Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH RADIOBIOLOGI

RESPON RADIASI TERHADAP TULANG


(OSTEOCARCOMA)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Radiobiologi
Dosen Pengampu : Emi Murniati, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
Nama: Silvia Agustina Widjayanti
Kelas : 2A
NIM : P1377430118010

PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “RESPON RADIASI TERHADAP

TULANG (OSTEOCARCOMA) ” tanpa ada halangan yang berarti dan selesai

tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Emi Murniati, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah pendidikan

budaya anti korupsi

2. Rekan-rekan mahasiswa Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang,

3. Serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu

terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 21 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3

2.1 Pengertian Radiobiologi....................................................................3

2.2 Tentang Sel........................................................................................3

2.3 Pembelahan sel Meiosis dan Mitosis................................................5

2.4 Struktur dan Komponen Penyusun Tulang.......................................8

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................11

3.1 Efek Radiasi Terhadap sel.................................................................11

3.2 Efek Radiasi pada Tulang.................................................................12

3.3 Osteosarcoma....................................................................................14

BAB IV PENUTUP..........................................................................................17

4.1 Kesimpulan........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan

lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel

yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional

terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna

seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya.

Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel

(nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur

berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic

yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting

sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan

keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah

23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari

DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan

spesifik.

Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksi

fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan

berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila

penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang

mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung

bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang

1
efeknya kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar

80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi

dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Respon radiasi yang terjadi pada Tulang manusia?

2. Bagaimana efek radiasi yang terjadi pada Tulang manusia?

1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Radiobiologi

2. Untuk mengetahui respon radiasi dan efek yang terjadi pada Tulang

manusia

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Radiobiologi

Radiobiologi di definisikan sebagai cabang biologi yang berhubungan

dengan efek radiasi ionisasi pada sistem hidup. Tubuh manusia dalam sistem

hidup yang terdiri dari jumlah besar sel, sebagian besar diantaranya dapat rusak

karena radiasi. karena efek berbahaya dari radiasi ionisasi pada sistem hidup

timbul terutama pada sel selular, maka untuk penggunaan radiasi dalam tujuan

medis harus mengetahui tentang struktur sel, komposisi serta efek burukmya pada

organisme yang terkena radiasi ionisasi.

2.2. Tentang Sel

Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup. Sel terdapat dalam

berbagai bentuk dan melakukan sesuai dengan fungsinya. Setiap sel manusia

dewasa adalah sangan khas, memiliki tugas khusus. Sel menyerap nutrisi

molekuler melalui membarn sel dan menggunakan nutrien ini untuk menghasilkan

enersi dalam sintesa molekul

A. Struktur Sel

3
Gambar 2.2 Struktur Sel Hewan

1 Membran Sel

Membran sel adalah struktur yang sangat lemah yang menutupi dan
mengelilingi sel. Berfungsi sebagai berikade untuk melindungi kandungan
selular dari lingkungan luar dan mnegkontrol aliran air dan bahan-bahan
lain kedalam dan ke luar sel.

2 Sitoplasma

Sitoplasma adalah protoplasma yang terdapat di luar nukleus sel

3 Organel Sitoplasmik

Dengann pengecualian DNA, sitoplasma mengandung semua


komponen miniatur sel. Tubula, vesikel, granula dan fibril yang
disebut dengan organel sitoplasmik, organ kecil dari sel. Bersama
dengan struktur intraseluler akan membentuk berbagai fungsi sel.
DNA menentukan fungsi setiap organel sitoplasmik dan RNA berjalan
dari nukleus ke sitoplasma melalui retiklum endoplasmik

4 Aparatus Golgi

Aparatus golgi meluas dari nukleus ke membran sel dan terdiri dari
tabung dan kantung kecil yang terletak dekat nukleus. Menggabungkan
molekul karbohidrat yang besar dan kemudian mengkombinasikannya
dengan protein untuk membentuk glikoprotein

5 Mitokondria

Berfungsi sebagai tempat tenaga dari sel. Mitokondira mengandung


enzim di membran dalam yang menghasilkan eneersi untuk aktivitas
seluler dengan memecahkan nutrien melalui proses oksidasi.

