Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEORI RADIOLOGI LANJUT III

Pesawat C-Arm

OLEH :

KURNIAWAN RIDA AKBAR P2. 31. 38. 1. 14. 052


MOH DANU PRABOWO P2. 31. 38. 1. 14. 058
M. BARIQI RAHMAN P2. 31. 38. 1. 14. 064

PROGRAM SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah dan karunia-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul PESAWAT
C-ARM, yang mana makalah ini kami susun yang bertujuan untuk memenuhi tugas dari
Bapak Agus Komarudin, ST. M.T dalam menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan
Jakarta II jurusan Teknik Elektromedik.

Adapun penyusunan tugas ini sebagai materi serta bukti bahwa adanya mata kuliah
Teori Radiologi Lanjut III. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran, yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini, berguna dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Demikianlah makalah ini disusun apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak dapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 26 April 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian C-Arm ............................................................................................. 3
B. Defenisi Fluoroscopi ......................................................................................... 4
C. Bagian dan fungsi komponen pada C-Arm ........................................................ 5
D. Prinsip kerja C-Arm ........................................................................................... 10
E. Cara pengoperasian C-Arm ............................................................................... 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar rotngen
dan suatu tabir yang bersifat luminisensibila terkena sinar tersebut. Fluoroskopi terutama
diperlukan untuk menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu organ atau sistem tubuh
seperti dinamika alat peredaran darah, misalnya jantung, dan pembuluh darah besar, serta
pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru. (Sjahriar Rasad, 1998).
Fluoroskopi dapat memberikan diagnosa aktif selama jalannya pemeriksaan. Oleh
karena itu pemeriksaan fluoroskopi secara primer dilakukan oleh Dokter Radiologi. Peran
Radiografer sebagai mitra selama pemeriksaan, termasuk di dalam pengambilan gambar
radiografi setelah pemeriksaan fluoroskopi usai. Pemeriksaan fluoroskopi umumnya
digunakan untuk mengevaluasi dan mengobservasi fungsi fisiologis tubuh yang bergerak,
seperti proses menelan, jalannya barium didalam traktus digestivus, penyuntikan zat
kontras pada sistem biliari, dan lain-lain. (Richard R.C, dan Arlene M. 1992;553).
Adapun alat fluoroskopi modern sekarang ini terdiri dari tube sinar-X fluoroskopi dan
penerima gambar (Image Receptor) yang berada pada alat C-Arm (Alat yang berbentuk
seperti huruf C) agar tetap pada posisi yang tegak lurus walupun keduanya bergerak atau
berotasi.Ada dua jenis desain tube sinar-X fluoroskopi, yaitu yang berada dibawah meja
pemeriksaan dan yang berada diatas meja pemeriksaan tepatnya diatas tubuh pasien.
Namun kebanyakan pesawat fluoroskopi menggunakan desain under table unit (tube yang
berada di bawah meja pemeriksaan).
Tube sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tube diagnostik
konvensional kecuali bahwa tube sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat
mengeluarkan sinar-X lebih lama daripada tube diagnostik konvensional dengan mA yang
jauh lebih kecil. Dimana tipe tube diagnostik konvensional memiliki range mA antara 50-
1200 mA sedangkan range mA pada tube sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pesawat C-Arm itu ?
b. Apa pengertian dari Fluoroscopy ?
c. Apa saja bagian dan fungsi masing masing komponen dari pesawat C-Arm ?
d. Bagaimana prinsip kerja dari peasawat C-Arm ?
e. Bagaimana cara pengoperasian peasawat C-Arm ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui pengertian pesawat C-Arm
b. Mengetahui pengertian dari flouroskopy
c. Mengetahui bagian dan fungsi masing masing komponen dari pesawat C-arm
d. Mengetahui prinsip kerja dari pesawat C-Arm
e. Mengetahui cara pengoperasian pesawat C-Arm

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian C-Arm


C-arm pertama kali dikenalkan pada tahun 1955 oleh Philips dengan teknologi
yang sudah melaju pesat. C-Arm (alat yang berbentuk seperti huruf C) merupakan salah
satu alat radiologi yang biasa digunakan untuk operasi. C-Arm merupakan alat radiologi
yang menghasilkan sinar-X dengan cara fluoroskopi dengan pancaran radiasi yang kecil.
C-Arm dapat digunakan sebagai penunjang medis untuk bedah ortopedi, bedah
laparoskopi, dan bedah syaraf.
C-Arm merupakan alat radiologi yang menghasilkan sinar-X dengan fluoroskopi
dan pancaran radiasi yang kecil, oleh karena itu operator yang menggunakan alat ini harus
menggunakan alat pelindung atau aparon yang dilapisi dengan Pb (timbal) dengan
ketebalan setara 2 mm. C-Arm juga dapat digunakan untuk pilihan radiogradi apabila
menghendaki untuk menghasilkan gambar atau film sinar-X. Uniknya lagi, teknologi C-
Arm ini mampu menampilkan obyek secara tiga demensi, sehingga dapat dilihat lebih
jelas dan utuh dari berbegai sisi dan posisi. Kecanggihan alat ini, C-Arm dapat
meminimalkan kesalahan dalam memprediksi letak obyek, diagnose, dan tindakan medis
lainnya.
Terdapat 2 mode pada pemeriksaan menggunakan C-Arm :
1. Fluoroskopi
2. Radiografi

