Anda di halaman 1dari 29

BROKEN HOME DAN TRAUMA PERNIKAHAN,

BAGAIMANA PEMULIHANNYA?
Olphi Disya Arinda, M.Psi

APA ITU KELUARGA HARMONIS?


Banyak presepsi makna harmonis tergantung dari pengalaman masing-masing. Dalam
psikologi, tidak menyebut pengertian keluarga harmonis atau tidak harmonis, namun dilihat
kepada keluarga yang fungsional, disfungsional, dan abusif (penuh kekerasan)

KELUARGA DISFUNGSIONAL , MEMILIKI 3 DIMENSI (Arora & Prakash, 2018):


 Misbehavior, yaitu perilaku yang tidak diharapkan dalam keluarga, seperti melanggar
moral, abnormal, dan perilau buruk
 Abuse (Kekerasan)
 Conflict (Konflik), tidak hanya sekedar salah paham atau beda pendapat, namun juga
konflik berkepanjangan
Ketiga dimensi ini biasanya terjadi secara konstan dan berlangsung lama, bahkan mungkin
seumur hidup sehingga anak dalam keluarga disfungsional menganggap ini adalah kondisi
yang ‘normal’ atau wajar.

BROKEN HOME
Broken home sebenarnya bukan istilah resmi dari psikologi, namun istilah populer yang
dipahami oleh banyak orang. Broken home tidak selalu tentang perceraian orangtua, namun
berasal dari keluarga yang disfungsional, misalnya tetap bersama dalam satu rumah tetapi
tidak ada respect, tidak ada kehangatan, komunikasi tidak sehat, dan sebagainya.

MASALAH KELUARGA YANG SANGAT SIGNIFIKAN


1. KDRT, lingkarannya meliputi yang menjadi korban maupun saksi segala bentuk
kekerasan. Terjadi ketimpangan kekuasaan maupun kontrol antara satu orang dengan
lainnya. Dampak KDRT Tipe Kekerasan Psikologis (Donohue dkk, 2007)
 Depresi  Malu
 Perilaku antisosial  Sulit pecahkan masalah
 Rendah diri  Kecemasan
 Defisit intelektual  Sulit resolusi konflik
 Kesulitan akademik  Defisit kemampuan sosial
 Masalah kesehatan
2. Perselingkuhan, lingkupnya baik yang mengetahui hingga terlibat dalam relasi
perselingkuhan (Riset Nogales, 2009)
 75% anak dari orang tua yang selingkuh merasa terkhianati.
 80% anak dari orang tua yang selingkuh berpengaruh terhadap bagaimana mereka
memandang relasi romantis.
 70% anak dari orang tua selingkuh berpengaruh terhadap rasa percaya terhadap
orang lain
3. Adiksi, yaitu kecanduan zat maupun adiksi perilaku yang membahayakan seperti
narkoba, rokok, minuman keras bahkan judi. Menurut Addiction Center, Substance abuse
affects a family on every level:
 Emotional, sangat menguras emosi
 Psychological, sangat berpengaruh, tidak produktif
 Financial, pecandu akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan adiksi
 Social
4. Finansial
Masalah nafkah, pemasukan, pengeluaran, dan utang dalam keluarga. Pernikahan
dengan isu finansial rentan mengalami perdebatan, ketidakpuasan pernikahan, depresi,
stres, kekerasan, isu kesehatan, menurunkan parenting skills, dan meningkatkan risiko
perceraian (Davis dkk, 2004)
5. Pengabaian
Penelantaran fisik, pengabaian secara psikologis, tidak ada perhatian. Dampak
pengabaian (Nijhof & Engels (2007); Kuppens & Ceulemans (2019)
 Kesulitan mengendalikan emosi
 Coping stres kurang efektif
 Mungkin memiliki kesulitan akademik
 Kesulitan dalam mempertahankan atau membina hubungan sosial

TRAUMA PERNIKAHAN
Pernikahan orang tua sedikit banyak akan memengaruhi persepsi kita terkait. Relasi orang tua
dan pengaruhnya:
 Nilai dalam relasi, Apakah perilaku orang tua mencerminkan nilai-nilai relasi yang sehat?
Role model akan mempengaruhi cara kita menyikapi sesuatu
 Ekspresi emosi, Bagaimana cara orang tua menunjukkan emosi satu sama lain? Sedikit
banyak kita mencopy bagaimana respon orang tua ketika menghadapi sesuatu
 Cara berkonflik, Bagaimana cara orang tua menghadapi dan menyelesaikan masalah?
Anak memilki potensi melakukan sikap yang sama dengan orang tua ketika menghadapi
konflik
 Rasa percaya, Apakah orang tua mampu menumbuhkan rasa saling percaya? Jika orang
tua sering mengeluhkan terkait pasangannya, tidak percaya, dan seterusnya hal ini
membuat pertanyaan besar bagaimana rasa percaya itu
 Trauma reenactment/repetition compulsion, kecenderungan seseorang (yang secara
tidak disadari) untuk mengulangi pengalaman traumatis maupun yang berkaitan dengan
pengalaman tersebut

SULITNYA KELUAR DARI RELASI TRAUMATIS


 Familiarity, cenderung sudah akrab dengan kondisi tersebut, perbedaan membuat kita
jadi lebih sulit memprediksi.
 Ingin mengubah, berharap kita dapat mengubah orang lain/situasi, padahal kita
bukanlah ‘bengkel’, atau panti rehab bagi pasangan
 Merasa ‘layak’, kita merasa pantas diperlakukan buruk oleh orang lain
 Hilang keutuhan, kita jadi mencari-cari pemicu trauma hanya untuk merasa ‘utuh’
 Masokisme, mencari kesenangan dari penderitaan yang dirasakan
 Takut berubah, merasa perubahan begitu asing dan menakutkan

PERNAHKAH MENDENGAR KALIMAT YANG KURANG LEBIH SEPERTI INI?

“Relasi keluarga saya begitu runyam, saya jadi takut menikah.”

Ketakutan ini bisa dipahami datangnya dari mana, namun kita perlu menyadari apa sebabnya,
karena kita punya kesempatan untuk memulihkan diri. Kita perlu tahu tanda awal trauma
dalam relasi:
 Trust issue, sulit percaya secara secara tidak rasional dan membangun relasi yang sehat.
Hal tersebut merupakan salah satu kunci penting untuk mengetahui apakah seseorang
memiliki trauma atau tidak.
 Insecure attachment, memiliki kelekatan merasa tidak aman terus (3) : anxious (sulit
percaya dengan orang lain dikarenakan kondisi kita merasa terancam), avoidant (takut
menjalin relasi yang sehat karena takut menyakiti, membuat tidak puas sehingga
menghindar), dan disorganized (campuran antara anxious dan avoidant, ingin mendekat
namun disaat yang sama ingin menjauh, sehingga mengalami kebingungan) dengan
orang lain. Hal ini lengkap biasanya terjadi kepada orang-orang yang pernah
mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
 Toxic trap, mengulang dan meneruskan sikap atau perilaku yang tidak adaptif dalam
relasi. Toxic adalah perilaku, bukan orangnya.
 Re-experiencing, mengalami kembali gejala fisik dan psikologis terkait pengalaman
traumatis, seperti deg-degan, lemas, gemetar, perasaanya sama ketika misalnya pernah
dibentak orang tua dahulu.
PROSES MEMULIHKAN DAN MENCINTAI DIRI
1. Menyadari, dari sekian banyak perasaan yang ada, apa saja pengalaman di masa lalu yang
hingga kini paling sulit diterima?
2. Menerima, apapun pengalaman, perasaan, dan pikiran yang hadir, jangan denial, jangan
merasa kuat terus, mungkin kita perlu untuk menerima perasaan-perasaan yang tidak
nyaman. Jangan buru-buru untuk menafikkan itu, memaksakan semua positif, kita tetap
bisa respect dan tidak melakukan balas dendam terhadap orang yang berlaku tidak baik,
hanya saja kita perlu jujur terhadap apa yang kita rasa, sehingga kita dapat memproses
pemulihan
3. Merawat, melalui fisik dan mental melaluii berbagai kegiatan yang bersifat terapeutik
4. Mengembangkan, kualitas diri dan kemampuan untuk menghadapi situasi

“Accept the past, own the present”

MENERIMA MASA LALU


 Tanpa menyalahkan, orang tua, takdir/nasib, orang lain, dan diri sendiri
 Tidak menghakimi, keadaan sebagaimana padangan yang kaku, no judgement, bahkan
kepada diri sendiri
 Mengambil hikmah, jika kita menoleh kebelakang, jangan sampai hanya melihat masa
lalu saja, namun ambil hikmah dari setiap pengalaman dan pelajaran yang bermanfaat,
 Menikmati hari ini, dengan fokus di kondisi saat ini dan upaya terbaik

METODE SEDERHANA PEMULIHAN DIRI


1. Selftalk, melakukan afirmasi positif yang realistis terhadap diri sendiri, misalnya dengan
bercermin sambil memberikan afirmasi : “meskipun ini sulit, saya tetap mau
melakukannya”, “walaupun ini pengalaman baru, tetapi saya akan mencoba”
2. Journaling, menumpahkan berbagai perasaan dan pikiran melalui tulisan atau gambar,
karena sejatinya pembaca adalah diri sendiri, jadi jangan takut jika tidak rapi
3. Mindfulness, melakukan aktivitas sehari-hari dengan penuh perhatian, melakukan kegiatan
dengan fokus, seperti mencuci piring, running, working, berberes, dan sebagainya
4. Sharing, curhat dan terkoneksi ke orang terdekat dan terpercaya, sehingga tidak merasa
sendiri dalam menghadapi permasalahan
Jika sudah melakukan hal tersebut, namun belum merasa lebih baik atau dirasa belum ada
perubahan yang berarti, maka coba teman-teman pertimbangkan untuk ke profesional.

