Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH

PENYIDIKAN LINGKUNGAN

Dosen Penanggung Jawab:


Tomy Sujarwadi, S.Sos., M.S

Disusun Oleh :
Laila Safitri

NIM :
P07133218021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
2021
Proses penyelidikan dan penyidikan pada pencemaram sungai
Proses penyelidikan :
- melakukan tindakan yang di lakukan oleh penyidik menerima laporan
dulu dari peristiwa yang mencemari sungai,
- mencari tau peristiwa penyebab pencemaran itu berasal dari industry
mana atau pelakunya siapa.
- setelah mendapatkan bukti peristiwa tersebut dan terbukti bahwa
insudtry itu mencemari sungai dan akan melakukan penyidikan.

Proses penyidikan :
- Penyelidikan, yang berupa pengumpulan bukti-bukti permulaan untuk
membuat terangnya perkara dan sebagai dasar pemeriksaan di TKP
- Tindakan pemanggilan semua orang yang diperlukan, penangkapan
dan penahanan jika diperlukan; penggeledahan dan penyitaan barang
bukti, penyegelan tempat bangunan dan alat-alat tertentu yang
berkaitan dengan pencemaran dan perusakan lingkungan
- Pemeriksaan tersangka, saksi-saksi, dan keterangan ahli termasuk
pemeriksaan laboratorium;
- Tahap Penyelesaian dan Penyerahan perkara kepada Penuntut Umum.
- Dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana
lingkungan hidup, dapat dilakukan penegakan hukum terpadu antara
penyidik pegawai negeri sipil, kepolisian, dan kejaksaan di bawah
koordinasi Menteri.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan penegakan hukum
terpadu diatur dengan peraturan perundang undangan.

Selain pidana karena pembuangan limbah, ada beberapa pidana lain yang bisa
dikenakan kepada perusahaan tersebut:
1. Jika pencemaran lingkungan tersebut terjadi karena
perusahaan sengaja melakukan perbuatan (misalnya membuang
limbah) yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup, yang mana hal
tersebut mengakibatkan orang mati maka diancam pidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
tahun dan denda paling sedikit Rp5 miliar dan paling banyak Rp15
miliar.[5]
2. Jika pencemaran lingkungan tersebut terjadi karena
perusahaan lalai sehingga mengakibatkan dilampauinya baku
mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup, yang mana hal tersebut
mengakibatkan orang mati, maka dipidana dengan pidana penjara
paling singkat paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9
(sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3 miliar dan paling
banyak Rp9 miliar.[6]

Anda mungkin juga menyukai