Contoh gambar pesawat C-Arm


3
2.2 Definisi Fluoroskopi
Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar
roentgen dan suatu tabir yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut.
Fluoroskopiutamanya diperlukan untuk menyelidiki fungsi serta pergerakan suatu organ
atau sistem tubuh seperti dinamika alat peredaran darah, misalnya jantung, dan pembuluh
darah besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru.
Tabung sinar-X diletakkan dibawah pasien (berada di meja pemeriksaan). Di atas
meja pemeriksaan terdapat penguat bayangan dan detektor penguat lainnya. Tetapi ada
beberapa pesawat fluoroskopi yang memiliki tabung sinar-X di atas dan juga terdapat film
di bawah meja pemeriksaan. Beberapa pesawat fluoroskopi dioperasikan dengan jarak
jauh yang berada di luar ruang pemeriksaan. Setiap pesawat pesawat fluoroskopi
mempunyai rancangan yang berbeda-beda, sehingga seorang radiographer harus mampu
untuk menguasainya.
Pada pemeriksaan fluoroskopi mA yang digunakan berbeda dengan pemeriksaan
radiografi konvensional. Selama pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, tabung sinar-X
dioperasikan tidak lebih dari 50 mAs. Meskipun menggunakan mA yang kecil, tetapi
dosis yang diterima pasien akan lebih besar dibandingkan dengan pemeriksaan radiografi
konvensional. Hal ini disebabkan karena sinar-X yang diemisikan oleh tabung pada
pesawat fluoroskopi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan tabung
pada pesawat konvensional.
Pengaturan kVp tergantung pada organ yang akan diperiksa. Ciri-ciri dari
fluoroskopi adalah adanya: Automatic Brightness Control (ABC), Automatic Brightness
Stabilization (ABS), atau Automatic Gain Control (AGC).

4
2.3 Bagian dan fungsi masing masing komponen pada pesawat C-Arm
Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray
tube beserta generator, Image Intisifier, dan sistem monitoring video. Bagian utama unit
fluoroskopi adalah :
a. X-ray tube dan generator
Tabung sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tabung sinar-X
diagnostik konvesional kecuali bahwa tabung sinar-X fluoroskopi dirancang untuk dapat
mengeluarkan sinar-X lebih lama dari pada tube diagnostik konvensional dengan mA
yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tabung diagnostik konvensional memiliki range mA
antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tabung sinar-X fluoroskopi antara 0,5-5,0
mA.
Sebuah Intensification Tube (talang penguat) dirancang untuk menambah
kecerahan gambar secara elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini mampu
mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat.

b. Image Intensifier
Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intisifier yang menghasilkan
gambar selama fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity full size image ke high-
intensity minified image. Image Intisifieradalah alat yang berupa detektor dan PMT (di
dalamnya terdapat photocatoda, focusing electroda, dinode, dan output phospor).Untuk
melakukan fluoroskopi dalam kamar dengan keadaan terang dan tanpa perlu adaptasi
gelap.

Contoh gambar Image Intensifier


5
Image Intisifier terdiri dari:
1) Detektor
Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan cahaya apabila
terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari radiasi sinar-X.
2) PMT (Photo Multiplier Tube).Terdiri Dari :

Input Screen
Berfungsi untuk menyerap x-ray dan mengkonversikannya ke dalam bentuk
cahaya tampak.
Photokatoda
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya tampak
yang diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
Vacum Envelope

Fungsinya untuk menjaga agar udara tidak masuk ke dalam II. Lengkung-
lengkungnya berfungsi untuk menahan tekanan udara dari luar II.
Focusing Elektroda
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron negatif
dari photochatode ke output phospor.
Anode dan Output Phospor.
Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya
beda tegangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal listrik.

6
Contoh gambar anoda dan output phospor

Contoh gambar image intensifier yang lansung terhubung ke TV camera

7
Cara kerja PMT mirip Phototube, terdiri dari photocathode dan beberapa buah anode
(tidak seperti pada phototube yang hanya terdiri dari satu buah anode) yang disusun secara
serie (disebut dynode). Sinar UV (photons) yang ditembakan ke cathode akan menyebabkan
emisi electron dari cathode ke anode. Anode yang satu dengan yang lainya diberi beda
potensial, sehingga apabila emisi electron dari cathode sampai di dynode pertama, akan ada
tambahan electron yang diteruskan ke dynode berikutnya, dan seterusnya sehingga secara
akumulasi jumlah electron yang emisi di dynode terakhir semakin banyak (arusnya semakin
besar), itu sebabnya mengapa PMT lebih sensitif dibandingkan dengan phototube.