KAPAN HARUS KE PROFESIONAL? Lihat apakan ada perubahan di :


1. Fisik, kelelahan ekstrem, mudah sakit, tampil berantakan, karena kecemasan yang berlebih
bisa memicu penyakit fisik lainnya
2. Emosi, moody, reaktif secara emosional, jarang merasa senang
3. Mental, sulit fokus, mudah lupa, overthingking, stres, dan cemas berlebih
4. Sosial, menarik diri, kesepian, antipati, iri, berpikiran buruk tentang orang lain (su’udzon)

LATIHAN MENULIS
Hari libur bisa kita manfaatkan untuk menulis, tumpahkan apa yang dirasakan dan dipikirkan.
Tuliskan sebuah surat pendek untuk dirimu sendiri, seolah-olah ditunjukkan kepada orang
yang paling disayang, surat tersebut berisi:
 Ungkapan terima kasih  Permintaan maaf
 Rasa syukur  Harapan di masa depan
Harapannya tulisan tersebut dapat membuat kita mengenal diri sendiri, intinya adalah
penerimaan secara jujur, terbuka kepada diri sendiri.

“Change starts from within, perubahan itu perlu dimulai dari dalam”

Pengalaman traumatis membuat kita sering kali merasa tidak diutamakan, maka dewasa ini
saatnya kita lebih peduli dengan diri sendiri. Pemulihan trauma sendiripun merupakan
tanggung jawab diri sendiri.

SESI TANYA JAWAB

1. Saya dahulu adalah anak angkat yang diperlakukan sangat berbeda oleh orang tua, saat
SMP saya menjadi tulang punggung keluarga, saya dipaksa menikah, dan hanya
bertahan 2 bulan, 4 tahun kemudian saya baru dikaruniai pasangan lagi dan 1 anak. Luka
masa lalu itu sangat menyakitkan, saya baru mengetahui bahwa saya bukan anak
kandung dari orang tua saat itu disaat usia anak saya 5 tahun, karena sebelumnya
disembunyikan. Setelah saya tahu, semua seperti flashback terkait ingatan masa lalu,
pantas saja, itu sebabnya orang tua memperlakukan saya seperti itu. Sejak 2010 saya
sudah rutin berobat ke Psikiater, karena tidak bisa tidur dan makan. Sejak itu, anak saya
sering menyaksikan bagaimana saya depresi, ingin bunuh diri. Setelah pencarian, saya
bisa bertemu keluarga kandung saya pada tahun 2019. Saya bertanya, apakah dengan
kondisi tersebut yang diketahui anak saya sedari kecil akan mempengaruhi mentalnya?
Saya memiliki trauma dalam pernikahan sehingga takut jika anak saya se-sekolah dengan
anak mantan suami saya, sehingga ketika anak saya memilih sekolah sendiri, saya
menolakknya karena hal itu. Apakah saya salah bercerita hal tersebut kepada anak saya?
Karena ketika anak saya berkata “bunda baik-baik saja?” saya jadi merasa menjadi beban
untuk anak saya.
Jawaban :
 Terimakasih atas keterbukaanya, pasti tidak mudah untuk menceritakan ini, pasti banyak
hal yang sudah dilakukan, dan itu terbaik. Ketika akhirnya tahu riwayat hidup yang tidak
menyenangkan, itu yang pada akhirnya membuat terpukul, sehingga menunjukkan
gelala-gejala depresi dan sampai ke Psikiater.
 Apakah hal tersebut berpengaruh pada tumbuh kembang, terutama pada Psikologis
anak, maka jawabannya tentu berpengaruh, dan perlu dipahami berpengaruhnya sejauh
mana. Namun berita baiknya adalah kita bukan orang tua yang sempurna, tetapi kita
bisa menjadi orang tua yang terus belajar dan proses. Sangat boleh untuk berproses
dengan anak dan suami, sehingga menjadi keluarga yang utuh. Apa yang terjadi di
masa lalu, sering kali di sesali, namun kita bisa mengambil hikmahnya agar tidak
mengulanginya di masa depan. Justru kita bisa memberikan pelajaran bagi anak, bahwa
sepahit-pahitnyadan seburuk-buruknya hidup kita, kita tetap bisa berproses, bahkan
sebagai orang tua kita tetap bisa melakukan kesalahan, memperbaiki kesalahan itu
sendiri, dan terus belajar. Jangan mencoba untuk menjadi sempurna, karena itu akan
melelahkan. Jika ada kesalahan, minta maaf dan diskusikan bagaimana kedepannya.
 Saya tidak berhak memberikan penilaian baik atau salah terkait menceritakan hal
demikian kepada anak. Tetapi sebagai orang tua, perlu membiasakan, melatih anak,
berdiskusi ketika ada hal-hal terkait pengambilan keputusan, agar bisa menumbuhkan
rasa percaya diri anak. Anak berhak untuk memiliki pemikiran sendiri yang dibimbing
dan diarahkan oleh orang tua secara positif. Jika qodarullah anaknya bertemu dengan
anak mantan suami, maka dia akan tetap percaya diri dan tidak terpengaruh dengan
bagaimana masa lalu ibunya, karena dia lebih percaya kepada ibunya yang telah
menumbuhkan trust yang lebih baik.

2. Saya sedang hamil 3 bulan, dan sedang menghadapi sidang perceraian karena suami
selingkuh dengan rekan kerjanya, dan pernikahan saya sudah 7 tahun berlalu. Suami
saya jika marah sering menghancurkan barang, menyalahkan, dan tidak menafkahi sudah
hampir 4 bulan. Apakah saya sudah memilih jalan yang benar dengan bercerai?
Sementara hampir setiap malam anak saya mencari ayahnya, dan perselingkuhan
tersebut didukung oleh keluarganya.
Jawaban :
 Saya rasa ini salah satu hal yang berat dilalui apalagi ketika hamil, pasti hormonnya tidak
stabil. Terima kasih sudah bertahan sampai sejauh ini meski tidak mudah. Saya tidak
berhak menilai apakah keputusan ini benar atau tidak, namun kembali lagi selagi
keputusan yang diambil memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kita, orang yang
kita cintai saya rasa itu patut untuk dipertimbangkan dengan matang. 7 tahun bertahan,
itu sudah sangat luar biasa, jangan sampai menghakimi diri sendiri, seperti “oh ini saya
kurang sabar, apalagi didukung keluarganya, artinya saya salah”. Pada kondisi-kondisi
ini yang terpenting adalah menyelamatkan diri, memiliki waktu untuk memprioritaskan
diri dan perasaan, jangan lupa berfokus pada apa yang bisa diperbuat saat ini.
 Perlu diketahui, pada masa kehamilan Psikologis ibu memiliki pengaruh terhadap janin
maupun setelah lahir. Jika sedang memproses sidang perceraian, silahkan lanjutkan
menurut pertimbangan yang matang, tetapi ingat disaat ini fokuslah terhadap diri
sendiri dulu, tidak fokus terhadap penilaian orang lain, dan kekhawatiran dimasa nanti.
Saya rasa pengambilan keputusan ini tidak mudah, maka berikan waktu pelan-pelan
untuk melangkah lagi. Semoga dimudahkan, apapun keputusannya, saya sangat
menghormati itu, insyaallah menjadi jalan yang dirahmati Allah.

