http://jurnal.polbangtanyoma.ac.id/index.php/jp3/index
1Balai
Besar Pelatihan Pertanian Lembang
Jalan Kayuambon No. 82 Lembang, Bandung Barat – Jawa Barat 40791
e-mail: Saptoningsih_sarwadi@yahoo.co.id
ABSTRAK
150
dilakukan tindakan koreksi, monitoring serta pengawasan CCP yaitu pada proses
pemarutan, pemasakan serta proses pendinginan produk, hasil analisis kesiapan
penerapan HACCP 8,3 % siap menerapkan HACCP dengan pendampingan dan
91,7% UKM dodol belum siap menerapkan HACCP. Untuk analisis strategi
pengembangan penerapan HACCP disusun: a). Strategi S-O (Strenght-Opportunities)
yaitu meningkatkan kualitas produk yang merujuk pada standar keamanan pangan
(HACCP) dan kontinuitas produksi melalui peningkatan kemampuan teknis serta
kerja sama dengan pemasok bahan baku. b). Strategi S-T (Strenght-Treats) adalah
peningkatan teknis pemeliharaan peralatan dan pengendalian produksi dengan
penerapan sistem HACCP, c). Strategi W-O (Weakness-Opportunities) yaitu
peningkatan kualitas fasilitas produksi yang memperhatikan prinsip-prinsip HACCP
dan membentuk koperasi serta mengoptimalkan peranan pemerintah dalam
pemberian bantuan dan mengefisiensikan penggunaan sarana produksi guna
mengatasi dampak kenaikan biaya produksi. d). Strategi W-T (Weakness-Threats)
yaitu meningkatkan kemampuan manajerial, memunculkan inovasi- inovasi produk
melalui peningkatan kualitas dan pengemasan berlabel keamanan pangan serta
meningkatkan promosi melalui e-comerce. Direkomendasikan model diklat HACCP
berbasis “Blended Learning sistem OJT”, perlunya disusun SOP secara tertulis, serta
pelatihan dan pendampingan mengenai HACCP secara komprehensif terkait
kesiapan UKM dodol nanas Jalancagak dalam penerapan sistem HACCP.
Kata kunci: Pree Requisite Program, HACCP, Kesiapan, Strategi dan Dodol Nanas.
ABSTRACT
Most of the pineapple dodol making businesses in Jalancagak Subang are small
and medium-sized businesses with sub-optimal quality control, so that the quality
produced is not consistent and does not meet the quality requirements of pineapple
dodol. The research aims to analyze the HACCP program pre-requisite, namely GMP
and SSOP to identify the hazards associated with the production of pineapple dodol,
so that a quality assurance plan is compiled based on HACCP, determine the
readiness of HACCP implementation and HACCP implementation development
strategies by taking into account internal and external factors in the effort to implement
HACCP in SMEs Jalancagak pineapple dodol. Research using descriptive analytic
methods aims to collect actual information in detail by describing all existing facts,
identifying problems, making comparisons or evaluating the information / data
obtained (Damanik, 2012). GMP analysis using the PPHP Directorate GMP
assessment check list (2004) and SSOP analysis by comparing the results of field
observations with SSOP according to the FDA (1995). Furthermore, the HACCP plan
is prepared by filling in the HACCP worksheet (SNI 01-4296-1996), then analyzing the
readiness and analysis of the HACCP application development strategy using a
SWOT analysis. The results of the GMP analysis generally have met the requirements
for good processing methods, but have not been optimal in sanitation hygiene in the
washing, grating and product cooling rooms that are still open and SSOP analysis
there are several things that do not meet the requirements, namely equipment, water
151
safety and treatment equipment. as well as rodent control, while the assessment of
GMP application obtained a value of 406 means that the processing of pineapple dodol
in SMEs Jalancagak is close to the requirements for good processing methods, so that
the requirements for implementing the HACCP system have been met, the HACCP
plan is prepared by taking into account critical control points for corrective action,
monitoring and CCP supervision, namely in the process of grating, cooking and
cooling the product, the results of the analysis of the readiness of applying HACCP
were 8.3% ready to apply HACCP with guiding and 91.7% of SMEs Jalancagak
pineapple dodol were not ready to implement HACCP. For the analysis of the
development strategy for the application of HACCP to arrange : a). The S-O (Strength-
Opportunities) strategy is to improve product quality that refers to food safety
standards (HACCP) and continuity of production through increased technical
capabilities and cooperation with raw material suppliers. b). The S-T (Strenght-Treats)
strategy is the technical improvement of equipment maintenance and production
control by implementing the HACCP system, c). The W-O (Weakness-Opportunities)
strategy is to improve the quality of production facilities that pay attention to HACCP
principles and form cooperatives and optimize the role of the government in providing
guiding, and streamline the use of production facilities in order to overcome the impact
of rising production costs. d). The W-T (Weakness-Threats) strategy is to improve
managerial skills, generate product innovations through quality improvement and
packaging with food safety labels and increase promotion through e-commerce.