Pick up tube yang berfungsi untuk merubah cahaya tampak menjadi sinyal listrik,
dilaksanakan oleh face plate (bidang sasaran) yang terbuat dari bahan foto konduktif.
Didalam pick up tube, elektron-elektron yang dibangkitkan oleh filamen, kemudian dikontrol
oleh G1, dipercepat oleh G2 dan difocuskan oleh G3 menjadi elektron gun untuk menuju ke
bidang sasaran bagian dalam. Pada bidang sasaran bagian dalam inilah terjadi
scanning/pemayaran. Maksud dari scanning/pemayaran dalam hal ini adalah menabraknya
berkas elektron ke bidang sasaran sesuai dengan pola horizontal dan vertikal deflection.Pada
horizontal dan vertical deflection dilakukan dan diolah oleh horizontal dan vertical deflection
circuit blok 2 dan 3. Blok circle production berfungsi untuk membentuk lingkaran pada
bidang sasaran dan central TV (control unit) sehingga objek yang tergambar pada monitor
dapat lebih terfocus.

8
c. Sistem Monitoring dan Video
Beberapa viewing system telah mampu mengirim gambar dari output screen menuju
alat penampil gambar (Viewer). Dikarenakan output phospor hanya berdiameter 1 inch (2,54
cm), gambar yang dihasilkan relatif kecil, karena itu harus diperbesar dan di monitor oleh
sistem tambahan. Termasuk diantaranya Optical Mirror, Video, Cine dan sistem spot film.
Beberapa dari sistem penampil gambar tersebut mampu menampilkan gambar bergerak
secara langsung (Real-Time Viewing) dan beberapa yang lainnya untuk gambar diam (Static
Image)
.

Contoh gambar hasil pemeriksaan C-Arm

9
2.4 Prinsip kerja pesawat C-Arm

Keterangan:
Display monitors : Menampilkan hasil pengambilan gambar, dan proses
editing
Image intensifier : Mengubah sinar x menjadi cahaya tampak dan memperkuat
berkaas-berkas cahaya sehingga gambar yang dihasilkan lebih tajam
Detektor : Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat
memendarkan cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor
sebesar 60% dari radiasi sinar-X.
X-Ray Tube : Penghasil sinar x
C-arm motion : Untuk menggerakkan lengan dari pesawat C-arm
Colimator : Untuk menentukan luas penyinaran sinar x
TV camera : Mengubah cahaya tampak menjadi sinyal listrik
Control table : Untuk pemilihan mode c-arm difungsikan sebagai fluoroscopy
atau radiologi, pemilihan kV dan mA

Perputaran lengan c-arm tidak mengikat hal tersebut tergantung dari fitur yang
disediakan sesuai dengan merk c-arm yang dipakai.
10
Blok diagram C-Arm
Cara kerja C-Arm :
Xray tube menembakkan sinar X yang menembus pasien
Sebagian diserap tubuh dan sebagian diteruskan ke image intensifier
Oleh image intensifier Sinar X dirubah menjadi cahaya tampak
Yang kemudian cahaya tampak akan dirubah menjadi sinyal listrik,lalu akan teruskan
ke tv camera
video atau CCD camera yang dihasilkan dari tv camera akan dirubah ke ADC dan
Digital image yg akan lansung muncul di monitor.
Proses Citra pada C-Arm :
Pada saat pemeriksaan berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer menembus tubuh
pasien menuju input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube . Input screen yang
berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap sinar-x dan mengubahnya menjadi
berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo Multiplier Tube).
PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan anoda dan output phospor. Cahaya
tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT akan dirubah menjadi elektron, kemudian
dengan adanya focusing elektroda elektron-elektron negatif dari photokatoda difokuskan dan
dipercepat menuju dinoda pertama. Kemudian elektron akan menumbuk dinoda pertama dan
dalam proses tumbukan akan menghasilkan elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang
telah diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan dipercepat menuju dinoda
kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi, demikian seterusnya
sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut diakselerasikan secara
cepat ke anoda karena adanya beda potensial yang kemudian nantinya elektron tersebut
11
dirubah menjadi sinyal listrik yang kemudian oleh tv monitor sinyal listrik di rubah menjadi
sinyal video/gambar.

