Anda di halaman 1dari 10

40

UROFLOWMETRI DAN PIELOG RAFI INTRAVENA


Chaidir Arif Mochtar, Harrina E. Rahardjo, Widi Atmoko

PENDAHULUAN Prinsip Kerja Pemeriksaan


Uroflowmetri dilakukan dengan meminta pasien untuk
Keluhan di bidang urologi, khususnya keluhan seputar
berkemih ke da lam suatu cerobong yang terhubung dengan
proses berkemih, merupakan hal yang sering ditemukan di
instrumen pengukur elektroni k. Alat pengukur ini akan
klinik. Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) merupakan
mengkalkulasi jumlah urin yang diproduksi seja k mulainya
kumpulan keluhan yang terdiri dari keluhan iritatif
berkemih sampai selesai. Hasil pengukuran ini akan diplot
(frekuensi, urgensi, disuria, nokturia) dan keluhan
ke grafik aksis x dan aksis y dimana laju pancaran (ml/s)
obstruktif (berkemih yang tidak lampias, mengedan,
sebagai ordinat dan waktu sebagai absis.4
terminal dribbling, hesitancy, pancaran urin yang lemah, dan
Laporan uroflowmetri dideskripsikan dengan pola dan
pancaran urin yang terputus-putus ). Pada tahun 2008, dari
pancaran. Pola dapat bersifat kontinyu atau intermiten.
jumlah populasi di dunia (4,3 miliar penduduk) ditemukan
Kurva pancaran kontinyu adalah ketika keseluruhan proses
45,2% mengalami salah satu gangguan LUTS. Dan pada
berkemih selesai saat laju pancaran mencapai angka 0 untuk
tahun 2018, diperkirakan angka ini akan naik menjadi
yang pertama kali setelah mulai berkemih. Pola ini
63,6%. Kondisi ini paling tinggi dialami di Asia.1 dideskripsikan sebagai kurva atau dapat berfluktuasi ketika
Dengan semakin meningkatnyajumlah manusia lanjut terdapat puncak pancaran yang multipel selama pancaran
usia (lansia) di Indonesia maka jum lah kasus urologipun berkemih yang kontinyu. Kurva pancaran intermiten adalah
akan meningkat, sehingga diperlukan pemeriksaan ketika kurva dua kali atau lebih mencapai angka 0 sebelum
pemeriksaa n diagnost ik yang tepa t. Pemeriksaa n proses berkemih selesai .4
uroflowmet ri dan Pyelografi lntravena (Intravenous Beberapa terminologi pancaran yang digunakan pada
Pyelography = IVP) merupakan sebagian pemeriksaan di
pemeriksaan uroflowmetri antara lain:3 4 •
bidang urologi yang sering dikerjakan. Pada artikel ini akan
a. Laju pancaran (flow rate) : vo lume urin yang dikeluar
dijel aska n detail dari kedua pemeriksaan tersebut.
kan melalui uretra per satuan waktu. Laju pancaran
dinyatakan dalam satuan milliliter per detik (ml/s).
lnformasi dasa r yang dapat berpengaruh pada laju
UROFLOWMETRI pancaran antara lain jum lah tota l urin yang
dikeluarkan, kondisi lingkungan serta posisi pasien saat
Pendahuluan ber kemih. Perlu diperhatikan juga apakah pengisian
Uroflowmet ri merupakan sa lah satu metode dalam kandung kemih berjalan secara normal atau pasien
pemeriksaan urodinamik. Uroflowmetri menggunakan alat menggunakan diuretik , atau apakah pada kandung
yang sederhana dan non-invasif yang berguna untuk kemih sedang terpasang kateter (baik melalui uretra
mengukur laju pancaran berkem ih. Pemeriksaan ini maupun suprapubik) .
merupakan pemeriksaan lini pertama ketika menj umpai b. Laju pancaran maksi mum (maximum flow rate I
pasien dengan dugaan disfungsi saluran kemih bawah. Qmax) : laju pancaran yang paling maksimum setelah
Dengan pemeriksaan yang sederhana ini, tenaga medis dapat artefak terkoreks i.
memperoleh informasi yang bersifat obyektif dan kuantitatif
c. Volume berkemih (voided volume / VV) :j umlah tota l
dalam usaha untuk mengerti keluhan pada fase pengisian dan
urin yang keluar melalui uretra
fase berkemih pasien.2 4 •
UROFLOWMETRY DAN PLEOGRAFI INTAVENA 335