Recommendation of the research is a HACCP training model based on the "Blended
Learning OJT system", the need to arrange SOP in written, as well as comprehensive
training and mentoring regarding HACCP related to the readiness of the SMEs
Jalancagak pineapple dodol in implementing HACCP system.
157
Tabel 2. Hasil Evaluasi Rata-rata Peningkatan Materi Diklat Pengenalan HACCP
Nilai
No Nama Peserta
Pree Test Post Test Peningkatan
1. Kartika 67 86 38.8
2. Tella 33 53 60.6
3. Dadang 40 60 50.0
4. Cece 40 73 82.5
5. Ade 33 60 81.0
6. Ading 27 53 96.2
7 Yaya 40 73 82.5
8 Panji 33 60 81.0
9 Rukasih 40 67 67.5
Total 353 585 640.1
Rata-rata 39.22 65.00 71.12
Hasil % 39,22 65.00 71.12%
Sumber: Data diolah berdasarkan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi diklat oleh
BBPP Lembang (2019)
159
B. Deskripsi Produk dari buah-buahan (Jatnika A. Dan
Dodol dikelompokkan menjadi 2 Saptoningsih, 2012). Dodol nanas dari
yaitu dodol yang berbahan dasar dari UKM Kartika secara lengkap memiliki
tepung, antara lain tepung beras, tepung deskripsi yang dapat dilihat pada Tabel
ketan, dan dodol yang berbahan dasar di bawah ini:
162
Tabel 5. Analisis Critical Control Point (CCP) Produk Dodol Nanas
No. Tahapan proses CCP/Bukan CCP
1 Penerimaan bahan baku Bukan CCP
2 Pengupasan Bukan CCP
3 Pencucian dan pemotongan Bukan CCP
4 Pembuburan CCP
5 Pemasakan CCP
6 Pendinginan CCP
7. Pemotongan dan pengemasan Bukan CCP
Sumber: data diolah dari lembar kerja Penentuan titik pengendalian kritis dodol
nanas UKM Kartika (2020)
163
Proses CCP Penyebab Batas Kritis Tindakan Koreksi
Pendinginan Ruang pendinginan - Adanya penutup P - Pengecekan
yang terbuka - Adanya serpihan ruangan
serpihan benda fisik logam, debu dan pendinginan.
seperti debu, kayu gigitan binatang - Mengecek kondisi
dan adanya akses pengerat pada permukaan yang
dengan binatang dodol. SNI : 4296 - bersentuhan
pengerat (kecoa, lalat 1996 dengan dodol
dan semut). nanas sebelum
dikemas.
Sumber: Data Diolah dari lembar penetapan batas kritis dodol naans UKM Kartika
(2020)
164
Pemantauan batas kritis HACCP ini pada .
