Anda di halaman 1dari 15

Neonatal jaundice atau bayi kuning atau adalah kondisi yang umum dialami oleh bayi baru lahir.

Gejala bayi
kuning ditandai dengan perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning. Meskipun umumnya tidak
berbahaya, namun kondisi ini tetap perlu diwaspadai.

Penanganan pun harus dilakukan dengan segera apabila bayi yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda penyakit
kuning. Lantas, apa penyebab bayi kuning dan bagaimana cara mengatasinya? Ketahui penjelasan selengkapnya
melalui artikel berikut ini.

Asuhan Komplementer :
● Menjaga kehangatan bayi
● Memberikan ASI sesering mungkin (minimal setiap 2 jam)
● Melakukan pemijatan dengan metode massage field Langkah-langkah pelaksanaan field massage secara
terstruktur meliputi 5 (lima) area yaitu mulai dari wajah, dada, abdomen, ekstremitas, dan punggung dengan
sentuhan tekanan sedang (moderate pressure)
● Fototerapi/ Therapi sinar

Apa itu Kondisi Bayi Kuning?


Ikterus neonatorum atau bayi kuning adalah sebutan bagi bayi baru lahir yang mengalami penyakit kuning, yaitu
perubahan warna pada kulit dan mata bayi menjadi kuning. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kelahiran prematur,
kekurangan cairan, dan gangguan kesehatan lainnya.

Bayi kuning adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir dan bisa hilang dengan sendirinya atau melalui
pengobatan ringan dalam waktu satu sampai dua minggu. Apabila kondisi ini berlangsung lebih lama dan tak kunjung
membaik, tak menutup kemungkinan apabila hal ini menjadi pertanda penyakit serius, misalnya kerusakan otak,
gangguan pendengaran, atau cerebral palsy.

Penyebab Bayi Kuning


Penyebab bayi kuning adalah penumpukan bilirubin pada darah bayi. Bilirubin adalah zat kuning yang berasal dari
proses penghancuran sel darah merah secara alami. Kondisi ini sering terjadi pada bayi dikarenakan fungsi hatinya
belum bekerja secara maksimal. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi terlahir dengan penyakit
kuning, yaitu:
1. Kelahiran Prematur
Bayi yang lahir secara prematur memiliki risiko tinggi mengalami kondisi bayi kuning. Hal ini dikarenakan organ hati
pada bayi prematur belum matang, sehingga belum mampu mengeluarkan bilirubin secara maksimal. Akibatnya,
terjadi penumpukan bilirubin yang kemudian muncul dengan ciri kulit dan bagian putih mata yang menguning.

2. Perbedaan Golongan Darah dengan Ibu


Perbedaan rhesus (Rh) darah antara ibu dan bayi membuat tubuh ibu menghasilkan antibodi yang dapat melawan
sel darah merah bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan perombakan sel darah merah pada bayi sehingga
terjadi penumpukan bilirubin dalam darah bayi. Hal ini dapat dicegah dengan menyuntikkan Rh immune-globulin
kepada ibu.

3. Kekurangan Cairan
Kondisi bayi kuning atau ikterus neonatorum juga dapat diakibatkan oleh kekurangan cairan. Kurangnya asupan
cairan pada tubuh bayi bisa menyebabkan kadar bilirubin dalam darahnya meningkat. Kondisi ini pun akhirnya
menyebabkan bayi mengidap penyakit kuning.

4. Infeksi
Penyakit kuning (jaundice) pada kondisi bayi yang sehat baru akan muncul 2–3 hari setelah kelahiran. Apabila bayi
mengalami masalah ini kurang dari satu hari setelah lahir, ada kemungkinan disebabkan oleh infeksi, kekurangan
enzim, atau gangguan sistem pencernaan.

5. Nutrisi Tidak Tercukupi


Apabila ASI yang dihasilkan oleh ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, bayi dapat mengalami dehidrasi dan
kekurangan asupan kalori harian. Hal ini dapat mengakibatkan tubuh bayi kekurangan cairan dan terjadi
penumpukan bilirubin pada darah bayi, sehingga muncul perubahan warna kuning pada kulit dan mata.