4
6 Lisosom

Kantung kecil seperti kacang yang mengandung enzim pencernaan


yang akan memecah komponen organik dengan penambahan air.
Lisosom adalah organ pencernaan sel, berfungsi sebagai tempat
pembuangan seluler dari partikel-partikel yang besar seperti bakteri
dan sisa makanan.

7 Ribosom

Ribosom adalah organel kecil yang berbentuk speris yang melekat


pada retikulum endoplasmik. Terdiri dari 2/3 RNA dan 1/3 protein
sangat dibutuhkan untuk fungsi seluler.

8 Sentrosom

Terletak di tengah sel di dekat nukleus, mengandung sentriole, yaitu


pasangan struktur silindris yang kecil dan sempit yang dianggap ikut
berperan dalam pembentukan kumparan mitotik selama pembelahan
sel.

2.3. Pembelahan Sel Meiosis dan Mitosis

Gambar 2.3 Pembelahan Meiosis dan Mitosis

5
A. Mitosis

1 Profase (fase pertama mitosis)


a. Tahapan pertama pembelahan jenis ini yakni dengan
membran inti sel menjadi rusak sehingga membentuk
serpihan – serpihan (fragment).
b. Kemudian dengan berjalannya waktu membran ini 
membentuk sebuah benang kromatin. Benang ini mulai
padat sehingga akan membentuk kromosom yang akan
mengalir menuju ke titik tengah sel.
2 Metafase (metaphase)
a. Tahapan ini adalah proses benang gelendong sudah mulai
menampakan wujud dengan jelas.
Nantinya kromosom seperti berjalan sejajar di ruang
ekoator sel.
b. Kemudian benang – benang akan muncul hingga ke kutub,
namun tidak akan melekat di sentromer. Selanjutnya,
sentromer membelah sehingga membentuk kromatid yang
lama – lama membentuk kromosom tunggal.
3 Anafase (anaphase)
a. Tahap ini kromosom yang awalnya terikat menjadi terpisah
sehingga membelah menjadi 2 bagian sama tetapi menuju
ke arah berbeda. Tahap ini akan memiliki kromosom pada
ujung selnya dan sama sari segi serta banyaknya.
4 Telofase (telophase)
a. Tahap ini adalah tahap pembelahan mitosis yang paling
akhir. Pasalnya kromosom sudah terletak di kutub
maka nukleus akan muncul kembali.
b. Kemudian kromatid nantinya akan meghilang
saat sitoplasma menjadi tebal. Setelah itu membran pada
sel akan memisah dari dua sel yang sebelumnya.

6
B. Meiosis I
1 Profase
Pembelahan ini di tandai dengan kerusakann pada membran di inti
sel sehingga muncul  fragment, kemudian membentuk sebuah
gelendong pembelahan. Tahap ini akan menghilangkan
benang kromatin yang kemudian menjadi kromosom yang akan
berpasangan dengan homolog.

2 Metafase (metapahse)

Tahap ini kromosom akan mulai sejajar di ekuator sel. Selain itu


proses lain pada tahap ini seperti benang spindle yang melekat di
setiap sentomer kromosom yang sudah ada.

Di ujung benang menyebar dan terlekat dengan  2 kutub pembelahan


sel yang berlawanan.

3 Anafase (Anaphase)

Tahap ini di tandai dengan penarikan kromosom homolog  pada


benang spindle ke arah yang berbeda – beda.

4 Telofase (telophase)

Tahap ini merupakan taha terakhir dengan di tandai  kromosom  sudah


berada di kutub untuk pembelahan.

C. Proses Pembelahan Meiosis II

Beberapa tahapan pembelahan meiosis II sebagai berikut :

1 Profase (Prophase)
Tahap ini di tandai dengan kerusakan membran sel inti yang kemudian
muncul serpihan. Selanjutnya kromatid akan mengalir ke tengah sel
dan menjadi sebuah gelendong.