dirancang pada setiap proses sesuai Hasil penelitian menunjukkan
dengan SNI CAC/RCP 1:2011. bahwa UKM dodol nanas Jalancagak
Sedangkan untuk penetapan prosedur yang berpredikat maju sebanyak 5 orang
verifikasi dilakukan dalam penyusunan atau 41,67 % sedangkan UKM dodol
program HACCP ini meliputi nanas yang termasuk dalam katagori
pemeriksaan ulang terhadap rencana menengah sebanyak 7 orang atau
HACCP, CCP, penyimpangan dan 58,33%. Menurut Kepala BPP
tindakan koreksi, audit terhadap Jalancagak (2020) dilapangan terkait
pelaksanaan HACCP dan pengujian dengan kriteria kelas usaha di UKM
laboratorium. Adapun untuk kegiatan dodol nanas Jalancagak tidak ada yang
operasional verifikasi di UKM predikat rendah atau pemula karena
direncanakan setiap tiga bulan sekali pengalaman yang dimiliki dalam
dengan melakukan proses audit pada pengolahan dodol nanas secara
kegiatan operasional yang terkait keseluruhan sudah sangat
dengan pengolahan dodol nanas. Pihak berpengalaman. Selanjutnya dari hasil
yang bertanggung jawab dari penelitian menyimpulkan bahwa hanya 1
terlaksananya kegiatan dua prosedur (satu) orang atau 8,3 persen yang
verifikasi tersebut yaitu bagian Quality paham tentang HACCP dan 11 orang
Control (QC) secara langsung sesuai atau 91,7 persen anggota UKM dodol
dengan prosedur verifikasi SNI 01-4852- nanas Jalancagak belum paham sama
1998. Dari hasil penyusunan rencana sekali tentang HACCP karena belum
HACCP di UKM dodol nanas Kartika diberikan pelatihan ataupun sosialisasi
tersusunlah Blue Print Rencana HACCP tentang HACCP. Sedangkan terkait
yang dapat dijadikan model dengan kesiapan penerapan HACCP
pengembangan penerapan HACCP di pada proses pembuatan dodol nanasnya
UKM dodol nanas Jalancagak secara keseluruhan mereka belum siap
kabupaten Subang untuk kelas usaha menerapkan HACCP akan tetapi
yang berpredikat maju. mereka ingin lebih memahami tentang
keamanan pangan berdasarkan HACCP
Analisis Kesediaan Penerapan Haccp dan hanya UKM Kartika yang paham
Untuk mewujudkan tantangan dan tentang keamanan pangan berdasarkan
persaingan usaha dibidang pangan UKM HACCP akan tetapi belum yakin untuk
dodol nanas Jalancagak Subang perlu melaksanakan sistem HACCP dalam
kiranya manager, pengolah, pembina produksi dodol nanasnya secara
dan penentu kebijakan yang terkait mandiri, sehingga UKM Kartika bersedia
untuk memahami pentingnya sistem untuk menerapkan sistem HACCP akan
jaminan mutu keamanan pangan yang tetapi harus mendapat bimbingan dalam
berbasis pada HACCP. Sehingga dalam proses penerapannya. Sedangkan
penelitian dilakukan analisis kesediaan UKM dodol nanas Jalancagak yang
penerapan HACCP kepada seluruh UKM belum paham sama sekali tentang
dodol nanas di Jalakcagak agar produk HACCP perlu dirancang strategi
dodol nanas yang diproduksinya dapat pengembangan penerapan HACCP
terjamin kualitasnya sehingga dapat UKM dodol nanas Jalancagak dalam
dipasarkan lebih luas atau melalui e- menerapkan sistem jaminan mutu
comerce karena adanya penerapan keamanan pangan menggunakan
165
prinsip-prinsip HACCP dalam proses memproduksi dodol nanas sehingga
produksinya, sehingga perlu dilakukan dilakukan analisis lingkungan intenal
strategi pengembangan pemahaman ataupun external yang mendukung
sistem HACCP di UKM dodol nanas penerapan HACCP di UKM dodol nanas
Jalancagak. Jalancagak.
Berdasarkan hasil penelitian
Analisis Strategi Pengembangan analisis matriks SWOT digunakan untuk
Penerapan Haccp menyusun strategi pengembangan
Strategi mempunyai fungsi penerapan HACCP pada UKM dodol
multifungsional atau multidimensional nanas di Jalancagak, matriks SWOT
dan dalam perumusannya perlu dapat menggambarkan secara jelas
mempertimbangkan faktor- faktor bagaimana peluang dan ancaman
internal maupun eksternal yang dihadapi eksternal yang dihadapi suatu usaha
perusahaan (Rangkuti, 2006). sehingga dapat disesuaikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di kekuatan dan kelemahan yang
atas perlu kiranya strategi dimilikinya. Berikut tabel hasil identifikasi
pengembangan penerapan sistem faktor internal dalam strategi
jaminan mutu keamanan pangan pengembangan pemahaman HACCP di
berbasis HACCP kepada pelaku usaha UKM dodol nanas Jalancagak.
UKM dodol nanas Jalancagak dalam
166
No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
7. Umur simpan - Umur dodol nanas relatif
dodol nanas pendek
8. Manajemen - - Rendahnya keterampilan
manajerial Pengusaha
Sumber: Data diolah dengan BPP dan UKM dodol nanas Jalancagak (2020)
167
Tabel 7. Alternatif Matriks SWOT Strategi Pengembangan Penerapan HACCP
Pada Produksi Dodol Nanas di UKM Jalancagak.
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1) Kontinuitas bahan baku 1) Mempertahankan kualitas 1) Peningkatan kualitas
terjaga melalui standar fasilitas produksi yang
2) Terjalin kerjasama yang keamanan pangan dan memperhatikan prinsip-
baik antara pemasok dan kontinuitas produksi prinsip keamanan
pengusaha melalui peningkatan pangan.
3) Dipermudah dalam hal kemampuan teknis serta 2) Membentuk koperasi
pendistribusian produk oleh kerja sama dengan UKM dodol nanas
pengecer pemasok bahan baku. Jalancagak dan
4) Komitmen besar dari 2) Peningkatan teknis mengoptimalkan
Pemerintah Daerah utk pemeliharaan peralatan peranan pemerintah
mengembangkan dan pengendalian dengan memberikan
agroindustri dodol nanas produksi yang baik pelatihan, dan
5) Permintaan produk dodol berdasarkan standar pendampingan Tim
nanas yang meningkat keamanan pangan Kemanan Pangan serta
6) Gaya hidup masyarakat berdasarkan HACCP bantuan modal ke UKM.
yang selalu membawa oleh- sehingga produk lebih
oleh dari suatu daerah terjamin kualitasnya.
7) Isu keamanan pangan.
Ancaman T Strategi ST Strategi WT
1) Petani menjual nanas nya ke Meningkatkan kualitas 1) Meningkatkan
daerah lain. produk yang menjamin kemampuan manajerial
2) Adanya kenaikan harga keamanan pangan pengusaha dodol
bahan baku dan bahan berdasarkan HACCP untuk nanas.
penolong. menepis isu keamanan 2) Memunculkan inovasi-
3) Resiko pengembalian pangan, memaksimalkan inovasi salah satunya
produk. produksi dan melalui pengemasan
4) Kontinuitas pemesanan tidak mengefisiensikan serta yang berlabel
terjaga. menjaga hygienitas keamanan pangan.
5) Kurang meratanya bantuan penggunaan sarana 3) Meningkatkan promosi
dari pemerintah. produksi sehingga melalui e-comerce
6) Adanya kebijakan konversi mengoptimalkan produksi agar dodol nanas
lahan penanaman nanas guna mengatasi dampak dapat bersaing dengan
menjadi penanaman kelapa kenaikan biaya produksi produk substitusi yang
sawit. serta mengotimalkan ada.
7) Adanya persaingan dengan peranan pemerintah
produk oleh-oleh lain dari
Jalancagak.
8) Sikap kritis konsumen akan
jaminan keamanan pangan.
Sumber: Data diolah dari UKM Dodol Nanas Jalancagak, Dinas Perindustrian dan
BPP Jalancagak (2020).
168
Dari hasil analisis SWOT SSOP beberapa hal yang belum
diuraikan hasil identifikasi kekuatan dan optimal yaitu sarana prasarana,
kelemahan serta peluang dan ancaman keamanan air dan peralatan
sehingga dapat membantu untuk lebih pengolahan serta pengawasan
mengoptimalkan strategi pengembangan binatang pengerat. Berdasarkan
penerapan HACCP dalam produksi penilaian GMP memiliki nilai total
dodol nanas di UKM Jalancagak, score 406 ini berarti UKM telah
dengan tersusunnya strategi SO, strategi memenuhi persyaratan cara
WO, strategi ST dan strategi WO yang pengolahan yang baik, hal ini
dapat digunakan sebagai panduan atau menunjukan sistem penerapan
rujukan dalam pengembangan sistem HACCP sudah bisa berjalan.