3. Orang tua saya bercerai, dan ibu menikah lagi. Dalam pernikahan nanti, saya berprinsip
tidak akan seperti itu karena perceraian tidaklah baik bagi anak. Bagaimana menyikapi
perintah agama untuk berbakti kepada orang tua sedangkan anak seperti selalu
mengalah?
Jawaban :
 Saya bisa memahami dalam prespektif anak, mungkin bukan mengalah dalam arti tidak
ada perlawanan, namun lebih ke mengapa anak seperti pihak yang paling harus
memahami apa yang terjadi dalam pernikahan orang tua, karena hal tersebut sering kali
tidak dijelaskan. Padahal pada masa perkembangan anak, itu adalah hal yang yang
sangat membingungkan dan sulit untuk meprosesnya. Saat dewasa, yang bisa kita
lakukan adalah kita bisa menyadari secara jujur, terbuka, sebenarnya apa yang kita
rasakan, kita tidak perlu denial dan kita tidak harus secepat itu berfikiran positif. Terima
dulu perasaan kecewa, kekesalan, kedukaan itu bahwa orang tua sudah tidak bersama
lagi. Kalaupunkita perlu memberikan batasan kepada orang tua, maka lakukanlah
dengan terhormat, tidak perlu memberikan balasan agresif dan melakukan hal yang
sama seperti yang orang tua lakukan sebagai ‘balas dendam’.
 Dengan mengikuti webinar seperti ini, memperkaya dengan berbagai pengetahuan
tentang pengembangan diri merupakan salah satu ikhtiar untuk bisa mencegah hal
tersebut terulang kembali dikehidupan teman-teman. Insyaallah teman-teman bisa
mengambil hikmah atas apa yang terjadi sehingga bisa membangun keluarga yang
lebih rukun dan harmonis.

4. Bagaimana mengatasi perbedaan pendapat dalam prinsip dan cita-cita antara anak dan
orang tua dimana anak sudah menginjak usia dewasa, namun orang tua sangat
menekan anak, bahkan saudara dekat juga ikut campur, sehingga membuat anak takut
menikah?
Jawaban :
 Memang itu hal yang tidak mudah, ketika sudah mencapai usia dewasa namun masih
diperlakukan seperti anak kecil., dan mendapatkan berbagai tuntutan, tidak boleh
memiliki pendapat yang berbeda, padahal penting untuk bisa bertanggung jawab
terhadap kehidupan kita sendiri.
 Perlu diketahui, jika kita ingin percaya diri sangat penting untuk diri kita mengetahui apa
yang sebenarnya kita butuhkan, misalnya : kita butuh dipercaya oleh orang tua, kita
butuh dilihat sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, dari situlah kita bisa
berdiskusi dengan orang tua. Jika sudah dikomunikasikan, namun orang tua menuntut
yang kurang sesuai dengan apa yang kita inginkan, maka disitu kita bisa menilai apakah
tuntutan tersebut layak atau tidak untuk diperjuangkan. Karena, ketika kita berfokus
pada pemenuhan tuntutan orang lain, kita pikir, setelah menyelesaikannya maka
tuntutan itu akan berhenti, namun ternyata tidak, karena ada tuntutan berikut-berikutnya.
Bukan berarti kita menutup telinga terhadap pendapat orang tua, namun kadang-
kadang kepedulian itu bisa dengan berdiskusi secara baik-baik, dan tidak harus selalu
dengan tuntutan.
 Bagaimana dengan pendapat keluarga besar? Itu diluar kontrol kita, jadi jika membawa
pasangan yang memang menyayangi dan menerima kita ke keluarga kita, maka ia akan
menjadi rekan satu tim, yang tidak menghakimi, sehingga mau memahami dari
prespektif kita.

5. Saya pernah menjadi saksi perselingkuhan ibu saya, sehingga membuat saya trauma,
sebentar lagi saya akan menikah dan memiliki ketakutan jika hal tersebut terulang
kembali dalam pernikahan saya. Saya memahami ada beberapa faktor yang
menyebabkan ibu seperti itu, salah satunya karena sikap ayah yang negatif. Masalah
perselingkuhan tersebut sudah selesai, dan kami menjaga ibu agar tidak mengulanginya
lagi, namun kami jadi jarang bertegur sapa dengan ayah, apakah ini salah? Bagaimana
cara untuk menghilangkan kekhawatiran pada pernikahan saya kelak? Apakah suami
akan menerima saya, perlukah saya menceritakan keadaan sebenarnya kepada suami?
Jawaban :
 Masalah ini cukup pelik karena ada perselingkuhan dan KDRT dan masih bertahan,
sebenarnya masalahnya ada di orang tua, namun seringnya sebagaiu anak terdampak
secara negatif, termasuk ragu ketika menjalin hubungan dengan orang lain.
 Apakah salah jika berjarak dengan ayah karena ada sikap abusif, menurut saya ketika
ada orang di rumah yang menunjukkan perilaku yang abusif, penuh kekerasan, memang
sewajibnya kita memberikan batasan, karena kita perlu menolong diri sendiri dahulu.
Ketika kita tidak selamat fisik dan mental kitapun juga tidak bisa melakukan apa-apa.
Jika memberikan batasan, tetap berinteraksi dengan sehat, tidak harus melawan, kita
tetap bisa respect, karena dengan itu kita tak hanya memberikan perlindungan untuk diri,
namun terhadap orang lain juga.
 Apakah suami akan menerima kita, maka ini perlu didiskusikan. Percayalah, meskipun
berada pada relasi keluarga yang disfungsional, kita akan mampu membangun relasi
yang sehat dengan orang lain. Salah satu tipsnya adalah dengan mengubah mindset,
bahwa orang yang saat ini menjadi calon pasangan kita adalah orang yang berbeda
dengan orang tua kita. Kitapun tidak mau disamakan dengan orang lain karena memiliki
pandangan danpemikiran sendiri, kita masih diberikan kesempatan untuk belajar dan
membangun relasi yang lebih sehat.
 Dalam hal menceritakan latar belakang keluarga, jika menurutmu dapat membangun
relasi yang sehat dengan pasangan, berlatih jujur dan terbuka, maka silahkan untuk
pertimbangkan. Mungkin tidak perlu untuk membuka semuanya, salah satu kiat dari
saya adalah mulai dari hal yang kecil-kecil dahulu, misalnya menerangkan bagaimana
kebiasaan ayah saya seperti ini, ibu saya seperti ini. Jadi tidak langsung mengenal ke
problem yang besar, tetai bertahap, dari hal-hal yang paling enjoy dahulu, kita berlatih
terbuka, merespon, dan menilai respon dari pasangan. Jika responnya dirasa baik,
penuh dukungan, kita pasti akan lebih mau percaya.

CLOSING STATEMENT

Saya yakin teman-teman adalah manusia yang tangguh, yang dipilih Allah untuk menjalani
berbagai ujiannya masing-masing. Saya percaya bahwa teman-teman sudah mengikhtiarkan
yang terbaik meskipun belum bertemu jalan keluarnya. Change starts from within, artinya kita
mulai dahulu untuk memahami, menyadari, menerima diri kita, dan bertumbuh dari dalam.
Seringkali jalan keluarnya justru kedalam, artinya kita berusaha mencari solusi, hal-hal yang
bisa kita lakukan, namun sebenarnya hal yang perlu kita lakukan adalah menerima diri
sendiri dengan berbagai masa lalu yang telah dilewati. Baik buruknya, pasti ada hikmahnya
yang insyaallah bisa menjadi lentera bagi teman-teman berjalan di masa depan.
BANGKIT DARI DEPRESI
Putri Rizki Amelia, S.Psi

Banyak orang yang mendiagnosis diri sendiri bahwa ia ‘sepertinya’ mengalami depresi
padahal tidak tahu apa sebenarnya apa itu depresi. Ketika memang ada orang yang
didiagnosis depresi oleh profesional, sangat sering diluar sana mendengarkan judgement:
“Orang depresi itu cuma lemah iman!” . Dan ternyata hal tersebut banyak terjadi dalam
menanggapi gangguan mental lainnya.
Sakit, baik itu fisik maupun mental sebenarnya adalah ujian dari Allah. Apapun status
seseorang (meskipun sedang belajar di pondok pesantren, memiliki hafalan Quran, dan
sebagainya), maka peran dan atribut yang baikpun tetap bisa mengalami gangguan mental.
Sebagai mahasiswa Psikologi kala itu, saya sering dicurhati berbagai macam masalah, dan
ada yang sampai melukai dirinya sendiri. Dulu saya berpikir bahwa “Berlebihan sekali untuk
seseorang berpikir ingin mengakhiri hidup. Dan bagaimana bisa dia berpikir untuk memutus
nikmat hidup yang Tuhan beri padanya?”. Namun, kita tidak boleh merasa aman atas apa-
apa yang belum pernah terjadi pada diri kita. Karena jika Allah berikan ujian yang sama
kepada saya, ternyata kecamuknya menyebalkan, berbagai rasa negatif berlomba kuasai diri.

PENYEBAB DEPRESI : MULTIFAKTOR


Saya sangat tidak setuju jika ada orang yang mengatakan depresi itu hanya karena lemah
iman, kurang bersyukur, atau kurang ibadahnya. Sedangkan sedangkan orang-orang yang
berbicara seperti itu, dan pemahaman masyarakat kebanyakan tentang ibadah hanya pada
hal-hal yang bersifat ritual, rutinitas (terlihat secara dzohir). Hal tersebut karena ada di posisi
terlalu menyederhanakan definisi dari iman dan ibadah itu sendiri. Depresi adalah salah satu
gangguan mental, dan dalam gangguan mental memiliki prinsip tidak ada satu gangguan
mental satupun yang disebabkan hanya karena satu faktor saja. Dari banyaknya faktor, maka
dapat dikelompokkan:
 Biologis, mencakup seluruh tubuh, sumbangsihnya bisa dari :
1) Genetik, jika memiliki riwayat dalam keluarga besar yang mengalami gangguan jiwa,
ada kemungkinan salah satu keluarga ditakdirkan mengalaminya juga.
2) Hormon, jika dalam kondisi tidak stabil, maka itu bisa berpotensi membuat tubuh
mengalami gangguan jiwa, salah satunya depresi.
3) Pencernaan, adalah otak kita yang kedua. Zat yang dicerna tubuh, nutrisi, gizi, dan
vitamin yang tidak memenuhi kebutuhan maka apa yang dimakan bisa berkontribusi
juga terhadap kesehatan mental.
4) Aktivitas fisik, misalnya pekerja kantor yang terlalu lama menatap layar komputer
sehingga kurang bergerak rentan mengalami depresi, karena jika kurang bergerak
didalam tubuh kita ada aliran listrik yang tidak aktif sehingga berkontribusi terhadap
kesehatan mental
 Psikologis, seseorang datang dengan luka masa lalu yang berbeda-beda, stres yang
berkepanjangan, jika dibiarkan maka bisa menjadi faktor terjadinya gangguan psikologis
 Sosial, misalnya seseorang tumbuh dalam lingkungan yang tidak support dengan kondisi
psikologis kita, atau bisa juga tentang faktor ekonomi
 Spiritual, tidak sebatas pada hal-hal yang bersifat ritual saja, tetapi lebih kepada apakah
kita sebagai hamba sadar penuh dan utuh bahwa kita adalah hamba. Kita ini tidak hidup
berdasarkan apa yang kita inginkan, namun berdasarkan apa yang Allah inginkan,
karena semua adalah kehendak-Nya. Kadang-kadang manusia sulit untuk menerima
kenyataan bahwa hidup itu seperti ini, ada ujiannya, jika kita tidak sadar bahwa kita
adalah hamba, maka ini bisa menjadi potensi mengalami depresi.

APA ITU DEPRESI?


Depresi adalah salah satu jenis gangguan mental yang masuk ke dalam kategori gangguan
mood. Depresi bisa dipulihkan, sifatnya ilmiah dan tidak menetap seumur hidup jika mau
berjuang untuk memulihkannya. Ketika depresi, beberapa bagian otak yang mengendalikan
mood menurun.

Dapat dilihat, perbedaan antara otak orang yang mengalami depresi dan yang tidak
mengalami depresi. Orang yang mengalami depresi, hanya beberapa bagian yang
bercahaya, sedangkan orang yang tidak mengalami depresi aliran listriknya banyak, dan
bagian otaknya bercahaya. Orang yang depresi sering kali tidak banyak dipahami orang,
karena penyakitnya tidak terlihat.

GEJALA-GEJALA DEPRESI
 Merasa sedih, cemas, atau “kosong”  Kehilangan selera atau kesenangan
 Merasa tidak punya harapan, pesimis akan hal-hal yang biasanya disukai
 Merasa bersalah, tidak berharga, tidak  Energi yang melemah, mudah merasa
akan tertolong lelah
 Masalah kognitif  Kebunuhdirian
 Gelisah, mudah tersinggung  Gejala sakit fisik yang dialami terus-
 Gangguan tidur menerus, bahkan tanpa bisa dijelaskan
 Gangguan makan oleh medis

BAGAIMANA CARA MENGATASI DEPRESI?


Saya termasuk orang yang percaya jika seseorang mengalami depresi atau gangguan
mental lainnya itu tidak disebabkan atau terjadi karena satu faktor saja, akan tetapi banyak
faktor, maka untuk memeranginya kita perlu membombardirnya melalui beberapa solusi dan
treatment, seperti:
1. Perbaiki kondisi spiritual, menyadari bahwa diri sendiri adalah hanya sebagai hamba
yang menumpang, hamba yang memiliki Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Kuasa
pemilik kehendak atas ciptaan-Nya. Ketika ada pernyataan dan pertanyaan: Aku itu
seharusnya gak gini, Kenapa aku yang harus terluka? Kenapa ini terjadi kepada saya?
Ternyata pertanyaan kenapa itu tidak pernah ada jawabannya,, karena jawabannya
terhenti pada: itu memang kehendak dan takdir dari Allah terjadi pada diri makhluk-Nya.
tapi karena Allah memang sudah menakdirkan hal tersebut kepada saya. Allah berfirman:

‫اُ ا ن وَ ُيَو نَ نُ وْا ا ن وَ ُنُن وُْن وْا َا نمُنا نْ نُ وْ نَ ُن وَْنُن وَْن‬


‫َ اُُن ن‬
‫ا ن نَ سِ ن‬
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami
telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
(QS. Al-’Ankabut : 2)

Dari ayat tersebut terdapat hikmah bahwa jika kita mengaku sebagai hamba yang beriman,
sudah sunatullah akan diberikan ujian oleh Allah. Cara untuk memperbaiki kondisi spiritual
yang saya lakukan adalah dengan membaca tafsir, membaca shiroh yang belum
ditamatkan. Kita tidak cukup hanya membaca Al-Quran saja, dengan membaca tafsir, kita
jadi mengetahui apa sebab dan makna dari setiap ayat, sehingga bisa dari cobaan yang
ada kita bisa mengambil hikmah melalui tafsir yang kita baca.
2. Perbaiki pola hidup, jika ada yang pernah ke Pkiater, hampir dipastikan ada pertanyaan
“Bagaimana pola tidurnya, aktivitasnya, olahraganya, pola makannya, belajarnya” karena
ini berpengaruh pada kesehatan mental kita. Maka untuk memperbaikinya, kita perlu
memperbaiki pola dan kebiasaan-kebiasaan yang baik tersebut.
3. Berkonsultasi dengan ahli, saya termasuk orang yang percaya tidak ada treatment yang
bisa menggantikan peran konsultasi dengan ahli. Misalnya jika mengalami depresi,
jangan sampai seseorang berkonsultasi dengan yang tidak paham apa itu dan tidak
percaya depresi. Konsultasilah dengan ahli seperti Psikiater, Psikolog, Konselor, dan
terapis lain. Dengan konsultasi kita bisa dapat sudut pandang lain, jawaban, diagnosis,
serta tindakan apa yang perlu kita lakukan.
4. Terkoneksi dengan lingkungan sosial, orang yang terkena depresi cenderung menarik
diri dari lingkungan sosial. Padahal ketika menarik diri dari lingkungan sosial, justru
semakin memperparah depresi tersebut. Terkoneksi dengan lingkungan tidak harus pada
lingkungan sosial yang luas, tetapi paling minimal dengan keluarga terdekat, atau
dengan siapapun yang kita percaya dapat mensupport pada kondisi depresi.

TIPS SELF-HELP, tips terapi pemulihan diri yang bisa dilakukan yaitu:
1. Journaling, jenisnya banyak sekali, ada yang menulis diary, ada yang seolah-olah menulis
surat ke orang yang pernah memberi luka pada diri sendiri (meskipun tidak akan pernah
dikirimkan), ada yang mencoret-coret buku dengan random kemudian di hias (art
therapy), ada yang menggunakan habbit tracker, emotion tracker (apa saja emosi
dominan) yang bisa menjadi salah satu cara untuk me-release emosi yang ada pada diri.
Ketika kita menggoreskan pensil ke kertas, memiliki efek terapi yang sangat luar biasa
dibandingkan jika menggunakan bolpoin atau media digital.
2. Baca buku dan belajar, salah satu faktor psikologis, ketika orang mengalami gangguan
mental, karena ketika mengalami stres, orang tersebut clueless, kerurangan jawaban dan
referensi apa yang harus dilakukan. Dengan banyak baca buku dan terus belajar maka
akan memiliki banyak perbendaharaan, sehingga kesehatan mental akan meningkat.
3. Belajar sadar, pada kondisi media yang memiliki arus cepat, banyak yang tidak sadar
bahwa kehidupannya bukan di dunia digital, namun di dunia nyata. Kita bisa melihat di
sekitar kita, bisa menyentuh-melempar-mengambil sesuatu. 42.36

SESI TANYA JAWAB

1. Apakah untuk mengetahui seseorang terkena depresi harus mengalami semua gejala
yang disebutkan atau hanya beberapa saja? Bagaimana cara mengetahui orang-orang
yang tidak kita kenal bahwa ia mengalami depresi?
Jawaban:
 Depresi ini tidak semua orang gejalanya sama, dan dari berbagai gejala-gejala tersebut,
minimal bisa 2-3 dialami, namun kuncinya jika sudah mulai terganggu aktivitasnya
sehingga membuat diri tidak seperti biasanya, jika sudah begitu segera ke profesional.
Jika mengalami semua gejala, maka berarti kondisinya sudah sangat berat. Diagnosis
tersebut didapat dari profesional, seperti Psikolog, Pskiater, dan Dokter, dan gejala
tersebut minimal terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Jika gejala tersebut hanya
dialami beberapa hari saja, berarti itu wajar terjadi pada manusia. Semakin awal
terdeteksi dan ditangani, maka semakin cepat pulih.
 Kita tidak bisa tahu apakah seseorang bisa mengalami depresi atau tidak, karena depresi
adalah diagnosis, yang bisa kita katakan adalah “sepertinya orang ini mengalami gejala
depresi”. Kenapa kadang-kadang orang yang mengalami depresi tidak mau terbuka,
karena bisa saja mereka menunggu seseorang bertanya pada dirinya, seperti “Kamu ada
masalah apa?”, “Kamu belakangan ini baru banyak pikiran ya? Kalau mau cerita boleh
ya..”. Jika orang tersebut sudah mau cerita, dan ada pernyataan “Aku ingin menghilang
dan tidak mau melanjutkan hidup”, maka itu adalah tanda depresi. Jika sudah cukup
terbuka dengan kesehatan mental, ajaklah ke Profesional, menjalankan aktivitas biasanya,
mengikuti seminar-seminar kesehatan mental dan sebagainya.

2. Bagaimana saya memposisikan diri saat beberapa orang selalu menganggap saya salah
padahal tidak begitu, sehingga menyebabkan saya tidak bisa tidur, merasa gelisah, sesak,
dan mulas jika berhadapan dengan beberapa orang tersebut. Saat hamil, saya pernah
stres dan 2x keguguran. Saya ingin bangkit, bekerja seperti biasa, dan melanjutkan hidup.
Jawaban:
 Saat wanita berada dalam kondisi hamil, maka kondisi hormon sedang fluktuatif, tidak
seimbang, maka ini bisa memicu gangguan psikologis tertentu, tidak hanya depresi saja.
Bagaimana memposisikan diri? Jika kita bisa berfikir normal atau jernih, saya bisa
mengatakan “jangan dengarkan apa kata orang lain yang tidak memberimu makan, dan
fokuslah pada diri sendiri”, namun kadang-kadang kita tidak bisa menghilangkan apa
yang orang katakan di pikiran kita. Saya menyarankan, bisa coba datang ke Psikolog
untuk diurai, sebenarnya kakak mengalami apa sehingga mengalami gejala-gejala
tersebut. Pergi ke Profesional bukan berarti lemah, kita hanya dalam kondisi mengalami
sesuatu, dan kita tidak tahu sesuatu tersebut harus diapakan.
 Tips self-help juga bisa diterapkan, tidak harus dengan orang yang depresi, namun juga
untuk semua orang yang mau menjaga kesehatan mentalnya. Ikut kelas-kelas self
healing seperti ini, belajar sadar, mindfullness, dan lainnya.

3. Terkait dengan tips self-health yang diberikan, saya lihat itu dilakukan dalam bentuk
visual, bolehkah tips self-health tersebut disampaikan melalui video? Karena besar
kemungkinan ada tipe orang yang visual auditory, bukan visual saja. Saya sudah menikah,
memiliki kasus, dimana istri meminta saya untuk menceraikannya, namun saat ini saya
tidak mau, apakah ini memiliki efek terhadap anak saya? Anak saya sedang berusia 3-4
bulan. Saat ini, saya tetap menjaga hubungan agar menjadi lebih baik, karena
sebenarnya kasus ini merupakan masalah komunikasi.
Jawaban:
 Apakah journaling bisa disampaikan melalui visual auditory? jawabannya adalah sangat
bisa, namun videonya jangan sampai di viralkan, untuk mengantipasi video agar yang
bersangkutan tidak melihatnya, dan hal tersebut tidak ahsan untuk dilihat oleh banyak
orang. Sebenarnya ada golongan orang-orang yang tidak menganjurkan untuk
meluapkan amarah kepada seseorang, ada juga yang memperbolehkan selama tidak
disampaikan kepada orangnya langsung, kuncinya tidak merugikan diri sendiri, dan
merugikan orang lain. Jika mau meluapkan seuatu bisa melalui journaling, video, atau
diungkapkan langsung di tempat yang aman (misal di kamar). Jika energinya besar, bisa
melakukan gerakan boxing, tetapi tidak meninju apa-apa, seperti meninju angin (tidak
meninju objek lain), atau jika dengan cara islam, bisa dengan berwudhu, duduk,
berbaring, dan ini ada penelitian ilmiahnya.
 Jika orang tua bercerai, maka hal tersebut bisa memiliki atau tidak memiliki pengaruh
terhadap kesehatan mentalnya. Selama anak ini tidak kehilangan peran kedua orang
tuanya, maka dia tidak akan kenapa-kenapa, dan tidak akan terkena efek yang bernama
brokenhome, sebaliknya jika kehilangan peran, anak bisa berpotensi mengalami
gangguan kesehatan mental. Namun, namanya hidup anak bisa mengalami proses
belajar, bertemu dengan lingkungan lain, sehingga punya peluang untuk menemukan
jalan pulihnya sendiri.

4. Sejak minum obat dari Psikiater, saya jadi agak sulit berbicara, lebih suka diam dan
kesulitan berpikir, apakah itu normal?
Jawaban:
 Ada informasi yang kurang enak untuk diterima, namun ini adalah sebuah fakta, yang
perlu kita ketahui bersama, sekalipun kita sudah ke Psikiater, atau Psikolog apakah
gangguan mental akan langsung hilang? Jawabannya adalah belum tentu. Karena
proses pemulihan itu adalah perjalanan yang panjang, memiliki efek samping, dan setiap
orang berbeda-beda efeknya.
 Orang-orang yang meminum obat dari Psikiater memang umum terjadi mengalami efek
samping. Bahkan pada sebagian kasus, ketika awal-awal pengobatan bisa jadi memiliki
gejala yang bermacam-macam , oleh karena itu butuh pengawasan yang ketat. Maka
tipsnya, jika konsultasi lagi ke Psikiater, silahkan jelaskan kepada Dokter apa saja keluhan
yang dialami, karena dari apa yang diceritakan biasanya Psikiater akan
merekomendasikan obat lain. Untuk mengetahui apakah obatnya cocok atau enggak,
mohon tunggu 6-8 minggu, sekitar 1,5-2 bulan, apakah efeknya menjadi-jadi atau bisa
menyesuaikan pada tubuh kita. Meskipun efeknya tidak mengenakkan, berdasarkan riset
lebih banyak manfaat daripada mudhorotnya. Jika tidak cocok dengan Psikiater saat ini,
teman-teman bisa ganti dengan Pskiater atau Profesional lain dengan menjelaskan
bahwa pernah berkonsultasi sebelumnya. Treatment yang diterapkan antara satu orang,
belum tentu cocok untuk orang lain. Hikmahnya adalah Allah lagi menguji kesabaran
untuk terus mencari treatment apa yang paling cocok untuk pemulihan diri kita.

CLOSING STATEMENT

Jika kita membicarakan terkait depresi, yang pertama perlu kita ingat bahwa depresi itu tidak
terjadi karena satu sebab, akan selalu terjadi karena banyaknya faktor, begitu juga seperti
gangguan mental lainnya. Kedua, kita jangan pernah merasa aman atas apa-apa yang
belum pernah terjadi pada diri kita. Karena kita tidak pernah tahu satu-dua bulan, beberapa
tahun kedepan akan mengalami apa, siapa tahu kita yang akan mengalami gangguan
mental tersebut, maka jangan sampai kita mudah untuk menghakimi orang lain. Ketiga, bagi
yang sedang mengalami depresi, tenang saja teman-teman tidak sendiri, depresi ini adalah
gangguan mental yang paling umum terjadi di Indonesia maupun di dunia. Lihatlah, banyak
diluar sana yang bisa menjadi teman, membuat teman-teman pulih, percayalah akan
dipertemukan dengan orang-orang yang akan memberikan support terhadap pemulihan.

Ada kabar baik bagi teman-teman yang didiagnosis depresi, maupun yang sudah lama
pernah berobat ke Psikiater dan sekarang sudah memutuskan untuk berhenti berobat karena
tidak ada efeknya, kabar gembira tersebut adalah apapun yang terjadi pada diri kita, bahkan
sesederhana tertusuk duri, maka Allah sudah menyiapkan balasan yang luar biasa,
mengangkat derajat, mengampuni dosa kita, apalagi rasa sakit yang dirasakan ketika
seseorang mengalami depresi atau luka dalam hidup. Kita tidak pernah tahu se-luar biasa
apa Allah sedang mempersiapkan balasan, hikmah yang begitu indah, menghapus dosa kita
yang mana, sehingga Allah ridho ketika kita masuk surga.

Ada hikmah dari kisah di zaman Rasulullah dahulu, dimana ada seorang wanita yang
menderita sakit epilepsi, kemudian meminta agar Rasulullah mendoakan untuk
kesembuhannya. Sebenarnya Rasulullah bisa mendoakan untuk kesembuhan wanita tersebut,
namun memilih untuk memberikan opsi yang lain, yaitu jika memilih sabar atas penyakit
tersebut, maka balasannya surga. Kemudian wanita tersebut memilih untuk bersabar, dan
akhirnya meminta ketika kambuh penyakitnya, agar tidak terbuka auratnya.

Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang yang bersabar, apapun dan sesakit apapun
ujian yang diberikan. Dengan kesabaran dan kemauan kita berproses untuk pulih, ternyata
disanalah Allah sedang mempersiapkan surga untuk kita.
LANGKAH TEPAT ATASI ANXIETY
Dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ

ANXIETY
Anxiety disorder (gangguan kecemasan) merupakan jenis gangguan mental yang paling
banyak ditemui di masyarakat. Meskipun anxiety disorder memiliki prevalensi yang tinggi,
namun gangguan ini sering tidak terdeteksi dan tidak diterapi (underrecognized and
undertreated).

APA YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA ANXIETY?


Wajar manusia mengalami cemas, kecemasan bisa terjadi pada situasi-situasi yang kita tidak
tahu jawabannya atau seperti apa situasi tersebut berlangsung. Namun yang akan kita bahas
adalah gangguan kecemasan yang berbeda dengan kecemasan yang wajar. Lalu, apa
perbedaan antara cemas yang wajar dan dan tidak wajar adalah berdasarkan tingkat
keparahannya, yaitu sangat cemas, terjadi secara terus-menerus, dan mengganggu
kehidupan.

ANXIETY DISORDER DAPAT TERJADI AKIBAT INTERAKSI DARI FAKTOR


Dari semua gangguan mental, penyebabnya tidak hanya satu, tetapi multiple.
1. Faktor Bio-Psiko-Sosial, antara lain:
 Kerentanan genetik  Stres
 Trauma  Masalah kehidupan, dan lainny
 Kepribadian
Keseluruhan faktor ini kemudian menimbulkan kumpulan gejala yang secara klinis signifikan
(nyata)

Pada sistim saraf pusat, terdapat ketidakseimbangan dari berbagai neurotransmitter, antara
lain:
 Norepinephrine
 Serotonin
 Dopamine
 Gamma-aminobutyric acid (GABA)
Ketika fungsinya terganggu, maka anxiety bisa terjadi.
2. Faktor genetik
3. Faktor lingkunga, terjadi karena trauma masa kanak dan interaksi faktor genetik dan
lingkungan
TEORI PSIKOLOGIS
 Anxiety merupakan displacement (perpindahan) dari konflik intrapsikik (model
psikodinamika). Anxiety muncul karena ada di alam bawah sadar terdapat konflik batin,
namun dialihkan atau diubah dengan bentuk yang lain, dan ada yang memunculkan
gejala atau penyakit seperti gerd dan lainnya.
 Anxiety merupakan suatu paradigma kondisioning (yang dipelajari) (model kognitif-
perilaku, misalnya anak melihat Ibu yang setiap melakukan sesuatu harus rapi, tertata,
ontime, sehingga jika itu tidak dilakukan maka akan merasa gelisah atau cemas dan hal
ini dipelajari dan diserap oleh anak sehingga ketika tidak sesuai standar dia akan cemas
juga.
 Teori psikodinamika: anxiety sebagai konflik antara id dan ego. Dorongan agresivitas
dan impulsivitas dialami sebagai sesuatu yang tak dapat diterima dan mengakibatkan
terjadinya represi. Dorongan yang direpresi dapat muncul dan mencetuskan ansietas.

ANXIETY DISORDER
Ada berbagai jenis Anxiety Disorder, namun gejala umumnya adalah adanya rasa takut dan
cemas yang berlebihan yang disertai adanya gangguan perilaku tertentu. Apa saja jenis-jenis
Anxiety Disorder?
 Separation anxiety disorder (gangguan  Generalized anxiety disorder (gangguan
cemas perpisahan) cemas menyeluruh)
 Selective mutism (mutisme selektif)  Substance/medication-induced anxiety
 Specific phobia (fobia spesifik) disorder (gangguan cemas terinduksi zat
 Social anxiety disorder (social phobia / atau obat)
fobia sosial)  Anxiety disorder due to another medical
 Panic disorder (gangguan panik) condition (gangguan cemas karena
 Agoraphobia sebab medis lainnya)

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


Gangguan ini ditandai dengan adanya rasa cemas dan khawatir yang berlebihan tentang
berbagai kejadian dan kegiatan. Kekhawatiran sulit dikendalikan. Rasa cemas dan khawatir
berkaitan dengan minimal 3 dari 6 gejala di bawah ini, terjadi pada sebagian besar hari, dan
berlangsung minimal 6 bulan:
 Gelisah atau merasa berjaga-jaga atau  Iritabilitas (mudah marah)
tidak tenang  Ketegangan otot
 Mudah lelah  Gangguan tidur
 Sulit konsentrasi atau pikiran menjadi  (Meskipun bukan gambaran diagnostic,
kosong (blank) namun ada ide bunuh diri dan upaya
bunuh diri yang berkaitan dengan
gangguan cemas menyeluruh).
Jika minimal terdapat 3 gejala diatas, berlangsung terus sepanjang hari, minimal selama 6
bulan, Profesional bisa mendiagnosis sebagai gejala anxiety, dan bukan berdasar diagnosis
sendiri.

PANIC DISORDER
Seseorang dengan gangguan panik seringkali datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS
dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, takut mati karena serangan jantung.Sering kali
melaporkan munculnya rasa takut atau tidak nyaman yang tiba-tiba, tak diduga dan spontan,
rata-rata memuncak dalam waktu 10 menit. Gangguan panik meliputi terjadinya serangan
panik berulang, dengan 1 serangan atau lebih disertai minimal satu bulan adanya ketakutan
mengalami serangan panik lagi atau adanya perilaku maladaptif yang nyata terkait serangan
tersebut. Serangan panik adalah suatu periode mendadak munculnya rasa takut atau tidak
nyaman yang kuat diikuti oleh minimal 4 gejala berikut:
 Jantung berdebar, detak jantung  Merasa pusing, kepala terasa ringan, atau
meningkat pingsan
 Berkeringat  Sensasi dingin atau panas di badan
 Gemetar atau berguncang  Parestesia (contoh merasa kebas atau
 Napas pendek atau perasaan sulit ada sensasi digelitik)
bernapas  Derealisasi (merasa tak nyata) atau
 Merasa tercekik depersonalisasi (merasa terpisah dari diri
 Nyeri dada atau rasa tak nyaman di dada sendiri)
 Mual atau nyeri perut  Takut hilang kendali atau jadi gila
 Takut mati
Selama episode serangan panik, merasa ada dorongan untuk pergi atau melarikan diri dan
ada sensasi akan terjadinya bahaya (seperti akan mati karena serangan jantung atau tercekik).
Gejala lain meliputi: Nyeri kepala, tangan dingin, diare, insomnia, rasa lelah, pikiran intrusif,
dan ruminasi. Orang dengan gangguan panik mengalami episode panik berulang, rasa takut
akan mengalami serangan ini menyebabkan perubahan perilaku yang nyata (misal
menghindari situasi atau lokasi) dan khawatir dengan dampak atau konsekuensi dari
serangan panik (misal hilang kendali, jadi gila, atau meninggal). Gangguan panik dapat
menimbulkan perubahan pada ciri kepribadian seseorang, menjadi lebih pasif, bergantung
pada orang lain, dan menarik diri.