Gejala Bayi Kuning


Gejala bayi kuning umumnya muncul 2–3 hari setelah bayi dilahirkan. Gejala ini dapat diketahui dengan menekan
lembut dahi atau hidung bayi. Apabila tampak menguning, maka ada kemungkinan bayi mengalami penyakit kuning
tingkat ringan. Adapun beberapa gejala bayi kuning adalah:

Perubahan warna mata dan kulit bayi menjadi kuning, dimulai dari wajah, dada, perut, kemudian kaki.

Urine berwarna gelap atau kuning pekat.

Feses bayi berwarna lebih pucat.

Komplikasi pada Bayi Kuning

Penyebab utama bayi kuning adalah kadar bilirubin berlebih di dalam darah. Kondisi ini perlu segera ditangani ketika
bayi mulai menunjukkan gejala dari neonatal jaundice. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya risiko
komplikasi yang lebih berbahaya, seperti:

A. Ensefalopati Bilirubin Akut


Ensefalopati bilirubin akut terjadi ketika bilirubin dalam darah memasuki area otak. Kondisi ini pun dapat merusak
sel-sel otak. Adapun beberapa gejala yang umumnya dialami oleh bayi akibat ensefalopati bilirubin akut adalah
sebagai berikut:

Demam dan muntah.

Kesulitan menghisap ASI.

Sulit dibangunkan.

Tampak lesu.

Lebih sering rewel dan gelisah.

Leher dan tubuh melengkung ke belakang.

B. Kernicterus
Kernicterus adalah kerusakan otak permanen yang terjadi akibat ensefalopati bilirubin akut yang tidak ditangani
dengan baik. Komplikasi dari penyakit kuning pada bayi ini pun dapat menyebabkan bayi kehilangan pendengaran
dan menghambat pertumbuhan gigi.

Penanganan Bayi Kuning


Sebagian besar kasus bayi kuning tidak memerlukan perawatan khusus karena dapat menghilang dalam 10–14 hari.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar bilirubin berlebih dalam darah, maka diperlukan penanganan khusus.
Beberapa cara mengatasi bayi kuning adalah sebagai berikut:

1. Pemberian ASI Secara Rutin


Ibu dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif secara rutin kepada bayi pengidap penyakit kuning agar bilirubin
dapat dikeluarkan melalui kotoran. Intensitas menyusui bayi yang disarankan adalah 8–12 kali sehari. Apabila
bilirubin berhasil keluar bersama kotoran, nantinya warna feses akan tampak lebih kecoklatan atau kekuningan.
Kondisi ini tidak berbahaya bahkan cukup normal.

2. Fototerapi
Fototerapi adalah prosedur yang dilakukan dengan cara menyinari tubuh bayi dengan lampu bili-light atau bili-
blanket. Tujuannya untuk membantu mengeluarkan kelebihan bilirubin di dalam tubuh bayi. Selama prosedur
dilakukan, bayi akan dibiarkan telanjang dengan kedua mata ditutup agar sinar fototerapi dapat mengenai seluruh
tubuhnya. Sinar dari fototerapi akan diserap oleh kulit untuk membantu mengubah bilirubin dalam bentuk urine dan
feses supaya lebih mudah dikeluarkan oleh bayi.

3. Transfusi Darah
Apabila kadar bilirubin dalam darah tetap meningkat setelah dilakukan fototerapi, maka cara berikutnya yang bisa
dilakukan untuk mengatasi bayi kuning adalah transfusi darah. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti darah bayi
dengan darah yang mengandung kadar bilirubin normal. Menurut penelitian, prosedur ini lebih minim efek samping
untuk mengobati bayi kuning.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/penyebab-bayi-kuning

Pengertian

Sepsis Neonatus adalah infeksi bakteri yang menyerang bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. Penyakit ini
adalah salah satu penyebab kematian utama bayi baru lahir di seluruh dunia, terutama di negara berkembang.