penerapan sistem jaminan mutu 2. Hasil evaluasi pemahaman materi
berdasarkan HACCP di UKM dodol diklat diperoleh rata-rata nilai
nanas Jalancagak. Adapun pendapat penguasaan materi adalah 2.8
Nurfahmiyati dkk. (2019) tentang strategi sampai 3.2 ini berarti peserta masih
setelah diidentifikasi kekuatan dan kurang optimal dalam pemahaman
kelemahan serta peluang dan ancaman HACCPnya. Sedangkan nilai rata –
maka disusun strategi sebagai berikut: 1) rata peningkatan pemahaman materi
strategi menambah jumlah modal usaha, yang diperoleh adalah 71.12% yang
2) strategi mengoptimalkan kerjasama berarti diklat pengenalan HACCP
dengan perbankan untuk pendanaan, 3) berjalan efektif.
strategi mengadakan kerjasama dengan 3. Hasil penyusunan rencana HACCP
pelaku usaha yang berada di luar terdapat tiga titik kendali kritis (CCP)
wilayah, 4) strategi mengoptimalkan yang direkomendasikan untuk
usaha dengan memanfaatkan modal dilakukan tindakan koreksi dan
pinjaman dari bank, 5) strategi monitoring pada proses pemarutan,
meningkatkan dan memperluas kegiatan pemasakan dan pendinginan dodol
promosi produk agar dalam nanas. Untuk memastikan
mengjangkau pasar yang lebih luas. pelaksananan sistem HACCP
Sehingga hasil penelitian tersebut saling berjalan secara efektif pada semua
melengkapi. dampak dari itu semua CCP direncanakan dilakukan
diharapkan peningkatan kualitas dodol monitoring dan pengawasan secara
nanas yang dapat diterima secara global khusus untuk menjamin keamanan
melalui e-comerce, menepis isu pangan dodol nanas yang dihasilkan.
keamanan pangan, produk lebih unggul 4. Hasil analisis kesiapan penerapan
dari pesaing dan produk siap bersaing di HACCP terdapat 8,3 % yang paham
dunia industri pangan. tentang HACCP dan 11 orang atau
91,7 % anggota UKM dodol nanas
Jalancagak belum paham mengenai
SIMPULAN DAN SARAN HACCP sehingga belum siap untuk
penerapan HACCP dan hanya UKM
Simpulan Kartika yang menyatakan siap
1. Penerapan GMP di UKM Jalancagak melaksanakan penerapan HACCP
secara garis besar telah berjalan tetapi masih perlu bimbingan dalam
baik, akan tetapi ada beberapa hal proses penerapan HACCPnya.
yang harus diperbaiki yaitu ruangan 5. Hasil identifikasi faktor-faktor internal
pencucian, pemarutan, ruang (kekuatan dan kelemahan) dan
pendinginan produk dan hygieni eksternal (peluang dan ancaman)
sanitasi karyawan. Hasil analisis pengembangan penerapan HACCP
`169
di UKM dodol nanas Jalancagak tidak terjaga, kurang meratanya
yaitu: bantuan dari pemerintah, adanya
1) Kekuatan : ketrampilan teknis kebijakan konversi lahan
karyawan tinggi, dodol nanas pertanaman nanas menjadi
memiliki kekhasan produk dari pertanaman kelapa sawit, adanya
segi rasa, tekstur dan penampilan sikap kritis pembeli akan
produk, kontinuitas produk keamanan pangan dan adanya
terjaga, harga jual dodol nanas persaingan dengan produk oleh-
kompetitif, proses pembuatan oleh lainnya dari Kabupaten
dodol nanas mudah, pengelolaan Subang.
limbah baik dan tidak 6. Hasil analisis alternatif strategi yang
mengganggu lingkungan, dapat diterapkan dalam upaya
mempunyai bangunan untuk pengembangan penerapan HACCP
produksi dan memiliki teknis pada produksi dodol nanas di UKM
pemeliharaan peralatan. dodol nanas Jalancagak adalah:
2) Kelemahan : pendidikan tenaga 1.Strategi S-O (Strenght-
kerja rendah, kurangnya modal, Opportunities): meningkatkan
lemahnya promosi, tempat kualitas produk yang merujuk pada
produksi yang kurang higienis, standar keamanan pangan (HACCP)
peralatan yang masih tradisionil dan kontinuitas produksi melalui
dan kurang higienis, tempat peningkatan kemampuan teknis
produksi yang masih bersatu tenaga kerja serta kerja sama
dengan tempat tinggal, kurang dengan pemasok bahan baku dan
akses penggunaan teknologi peningkatan teknis pemeliharaan
informatika, rendahnya peralatan dan pengendalian produksi
ketrampilan dan pemahaman dengan penerapan sistem jaminan
tentang keamanan pangan mutu keamanan pangan berdasarkan
berdasarkan HACCP, umur HACCP, 2. Strategi W-O (Weakness-
simpan dodol nanas yang pendek Opportunities): peningkatan kualitas
dan rendahnya ketrampilan fasilitas produksi yang
manajemen pengusaha. memperhatikan prinsip-prinsip
3) Peluang : Kontinuitas bahan HACCP dan membentuk koperasi
baku terjaga, terjalin kerjasama dan mengoptimalkan peranan
yang baik antara pemasok dan pemerintah dalam pemberian
pengusaha, dipermudah dalam bantuan dan dalam
hal pendistribusian produk, mensosialisasikan keamanan
adanya komitmen besar dari pangan berdasarkan HACCP dengan
Pemerintah Daerah untuk model pendampingan Tim Keamanan
mengembangkan usaha dodol Pangan, 3. Strategi S-T (Strenght-
nanas, permintaan produk yang Treats) memaksimalkan produksi
selalu ada, gaya hidup dengan menerapkan prinsip-prinsip
masyarakat yang selalu HACCP dan mengefisiensikan
membawa oleh-oleh dari suatu penggunaan sarana produksi guna
daerah dan isu keamanan mengatasi dampak kenaikan biaya
pangan. produksi dan 4. Strategi W-T
4) Ancaman : petani menjual (Weakness-Threats): meningkatkan
nanasnya kedaerah lain, adanya kemampuan manajerial pengusaha
kenaikan harga bahan baku dan dodol nanas, memunculkan inovasi-
penolong, resiko pengembalian inovasi produk salah satunya melalui
produk, kontinuitas pemesanan pengemasan yang berlabel
`170
keamanan pangan dan Direktorat P2HP. 2004. Cara pengolahan
meningkatkan promosi melalui e- yang baik (Good Manufacturing
comerce sehingga dodol nanas yang Practices) komoditas holtikultura.
berlabel keamanan pangan dapat Jakarta: Direktorat Jendral Bina
bersaing dengan produk substitusi Effendi, A. 2017. Kasus keracunan
yang ada. pangan masih tinggi.
(http://www.pikiran-
Saran keracunan pangan-masih-tinggi-
1. Disarankan UKM dodol nanas 400404). [Diakses tanggal
memprioritaskan perbaikan fasilitas 20 Mei 2018].
GMP yang terdapat dibeberapa titik Fennema,O.R. 1996. Food Chemistry.
yang mempengaruh kualitas atau Third Edition. University of
mutu produk yang dihasilkan dan Wiscrorsin Madison. New York
keamanan bagi pekerja. Food and Drug Administration. 2013.
2. Perlu kiranya untuk mengikuti Food Code 2013
pelatihan HACCP secara Recommendations of the United
komprehensif dan pendampingan States Public Health Service Food
penerapan HACCP, sehingga sikap and Drug Administration. New
dan perilaku karyawan (attitude) York (US): Chapman and Hall.
dalam kesiapan menerapkan Herawati H., Widaningrum dan Miskiyah,
HACCP lebih konsisten. 2006. Studi Penerapan HACCP
3. Perlunya disusun SOP pembuatan Pada Proses Pengolahan Mi
dodol nanas secara tertulis. Sagu., Jurnal Standarisasi Vol. 8
4. Disarankan perubahan pola diklat No. 1, 27-34.
HACCP menjadi model “Blended Perdana Wildan Wibawa., 2018.
Learning sistem OJT” dengan Penerapan GMP dan
model pendampingan yaitu diklat 5 Perencanaan Pelaksanaan
hari dengan 3 hari on dan 2 hari off. HACCP Produksi Olahan Pangan
5. Dalam mengaplikasikan strategi Tradisionil. Jurnal Agroscience
pengembangan penerapan HACCP Vol 8 No.2. ISSN Cetak :1979-
perlu adanya dukungan dari Pemda 4661 e-ISSN: 2579-7891.
Kabupaten Subang seperti Dinas Putri, 2017. “Evaluasi Pemenuhan
Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi
Perdagangan dan BPP Jalancagak. Halal Pada UKM Pelangi Rasa”.
Jurnal Rekayasa Sistem &
Industri Vol. 2, No. 3, 17-24
DAFTAR PUSTAKA Lukito PK., (2019). Hari Pangan Sedunia
di Healthy Street Food Festival
Badan Standardisasi Nasional. 2011. Sukabumi. Republika 11
Rekomendasi Nasional Kode November 2019. Sukabumi.
Praktis-Prinsip Umum Hygiene Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) Evaluasi
Pangan SNI CAC/RCP 1:2011. Pembelajaran Diklat Pertanian
Jakarta (ID): Badan Standardisasi (2019). Kementerian Pertanian –
Nasional. Badan Penyuluhan Dan
Damanik, R.I. 2012. Analisis Penerapan Pengembangan SDM Pertanian.
Prinsip-Prinsip HACCP (Hazard Pusat Pelatihan Pertanian.
Analysis Critical Control Point) di Jakarta.
Instalasi Gizi Rumah Sakit X Kementrian Perindustrian RI. 2013.
Jakarta Tahun .2012. (skripsi). UI: Peraturan Menteri Perindustrian
Depok Republik Indonesia Nomor: 75/M-
`171
IND/PER/7/2010 tentang Cara Control Hazard Analysis Critical
Produksi Pangan Olahan Yang Control Point (HACCP) bagi
Baik (Good Manufacturing Industri Pangan. PT. Bumi
Practices). Jakarta. Aksara. Jakarta.
Kristiningrum E. Dan Setyoko AT. 2019. Tresnawati D. 2010. Analisis
Pengembangan Desain Sistem Pengembangan Agroindustri
Keamanan Pangan Dodol Nanas Di Kabupaten
Menggunakan Hazard Analysis Subang. Fakultas Pertanian
Critical Control Point (HACCP) Universitas Sebelas Maret – Solo.
Pada UKM Produsen Nugget Jurusan Program Studi Sosial
Ikan. Jurnal Standarisasi Ekonomi. Jurnal Fakultas
Volume 21 Nomor 1. Marety Pertanian UNS Vol 10.
2019 – Hal 1 -8. Yuniarti, Rahmi dkk. 2015. Penerapan
Nurfahmiyati dkk., (2019). Strategi Sistem Hazard Analysis Critical
Pengembangan UKM Control Point (HACCP) pada
Pengolahan Produk Nanas Di Proses Pembuatan Keripik
Jalancagak Kabupaten Subang. Tempe. Jurnal Ilmiah Teknik
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol. 6 No.1. Industri Volume 14 Nomor 1, Juni
Rangkuti R., (2006). Analisis SWOT 2015.
Tehnik Membedah Kasus Winarti C., dan Widaningrum, 2007.
Bisnis.Reorientasi Konsep Studi Penerapan HACCP Pada
Perencanaan Strategy Untuk Proses Produksi Sari Buah Apel.
Menghadapi Abad 21. Gramedia Jurnal Standarisasi Vol.9 No.3
Pustaka Utama. Jakarta. Tahun 2007 :94 -106.
Saaty, T. L., 2008. “Decision Making with Wulandari DA, Indah WA, Akhmad F.,
The Analytic Hierarchy Process”. 2009. Kualitas mutu bahan
International Journal, Vol. 1, No. mentah dan produk akhir pada
1, 83-98. unit pengalengan ikan sardine di
Saptoningsih dan Jatnika A.,(2012). PT. Karya Manunggal Prima
“Membuat Olahan Buah” Dengan Sukses Muncar Banyuwangi.
Omzet Hingga 20 Juta per Bulan. Jurnal Kelautan. 2 (1): 41-51.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen
HACCP (Hazard Analysis Critical
`172