TREATMENT
Terapi untuk gangguan cemas secara umum merupakan kombinasi antara terapi dengan
obat (medikasi) dan psikoterapi. Tidak ada satu cara yang bisa muat ke semua orang.
1. Pengobatan (Medikasi)
Obat tidak berfungsi untuk menyembuhkan Anxiety Disorder, namun dapat meredakan
gejala secara signifikan. Obat yang paling sering digunakan adalah obat anti-ansietas
(umumnya diresepkan untuk periode waktu singkat) dan antidepresan. Obat beta-blocker,
yang biasa digunakan pada penyakit jantung, kadang digunakan untuk mengontrol gejala
fisik dari anxiety.
2. Psikoterapi
Psikoterapi atau “talk therapy” dapat membantu orang dengan Anxiety Disorder mengatasi
gejala yang dialaminya. Salah satu jenis psikoterapi yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT),
dapat membantu seseorang untuk mempelajari cara berpikir, cara bereaksi dan berperilaku
yang berbeda, untuk membantu mengurangi rasa cemas.

SELF HELP, COPING, AND MANAGING, dapat membantu proses terapi


 Pelajari cara mengelola stres  Pelajari tentang gangguan yang dialami
 Praktikkan meditasi atau teknik relaksasi  Sharing tentang kondisi yang dialami
 Cari support group
 Cari dukungan keluarga, sahabat, orang terdekat

GERD AND ANXIETY


1. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD): suatu penyakit pada saluran pencernaan di mana
asam dari lambung mengalami reflux atau naik kembali ke atas ke kerongkongan (esofagus).
Asam lambung yang refluks ini akan mengiritasi kerongkongan dan menyebabkan kerusakan.
Gejalanya adalah sensasi heartburn (rasa panas atau terbakar di kerongkongan atau dada).

GEJALA FAKTOR RISIKO


LAMBUNG : SEHAT (KIRI) VS ASAM LAMBUNG (KANAN)

Jadi Anxiety menyebabkan Gerd atau Gerd menyebabkan Anxiety?

HUBUNGAN GERD DAN ANXIETY


Menurut para peneliti, ada hubungan antara GERD dan anxiety. Berbagai studi menunjukkan
bahwa anxiety lebih tinggi pada orang dengan GERD dibandingkan orang yang tak
mengalami GERD. Hubungan Gerd dan Anxiety:
1. Anxiety mencetuskan GERD
 Efek fisiologis pada anxiety dapat mencetuskan GERD.
 Kecemasan mengubah motilitas (pergerakan) esofagus dan juga ada peningkatan
sekresi (pelepasan) asam lambung sebagai respons tubuh terhadap stress.
. GERD mencetuskan Anxiety
 Gejala GERD seperti rasa panas di dada, rasa tercekik, menimbulkan rasa tidak nyaman
dan kekhawatiran, terlebih gejala menyerupai gejala penyakit jantung.
 Kecemasan meningkat dan dapat berlanjut menjadi suatu gangguan kecemasan (anxiety
disorder).

GEJALA GERD DAN ANXIETY YANG SERUPA


 Kualitas tidur yang buruk  Nyeri dada
 Mual  Nyeri perut
 Muntah

MENGATASI GERD DAN ANXIETY


Pengobatan perlu mempertimbangkan kedua kondisi, dalam mengatasi keduanya GERD bisa
berobat kepada Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dan ANXIETY bisa kepada Psikiater.
Perhatian terhadap obat anxiety tertentu yang mungkin memperberat gejala GERD.

PENANGANAN GERD DAN ANXIETY SELAIN DENGAN PENGOBATAN


 Psikoterapi atau konseling  Relaksasi progresif
 Pola diet seimbang  Yoga
 Hindari makanan dan minuman pencetus:  Meditasi
kafein, pedas  Sleep hygiene
 Kurangi dan kelola stress

Dalam mengelola stress, kita dapat melihat, apakah ada sumber-sumber stres yang bisa saya
kurangi atau kelola. Jika kita berada pada situasi yang memicu stres muncul dan tidak
berpindah pada situasi tersebut, maka GERD dan ANXIETY akan terus muncul. Kita harus
mengenali bagaimana tipe kita, agar stres bisa berkurang dan terkelola dengan baik.

LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU- TIPS TIDUR YANG BERKUALITAS


DIPAHAMI AGAR MEMILIKI POLA
TIDUR YANG BAIK
TEKNIK YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGATASI ANXIETY
1. Langkah Awal, Self awareness, menyadari dengan cara mengamati pikiran-pikiran dan
perasaan yang muncul. Luangkan waktu 5-10 menit per hari untuk refleksi, amati apa
pikiran dan perasaan yang hadir. Bisa membantu jika melakukan journaling, dengan:
 Menulis jurnal
 Tulis pikiran dan emosi yang muncul
 Lihat pola pikiran dan emosi yang dimiliki
 Ubah, adaptasi, atasi
2. Tantang pikiran Anda
 Tantang / challange pikiran Anda sendiri
 Debat pikiran Anda sendiri
3. Restrukturisasi Pikiran
 Buat pikiran-pikiran alternatif
 Cari sudut pandang yang berbeda
 Ubah cara berpikir
4. Relaksasi pernapasan
 Atur napas dalam dan lambat
 Gunakan pernapasan perut
 Lakukan 10 menit per hari
5. Relaksasi otot
 Latihan kontraksi dan relaksasi otot
 Mulai dari kelompok otot kaki, otot paha, otot tubuh, otot lengan, otot wajah
 Bermanfaat menenangkan pikiran yang kacau dan tubuh yang tegang
6. Gunakan “timer”
 Tentukan “timer” batas waktu untuk perasaan/emosi tertentu sedih/cemas/marah
 Misal: 5 menit
 Silakan “rasakan emosi tersebut” selama 5 menit
 Lalu 10 menit tulis semua pikiran-pikiran yang muncul
 Buang kertas tersebut dan lakukan aktivitas lain
7. Grounding
 5 hal yang bisa dilihat
 4 benda yang bisa disentuh
 3 hal yang bisa didengar
 2 aroma yang bisa dicium
 1 rasa yang bisa dicicipi
AYAT AL-QURAN UNTUK MEMBANTU MENGATASI KECEMASAN
“BUT THEY PLAN AND ALLAH PLANS AND ALLAH IS THE BEST OF PLANNERS” (8:30)
Hikmah ayat:
 Menerima bahwa kita tidak dapat mengendalikan segala sesuatu adalah kunci utama
untuk mengelola anxiety.
 Yakini bahwa Allah SWT memiliki rencana yang lebih besar dan Allah SWT Maha Tahu
yang terbaik untuk kita.

“VERILY IN THE REMEMBRANCE OF ALLAH DO HEARTS FIND REST” (13:28)


Hikmah ayat:
 Zikir, shalat, berdoa dapat membantu kita menjadi lebih tenang

“O YOU WHO HAVE BELIEVED, SEEK HELP THROUGH PATIENCE AND PRAYER. INDEED,
ALLAH IS WITH THE PATIENT” (2:153)
Hikmah ayat:
 Sabar bukanlah hal yang mudah namun penting untuk selalu kita upayakan.
 Sabar dikombinasi dengan sholat akan membantu kita melewati masa sulit kehidupan
sampai akhirnya hal-hal yang masih menjadi ketidakjelasan menjadi semakin jelas dan
segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya

“INDEED, AFTER HARDSHIP THERE IS EASE” (94:6)


Hikmah ayat:
 Allah SWT menyatakan dalam Al Quran bahwa kehidupan di dunia sesungguhnya
merupakan ujian.
 Ujian ini akan membuat manusia berkembang dan semakin mendekatkan dirinya pada
Allah SWT.
 Allah SWT menjanjikan setelah kesulitan ada kemudahan.
 Fokuslah pada janji Allah SWT tersebut, kesulitan yang Anda alami tidaklah abadi dan
nantikan kemudahan tersebut datang.

“ALLAH IS SUFFICIENT FOR US AND HE IS AN EXCELLENT TRUSTEE” (3:173)


Hikmah ayat:
 Let go and let God
 Lepaskan, relakan, ikhlaskan, serahkan semua pada Allah SWT.
 Kita meyakini bahwa Allah SWT lebih dekat daripada urat leher (nadi).
 Allah SWT Maha Tahu, Maha Adil, dan Maha Pengampun.
 Letakkan rasa cemas dan takut dan serahkan pada Allah SWT, biar Allah SWT yang
menjaga.
SESI TANYA JAWAB