Penyebab

Penyebab utama Sepsis Neonatus adalah bakteri yang masuk ke dalam tubuh bayi. Beberapa sumber infeksi
meliputi:

 Saluran Kelahiran: Bayi dapat terinfeksi saat melalui saluran kelahiran ibu yang terinfeksi, seperti
Streptococcus grup B atau Escherichia coli.
 Lingkungan Rumah Sakit: Bakteri di rumah sakit, seperti Staphylococcus aureus, dapat menyebabkan
sepsis pada bayi, terutama jika bayi prematur atau memiliki gangguan kesehatan lainnya.
 Dari Ibu ke Bayi: Infeksi dapat ditularkan dari ibu ke bayi melalui plasenta atau saat menyusui.

Gejala

 Demam atau Hipotermia: Bayi mungkin mengalami suhu tubuh yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
normal.
 Lemas: Bayi mungkin tampak lesu, tidak aktif, atau sulit dibangunkan.
 Kesulitan Bernapas: Napas bayi mungkin cepat atau dangkal.
 Pucat atau Sianosis: Kulit bayi bisa tampak pucat atau biru.
 Tidak Mau Menyusu: Bayi mungkin menolak ASI atau susu formula.
 Kuning pada Kulit: Dikenal juga sebagai ikterus, bisa menjadi tanda infeksi.

Diagnosis

Diagnosis sepsis neonatus biasanya melibatkan:

 Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa gejala fisik pada bayi.


 Tes Darah: Mengukur jumlah sel darah putih, mencari tanda-tanda infeksi.
 Tes Lainnya: Contohnya kultur darah, urin, atau cairan sumsum tulang untuk mendeteksi bakteri.

Pengobatan

 Antibiotik: Biasanya diberikan melalui infus untuk memerangi infeksi bakteri.


 Pemberian Cairan: Untuk mencegah dehidrasi dan menjaga tekanan darah stabil.
 Oksigen: Bayi yang kesulitan bernapas mungkin memerlukan bantuan pernapasan.

Pencegahan

 Pemeriksaan pada Ibu: Deteksi dini infeksi pada ibu dan pengobatannya dapat mengurangi risiko.
 Kebersihan: Memastikan kebersihan saat proses kelahiran dan setelahnya.
 Vaksinasi: Beberapa vaksinasi pada ibu dapat mengurangi risiko infeksi pada bayi.

Komplikasi

Tanpa penanganan yang tepat, sepsis neonatus dapat menyebabkan:

 Kerusakan Otak: Mengakibatkan masalah perkembangan atau gangguan saraf lainnya.


 Gagal Organ: Seperti ginjal, hati, atau jantung.
 Sindrom Dukungan Organ Gagal: Kondisi yang mengancam jiwa di mana beberapa organ mulai gagal.

Referensi

1. World Health Organization. "Neonatal Sepsis." WHO.


2. Centers for Disease Control and Prevention. "Neonatal Sepsis." CDC.
3. Mayo Clinic. "Neonatal Sepsis: Symptoms and Causes." Mayo Clinic.

Penting bagi setiap orangtua untuk mengetahui tanda dan gejala sepsis neonatus. Dengan deteksi dini dan
penanganan yang tepat, prognosis bagi bayi dapat sangat ditingkatkan. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli
kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai kesehatan bayi Anda.

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-bagi-bayi-dan-balita/sepsis-neonatus

Respiratory distress syndrome (RDS) atau sindrom gawat napas neonatus adalah salah satu masalah kesehatan
yang paling umum terjadi pada bayi baru lahir (newborn). Kondisi ini dapat menyebabkan bayi memerlukan oksigen
ekstra dan bantuan pernapasan. Lantas, apa yang dapat menyebabkan terjadinya sindrom gawat napas neonatus?
Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.

Apa itu Sindrom Gawat Napas Neonatus?


Sindrom gawat napas neonatus adalah penyebab umum gangguan pernapasan pada bayi baru lahir. Kondisi ini
dapat terjadi beberapa jam setelah bayi lahir, namun paling sering terjadi sesaat setelah bayi dilahirkan. Sebagai
informasi, insiden RDS bisa lebih parah terjadi pada neonatus yang lebih kecil dan prematur.

