S.H., M.H.

Oleh :

Tsabitah Nur Afanin Fahira

NIM 195010101111141

Absen 40
Pengarang buku Hukum Lingkungan di Indonesia edisi kedua ini yakni
Prof. Dr .H. Takdir Rahmadi, S.H. LL.M beliau lahir di Tebing Tinggi, Sumatera
Utara, yang merupakan salah satu lulusan Sarjana Hukum Universitas Andalas
Padang pada tahun 1979. Setelah menyelesaikan studi S1 tersebut beliau menjadi
dosen di Universitas Andalas dalam kurun waktu kurang lebih 28 tahun sejak 1
April 1980 sampai 30 Desember 2008. Sepanjang karir menjadi dosen beliau
pernah meperoleh jabatan sebagai Pembantu Dekan II pada periode 1998-2002
dan menjadi Dekan pada periode 2002-2006. Pencapaian yang beliau peroleh
tidak lepas dari usaha beliau dalam meraih gelar Master Of Law (LLM) pada
Fakultas Hukum Universitas Dalhousie, Halifax Canada pada tahun 1987 dan
gelar Doktor Ilmu Hukum Lingkungan yang diperoleh dari Universitas Airlangga,
Surabaya pada tahun 1997.

Kemudian beliau diberi amanat menjadi Hakim Agung dan juga


mendapatkan tambahan tugas sebagai Wakil Koordinator Tim Pembaruan
Peradilan diangkat sejak 30 Desember 2008. Kemudian sejak 23 Desember 2014
Beliau diangkat sebagai Ketua Muda Pembinaan di Mahkamah Agung Republik
Indonesia. Beliau merupakan salah seorang pendiri Indonesian Institute For
Conflict Transformation (IICT) selain itu beliau juga pernah menjadi peneliti di
Indonesian Center For Environmental Law (ICEL) pada tahun 1995 hingga 2008.
Selain aktif dalam kegiatan beliau juga aktif menulis, karya karya tulisnya antara
lain, Hukum pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Airlangga University
Press 2003, Mediasi : Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2010 dan beberapa lainnya.
Dari tahun ke tahun arus perkembangan di dunia ilmu hukum semakin
berkembang, begitupula perkembangan pada hukum dan kebijakan lingkungan
yang bersifat statis dan berkembang pesat. Oleh karenanya, penulis menghadirkan
edisi revisi dari buku Hukum Lingkungan di Indonesia tidak lain agar
implementasi perkembangan pada hukum dan kebijakan lingkungan tersebut
dapat dikaji dalam cakupan materi pada edisi revisi ini. Materi yang terdapat
dalam edisi revisi ini mengenai perkembangan kebijakan tentang pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam serta perkembangan peraturan
perundang-undangan. Urgensi Peradilan Indonesia terkait peranan dalam hal
implementasi pembangunan berkelanjutan dan komitmen dalam penyelesaian
perkara lingkungan berdasarkan asas keadilan. Teori-teori terkait Hukum
Lingkungan di Indonesia dipaparkan dalam buku ini setidaknya dalam 5 bab
dimana setiap bab nya terdapat sub bab yang saling berkaitan.

Dewasa ini progres pengembangan hukum lingkungan semakin


menunjukkan penurunan karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak
oknum yang acuh tak acuh terhadap pengembangan lingkungan. Bab pertama
dalam buku ini dipaparkan mengenai latar belakang pengembangan hukum
lingkungan yang diawali dengan masalah-masalah lingkungan yang dibagi dalam
3 jenis yaitu pollution atau pencemaran lingungan, land misuse atau pemanfaatan
lahan secara salah dan yang terakhir natural resource depeletion atau pengurasan
habisnya sumber daya alam. Namun dalam hukum positif Indonesia hanya terbagi
dalam dua bentuk yaitu pencemaran dan perusakan lingkungan.
Hal tersebut menyebabkan timbulnya dampak negatif terhadap kesehatan,
menurunnya nilai estetika, kerugian ekonomi dan terganggunya ekosistem alami.
Teknologi, pertumbuhan penduduk, politik, ekonomi dan tata nilai yang berlaku
menjadi 5 faktor yang mendasari munculnya masalah lingkungan (halaman 1-8).