d. Lama pancaran (flow time/ TQ) :lama pancaran yang seperti pada infeksi saluran kemih yang rekuren, dan jug a pada
diukur secara aktual. Ketika pancaran terpotong atau pria dengan LUTS.3
bersifat intermiten, selang interval antar pancaran tidak
diukur
Kelebihan dan Kekurangan
e. Laju pancaran rata-rata (average flow rate/ Qave) :
Pemeriksaan uroflowmetri mempunya i beberapa
volume berkemih (voided volume) dibagi dengan lama
keterbatasan. Pancaran berkemih yang rendah dapat
pancaran (flow time)
disebabkan tidak hanya obstruksi outlet, akan tetapi juga bisa
f. Lama berkemih (voiding time) : total durasi berkemih,
disebabkan karena adanya gangguan kontraktilitas detrusor
termasuk ketika terjadi interupsi. Ketika berkemih tidak
ataupun rendahnya volume berkemih. Hanya dengan
terganggu oleh interupsi, lama berkemih sama dengan
membaca kurva uroflowmetri, tenaga medis tidak dapat
lama pancaran.
membedakan antara obstruksi outlet kandung kemih dan
g. Lama waktu mencapai pancaran maksimum (time gangguan kontraktilitas detrusor.Selain itu, obstruksi outlet
to maximum flow/ TQmax) : lama waktu dari awal kandung kemih dan gangguan kontraktilitas detrusor
berkemih sampai pancaran maksimum tercapai. Pada terdapat pada keadaan yang dinamakan high flow urethral
pasien dengan pancaran yang kontinyu atau tidak ada obstruction dimana sebenarnya tekanan detrusor tinggi
interupsi, TQmax biasanya terletak di sepertiga awal, sekali walaupun pada uroflowmetr inya tidak ditemukan
baik pada pasien yang normal maupun pada pasien
kelainan.3·4
dengan obstruksi berkemih, karena pemanjangan lama
Akan tetapi, uroflowmetri masih menjadi modalitas sa
berkemih pada pasien dengan obstruksi saluran kemih
ngat berguna untuk menilai kualitas berkemih seseorang.
terjadi karena pemanjangan dari penurunan grafik
Dengan volume berkemih yang cukup (> 150 ml),
pancaran berkemih (setelah pancaran maksimum
uroflowmetri merupakan pemeriksaan skrining yang sangat
tercapai) .
bermanfaat. Pada pria dengan gan!;lguan LUTS, pancaran
Laporan uroflowmetri minimal harus terdiri dari berkemih yang rendah dapat disebabk an oleh obstruksi
laju pancaran maksimum, volume berkemih, dan residu uretra pada 65% kasus dan gangguan
6

urin.5 kontraktilitas detrusor pada 35% kasus.