Kondisi ini rentan dialami oleh bayi yang lahir lebih cepat 6 minggu atau lebih dari hari perkiraan lahir (HPL), karena
paru-parunya belum berkembang secara sempurna untuk membuat surfaktan.

Penyebab Sindrom Gawat Napas Neonatus


Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, respiratory distress syndrome dapat terjadi ketika produksi surfaktan
yang tidak memadai atau inaktivasi surfaktan pada paru-paru yang belum matang. Surfaktan adalah cairan yang
melapisi alveoli (kantong udara di paru-paru sebagai tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida).

Surfaktan berfungsi untuk menjaga alveoli tetap terbuka agar bayi bisa menghirup udara begitu ia lahir. Tanpa
surfaktan alveoli, risiko kolaps di akhir ekspirasi dapat meningkat, sehingga menyebabkan gagal napas pada
neonatus. Normalnya, surfaktan mulai diproduksi oleh janin sekitar usia kehamilan 26 minggu.

Produksi surfaktan yang tidak memadai tersebut dapat membuat bayi harus bekerja lebih keras untuk bernapas.
Selain itu, ketika fungsi paru-paru bayi menurun, kadar karbon dioksida di dalam darah akan menjadi lebih tinggi. Hal
ini dapat menyebabkan organ bayi kekurangan oksigen.

Tanpa adanya penanganan yang tepat, bayi akan kelelahan saat mencoba bernapas dan akhirnya bisa berhenti
untuk melakukan usaha napas. Pada kondisi ini, mungkin diperlukan mesin pernapasan untuk menggantikan fungsi
pernapasan bayi.

Gejala Sindrom Gawat Napas Neonatus

Setiap bayi yang mengalami sindrom gawat napas neonatus dapat mengalami gejala yang berbeda-beda. Namun,
secara umum, beberapa gejala yang ditimbulkan oleh sindrom gawat napas neonatus atau respiratory distress
syndrome (RDS) adalah:

Takipnea (napas cepat).

Retraksi dinding dada (menarik tulang rusuk dan tulang dada saat bernapas).

Terdengar suara mendengus atau mengerang saat bernapas.


Lubang hidung mengembang atau melebar setiap menarik napas.

Sianosis (perubahan warna kulit menjadi kebiruan).

Diagnosis Sindrom Gawat Napas Neonatus

Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan memperhatikan gejala pada bayi dan melakukan pemeriksaan fisik,
seperti melihat perubahan warna pada kulit bayi dan usahanya saat bernapas yang mengindikasikan kebutuhan bayi
akan oksigen.

Di samping itu, beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan dokter untuk membantu mengonfirmasi
diagnosis RDS adalah sebagai berikut:

Foto rontgen dada, untuk melihat kondisi paru dan mengidentifikasi komplikasi paru yang terjadi.

Pemeriksaan gas darah, seperti pemeriksaan kadar oksigen, karbon dioksida, dan nilai pH darah. Hasil tes ini dapat
menunjukkan seberapa besar penurunan jumlah oksigen dan peningkatan karbon dioksida di dalam darah.

Echocardiography (USG jantung), pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk menyingkirkan masalah jantung yang
dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan RDS.

Tes darah, untuk melihat adanya kemungkinan infeksi.

Pengobatan Sindrom Gawat Napas Neonatus

Pengobatan untuk respiratory distress syndrome akan disesuaikan dengan usia, riwayat kesehatan, tingkat
keparahan, serta toleransi bayi terhadap obat-obatan, maupun prosedur tertentu. Adapun beberapa perawatan untuk
RDS meliputi:

Memasang alat bantu pernapasan seperti tabung atau pipa endotrakeal ke dalam tenggorokan bayi atau
penggunaan mesin pernapasan mekanis (untuk menggantikan fungsi pernapasan bayi).

Pemberian oksigen tambahan.