Dalam buku ini dijelaskan pula terkait lahirnya kesadaran lingkungan dan
kebijaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan di tingkat global dan
regional melalui konferensi PBB tentang lingkungan hidup dan pembangunan dan
adanya visi peradilan ASEAN tentang pengelolaan lingkungan hidup.
Pembidangan hukum lingkungan banyak terbagi dalam beberapa bidang dimana
terdapat perbedaan antar para sarjana Namun menurut pandangan penulis
dibedakan menjadi 4 bidang antara lain hukum pengendalian pencemaran
lingkungan, hukum konservasi sumber daya alam, hukum perencanaan
lingkungan dan hukum penyelesaian sengketa lingkungan. (halaman 9-35).

Dalam bab ke 2 termuat materi tentang pengaturan asas, hak dan


kewajiban, kewenangan, kelembagaan, dan instrument dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Dijelaskan bahwa pada tingkat internasional, Deklarasi
Stockhlom, 1972 sebagai tonggak pemisah antara rezim hukum internasional
klasik dan modern. Sedangkan di Indonesia adanya Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UULH 1982) yang menjadi awal mula lahirnya pertumbunhan hukum
lingkungan nasional modern. Seiring berjalannya waktu sepanjang 11 tahun
UULH 1982 dirasa semakin tidak efektif mengatasi kasus lingkungan hidup di
Indonesia sehingga diganti dengan UULH 1997. (halaman 37- 50).
Sampai pada akhirnya ada perkembangan terbaru sebagai bentuk
improvisasi pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (UUPPLH). Dalam UULH 1997
terdapat 3 asas yaitu tanggung jawab negara, berkelanjutan dan manfaat yang
kemudian didalam UUPPLH dikembangkan menjadi 14 asas diantaranya : a)
tanggung jawab negara b) kelestarian dan keberlanjutan c) keserasian dan
keseimbangan d) keterpaduan e) manfaat f) kehati-hatian g) keadilan h) ekoregion
i) keanekaragaman hayati j) pencemar membayar k) partisipasif l) kearifan lokal
m) tata kelola pemerintahan yang baik n) otonomi daerah yang termuat
didalamnya serta terdapat tujuan yang dipaparkan dalam pasal 3 UUPPLH.
(halaman 51-113).

Selanjutnya dalam bab ke 3 dijelaskan mengenai pengaturan pengendalian


pencemaran lingkungan hidup berkenaan dengan instrument penting dalam
pengendalian pencemaran yaitu baku mutu lingkungan hidup, audit lingkungan,
perizinan yang berkaitan dengan pembuangan limbah dan analisis mengenai
dampak lingkungan. Mengingat dimana semakin tahun marak terjadi pencemaran
lingkungan hidup baik darat, laut dan udara. Karenanya, dalam bab 3 ini juga
dibahas urgensi rezim hukum pencemaran dan pengendalian pencemaran sangat
dibutuhkan, terdapat berbagai rezim yang mengatur pencemaran tersebut.
(halaman 115-125).

Berkenaan dengan pengendalian pencemaran air diatur dalam Peraturan


Pemerintah nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. Selain pentingnya Undang Undang tersebut dalam
menanggulangi pencemaran air faktor lain yang mendukung adalah pengawasan
dan pemantauan terhadap kewajiban penanggung jawab usaha dan penegasan
terhadap sanksi-sanksinya.
Pengendalian pencemaran udara diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor
41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara dan Peraturan
Pemerintah nomor 4 Tahun 2001 tentang pengendalian kerusakan dan/atau
pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau
lahan. Dalam pengendalian pencemaran udara peran instansi pemerintah yang
berwenang juga sangat diperlukan berdasarkan yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan porsi kinerja masing masing diantaranya Menteri Perhubungan, Menteri
Perindustrian, Menteri Kehutanan, Kantor Men LH, BAPEDAL, Gubernur,
Bupati atau Wali Kota. Sedangkan, pengendalian pencemaran laut diatur dalam
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 1999 diaman pencemaran dan perusakan
laut diimplementasikan melalui 4 pendekatan yaitu : perlindungan mutu laut,
pencegahan pencemaran laut, pencegahan perusakan laut dan penanggulangan
pencemaran dan perusakan laut. (halaman 125-156).

Bab ke 4 dalam buku ini berkenaan dengan pengaturan pemanfaatan


sumber daya alam dan pengendalian perusakan lingkungan hidup. Sumber daya
alam terbagi atas sumber daya hayati dan sumber daya non hayati yang sudah ada
ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang pengelolaanya, seperti
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 yang merupakan suatu sistem penyangga
kehidupan bertujuan untuk kelangsungan kehidupan makhluk. (halaman 157-175).