7
2 Metafase (Metaphase)
Tahapan ini merupakan dimana metapahse yakni kromosom mulai
sejajar dengan sel di bidangnya yang awalnya tidak beraturan.

3 Anafase (Anaphase)
Tahap ini merupakan proses kromatid  terpisah dengan lainnya dan
menuju ke kutub yang berbeda.

4 Telofase (Telophase)
Tahap ini terakhir karena nukleus berbentuk dan kromosom  terurai
sehingga terbentuklah kromatin yang selanjutnya ke proses sitokinesis.

2.4. Struktur dan Komponen Penyususn Tulang

Gambar 2.4 Struktur dan Komponen Penyusun Tulang

8
A. Sel
Sel penyusun sel tulang diantaranya:

1 Osteoblas yaitu sel tulang yang bercabang dam berfungsi


untuk mendekresi matriks seluler. Osteoblas akan berubah
menjadi osteosit saat terperangkap dalam matriks yang
disekresikannya. Sel ini penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan jaringan tulang keras.
2 Osteoklas yaitu sel tulang yang motil, bercabang dengan 5-50
atau lebih intisel. Sel ini berasal dari fusi banyak monosit yang
memiliki peran dalam fagosit.
3 Osteosit yaitu sel tulang yang berada dalam lakuna sistem
havers tulang keras. Sel ini berasal dari differensiasi sel
osteoblas. Ini berperan dalam menjaga matriks ekstraseluler
tetap padat. Jika sel ini mati, maka akan menyebabkan
penguraian matrik esktraseluler.
B. Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler adalah cairan yang mengandung senyawa organik
yang dihasilkan oleh sel tulang keras. Mtriks tulang ini mengandung serat kolagen
dan beberapa senyawa organik. Klasifikasi tulang keras mengakibatkan adanya
senyawa kalsium karbonat dan kalsium fosfat dalam matriks tulang keras ini dan
dengan adanya kalsifikasi tersebut juga menyebabkan matriks tulang keras
menjadi padat dan juga kuat yang membedakannya dengan kartilago.

Sel-sel yang ada dalam tulang membentuk suatu sistem yang disebut dengan
sistem havers. Di setiap sistem havers terdiri atas:

1 Lakuna
Lakuna yaitu membran yang membungkus osteosit. Fungsi lakuna
yakni melindungi sel osteosit dan memisahkannya dari matriks
ekstraseluler.
2 Kanalikuli
Kanalikuli yaitu percabangan dari membran lakuna yang berhubungan
dengan percabangan lakuna lainnya.

9
3 Lamella 
Lamella yaitu hubungan antara lakuna yang satu dengan lakuna
lainnya.
4 SaluranHavers
Saluran havers mengandung pembuluh darah dan saraf. Ini berfungsi
sebagai mengangkut nutrisi ke sel tulang dan mengangkut limbah
metabolisme dari sel tulang.

Tulang keras dilindungi oleh jaringan ikat longgar yang berfungsi memberi nutrisi
dan mengatur kebutuhan osteoblas dalam proses perbaikan atau pertumbuhan dan
perkembangan. Berdasarkan letaknya dibedakan menjadi 2 yaitu

a. Periosteum yaitu lapisan bagian luar tulang keras yang terdiri atas
serat kolagen dan fibroblas
b. Endosteum yaitu lapisan bagian dalam tulang keras yang terdiri
atas selapis sel osteoprogenitor atau bentuk gelendong yang
gepeng.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Efek Radiasi terhadap sel

Gambar 3.1 Efek radiasi langsung dan tidak langsung

A. Efek radiasi Langsung

Bila partikel ionisasi langsung berinteraksi dengan makromolekul bilogi


seperti DNA, RNA, protein atau enzim akan timbul kerusakan aksi langsung.
Ionisasi atau eksitasi atom dari makromolekul ini menimbulkan pecahnya ikatan
kimia makromolekul, sehingga struktur tidak normal yang menimbulkan reaksi
kimia yang tidak tepat