lndikasi dan Kontraindikasi Teknik/Persiapan Pemeriksaan


Uroflowmetri merupakan pemeriksaan skrining yang baik Pasien diinstruksikan untuk datang ke tempat pemeriksaan
pada pasien dengan LUTS. Pemeriksaan ini dapat digunakan uroflowmetri dengan kondisi kandung kemih yang
untuk memeriksa adanya kemungkinan obstruksi outlet penuh secara normal dan menunggu sampai timbul
kandung kemih dan dapat memberikan bantuan dalam keinginan untuk berkemih sebelum mulai berkemih pada alat
memberikan petunjuk mengenai kontraktilitas otot detrusor. uroflowmetri. Akan tetapi, biasanya pasien t idak
melakukan hal ini, sehingga ketika pasien datang (dan
Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua usia dan kedua
berkemih di kamar mandi karena mereka tidak dapat
jenis kelamin pasien.3
menahannya), pasien diinstruksikan untuk minum sampai satu
Anak . Uroflowmetri merupakan pemeriksaan skrining pada liter air sampai mereka merasakan sensasi seper ti yang
semua anak dengan kondisi neurologi normal dengan adanya mereka alami ketika ingin berkemih secara normal kemudian
kemungkinan gangguan obstruksi outlet kandung kemih.3 dilakukan pemeriksaan USG kandung kemih untuk
Perempuan. Ketika diperlukan pembedahan pada kasus mengetahui jumlah urin di dalamnya. Bila sudah 150 ml
inkontinensia stress, uroflowmetri menunjukkan fungsi pasien boleh berkemih di alat uroflowmetr ibila rasa ingin
detrusor yang normal bila laju pancaran urinnya normal. Laju berkemihnya sudah kuat. Setelah selesai berkemih, dilakukan
pancaran urin yang menurun dapat menjadi suatu tanda pemeriksaan USG kandung kemih kembali untuk mengukur
adanya masalah berkemih pasca operasi. Pada perempuan volume residu urin pasca berkemih (post void residual urine
tua, uroflowmetri dapat digunakan untuk mengeksklusi volume) (gambar 1). Contoh klinik uroflowmetri dapat
residu urin, yang dapat menjadi penyebab infeksi saluran dilihat dari gambar 2.3
kemih rekuren.3
Gambaran Normal
Pria. Uroflowmetri merupakan pemeriksaan skrining untuk Pada gambaran yang normal, kurva laju pancaran urin
pria pada semua usia dengan keluhan yang mengarah ke
berbentuk genta (Gambar 3). Laju pancaran urin maksimum
obstruksi outlet kandung kemih (Bladder Outlet Obstruction
dicapai pada sepertiga awal dan 5 detik setelah pancaran
= BOO). Pemeriksaan ini juga dapat digunakan pada pria
berkemih dimulai. Laju pancaran urin dipengaruhi oleh
dengan keluhan klasik yang minim,
volume berkemih. Otot detrusor ketika meregang ke titik
tertentu akan memberikan performa yang optimal, akan
336
RADIODIAGNOSTIK PENYAKIT DALAM

A 8
Gambar 1. A. Pemeriksaan USG kandung kemih sebelum berkemih. B. Pemeriksaan USG kandung kemih setelah berkemih

Gambar 2. Klinik uroflowmetri

tetapi apabila meregang terlalu banyak akan menjadi tidak 200 ml sampai 400 ml. Pada kisaran ini, laju pancaran urin
efisien. Pada volume berkemih lebih dari 400 ml, efisiensi cenderung konstan.Pada kenyataannya, definisi normal pada
otot detrusor akan menurun dan Qmax akan menurun.i.3 Laju pemeriksaan uroflowmetri dapat dengan beberapa cara.Cara
pancaran urin mencapai angka tertinggi dan dapat termudah adalah dengan menggunakan nilai minimal laju
dipercaya pada kisaran volume berkemih antara pancaran sesuai dengan jenis kelamin dan usia (tabel 1).3
UROFLOWMETRY DAN PLEOGRAFI INTAVENA 337

mils

25Laju pancaran
(mils) 20

20 - Laju pancaran 15
maksimum

15
10

10
5
5

0 15 20 s
5 10
10 20 25
Lama waktu menpal
Waktu (s)
pancaran maksimum Gambar 4. Kurva pancaran berkemih "supranormal " pada
Lama pancaran
overaktivitas detrusor 3

Gambar 3. Gambaran normal uroflowmetri


Kurva Pancaran Kontinyu

Overaktivitas Detrusor
Tabel 1. Laju Pancaran Maksimum Terendah Berdasarkan
Laju pancaran maksimu·m yang sangat tinggi dapat teijadi
Usia, Jenis Kelamin, dan Volume Berkemih Minimum3
pada pasien dengan overaktivitas detrusor. Terjadi peningkatan
Usi Volume Pr Perempu yang cepat pada laju pancaran dalam waktu yang singkat (1
a berkemih ia an sampai 3 detik) (gambar 4). Peningkatan yang cepat pada laju
(tahu minimum (ml) (ml (ml/s) pancaran terjadi karena kontraksi detrusor sudah membuka
4-7 100 10 10
8-13 100 12 15 lebar leher kandung kemih terlebih dahulu sehingga
14-45 200 21 18 menurunkan resistensi uretra.2•5
46-65 200 12 15
66-80 200 9 10 Obstruksi Outlet Kandung Kemih
Kurva pancaran pada pasien obstruksi dicirikan dengan
rendahnya laju pancaran maksimum dan rendahnya laju
Gambaran Kelainan yang Dapat Ditemui pancaran rata-rata, dengan laju pancaran urin rata-rata lebih
Laju pancaran tergantung dari interaksi antara dorongan tinggi dibandingkan setengah nilai laju pancaran maksimum.
mengeluarkan urin (kontraksi detrusor ditambah adanya Laju pancaran urin maksimum dicapai lumayan cepat (3-10
tekanan dari abdomen) dan resistensi uretra.2 detik), akan tetapi laju pancaran menurun
secara perlahan (Gambar 5).2•5

Results of UROFLOWMETRY
Voiding Time T1OD 72 s
Flow Time TQ 60 s
Time to max Flow Tqmax 9 s
max Flow Rate Qmax 8.3 ml/s
""'-·- ....._,...
.,,.,.,.
Average Flow Rate Qave 5.2 ml/s
Voided volume Vcomp 312 ml
... • 1 !

Gambar 5. Kurva pancaran berkemih pada obstruksi outlet kandung kemih


338 RADIODIAGNOSTIK PENVAKIT DALAM

Flo.v rate 25 mils

Gambar 6. Kurva pancaran pada pasien SO tahun dengan riwayat striktur uretra (Qmax = 5 ml/s)

mils
Obstruksi dapat bersifat "kompresif", contohnya pada
hiperplasia prostat jinak , atau "konstriktif" pada striktur
uretra.Kedua tipe ini memberikan gambaran yang berbeda 10
pada kurva. Tipe obstruksi "konstriktif" memberikan
gambaran "plateau" dengan sedikit perubahan pada laju
pancaran urin dan perbedaan yang tidak terlalu besar antara
5
Qmax dan Qave (Gambar 6).2 •3
Pada obstruksi "kompresif ", sepertiga awal kurva akan
terlihat seperti normal, walaupun Qmax akan menurun. Bagian
akhir dari kurva akan memanjang dan terlihat seperti ekor
(Gambar 5).2 3 · 0
5 10 15 20 25s

Detrusor Underactivity
Gambar 7. Kurva pancaran berkemih pada d etrusor
Diagnosis ini dapat dicurigai jika pada kurva pancaran
terdapat gambaran s imetris dengan laju pancaran
underactivity
maksimum yang rendah (Gambar 7). Karakteristik detrusor
Kurva Pancaran lntermiten
underactivity adalah waktu mencapai laju pancaran
maksimum yang sangat bervariasi, dan laju pancaran
Mengedan
maksimum biasanya dapat tercapai pada pertengahan kurva.
Beberapa pasien memiliki kebiasaan menggunakan
Karena variasi kurva yang cukup luas, kelainan bisa tumpang
otot diafragma dan abdomennya untuk meningkatkan
tindih dengan kelainan obstruksi, sehingga diagnosis kelainan
pancaran urin. Kebiasaan ini akan membentuk kurva yang
detrusor underadivity hanya bisa bersifat sebagai diagnosis
intermiten (Gambar 8). Gambaran kurva pada keadaan ini
dugaan. Diagnosis pasti dapat ditentukan melalui pemeriksaan
25
sangat bervariasi dan dapat terjadi bersamaan dengan
urodinamik pressure -flow . •

25 .v- , ·1
_l,
I
_;_ -r -1I
·· - -- -I
I
I

·1
_..,.c.:.. .

Gambar 8. Mengedan membentuk gambaran kurva yang intermiten


UROFLOWMETRV DAN PLEOGRAFI INTAVENA 339

oleh tenaga medis.3

PIELOGRAFI INTRAVENA INTRAVENA ( INT RA


VENOU S PY ELOG RAP HY = IVP)

Pendahul uan
Sejak dulu pielografi intravena (IVP) merupakan modalitas
pencitraan primer untuk mengevaluasi saluran kemih_ Saat
ini, berbagai modalitas pencitraan lainnya seperti
ultrasonografi (USG), CT-Scan, dan MRI sudah mulai
banyak digunakan untuk mengatasi keterbatasan IVP dalam
10 203040 50 mengevaluasi penyakit sa luran kemih. Sama halnya seperti
IVP, modalitas - modalitas tersebut juga memiliki
Gambar 9. Perubahan kurva pancaran yang disebabkan karena kekurangan. Kemampuan dalam menganalisis pemeriksaan
artefak "cruising"_ Perubahan laju pancarannya cepat dan bersifat
bifasik IVP dengan mengkombinasikannya dengan modalitas
pemeriksaan lainnya merupakan kemampuan yang penting
adanya obstru ksi dan/ atau kelainan kontraksi detrusor. dalam mendiagnosis kelainan pada saluran kemih.7•8
Pemeriksaan lebih lanjut dengan urodinamik pressure -flow
dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis."·3 Prinsip Kerja
IVP merupakan pemeriksaan yang menggunakan X -roy untuk
Artefak melihat kelainan pada ginjal, ureter, kandung kemih, dan
uretra. Saluran kemih tidak dapat diperlihatkan dengan je las
"Cruising" oleh foto X -ray yang biasa. Dengan IVP, bahan kontras
Keadaan ini biasanya dilakukan oleh pasien pria dimana dimasukkan melalui vena . Kontras akan mengalir melalui
pasien menggerakkan arah jatuhnya urin di da lam cerobong pembuluh darah dan terkonsentrasi di ginjal, setelah itu kontras
uroflowmetri. "Puncak" pancaran terjadi ketika pasien akan turun ke ureter dengan urin yang dihasilkan oleh ginjal.
menggerakkan arah jatuhnya ke urin mendekati ternpat Bahan kontras akan terdeteksi oleh X-ray sehingga struktur
keluarnya di dalam cerobong tersebut (Garnbar 9). Gambaran ginjal, ureter, dan kandung kemih dapat terlihat dengan je las
"lembah" terjadi ketika pasien menggerakkan lagi arah (berwarna putih) pada foto X -ray (Gambar 11).8
jatuhnya urin menjauhi tempat keluarnya urin.3
lndikasi dan Kontraindikasi
"Squeezing" Pemeriksaan IVP diindikasikan pada keadaan untuk:9
Beberapa pria memiliki kebiasaan menekan ujung penisnya a. Melihat sistem pelviokalises ginjal dan ureter
ketika berkemih (Gambar 10). Kebiasaan ini menimbulkan b. Menginvestigasi lokasi obstruksi ureter
gambaran dengan banyak puncak pada kurva pancaran c. Memberikan gambaran opak sistem pelviokalises ketika
berkemih. Artefak ini tidak dapat dideteksi oleh mesin
uroflowmetri sehingga harus diperiksa secara manual
---1
25 mt/s j
-··------I
i
r
I
I
i
! J --- -- . ------ -·-·-•
I
I

·'' ·- -AI\ -- - 1·--- -· -- ------1


·-------
l - ----
------
.....
Jl :i.,L..,./)__ _ _ __ ___._ _., - -
II 11 ! i) '
-----··
f 1 if I {"'"fl,
0 m i/s .q...:• !I 4 1.) sif\./\..J"'·"'"-r :. 3 ':· -i - .... ..,._ .,_ _ '."J':'_.·· - · .70 ....
·
--
Gambar 10. Gambaran artefak "squeezing" pada kurva pancaran
340 RADIODIAGNOSTIK PENYAKIT DALAM