1. Saya mahasiswa Psikologi, sehingga lebih peka tehadap kesehatan mental. Saya pernah
mengikuti kelas singkat yang mengatakan bahwa saya too overload tentang depresi.
Dari pengalaman yang saya pelajari fdan dari kelas ini juga disebutkan jika anxiety bisa
berefek sesak nafas, tremor, dan sebagainya. Saya pernah dititik puncak kaku seluruh
badan, dan sampai tidak tahu seperti apa. Saya sudah melakukan copying banyak,
namun karena stimulus terlalu dekat dan tidak bisa dihindari, lalu bagaimana caranya?
Jawaban:
 Ketika orang lain mengalami anxiety, atau kondisi mental tertentu, maka tampilan dan
gejala yang muncul itu bervariasi. Ada orang yang meledak emosinya, ada yang
tampilannya tidak merasa apa-apa (tumpul, hampa). Ketika memahami bahwa diri
mengalami gejala yang bermacam-macam, yang perlu dipahami adalah bagaimana
mengelola trigger, pencetus, stimulusnya, misalnya ternyata aku lebih emosional ketika
berdekatan dengan keluarga, atau misalnya lebih spesifik adalah jika dengan ibu atau
ayah, padahal agama melarang kita untuk durhaka terhadap orang tua, jadi hal ini
sangat bertentangan. Lalu, antara membereskan diri sendiri dengan keluarga, mana
yang harus lebih dahulu dilakukan? Pasti diri sendiri dulu, orang yang paling bisa kita
kendalikan, karena keluarga tidak bisa kita kendalikan 100%. Maka caranya adalah fokus
ke diri sendiri, bagaimana caranya aku merespon terhadap situasi ini di rumah atau
keluarga. Misalnya: Aku gampang marah jika ibuku menegur, maka kita perlu
meminimalisir sesuatu yang mungkin bisa men-trigger. Misalnya Dokter menyuruh saya
menjauh dari Ibu atau keluarga, tidak harus dengan jarak. Namun kadang-kadang jarak
membantu, misal dengan berpindah rumah, atau memiliki space sendiri dirumah. Jika
dengan hal tersebut pun tidak bisa, berarti kita perlu menciptakan space didalam kepala
(pelindung imaginer yang aman). Sehingga kita tidak mudah ke-trigger, meluap
emosinya karena masalah diluar diri.
 Jika teman-teman merasa lebih tenang jika berjauhan dengan keluarga, boleh-boleh
saja kita tidak berdekatan jaraknya, namun bukan berarti kita kasar atau berkata buruk
atau berbuat yang tidak baik. Bahkan ada yang saling rindu dan sayang karena
berjauhan.

2. Saya didiagnosis Mixed Anxiety And Depressive Disorder (MADD (baru didiagnosa 2
tahun ini) juga ada GERD (didiagnosis sudah 10 tahun), sudah menjalani beberapa
therapy dan berkali-kali ganti obat karena sampai saat ini belum ada obat yang cocok.
Namun efek sampingnya malah bikin lemas, bagaimana ya dok?
Jawaban:
 Ketika mengalami MADD dan ada GERD juga, kemudian menjalani terapi namun belum
menemukan obat yang pas, maka jika untuk obat bisa berdiskusi dengan Psikiater,
karena butuh proses untuk menemukan obat yang sesuai. Perhatikan dan evaluasi
bagaimana ketepatan waktu, dosis, cara meminum obat tersebut, sudahkah diberi
waktu untuk bekerja?
 Berdasarkan diagnosis tersebut, boleh untuk di explore, adakah hal-hal mendalam yang
belum dibahas? Misalnya hal-hal yang privat dan trauma-trauma masa lalu. Karena jika
yang disampaikan adalah 'kulit-kulitnya saja', maka ia akan sulit mengobati hal-hal yang
ada didalamnya. Jika mengungkapkan hal yang paling dalam mungkin akan lebih sakit,
perih, dan sebagainya, namun setelah itu akan membaik.

3. Saya 3 tahun yang lalu kehilangan orangtua, saya berusaha kuat, apa yang harus saya
lakukan agar tidak terlalu cemas dan sedih?
Jawaban:
 Sepertinya ini adalah proses grieving (berduka) yang masih berlanjut, dimana ketika
kehilangan orang yang sangat kita cintai dan sangat mencintai kita tentunya akan ada
proses mental yang berlangsung yang setiap orang prosesnya berbeda-beda, ada yang
lebih cepat, ada yang lama. Ketika terdampak dengan kehilangan Ibunya, sampai
muncul gejala kecemasan, depresi, yang perlu dilakukan adalah mencoba untuk
mencerna situasinya dengan prespektif yang berbeda.
 Coba tanya kepada diri sendiri, apa makna kehilangan ini? Dan setiap orang berbeda-
beda pemaknaannya. Alirkan, dan jangan pendam perasaan agar tidak mengganjal dan
menghambat pemulihan. Jika nyaman untuk diceritakkan dengan orang lain, maka
ceritakan saja, jika personal dan tidak mau diceritakan maka bisa dituangkan dengan
tulisan, seperti diary dan surat.
 Ikhlas tidak berhubungan dengan proses kita masih sedih atau tidak. Boleh kita masih
merasa kehilangan, karena kita mau memprosesnya. Jika kita sudah tahu, apa makna
dan apa yang kita pikirkan, kita coba perbaiki pola pikirnya. Ketika ada orang terdekat
yang meninggal, bukan berarti kita juga harus tiada/ menghilang juga. Diri sendiri juga
memiliki kehidupan, jadi coba maknai dengan makna yang baru.
 Kemudian, tetap produktif, jangan berdiam diri, dan jangan larut dengan kesedihan.
Sebisa mungkin hal-hal yang membuat kita mengganjal itu dilepaskan, misalnya benda-
benda yang membuat diri teringat dengan orang yang sudah meninggal, maka bisa
disimpan, atau diikhlaskan dengan diberikan kepada orang lain yang lebih
membutuhkan untuk me-let-go atau melepaskan perasaan. Semoga bisa dimudahkan
prosesnya
4. Lingkungan kerja saya toxic, bersaingpun dengan cara yang tidak sehat sehingga citra
saya menjadi tidak baik dimata orang, sekarang saya jadi takut untuk bertemu dengan
orang-orang yang berkaitan dengan masalah tersebut, mendengar suaranya saja saya
jantung saya berdebar, tangan bergetar, kesal, pusing. Bagaimana untuk mengatasinya?
sedangkan saya tidak mungkin resign karena keadaan.
Jawaban:
Ketika menyadari bahwa lingkungan pekerjaan itu toxic, sehingga membuat takut,
trauma, dan disisi lain tidak bisa resign, saran dari saya adalah be professional!. Jadi
bekerja anggaplah karena kita butuh gaji untuk menghidupi dan mencukupi kebutuhan.
Atur mindset bahwa saya profesional karena kita butuh pendapatan, bukan untuk
mencari circle pertemanan, jadikan pekerjaan adalah sesuatu yang formal. Cari
kesenangannya diluar lingkup pekerjaan, mungkin bersama teman-teman yang lain, dari
hobby dan sebagainya sehingga itu bisa mengcover apa yang tidak didapat dari
lingkungan kerja.

5. Saya sudah 2 tahun ke Psikiater dan didiagnosis psikotomatis, apakah psikotomatis itu
penyakit yang terdeksi medis atau tidak? Apakah benar penyebab gangguan tersebut
karena stres dan cemas?
Jawaban:
 Psikosomatis adalah istilah yang menggambarkan penyakit-penyakit yang gejalanya itu
fisik tetapi sumbernya psikis (pikiran, kecemasan). Diagnosanya bukan psikosomatis,
namun tergantung gejala yang dialami masuk kriteria mana, apakah termasuk gangguan
depresi, panik, cemas, dan lainnya? Biarkan Dokter atau Psikolog yang akan
mendiagnosis.
 Apakah penyebab gangguan tersebut karena stres pikiran? Maka untuk mengetahuinya
perlu diperiksa, ke spealisasinya (dokter ahlinya) dengan penanganan masing-masing
dahulu. Misalnya jika tensinya tinggi, kemudian diberikan obat tensi, setelah itu tidak
membaik, maka tanya ke dokternya, kenapa tidak membaik, bolehkah dievaluasi tensinya?
Ketika tidak membaik atau tidak ada jawaban-jawaban yang clear dari bidang yang lain,
maka baru bisa berfikir ini psikosomatis, dan saatnya untuk ke Psikiater atau ke Psikolog.
CLOSING STATEMENT

Kecemasan merupakan suatu hal yang wajar, namun bisa menjadi tidak wajar ketika
kecemasan tersebut intens, berat, terus-menerus, dan mengganggu kehidupan. Jika teman-
teman merasakan hal tersebut, saatnya untuk belajar mengelola gejala-gejalanya.
Pelajari cara-cara relaksasi, cara untuk merubah pikiran, journaling, grounding, praktikkan
semua tekniknya, jangan berpuas diri, jangan menyerah karena pernah melakukannya, dan
keep on the way terus berlatih-belajar-dan mempraktikkan. Ketika masih mengalami hal-hal
yang tidak nyaman, dan kecemasan masih terus terjadi, maka jangan ragu untuk menjalani
sesi konsultasi serta terapi dengan profesional.
Dengan ikhtiar kita agar membaik, pulih dibersamai dengan berdoa, berserah diri
kepada Allah subhanahu wata’ala, Insyaallah akan dimudahkan untuk mencapai
kesembuhan dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai