Anda di halaman 1dari 21

Tugas Mata Kuliah Pelayanan Medis Dasar I

RAPID HEALTH ASSESMENT


(RHA)

DI SUSUN

OLEH:

KELOMPOK 4
KELAS C
ANDI ASMAYANTI
DARMIATI
HERLINDA
INDRIYANI
IRMA WAHYUNI
JUMIATI TENGKERI
NURMAWATI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-IV KEBIDANAN
KENDARI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karean berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

makalah yang berjudul “Rapid Health Assessment” dalam bentuk maupun

isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan

sebagai salah satu petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat

memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat

lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

yang penulis miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kendari, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah


..................................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan


..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1Konsep Rapid Health Asessment


..................................................................................................................

2.1.1 Definisi RHA

iii
............................................................................................................

2.1.2 Manfaat dan Tujuan RHA


............................................................................................................

2.2 Lingkup Assessment


..................................................................................................................

2.3 Langkah-Langkah RHA


..................................................................................................................

11

2.3.1 Langkah-Langkah RHA


............................................................................................................

11

2.3.2 Metode RHA


............................................................................................................

12

2.3.3 Analisis RHA


............................................................................................................

13

2.3.4 Rekomendasi
............................................................................................................

13

iv
2.4 Pelaksanaan RHA
..................................................................................................................

13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
..................................................................................................................

18

3.2 Saran
..................................................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

20

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas

alami dan aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan

tanah longsor. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang

baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan

kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai

kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan

untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul

bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan

demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana

alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa

bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah

“alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya

atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.


Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk

bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan

individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi

mengakhiri peradaban umat manusia. Namun demikian pada daerah

yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan

1
/ kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi

dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana memiliki

ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan

bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-

infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-

tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah

tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika

diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.


Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa tanah air,

sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar terjadinya

peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir,

kekeringan, longsor, dan lain-lain. Peristiwa bencana tersebut tidak

mungkin dihindari, hal yang dapat kita lakukan adalah memperkecil

terjadinya korban jiwa, harta maupun lingkungan. Perlu diketahui

bahwa bencana yang diikuti dengan pengungsian menimbulkan

masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah

bidang/sektor lain.
Rapid Health Assesment dilakukan untuk menilai kondisi

kesehatan SDM yang ada di lokasi pengungsian. Namun kegiatan

assesment ini harus dilakukan dengan cepat melihat sesaat setelah

bencana merupakan kondisi darurat yang membutuhkan tindakan

yang taktis dan strategis. Mengingat penanggulangan masalah

kesehatan harus segera diberikan baik saat terjadi maupun pasca

2
bencana. Ada beberapa kegiatan tanggap bencana yang tidak selalu

harus menunggu hasil RHA terutama kegiatan spesifik yang dapat

diperkirakan. Namun pada kenyataannya, banyak lembaga yang

menangani masalah penanggulangan bencana itu terlalu lama dalam

melakukan assesment yang seharusnya dilakukan secara cepat.

Karena dalam kondisi bencana sangat penting untuk dilakukan

penilaian agar dapat menetapkan upaya pencegahan maka dalam

makalah ini akan di jelaskan tentang “Rapid Health Assesment”


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di tetapkan rumusan masalah

sebagai berikikut :
1. Bagaimanakah konsep Rapid Health Assesment?
2. Bagaimanakah lingkup assessment?
3. Bagaimanakah langkah-langkah Rapid Health Assesment?
4. Bagaimanakah proses pelaksanaan Rapid Health Assesment?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep Rapid Health Assesment
2. Untuk mengetahui lingkup assessment
3. Untuk mengetahui langkah-langkah Rapid Health Assesment
4. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Rapid Health Assesment

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Rapid Health Assessment (RHA)


2.1.1 Definisi Rapid Health Assessment (RHA)
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara

cepat) dilakukan untuk mengatur besarnya suatu masalah yang

berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak

3
yang terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap

kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana

permukiman yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan

dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam

penanggulangan selanjutnya. RHA adalah kegiatan

pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai

kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang

diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian

(WHO). Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment)

dilakukan hari H hingga H+3.


Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-

dampak apa saja yang ditimbulkan oleh bencana, seperti

berapa jumlah korban, barang-barang apa saja yang

dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan,berapa

banyak pengungsi lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat

kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.

Type Of Assessments

4
Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang

Kesehatan diatas bisa kita lihat bahwa Rapid Health

Assessment dibagi menjadi dua yaitu:


1. Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah

Kesehatan Awal)
Dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat

kecamatandibawah tanggung jawab Kepala Puskesmas

setempat. Ini dilakukanuntuk menetukan jenis bantuan awal

yang dibutuhkan segera.

2. Integrated Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah

KesehatanTerpadu)
Menindaklanjuti assessment awal dan mendata

kebutuhan para korban di pengungsian. Dengan adanya

assessment terpadu ini kita dapat melakukan

penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan

surveilans epidemiologi terhadap penyakit

potensialsehingga kejadian penyakit di lokasi bencana dapat

dikontrol.
2.1.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA)
Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu

proses yang berkelanjutan. Artinya seiring dengan

perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang

lebih rinci.
Manfaat Rapid Health Assessment adalah :
1. Mengidentifikasi fakta-fakta di lokasi bencana.

5
2. Mengindikasi kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat

adalah:

1. Mendapatan informasi yang memadai tentang perubahan

keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-

help serta aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat.


4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna :
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana,

keadaan, dampak, dan kemungkinan terjadinya

perubahan keadaan darurat.


b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan

terjadi.
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam

pengelolaan tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu

direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi

aksi tanggap darurat.


5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan

langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyakit menular (ISPA,

diare,DBD,chikungunya, tifoid,dll)
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK,

pengelolaan sampah, sanitasi makanan, dll)

6
2.2 Lingkup Assessment RHA
1. Aspek Medis
Untuk menilai dampak pelayanan medis terhadap korban dan

potensi pelayanan kesehatan. Dalam aspek medis, meliputi:


a. Puskesmas setempat dan sekitar
Segera mengerahkan dan menyiapkan petugas kesehatan

untuk menangani kejadian bencana, seperti longsor.


b. Rumah Sakit
Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan menerima

rujukan bencana, seperti longsor.


c. Dinas Kesehatan Kota.
Memerintahkan semua puskesmas untuk melibatkan atau

mengirim tenaga kesehatan.


2. Aspek Epidemiolog
Untuk menilai potensi munculnya KLB penyakit menular pada

periode pasca kejadian/bencana. Dalam aspek epidemiologi,

dengan contoh sebagai berikut:


a. Menilai kemungkinan munculnya diare,
b. Kemungkinan munculnya luka infeksi,
c. Kemungkinan munculnya penyakit menular,
d. Dan seterusnya

3. Aspek Kesehatan Lingkungan


Untuk menilai masalah yang terkait dengan sarana kesehatan

lingkungan yang diperlukan bagi pengungsi dan potensi yang dapat

di manfaatkan. Dalam aspek kesehatan lingkungan, meliputi :


a. Air bersih
b. Jamban
c. Pembuangan sampah
d. Tempat pengungsian yang aman
e. Dapur umum
2.3 Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)
2.3.1 Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)

7
a. Apa bencana yang sedang terjadi
b. Siapa / Organisasi Pelaksana
1) Petugas puskesmas
2) Dinas kesehatan kabupaten dan dibantu dinas kesehatan

provinsi dan depkes


3) Terdapat tim yang melakukan RHA :
4) Petugas medis
5) Epidemiologist
6) Sanitasi (kesehatan lingkungan)
Dan diharapkan tim RHA :
1) Memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya
2) Dapat bekerjasama dan dapat diterima
3) Memiliki kapasistas untuk mengambil keputusan
c. Dimana / Informasi Yang Mana
1) Area geografi yang terkena bencana.
2) Status sarana transportasi, komunikasi, listrik.
3) Ketersediaan air bersih, pangan, fasilitas sanitasi dan

kondisi tempat pengungsian.


4) Perkiraan jumlah korban (meninggal, luka ).
5) Kondisi SDM kesehatan yang ada.
6) Perkiraan jumlah pengungsi
7) Endemisitas penyakit menular setempat.
8) Kondisi penyakit potensial KLB dan kecenderungannya.
9) Kondisi lingkungan (sebagai ‘risk factors’)
10)Jenis bantuan awal yang diperlukan segera.
11) Kondisi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya,
d. Kapan RHA dilakukan
1) Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan,

waktu pelaksanaan penilaian dapat dipersingkat


2) Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk

dalam jumlah besar, selambat-lambatnya 2 hari setelah

kejadian.
3) Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan

makanan, kecelakaan kimiawi, dan lain-lain) perlu

8
dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam setelah

kejadian
e. Bagaimana Langkah Penting dalam Mengumpulan Data dan

Informasi
a. Sesuaikan dengan tujuan assessment
b. Review information yang lalu dan yang ada
c. Interview tokoh-tokoh kunci
d. Ke lapangan, observasi, interview & dengar
e. Rumuskan berbagai informasi dan
f. Analisis segera dan buat rekomendasi
g. Laporkan segera ke pimpinan

2.3.2 Metode Rapid Health Assessment (RHA)


a. Wawancara : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di

daerah bencana
b. Observasi : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah

bencana

2.3.3 Analisis Rapid Health Assessment (RHA)


a. Luasnya lokasi kejadian
1) Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan

terganggu (karena jalan yang rusak akibat bencana)


2) Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa

secara cepat segera sampai tempat pengungsian, jarak

pengungsian : di zona aman (yang ditetapkan oleh

pemerintah), sekitar 5 menit dari lokasi kejadian


3) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan

9
4) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan

pemerintah sekitar 5 menit dari lokasi kejadian


b. Dampak Kesehatan Terhadap Penduduk
1) Penduduk mengalami patah tulang dan luka luka
2) Penduduk mengalami kematian
3) Penduduk banyak Gangguan Psikis
c. Potensi Sarana Pelayanan
1) Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko

kesehatan
d. Potensi Sumber Air Bersihdan Sanitasi
1) Kurangnya ketersediaan air bersih
e. Ketersediaan logistic
1) Kurangnya persediaan obat-obatan yang diperlukan
2.3.4 Rekomendasi
a. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
b. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga

kesehatan lingkungan
c. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
d. Pengelolaan makanan dan minuman
e. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
f. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar

biasa
g. Koordianasi lintas sectoral
2.4 Pelaksanaan RHA
Ketika bencana RHA dilakukan hari H hingga H+3, Pelaksanaan

RHA ( Rapid Health Assesment ) atau yang disebut penilaian

kesehatan secara cepat, dilakukan untuk mengatur besanya suatu

masalah dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang

terjadi maupun yang kemungkinandapat terjadi terhadap kesehata,

serta seberapa besar kerusakan terhadap sarana pemukinan yang

berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar

10
bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penganggulangan selanjtnya.

Assesment terhadap kondisi darurat merupakan suatu prosesyang

berkelanjutan, artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat

diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya

assesment awal secara cepat adalah:


1. Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan

keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help

serta aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat


4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana,

keadaan, dampak, dan kemungkinan terjadinya perubahan

keadaan darurat
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan

tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu direspon direspon

secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi

tanggap darurat
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah

selanjutnya
a. Pengendalian penyait menular
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan.