jam sebelum pemeriksaan serta pemberian enema 2 jam


sebelum pemeriksaan.1.10
Sebelum diberikan zat kontras, pemeriksaan foto BNO
atau KUB (kidney, ureter, bladder) dilakukan untuk
memperlihatkan regio dari ginjal, keseluruhan pelvis,
sampai simfisis pubis. Foto ini dapat memeriksa apakah
persiapan pembersihan saluran cerna cukup atau tidak,
mengkonfirmasi apakah posisi pasien sudah benar, serta dapat
melihat batu ginjal atau batu kandung kemih.1.n14 Kontras
diinjeksi secara bolus atau drip sebanyak
50 sampai 100 ml. Bahan kontras yang dipakai biasanya
adalah low osmolality contrast media (LOCM) dengan dosis
300 mg/kg berat badan atau 1 ml/kg. Beberapa menit setelah
injeksi, fase nefrografik memperlihatkan gambaran parenkim
ginjal. Beberapa tomogram ginjal dapat dilakukan untuk
memperjelas visualisasi parenkim ginjal. Foto berikutnya
Gambar 11. Gambaran normal IVP diambil 5 menit setelah injeksi kontras dan dilakukan
pengambilan foto tambahan berikutnya dengan interval 5
dilakukan extracorporeal shock wave lithotripsy atau menit. Pada menit ke-5 sete lah injeksi,
saat akses perkutan ke dalam sistem pelviokalises sistem pelviokalises dapat ter lihat dan fase pielografik dapat
d. Menilai fungsi ginjal pada evaluasi pasien tidak stabil (di °
terlihat. 1 Kompresi abdomen dapat dilakukan untuk
atas meja operasi) memvisualisasi ureter lebih baik. Kompresi cukup penting
e. Melihat anatomi ginjal dan ureter pada keadaan khusus dilakukan jika kontras yang digunakan memiliki nilai osmolar
(contoh: ptosis ginjal, setelah transureteroureterostomi , yang rendah karena diuresis osmosis dan distensi sistem
setelah diversi urin) pelviokalises tidak sebaikjika menggunakan kontras yang tinggi
Kontraindikasi IVP menurut American College of nilai osmolarnya. Kontraindikasi dilakukannya kompresi
Radiology tahun 2009 antara lain:10 abdomen antara lain adanya bukti obstruksi pada foto menit ke-
a. Terdapat kontraindikasi relatif pada penggunaaan 5, aneurisma aorta atau massa abdomen lainnya, riwayat
high-osmolality iodinated contrast media (HOCM) operasi abdomen, nyeri abdomen yang berat, dugaan adanya
pada pasien dengan mieloma multipel, sickle cell trauma saluran kemih, dan adanya diversi urin atau
disease, dan feokromositoma transplantasi ginja l. Lima menit setelah kompresi abdomen
b. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang mem dilakukan, foto dapat diambil untuk melihat sistem
butuhkan terapi medikasi spesial dan regimen hidrasi pelviokalises lebih jelas lagi.7 10 •

c. Hamil Lima belas menit setelah pemberian kontras, foto


diambi l untuk memperlihatkan saluran ureter-kandung
Kelebihan dan Kekurangan kemih. Flouroskopi dapat digunakan untuk memastikan
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap seluruh lumen ureter dapat terlihat. Jika flouroskopi tidak
pemeriksaan memiliki keterbatasannya, IVP memiliki tersedia, posisi oblik dapat dilakukan. 15 Manuver gravitasi
keunggulan tersendiri. Saluran kemih tidak divisualisasikan seperti posisi tengkurap atau oblik dapat membantu
secara luas dengan pemeriksaan USG. CT-scan tidak dapat memvisualisasi ureter yang tidak terlihat karena ureter akan
memberikan gambaran anatomi yang cukup detail untuk "tergantung" dalam posisi ini. Pada kasus yang demikian,
mengevaluasi kelainan neoplasma uroepitelial yang kecil/ foto delayed juga dapat dilakukan sampai opasifikasi
haIus atau penyakit sistem pelviokalises lainnya.11.12 MRI obstruksi terjadi atau sampai ditentukan bahwa
tidak dapat memperlihatkan kalsifikasi atau tidak dapat ekskresi ginjal terganggu yang dapat menyebabkan tidak
memperlihatkan keadaan urotelial dengan resolusi yang baik terjadinya opasifikasi.7•10.n.14
Jika ada kemungkinan mengarah ke kelainan kandung
untuk melihat kelainan yang halus.7
kemih, foto delayed dapat membantu distensi kandung kemih.
Selain itu foto oblik, tengkurap, atau pasca berkemih dapat
Teknik/Persiapan
digunakan untuk mengevaluasi filling defect pada kandung
Sebelum dilakukan pemeriksaan IVP ada beberapa tahapan
kemih. Foto pasca berkemih dilakukan untuk mengevaluasi
yang harus dilakukan. Persiapan saluran cerna diperlukan agar
adanya obstruksi outlet, pembesaran prostat, divertikel, dan
dapat membantu memvisualisasi seluruh ureter dan sistem
pelviokalises. Pembersihan saluran cerna dilakukan dengan bladder filling defects termasuk batu dan kanker urotelial.7• 10
memberikan cairan bersih 12 sampai 24
UROFLOWMETRY DAN PLEOGRAFI INTAVENA 341

Secara singkat prosedur pemeriksaan IVP dapat dilihat di


tabel 2.