B. Efek Radiasi Tidak Langsung

Perubahan kimia yang berbahaya pada molekul tubuh disebabkan oleh aksi
tidak langsung radiasi ionisasi. Bila molekul tertentu seperti DNA dipengaruhi
oleh radikal bebas yang baru terbentuk dari interaksi radiasi dengan molekul air,
aksi merusak dari radiasi ionisasi pada makromolekul biologi adalah tidak

11
langsung yaitu radiasi tidak merupakan penyebab langsung dari kerusakan
makromolekul biologi. Radikal bebas adalah penyebab langsung kerusakan ini.

Selama proses aksi tidak langsung ini, molekul air di rangsang berionisasi
dengan menyerap enersi radiasi, molekul pecah dengan molekul-molekul yang
lebih kecil dan menghasilkan ion serta radikal bebas. Bila radikal bebas bergeser
dan berinteraksi dengan makromolekul, sehingga mengoksidasinya. Hal ini
menyebabkan terjadinya kerusakan makromolekul sebagian dan kerusakan gwn
yang dikandungnya.

3.2. Efek Radiasi Pada Tulang

Tulang dewasa dan tulang rawan dewasa cenderung radioresisten tapi tulang
dan tulang rawaan yang sedang tumbuh bersifat moderat radiosensitif. Tulang
dewasa mengandung kalsium untuk pertumbuhan tulang, tetapi tulang yang
sedang tumbuh mengandung baik sel tidak membelah dan berdeferensiasi
(osteocytes, chondocytes) dan sel- sel yang cepat membelah dan tidak
berdefernsiasi (osteoblast dan chondroblast). Sel yang cepat membelah dan tidak
berdeferensiasi ini yang bersifat sensitif moderat pada tulang tumbuh.

a. Dosis Tinggi

1) Mitosis terhenti secara permanen

2) Destruksi sel-sel berproliferasi menyebabkan


pembentukan tulang terhenti

3) Dapat terjadi perubahan tertunda meliputi perubahan


bentuk, ukuran dan skoliosis

4) Kerusakan pembuluh darah dan sumsum tulang


merupakan penyumbang terbesar terjadinya radiation
injury dan growing bone

b. Dosis sedang

12
1) Mitosis terhenti sementara

2) Kematian sel-sel muda yang sedang berproliferasi

3) Dapat terjadi pemulihan dengan kerusakan tertunda


minimal.

A. Tumbuhnya Neoplasma

Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru” adalah


massa abnormal dari sel- sel yang mengalami proliferasi. Sel-sel
neoplasma berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah sel-sel
normal, selama mengalami perubahan neoplastik, mereka
meperoleh derajat otonomi tertentu. Sel neoplastik otonom dalam
arti tumbuh dengan kecepatan tidak terkoordinasi dengan
kebutuhan hospes dan berfungsi yang sangat tidak bergantung pada
pengawasan homeostasis sebagian besar sel tubuh lainnya.
Berdasarkan sifatnya neoplasma dinagi menjadi dua; neoplasma
jinak dan neoplasma ganas

1. Neoplasma jinak

Neoplasma jinak adalah peristiwa lokal semata, neoplasma


jinak memiliki kapsul jaringan penyambung padat yang
memisahkan neoplasma dari sekelilingnya. Neoplasma
jinak tidak menyebar ke tempat yang jauh , dan laju
pertumbuhan neoplasma jinak juga lamban.

2. Neoplasma Ganas

Neoplasma ganas umumnya tumbuh lebih cepat dan hampir


seluruh tumbuh secara progresif, jika tidak dibuang
neoplasma ganas tidak sekohesif neoplasma jinak,
akibatnya penyebaran neoplasma ganas sering kali sangat

13
tidak teratur, contoh dari neoplasma ganas yang terjadi
pada tulang adalah OSTEOSARCOMA

3.3. OSTEOSARCOMA

Gambar 3.3 Osteosarcoma

A. Definisi Osteosarcoma

Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarcoma adalah


suatu neoplasma ganas yang berasal dari sel primitive (poorly
differentiated cells) di daerah metafise tulang panjang. Disebut
osteogenik oleh karena perkembangannya berasal dari seri
osteoblastik sel mesenkim primitif. Osteosarkoma merupakan
neoplasma primer dari tulang yang tersering setelah myeloma
multiple. Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis tulang
panjang di mana lempeng pertumbuhannya (epiphyseal growth
plate) sangat aktif, yaitu pada distal femur, proksimal tibia dan
fibula, proksimal humerus dan pelvis. Osteosarkoma dapat terjadi
pada rentang usia 2 sampai 92 tahun, tetapi paling sering terjadi
pada dekade kedua (60%) dan dekade ketujuh (10%). Puncak

14
pertama pada usia 10 – 20 tahun dan puncak kedua pada usia 60
tahun.

B. Etiologi Osteosarcoma

Penyebab osteosarkoma secara umum tidak diketahui.


Osteosarkoma yang tidak diketahui penyebabnya merupakan
osteosarkoma primer, sedangkan osteosarkoma sebagai akibat
keadaan lainnya merupakan osteosarkoma sekunder. Osteosarkoma
sekunder misalnya terjadi pada penderita Paget disease, dysplasia
fibrosa, radiasi ionisasi eksternal atau adanya riwayat makan atau
terpapar zat radioaktif. Dikatakanbeberapa virus dapat
menimbulkan osteosarkoma padahewan percobaan.Radiasi ion
dikatakan menjadi 3%penyebab langsung osteosarkoma, begitu
pula alkylatingagent yang digunakan pada kemoterapi.

C. Osteosarkoma Akibat Radiasi

Osteosarkoma bisa terjadi setelah mendapatkan radiasi melebihi


dari 30Gy. Onsetnya biasanya sangat lama berkisar antara 3 - 35
tahun, dan derajat keganasannya sangat tinggi dengan prognosis
jelek dan angka metastase yang tinggi.

D. Pengobatan

1) Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada


osteosarkoma, terbukti dalam 30 tahun belakangan ini dengan
kemoterapi prosedur operasi penyelamatan ekstremitas (limb
salvage procedure) menjadi lebih mudah dan meningkatkan

15
survival rate dari penderita. Kemoterapi juga mengurangi
metastase ke paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah
melakukan eksisi pada metastase tersebut.

2) Operasi

Saat ini prosedur limb salvage merupakan tujuan yang


diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma. Maka dari itu
melakukan reseksi tumor dan melakukan rekonstruksinya kembali
dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ekstremitas
merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan operasi.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Efek radiasi tidak langsung yang mengenai sitoplasma sel akan

meynyebabkan timbulnya radikal bebas, dimana radikal bebas merupakan

salah satu penyebab munculnya suatu keabnormalan jaringan atau organ

yang disebut dengan neoplasia atau kanker, kanker menurut sifatnya

dibedakan menjadi dua yaitu kanker jinak dan kanker ganas, salah stau

contoh dari kanker ganas adalah Osteosarcoma.

Osteocarcoma merupakan suatu kanker yang menyerang tulang,

tulang yang biasa diserang oleh penyakit osteosarcoma ini adalah distal

frmut, proksimal tibia fibula. Osteosarcoma dapat disebabkan karena

radiasi jika radiasi melebihi 30Gy, dan metastasis yang tinggi dan derajad

keganasan yang tinggi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Text book:

Bushong, Stewart Carlyle, 2013, RADIOLOGIC SCIENCE for

TECHNOLOGIST (PHYSICS, BIOLOGY and PROTECTION) Tenth Edition,

Houston Texas: Elsevier Mosby,

Edwards Cris,1990, Perlindungan Radiasi terhadap pasien dan Dokter gigi.

Jakarta: Widya Medika

Ruddon RW, Cancer Biology ed 2, 1988, New York: Oxford University

Press

Jurnal:

Jurnal kesehatan Universitas Sumatera Utara

18

Anda mungkin juga menyukai