Continuous positive airway pressure (CPAP), suatu alat pernapasan mekanis yang mendorong aliran udara atau
oksigen secara terus-menerus dengan tekanan udara positif ke saluran napas untuk menjaga alveoli di paru-paru
tetap terbuka.

Surfactant replacement therapy. Terapi ini dapat digunakan jika bayi baru lahir kesulitan bernapas meskipun telah
menggunakan nCPAP (nasal continuous positive airway pressure).

Pemberian obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri pada bayi selama perawatan.

Memberikan cairan dan nutrisi pada bayi untuk membantu mencegah terjadinya malnutrisi dan meningkatkan
pertumbuhannya.

Komplikasi Sindrom Gawat Napas Neonatus

Bayi dengan sindrom gangguan pernapasan terkadang mengalami komplikasi akibat efek samping pengobatannya.
Komplikasi juga bisa terjadi ketika kondisi RDS pada bayi sudah semakin parah. Adapun beberapa komplikasi yang
berkaitan dengan sindrom gangguan pernapasan adalah:

Perdarahan di otak yang dapat menghambat perkembangan kognitif anak, disabilitas intelektual, atau cerebral palsy.

Komplikasi akut akibat pemberian napas dengan tekanan positif atau penggunaan mesin pernapasan mekanis
seperti kebocoran udara pada jaringan paru-paru.
Komplikasi kronis pada paru-paru yaitu displasia bronkopulmonalis.

Infeksi yang dapat menyebabkan sepsis.

Pencegahan Sindrom Gawat Napas Neonatus


Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghindari sindrom gangguan pernapasan pada bayi adalah mencegah
terjadinya kelahiran prematur. Namun, ketika ibu hamil diharuskan menjalani kelahiran prematur, dokter akan
memberikan kortikosteroid sebelum persalinan untuk mengurangi risiko dan tingkat keparahan RDS. Obat steroid
tersebut biasanya diberikan kepada ibu dengan usia kehamilan 24–34 minggu yang berisiko mengalami persalinan
dini.

Itulah penjelasan mengenai sindrom gawat napas neonatus yang sering kali terjadi pada bayi baru lahir. Sindrom
gawat napas neonatus adalah kondisi darurat medis. Apabila si Kecil mengalami masalah kesehatan, sebaiknya
orang tua segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak

Nutrisi sehat

nak merupakan sosok yang unik, mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan tahap pertumbuhan
dan perkembangannya. Begitu juga dengan kebutuhan nutrisinya, terutama pada satu tahun pertama kehidupan
anak. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan organ pencernaannya yang belum sempurna dalam menerima
makanan tertentu, sehingga memerlukan perhatian dari orang tua dalam pemenuhannya.

PENGERTIAN GIZI

Gizi berasal dari kata Gizawa (bahasa arab), yang berarti pemberian zat-zat makanan kepada sel-sel dan jaringan
tubuh, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang normal dan sehat (Maryunani, 2012) Gizi adalah suatu proses
orgnisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gizi adalah zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kebutuhan penting pertama akan nutrisi pada bayi
baru lahir adalah ASI. Makanan untuk bayi sehat terdiri dari ASI, jika ASI tidak mencukupi dapat diberikan susu
formula. Selanjutnya sebagai makanan pelengkap setelah bayi berusia 6 bulan terdiri dari buahbuahan, biscuit,
makanan padat bayi yaitu bubur susu, nasi tim atau makanan lain yang sejenis, namun pemberiannyasecara
bertahap sesuai dengan usia anak.

PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

Air Susu Ibu adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Roesli, 2008).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan
tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Hal ini sesuai dengan
rekomendasi UNICEF dan World Health Assembly (WHA) yang menyarankan pemberian ASI Eksklusif hanya
memberikan ASI saja tanpa tambahan pemberian cairan (seperti : air putih, madu, susu formula, dan sebagainya)
atau makanan lainnya (seperti : buah, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya) (Roesli, 2008).