Tabel 2. Prosedur Pemeriksaan IVP7·12.u

Langkah
1 Deskripsi
Pencitraan awal: foto BNO
2 Tambahan :foto oblik, tomogram ginjal
Pemberian bahan kontras dengan injeksi bolus atau
3 drip
Fase nefrografik (didapatkan 1 sampai 3 menit
setelah pemberian bahan kontras)
Ta m ba ha n: foto nefro g r a filk o bli k ,
Gambar 12. Hidronefrosis.Terdapat gambaran parenkim yang tipis
4 nefrotomogram oblik dengan gambaran "clubbing" pada kaliks
Radiografi KUB (didapatkan 5 menit setelah
5 pemberian bahan kontras)
Kompresi abdomen (dilakukan segera setelah foto juga dapat membentuk "double contour" pada foto. Tidak
6 menit ke-5) adanya fase nefrografik dapat mengarah ke kista ginjal.
Fase pielografik (5 menit setelah kompresi, 10 Ditemukannya gambaran massa pada pemeriksaan IVP
menit setelah pemberian bahan kontras) memerlukan konfirmasi dengan pemeriksaan lainnya.USG
7 Tambahan: foto oblik, tomogram ulangan Fase digunakan saat dugaan mengarah ke kista, sedangkan
ureter-kandung kemih (didapatkan 15 menit CT-scan digunakan saat dugaan mengarah ke massa yang
setelah pemberian bahan kontras dan segera solid.7·13,14
setelah kompresi abdomen dilepas) Tambahan:
Posisi ginjal juga harus diperhatikan saat membaca hasil
flouroskopi ureter, foto posisi tengkurap, foto
IVP. Perubahan pada aksis dan posisi dapat merupakan tanda
8 oblik, foto delayed
Fase kandung kemih adanya massa abdomen atau retroperitonea l, perubahan ukuran
Tambahan: foto delayed, oblik, tengkurap, atau viseral, atau kelainan ginjal kongenital. Pada kondisi
pasca berkemih horseshoe kidney terdapat perubahan aksis dan posisi ginjal.7
lnterpretasi Pemeriksaan Pada pengisian ureter, adanya gambaran standing
Parenkim ginjal dapat dilihat pada fase nefrografik IVP. column bahan kointras pada ureter menunjukkan adanya
Kontur keseluruhan ginjal harus diperiksa, dan obstruksi (Gambar 13) atau ileus ureter (dilatasi non-
nefrotomografi dapat dilakukan untuk melihat parenkim
ginjal lebih jelas. Kontur ginjal harus halus dan simetris.
Fase nefrogra fik yang baik memerlu kan pancaran
pembuluh darah ke ginjal yang cukup, fungsi ekskresi
parenkim ginjal yang baik tanpa obstruks i, dan pancaran
vena yang normal. Ukuran ginjal juga dapat diperiksa saat
fase nefrografik. Ginjal yang normal berukuran 9 sampai 13
cm pada panjang sefalokauda l, dengan ginjal kiri lebih besar
0,5 cm dibandingkan ginjal kanan dan ginjal pada pria lebih
besar dibandingkan ginjal perempuan. Banyak metoda dalam
pengukuran ginjal,akan tetapi kesimetrisan ukuran ginjal
harus diperhatikan . Ukuran ginjal kanan lebih besar 1,5 cm
dibandingkan ginjal kiri atau ginjal kiri
2 cm lebih besar dibandingkan ginjal kanan merupakan
suatu tanda adanya kelainan.7 13 14
• •

Obstruksi ringan dan sedang diindikasikan dengan


gambaran halus pada margin forniks (Gambar 12).Obstruksi
yang lama dan yang lebih berat akan menimbulkan hilangnya
impresi papiler dan kaliks yang clubbing.7• 13 Gambar 13. Dilatasi sistem pelviokalises. Gambaran foto menit ke-
15 memperlihatkan standing column bahan kontras dari
Penebalan parenkim ginjal disertai dengan distorsi pada
ureterope/vic junction sampai ureterovesical junction kiri. Batu
sistem kaliks mengarah ke adanya suatu massa. Massa terdapat di ureterovesical junction
342 RADIODIAGNOSTIK PENVAKIT DALAM

obstruktif berkaitan dengan inflamasi, tingginya pancaran urin Multidetector computerized tomography urography is more
(diuresis, diabetes insipidus), atau reflux). Diameter ureter > accurate than excretory urography for diagnosing
8 mm merupakan kriteria dilatasi yang pasti menurut beberapa transitional
cell carcinoma of the upper urinary tract in adults with
penulis.7 hematuria . J Urol. 2010;183(1):48-55.
Pada foto menit ke-15 sampai menit ke-30, kandung 12. Becker JA, Pollack HM, McClennan BL. Urography
kemih biasanya sudah terisi penuh. Ketika kandung kemih terisi survives (letter) . Radiology 2001; 218:299-300.
13. Friedenberg RM, Hanis RD. Excretory urography in the
penuh, kontras intralumen akan berbentuk bulat dan dengan adult. ln: Pollack HM, McOennan Bl, Dyer R, Kenney PJ,
batas yang halus dan dinding kandung kemih yang tidak terla lu editors. Clinical uIOgraphy . 2ru1 ed. Philadelphia:
terlihat. Posisi dan bentuk bulijuga perlu diperhatikan apakah Saunders; 2000. p. 147-257.
14. Dunnick NR, Sandler CM, Newhouse JH, Amis ES J r.
terdapat distorsi atau tidak karena penekanan dari massa.7 Textbook of uroradiology. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott
Penebalan dinding kandung kemih dan gambaran Williams & Wilkins, 2001.
bahan kontras lumen yang iregular berkaitan dengan 15. Katzberg RW. lodinated contrast media for urological
imag ing. hi: Pollack HM, McClennan, Dyer R, Kenney PJ,
filling defect yang merupakan tanda obstruksi outlet editors. Clinical urography. 2•d ed. Philadelphia:
kandung kemih karena penyakit prostat. Kontur abnormal Saunders; 2000. p.
karena divertikulum juga dapat ter lihat. Foto pengisian 19-66.
kandung kemih disertai foto pasca berkemih merupakan
pemeriksaan yang paling sensitive untuk mengevaluasi fi lli
ng defects . Foto oblik dapat digunakan untuk memastikan
bahwa gambaran fi lling defects tidak disebabkan karena
gas enterik . Foto pasca berkemih juga berguna untuk
mengevaluasi pasien dengan dilatasi saluran kemih bagian
atas. Adanya gambaran dilatasi yang persisten menunjukkan
7 13 14
obstruksi yang menetap. • •

REFERENSI

1. Irwin OE, Kopp ZS, Agatep B, Milsom I,Abrams P.


Worldwide prevalence estima tes of lower m·inary tract
symptoms, overactive bladder, urinary incontinence and
bladder outlet obstruction. BJU International.
2011;108:1132-8.
2. Schafer W, Abrams P, Liao L, Mattiasson A, Pesce F,
Spangberg A, etal. Good modynamic practices:
uroflowmetry, filling cystometry, and pressure-flow
studies. Nem·ourol. Urodynam. 2002;21:261-74.
3. Abrams P. Uroflo·wmetry.In:Abrams P. Urodynamics Third
Edition. London: Springer; 2006. p. 20-38.
4. Blaivas J, Chancellor MB, WeissJ, Verhaaren
M.Uroflowmetry. In: Blaivas ), Chancellor MB, Weiss J,
Verhaaren M. Atlas
of Urodynamics Second Edition. New York : Blackwell
Publishing; 2007. p. 37-45.
5. Kelly CE, Krane RJ. Current concepts and controversies in
urodynamics . Current Urology Reports 2000;1:217-226.
6. Fusco F, Groutz A, Blaivas JG, Chaikin DC, Weiss JP.
Videourodynamic studies in men with lower urinary tract
symptoms: a comparison of community based versus
referral urological practices. J Urol. 2001;166:910-913.
7. Amis ES Jr. Epitaph for the urogram (editorial). Radiology
1999;213:639-40.
8. Dyer RB, Chen MY, Zagoria RF. Intravenous urography:
technique and interpretation. RadioGraphics 2001;21:799-
824.
9. Fulgham PF, Bishoff JT. Urinary Tract Imaging: Basic
Princi ples. In: Kavoussi LR, Novick AC, Par tin AW,
Peters CA, editors. Campbell-Walsh Urology 10 '
Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012. p. 105.
10. (Guideline! ACR Practice Guideline for the Performance of
Excretory Urography, Accessed December 14 2010.
11. Wang LT, Wo11g YC, Huang CC, Wu CH, Hung SC, Chen
HW.

Anda mungkin juga menyukai