Selain itu bab ini juga membahas mengenai konservasi sumber daya hayati
berkaitan dengan laut, ikan dan air. Konservasi sumber daya alam hayati laut
merupakan suatu usaha pemanfaatan serta pencegahan terjadinya pengurasan
sumber daya alam agar tetap tersedia. Upaya upaya tersebut diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1984 tentang Sumber Daya Alam Hayati
di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEE). (halaman 125-183).
Selain laut komponen air juga merupakan komponen penting yang perlu
adanya pengelolaan secara tepat, dimana pengelolaan air ini didasarkan pada
prinsip keseimbangan antara konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.
Karena pada dasarnya air tidak hanya terkandung nilai ekologis maupun sosial
namun juga terkandung nilai ekonomis yang dapat dilihat dan dimasukkannya
aspek pembiayaan sebagai salah satu komponen dalam pengelolaan sumber daya
air. (halaman 184-197).

Bab 5 yang merupakan bab terkahir dalam buku ini menjelaskan tentang
penegakan hukum lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan. Hukum
lingkungan pada dasarnya didalamnya mencakup juga segi-segi hukum
administrasi negara, pidana dan perdata. Karenanya juga terdapat sanksi sanki dari
segi-segi hukum tersebut. Hukum lingkungan memiliki fungsi yang penting
karena di dilamnya terdapat salah satu bidang yaitu hukum lingkungan
administrasi yang menjadi pencegahan dan koreksi terhadap hal-hal yang tidak
memenuhi persyaratan dalam pengelolaan lingkungan. (halaman 199- 224).

Hukum lingkungan pidana terkait lingkungan hidup diatur dalam Undang-


Undang Nomor 32 Tahun 2009 (UUPPLH) merupakan pengembangan dan revisi
terhadap rumusan ketentuan pidana dalam UULH 1997 dan UULH 1982. Selain
hukum administrasi dan pidana dalam bab ini juga mengatur penegakan hukum
lingkungan melalui gugatan perdata. Namun, pengajuan gugatan perdata hanya
terbatas pada saat penegak hukum administrasi tidak memadai. (halaman 224-
289).

Kelebihan dari buku ini yaitu terkait bahasa yang digunakan adalah bahasa
yang umum dan pemilihan kata-kata yang tepat dan ringkas sehingga tidak
menimbulkan kesan bertele-tele. Dari segi isi buku ini sangat menarik untuk
dibaca karena isinya yang runtut dari bab pertama menjelaskan latar belakang
dipaparkan mengenai permasalahan-permasalahan yang ada.
Kemudian dilanjutkan dengan bab kedua mengenai asas, hak dan
kewajiban, kewenangan, kelembagaan, dan instrument dalam pengelolaan
lingkungan hidup yang isinya sesuai dan berkesinambungan dengan bab
sebelumnya, selanjutnya dalam bab ketiga dijelaskan secara rinci dan detail terkait
pengendalian pencemaran lingkungan beserta regulasi yang berlaku di Indonesia
saat ini. Dalam bab keempat dibahas tuntas tentang konservasi sumber daya alam
dan disertakan pula pengaturan-pengaturan yang berkaitan dengan pembahasan
pada bab ini.

Dalam bab kelima yang menjelaskan tentang penyelesaian hukum


lingkungan dan urgensi penegakan hukum lingkungan. Hal yang menarik di buku
ini ialah tidak hanya dibahas mengenai lingkup penegakan hukum lingkungan
administrasi saja melainkan dibahas pula penegakan hukum dalam hukum pidana
dan hukum perdata.

Kritik terhadap buku ini menurut opini saya desain pada sampul buku ini
kurang menarik karena hanya terlihat objek daun daun yang notabenya merupakan
simbol dari lingkungan, padahal isi dari buku tidak hanya tentang lingkungan tapi
sangat detail dijelaskan juga mengenai pencemaran, sumber daya air, dan banyak
lain lainnya. Karenanya, menurut saya bisa menggunakan desain cover yang lebih
menarik dan menggambarkan secara garis besar tentang apa yang dibahas dari isi
buku agar pembaca lebih tertarik untuk membeli buku ini.

Buku ini menjadi rekomendasi yang sangat cocok untuk dibaca oleh para
akademisi hukum baik mahasiswa ataupun pengajar sebagai penambah wawasan
dan juga dapat menjadi sumber ide serta referensi terkait hukum lingkungan.
Selain itu, buku ini juga dapat dibaca oleh pengamat, pemerhati, ataupun praktisi
dalam bidang lingkungan hidup ataupun hukum lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai