Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RESUME CATATAN KULIAH MITIGASI BENCANA

Nama : Yordan Wahyu Christanto


NIM : 22314008
Mitigasi Bencana di Indonesia
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Bencana yang dimaksud bisa disebabkan oleh faktor alam maupun non
alam. Faktor alam bisa menyebabkan bencana dan tidak, apabila menimbulkan kerugian
ekonomi dan korban jiwa, maka bisa kita definisikan sebagai bencana, tetapi apabila tidak
menyebabkan kerugian maupun korban jiwa, kita sebut sebagai fenomena kebumian saja.
Untuk melakukan mitigasi bencana, hal pertama yang harus dilakukan adalah
karakterisasi fenomena kebumian :
1. Interaksi manusia dengan lingkungannya, salah satu akibatnya adalah bencana alam
2. Kondisi geologi suatu daerah
Mitigasi Bencana di Indonesia
Secara geologi, Indonesia merupakan daerah island arc, dimana negara kepulauan ini
tercabik-cabik oleh keberadaan pusat hiruk-pikuk tiga lempeng tektonik (tectonic plate),
yang saling bertabrakan (kovergen), yakni : Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan
Lempeng Pasifik, tumbukan ketiga lempeng tersebut pada akhirnya menjadikan Indonesia
menyimpan bencana yang sewaktu-waktu terjadi, baik dari letusan vulkanik gunung api,
tsunami, mass movement, maupun gempa bumi. Selain itu dari faktor iklim, yaitu iklim
tropis, Indonesia juga berpotensi memiliki bencana alam seperti kebakaran hutan, banjir,
kekeringan. Faktor alam penyebab bencana tersebut juga tidak terlepas dari faktor padatnya
penduduk di Indonesia, misalnya padatnya penduduk tinggal di daerah lereng gunung api,
tinggal di daerah pesisir, dan tinggal di daerah DAS (Daerah Aliran Sungai).
Dari hal tersebut, perlu dilakukan tindakan mitigasi bencana kebumian, yang
meliputi :
1. Teknologi
Teknologi Kebumian dalam pengembangan mitigasi bencana kebumian, meliputi :
Pembelajaran sifat alamiah kebencanaan
Kuliah Mitigasi Bencana

Zoonasi
Tata ruang
Bangunan untuk mitigasi bencana
Peringatan dini
2. Tata Kelola dan Sosial Kemasyarakatan
Di dalam tahapan ini yang harus diperhatikan adalah organisasi kebencanaan
(BPN/Badan Penanggulangan Bencana), penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang masih
kurang terkait dengan kebencanaan, perundangan, dan tata kelola penanggulangan bencana
yang harus ditangani secara runtut.
Tata kelola penanggulangan bencana dengan mengaplikasikan siklus manajemen yang
baik, serta point-point penting lainnya yang berkaitan dengan ketaatan terhadap regulasi
pemerintah yang berhubungan dengan resiko kebencanaan, diharapkan dapat membawa
dampak yang positif terhadap rendahnya resiko yang ditimbulkan dari bencana kebumian.
Dalam mempraktekkan tata kelola dan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan pendekatan
hidup berdampingan dengan daerah yang memiliki resiko bencana, yang meliputi :
Holistik (multidisipiln, kewilayahan, sistematik, dan pembangunan seutuhnya)
Kenyataan masyarakat kita, kita baru bereaksi jika terjadi bencana. Seharusnya ada
penyiapan diri (perencanaan pra-bencana), seperti : pencegahan bencana, mitigasi
bencana, dan penyiapan menghadapi bencana.
Mitigasi, baik pasif maupun aktif. Mitigasi pasif berupa zonasi rawan bencana, aturan
bengunan, tata ruang, tata guna lahan, dan sebagainya. Mitigasi aktif berupa pelaksanaan
mitigasi pasif, pendidikan masyarakat dan birokrasi, penyesuaian infrastruktur, relokasi
penduduk, dan diversifikasi kegiatan ekonomi.
Diperlukan peran serta semua pihak
Kekeliuran yang sering terjadi, seperti banyak mitigasi pasif, salah alternatif, pemberian
tanggung jawab, salah prediksi akibat bencana, dan pengurangan kerugian dan
perencanaan berikutnya.
Persiapan

Kuliah Mitigasi Bencana

Anda mungkin juga menyukai