Perbedaan Stationery C-Arm dengan Mobile C-Arm:

Stationery C-arm dan Mobile C-Arm

Stationery C-Arm Mobile C-Arm


Membutuhkan ruangan yang besar Tidak membutuhkan ruangan khusus
Lebih tahan lama Lebih mudah rusak atau mudah mengalami
kerusakan

Mempunyai ukuran lebih besar Mempunyai ukuran lebih kecil


Menggunakan tegangan yang lebih besar ( Menggunakan tegangan yang lebih kecil dari
380 v- 480 v) yang berasal dari Generator stationary c-arm ( 100 v- 240 v) yang berasal
dari PLN
X-ray tube lebih besar ukurannya, sehingga X-ray tube lebih kecil ukurannya, sehingga
memiliki kemampuan lebih efektif dalam kemampuannya dalam system pendinginan
system pendinginan tabung tabung terbatas
Menggunakan higher x-ray beam filtration ( Menggunakan lower x-ray beam filtration (
filtrasi sinar x) , kemampuan filtrasinya bisa filtrasisinar x) , kemampuanfiltrasinyatetap
berubah-ubah

Ukurannya lebih tebal ( 10 mm equivalent) Ukurannya lebih tipis ( 3.4 mm 5mm


equivalent)

98 % dosis yg diserap pasien , 2 x photon 99 % dosis yg diserap pasien, 0.5 x photon


dibandingkan mobile dibandingkan stationary

12
2.5 Cara pengoperasian C-Arm
Pastikan C-Arm terhubung dengan jala-jala listrik.
Tekan tombol ON untuk menghidupkan pesawat C-Arm.
Atur lengan C-Arm secara vertical dan horizontal sesuai bagian objek yang
akan di expose.
Pilih mode fluoroskopi atau radiografi, pada fluoroskopi terdapat 4 mode yaitu
N/F, S/F, M/F dan BST yang memiliki batas nilai kV dan mA yang berbeda.
Pada mode radiografi operator dapat mengatur nilai kV dan mA sesuai
kebutuhan.
Setting kV dan mA sesuai dengan yang dibutuhkan.
Tekan tombol lock untuk mengunci mode dan setting, agar pengaturan setting
tidak berubah-ubah.
Untuk mode radiografi, tekan tombol ready kemudian tekan expose untuk
mengambil gambar.
Untuk mode fluoroscopy, injak pada footswitch untuk mengambil gambar.
Setelah proses expose selesai maka tekan tombol storage untuk
menghubungkan alat dengan komputer yang bertujuan untuk melihat hasil
expose.
Apabila hasil masih belum terlihat jelas, maka dilakukan proses editing agar
gambar yang diperoleh lebih maksimal.
Terdapat 2 Komputer pada C-Arm dimana masing-masing berfungsi sebagai
display dan editing.

13
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

C-Arm (alat yang berbentuk seperti huruf C) merupakan salah satu alat radiologi yang
biasa digunakan untuk operasi. C-Arm merupakan alat radiologi yang menghasilkan sinar-X
dengan cara fluoroskopi dengan pancaran radiasi yang kecil. Jadi fluoroscopi disini sebagai
metode pemeriksaan dari C-Arm. C-Arm dapat digunakan sebagai tindakan medis untuk
bedah ortopedi, bedah laparoskopi, dan bedah syaraf. Dengan c-arm, letak benda atau obyek
pemeriksaan yang berada di dalam tubuh dengan mudah dapat dideteksi, bahkan dapat dilihat
secara lansung.

2. Saran

Fluoroskopi memiliki risiko yang kebanyakan disebabkan oleh radiasi. Inilah alasan
mengapa tindakan ini tidak disarankan bagi wanita hamil, karena fluoroskopi memiliki efek
radiasi yang dapat membahayakan janin. Sebagai peraturan, tindakan pencitraan ini hanya
boleh dilakukan apabila manfaat yang diharapkan melebihi kemungkinan risikonya. Sebisa
mungkin, ahli medis akan menggunakan radiasi dalam dosis rendah untuk mengurangi risiko.
Namun, dosis radiasi akan bergantung pada kondisi pasien. Dalam kasus di mana fluoroskopi
digunakan untuk membantu tindakan yang membutuhkan waktu yang lama (misalnya dalam
tindakan intervensi yang membutuhkan pemasangan cincin), dosis radiasi akan disesuaikan,
sehingga ada kemungkinan pasien akan mendapatkan radiasi dalam dosis yang tinggi.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://indahworld21.blogspot.co.id/2012/12/fluoroscopy.htmldiakses pada tanggal 12


Desember 2016
Zhimadzu medical system, Pesawat Carm http://www.shimadzu.com/med/products/c-
arm/k25cur00000058j5-img/oh80jt000000311f.jpgdiakses pada tanggal 12 Desember
2016
https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2015/09/01/belajar-radiologi/diakses pada 13
Desember 2016

http://emedicine.medscape.com/article/1143675-overview diakses pada 13 Desember


2016

15

Anda mungkin juga menyukai