Pelaksanaan RHA saat Bencana :

11
1. Melapor kepada gubernur dan menginformasikan kepada PKK

Depkes tentang terjadinya bencana atau adanya pengungsi


2. Mengaktifkan Pusdalops penanggulangan bencana tingkat provinsi
3. Berkoordinasi dengan Depkes dalam hal ini PPK
4. Berkoordinasi dengan rumah sakit provinsiuntuk mempersiapkan

menerima rujukan dari lokasi bencana


5. Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan di luar provinsi
6. Berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan

kabupaten/kotauntuk melakukan RHA


7. Memobilisasi tenaga kesehatan untuk tugas perbantuan ke daerah

bencana
8. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk penganggulangan

bencana
9. Menuju lokasi terjadinya bencanaatau tempat penampungan

pengungsi
Direktur Rumah Sakit Provinsi Melakukan Kegiatan :
1. Mengadakan koordinasi dengan rumah sakit kabupaten/kota untuk

mengoptimalkan sistem rujukan


2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inapuntuk

menerima penderita rujukan


3. Mengajukan kebutuhan obat dan peralatan lain yang diperlukan
4. Mengirimkan tenaga dan peralatan ke lokasi bencana bila

diperlukan

Tingkat Kabupaten/Kota, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

setelah menerima berita tentang terjadinya bencana dari kecamatan

melakukan kegiatan:

12
1. Berkoordinasi dengan anggota satlak PB dalam penanggulangan

bencana
2. Mengaktifkan pusdalops penanggulangan bencana tingkat

kabupaten/kota
3. Berkoordinasi dengan RS kabupaten/kota
4. Menyiapkan dan mengirim tenaga kesehatan
5. Menghubungi pusksmas di sekitarlokasi bencana untuk

mengirimkan dokter, perawat dan peralatan medis


6. Melakukan penilain kesehaatan cepat terpadu
7. Melakukan penanggulangan gizi darurat
8. Memberikan imunisasi campak di tempat pengungsian
9. Melakukan survailens epidemiologi terhadap penyakit potensial

wabah
10. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayh kabupaten/kota

Direktur Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Melakukan Kegiatan :

1. Menghubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instansi gawat

darurat dan ruang perawatan


2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inap untuk

menerima rujukan
3. Menghubungi RS provinsi tentang kemungkinan adanya penderita

yang akan dirujuk


4. Menyiapkan dan mengirimkan tenaga dan peraltan kesehatan ke

lokasi bencana

Kepala Puskesmas di lokasi bencana melakukan :

1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan

yang diperlukan
2. Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota

13
3. Melakukan initial RHA
4. Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkesapabila telah tiba

dilokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan

selanjutnya yang bertanggung jawab adalah kepala dinas

kesehatan kabupaten/kota.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas yaitu :
1. Menurut WHO RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan

informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan

mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai

respon dalam suatu kejadian .


Manfaat dari RHA yaitu dapat mengidentifikasi fakta-fakta di

lapangan, serta memiliki tujuan untuk mencari berbagai informasi

yang diperlukan sebagai dasar perencanaan program dan lain

sebagainya.
2. Lingkup RHA terdiri dari aspek medis, epidemiologi, dan aspek

kesehatan lingkungan.
3. Langkah-langkah yang dilakukan dalam RHA yaitu mencakup

pertanyaan 5w+1h.
4. Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai

ketingkat atas ata sebaliknya yaitu :


a. Kepala dinas kesehatan provinsi
b. Direktur rumah sakit provinsi

14
c. Kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota
d. Direktur rumah sakit kabupaten/ kota
e. Kepala puskesmas di lokasi bencana
3.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang tenaga kesehatan ataupun yang

membidangi bencana dapat mengerti, memahami serta menguasai

bagaimana teori RHA diaplikasikan, hal ini dikarenakan RHA

merupakan sebuah kegiatan yang sangat perlu dilakukan karena

dengan RHA kita mendapatkan informasi di lapangan dan dapat

mengidentifikasi apa saja yang ada di lapangan yang hasilnya

dipergunakan sebagai landasan atau dasar dalam membuat sebuah

kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA

15
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1357/MENKES/SK?XII/2001
tentang Standar Minimal Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat
Bencana dan Penanganan Pengungsi.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 145/MENKES/SK/I/2007 tentang


Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan

Ardinata, Anggit, dkk. 2018. Rapid Health Assesment.


https://www.scribd.com/doc/34823175/Rapid-Health-Assesment diakses pada
tanggal 8 Agustus 2019

16

Anda mungkin juga menyukai