Anda di halaman 1dari 6

JOB SHEET

PHOTOTERAPI

Nama Kelompok:

1. Adinda Nuzula Fadjrif


2. Anna Ameliya Putri
3. Dina Aulia Fitria
4. Priska Meliana Eko Pratiwi
5. Putri Wulansari

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
Jln. Rawa Buntu No. 10 BSD City – Serpong, Tangerang Selatan 15318
A) Pengertian, Tujuan, dan Mekanisme Kerja Fototerapi

Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukanterhadap bayi baru


lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al, 2010 dalam Shinta, 2015). Fototerapi
merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia yang bertujuan untuk menurunkan
konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin.

Fototerapi atau terapi cahaya merupakan sebuah prosedur perawatan untuk kulit yang
melibatkan penggunaan sinar ultraviolet (UV) melalui lampu fluoresen, halogen, atau LED untuk
penyakit tertentu.

Tujuan fototerapi adalah membatasi peningkatan serum bilirubin dan mencegah


penumpukan di dalam otak yang dapat menyebabkan komplikasi neurologis permanen
yang serius.

Mekanisme kerja fototerapi dengan cara molekul-molekul bilirubin pada kulit yang
terpapar sinar akan mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer
konfigurasi, dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah
struktur bilirubin. Alat terapi dari fototerapi mempergunakan lampu yang memancarkan
spektrum cahaya biru dengan panjang gelombang berkisar antara 450-490nm. Adapun jarak
penyinaran antara bayi dengan sumber sinar (lampu) saat dilakukan terapi adalah + 30-50
cm. Umumnya lampu fluorescent bentuk tabung memanjang yang merupakan jenis
lampu yang dipergunakan untuk blue light therapy di puskesmas, klinik bersalin dan rumah
sakit.

B) Indikasi Yang Diperlukan Fototerapi

Fototerapi atau terapi cahaya dapat dianjurkan pada kondisi-kondisi seperti dibawah ini:
1. Bayi dengan penyakit kuning yang disebabkan karena hiperbillirubinemia
2. Seseorang dengan masalah kulit, seperti eksim, psoriasis, vitiligo, kulit gatal, dan cutaneous
T-cell lymphoma
3. Seseorang dengan gangguan tidur dan mood, seperti seasonal affective disorder (SAD), dan
masalah tidur karena gangguan irama sirkandian
4. Seseorang dengan tipe kanker tertentu, seperti kanker esofagus dan kanker endobronkial
5. Kondisi pre-kanker seperti penyakit barret

C) Yang Tidak Dianjurkan Fototerapi

Terapi cahaya tidak dianjurkan pada orang yang:

a. Sedang hamil atau menyusui


b. Memiliki keluarga dengan riwayat kanker kulit
c. Mengalami penyakit hati kronis
d. Mengidap lupus
D) Resiko Fototerapi

Resiko Fototerapi yang mungkin terjadi adalah:

 Iritasi pada kulit


 Sensasi terbakar di kulit
 Penuaan dini apabila terapi ini dilakukan terlalu sering
 Bertambahnya risiko kanker kulit
 Imunosupresi atau kondisi penekanan sistem kekebalan tubuh
 Mata yang lebih sensitif terhadap cahaya

a. Pada neonatus, fototerapi blue light sering digunakan untuk pasien dengan ikterus
neonatorum. Blue light diduga meningkatkan risiko kanker karena resiko bersifat toksik
terhadap sel epitel dengan menginduksi produksi radikal bebas dan kerusakan pada
mitokondria dan DNA.
b. Pada anak dan dewasa, fototerapi dengan sinar ultraviolet digunakan untuk tata laksana
kelainan kulit, seperti akne vulgaris, psoriasis, dan dermatitis atopik. Sinar ultraviolet
menyebabkan fotodermatitis yang juga berakibat pada kerusakan DNA atau mutasi akibat
aktivasi onkogen dan penekanan gen supresor tumor.

E) SOP Fototerapi Pada Bayi

1. Pengertian
Pemberian terapi sinar pada bayi dengan pajanan sinar berintensitas tinggi dan
berspektrum terlihat untuk mengurangi kadar billirubin indireks.

2. Tujuan
Mengurangi kadar bilirubin pada bayi

3. Indikasi
Anak dengan kadar billirubin indireks melebihi batas normal (normal 0.60-10.50
mg/dl)

4. Persiapan Pasien
a. Pastikan identitas pasien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan, riwayat perdarahan, fraktur)
c. Jaga privasi pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada pasien/keluarga pasien
e. Libatkan orangtua/pengasuh
5. Persiapan Alat
a. Penutup mata
b. Penutup plastic
c. Lampu fluorense
d. Box bayi
e. Alas box bayi

6. Persiapan Perawat
a. Lakukan pengkajian umur, prematuritas, membaca rekam medis pasien
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan
d. Cuci tangan dan siapkan alat
Tahap Prainteraksi:

 Identifikasi kebutuhan pasien


 Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk
 Siapkan alat

Tahap Orientasi:

 Berikan salam, perkenalkan


nama dan tanggung jawab
perawat

 Jelaskan prosedur, tujuan dan


lamanya tindakan pada
keluarga. Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya

 Berikan petunjuk alternatif


komunikasi jika keluarga
merasa tidak nyaman dengan
prosedur yang dilakukan

Tahap Kerja:

Jaga privasi pasien

Siapkan box dengan penutup


plastik dibawahnya untuk
menghindari cedera apabila lampu
pecah

Hangatkan ruangan box dengan


menyalakan lampu sehingga suhu
dibawah sinar lampu hingga suhu 28-
30C̊

Nyalakan lampu dan pastikan semua


lampu fluorense menyala

Anda mungkin juga menyukai