MANFAAT ASI

Ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemberian ASI


Manfaat ASI untuk Bayi

 Komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi Setiap wanita telah dipersiapkandengan sepasang payudara yang akan
memproduksi susu untuk makanan bayi yang bau dilahirkannya. Salah satu keajaiban ASI adalah dapat secara
otomatis akan mengubah komposisinya sesuai dengan perubahan dan kebutuhan bayi di setiap tahap
perkembangannya.
 Mengandung zat protektif Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit karena adanya zat protektif
dalam ASI. Zat protektif yang terdapat pada ASI adalah sebagai berikut:
o Lactobacillus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini
menjadikan pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. ASI mengandung zat
faktor pertumbuhan Lactobacillus bifidus. Susu sapi tidak mengandung faktor ini.
o Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat
menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu Staphylococcus, E. Coli, dan Entamoeba hystolytica yang juga
memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Selain menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, laktoferin dapat
pula menghambat pertumbuhan jamur Candida.
o Lisozim adalah enzim yang dapat mencegah dinding bakteri (bakterisidal) dan antiinflamasi, bekerja bersama
peroksida dan aksorbat untuk menyerang bakteri E. coli dan sebagian keluarga Salmonella. Keaktifan lisozim ASI
beberapa ribu kali lebih tinggi dibanding susu sapi. Keunikan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun
kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran.
o Komplemen C3 dan C4. Kedua komplemen ini, walaupun kadar dalam ASI rendah, mempunyai daya opsonik,
anafilaksonik, dan kemotaktik, yang bekerja bila diaktifkan oleh Iga dan IgE yang juga terdapat dalam ASI.
o Antibodi ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin SIgA. Antibody dalam ASI dapat bertahan dalam
saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya, sehingga mencegah bakteri pathogen dan enterovirus
masuk ke dalam mukosa usus.
o Imunitas seluler ASI mengandung sel – sel. Sebagian besar (90 %) sel tersebut berupa makrofag yang berfungsi
membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim, dan laktoferin.
o Tidak menimbulkan alergi Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan
merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai usia 6
bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
 Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan Interaksi yang timbul waktu menyusui antara ibu dan bayi akan
menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman ini penting untuk membangun dasar kepercayaan diri ( basic
sense of trust)
 Mengupayakan pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
 Mengurangi kejadian karies dentis dan maloklusi Insidens karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh
lebihtinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu
akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula. Sisa tersebut akan berubah menjadi asam
yang akan merusak gigi. Selain itu kadar Selenium yang tinggi pada ASI akan mencegah karies dentis. Telah
dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat
menyusu dengan botol dan dot.

Manfaat ASI untuk Ibu

 Mencegah perdarahan pasca persalinan Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak
dan kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormon oksitosin. Oksitosin membantu
mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
 Mempercepat pengecilan kandungan Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan
berkontraksi dan dengan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih cepat.
 Mengurangi anemia Menyusui eksklusif akan menunda masa subur yang artinya menunda haid. Penundaan haid
dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan akan mengurangi angka kejadian anemia kekurangan besi.
 Dapat digunakan sebagai metode KB sementara ASI dapat digunakan sebagai metode KB sementara dengan
syarat:
o Bayi berusia belum 6 bulan,
o Ibu belum haid kembali dan
o ASI diberikan secara esklusif
 Mengurangi risiko kanker indung telur dan kanker payudara Selama hamil tubuh ibu sudah mempersiapkan diri untuk
menyusui. Bila ibu tidak menyusui akan terjadi gangguan yang meningkatkan risiko terjadinya kanker indung telur
dan kanker payudara. Kejadian kanker payudara dan kanker indung telur pada ibu yang menyusui lebih rendah
dibandingkan yang tidak menyusui.
 Memberikan rasa dibutuhkan Dengan menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia.
Manfaat ASI untuk Keluarga

ASI sangat praktis dan ekonomis, karena ASI dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk membeli susu fomula dan peralatannya serta tidak repot untuk menyiapkannya. ASI tidak
perlu dibeli, sehingga dana yang diperlukan untuk membeli susu formuladapat digunakan untuk keperluan lain.

LAMA PEMBERIAN ASI ( MENYUSUI)

Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang
produksi ASI dan membiasakan putting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5 boleh disusukan selama 10 menit.
Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit. Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi
ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5
menit pertama adalah ± 112 ml, 5 menit kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ± 16 ml.

FREKUENSI MENYUSUI

Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan sebab lain (kencing, kepanasan/ kedinginan, atau sekedar ingin
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat, ASI dalam lambungnya akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari.

CARA MENYIMPAN ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan
tempat penyimpanan. - Di temperatur ruangan= 6-8 jam - Lemari es (4ºC) = 1 – 2 hari - Freezer dalam lemari es (-
4ºC) = 2 minggu – 4 bulan Gambar 4.7: Menyimpan ASI di lemari es ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus
bila akan dipakai, karena kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan
beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin; atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah
berisi air panas.

TAHAPANPEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

Kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan bisa terpenuhi dari ASI saja atau susu formula karena alasan medis. ASI sebaiknya terus
diberikan sampai anak usia 2 tahun, namun pada saat bayi usia 6 bulan harus mulai diberikan makanan pendamping ASI untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan
kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6–24 bulan, dan merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan. Pemberian MP-ASI diberikan kan secara bertahap sesuai dengan
usia anak yang dimulai dari MP-ASI yang jenis lumat, lembik sampai anak terbiasa dengan makanan keluarga. Hal ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI. Berikut jenis tahapan pemberian MP-
ASI pada anak.
Bayi yang mendapatkan cukup ASI dan MP-ASI, berat badannya akan naik setiap bulan sesuai dengan kenaikan berat badan
anak pada KMS atau kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan Standar WHO 2006.

DAMPAK PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI

Dampak pemberian MP ASI yang diberikan secara dini antara lain:


 Menurunkan intensitas pengisapan bayi, yang akan berisiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.
 Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan
defisiensi zat besi dan anemia.
 Risiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
 Kebutuhan gizi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
 Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga risiko infeksi meningkat.
 Defluk atau kolik usus ( kerewelan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di dalam
usus).
KEBUTUHANNUTRISI BAYI USIA 0-6 BULAN

Nutrisi bayi yang berusia 0-6 bulan cukup terpenuhi dari ASI saja (ASI Eksklusif). Hal-hal perlu diperhatikan dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi bayi usia 0-6 bulan adalah sebagai berikut:
 Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)
 Jangan beri makanan/minuman selain ASI
 Susui bayi sesering mungkin
 Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari
 Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
 Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
 Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya
 Susui anak dalam kondisi menyenangkan, nyaman dan penuh perhatian
 Dukungan suami dan keluarga penting dalam keberhasilan ASI Eksklusif

KEBUTUHAN NUTRISI BAYI USIA 6-8 BULAN


Pada bayi usia 6 – 8 bulan pemberian ASI diteruskan serta pemberian makanan tambahan mulai diperkenalkan dengan pemberian
makanan lumat dua kali sehari. Pemberian makanan tambahan diperkenalkan karena keadaan alat cerna sudah semakin kuat.
Makanan yang diberikan pada bayi usia ini harus sudah bervariasi, terutama dalam memilih bahan makanan yang akan
digunakan. Bahan makanan lauk pauk seperti telur, hati, daging sapi, daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang, atau tempe
tahu, dapat diberikan secara bergantian.

Jika Anda akan menyiapkan MP-ASI yang baik perlu memperhatian hal berikut:
 Padat energy, protein dan zat mikro (zat besi, Zinc, Kalsium, Vitamin A, Vitamin C dan Folat)
 Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam, penyedap rasa dan pengawet
 Mudah ditelan dan disukai anak
 Tersedia lokal dan harganya terjangkau Makanan utama adalah makanan padat yang diberikan secara bertahap (bentuk, jumlah
dan freuensi) bisa dilihat pada tabel berikut.

KEBUTUHAN NUTRISI BAYI UMUR 9-11 BULAN

Pemberian makan pada bayi usia 9-11 bulan adalah sebagai berikut:
 Teruskan pemberian ASI
 Berikan MP-ASIyang lebih padat, contohnya: bubur nasi, nasi tim dan nasi lembek

Selain hal tersebut, anak juga berikan aneka makanan yang terdiri dari:
 Makanan pokok, seperti: nasi, ubi, sagu
 Lauk hewani: ikan, telur, hati, ayam dan daging
 Lauk nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan
 Sayur dan buah-buahan
 Beri makanan selingan 2 kali sehari , contoh: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, kue tradisional dan kue lain

KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI UMUR 12-24 BULAN DAN ANAK PRASEKOLAH

Kelompok yang rawan gizi adalah bayi, balita dan anak prasekolah. Ketidak tahuan tentang cara pemberian makanan yangbaik
dari jumlah, jenis frekuensi makanan menjadi suatu penyebab terjadinya masalah kurang gizi pada bayi dan anak.

Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan melakukan KIE (Konsultasi, Informasi dan Edukasi)
tentang kebutuhan gizi pada anak . Dalam pemenuhan gizi pada anak Ibu dan keluarga harus membiasakan memberi asupan gizi
yang terbaik untuk buah hatinya dan disesuaikan dengan kemampuan finansial dan kemudahan memperolehnya. Hal yang perlu
diperhatikan adalah: pemilihan bahan makanan, pengolahan, termasuk kebersihannya pada saat proses memasak dan
penyajiannya serta cara pemberiannya kepada anak.

Untuk mengurangi rasa bosan anak, ibu sebaiknya memiliki beraneka resep masakan untuk anak sehingga bisa menghidangkan
berbagai masakan.Pemenuhan gizi pada anak dapat dilihat pada tabel berikut

 Utamakan memberikan MP-ASI dari makanan lokal. Jika mengunakan MP-ASI buatan pabrik, baca cara pakainya dan
perhatikan tanggal kadaluwarsanya
 Ajari anak makan sendiri dengan sendok
 Ajari anak minum dengan menggunakan gelas

Kebutuhan Nutrisi atau gizi pada Anak, Dari Bayi sampai Usia praSekolah harus memiliki asupan Gizi yang cukup dan berguna
untuk kondisi bagi Anak Sehat dan Aktif sehingga Semua orangtua tentu menginginkan buah hati mereka tumbuh sehat dan
cerdas. Untuk mewujudkannya, banyak hal yang harus dilakukan orangtua, salah satunya dengan memerhatikan asupan nutrisi
anak yang sesuai dengan Kebutuhan anak tersebut. Dan untuk membuat generasi anak -- anaknya itu menjadi pintar dan menjadi
anak yang tumbuh kembangnya itu baik dan sempurna.
Maka dari itu NUTRISI ATAU GIZI PADA BAYI DAN BALITA yang terpenting dibagi menjadi benarapa bagian yaiti dua
bagian, yang pertama ada nutrisi dari dalam dan dari nutrisi luar. Maka dari itu para orang tua jaman sekarang sudah
memberikan anaknya makanan yang cukup dimana orang tua tersebut sangat berperan penting untuk pertumbuhan buah hatinya
Contoh dari nutrisi anak dari makro nutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikro nutrien adalah vitamin dan
mineral, vitamin yang dibutuhkan anak adalah vitamin A, B1, B6, B12, C,D,E, dan K. Mineral juga berperan penting bagi
tumbuh kembang anak, yang termasuk mineral adalah zat besi, kolin, iodium, asam folat, seng, kalsium, kalium, juga
magnesium.

"Semua kebutuhan nutrisi tersebut dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang dan makanan 4 sehat 5
sempurna yaitu makanan yang terdiri dari kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral." Yang berfingsi untuk
Pertumbuhan tulang dan gigi anak dan mengoptimalkan penyerapan gizi oleh tubuh anak bisa juga berfungsi untuk mengatur
fungsi syaraf dan jaringan otot dan baik untuk perkembangan di dalam tubuh anak tersebut.

Kemudian BAGI ANAK USIA PRASEKOLAH yaitu dimana makanannya itu harus mempunyai gizi seimbang yang memadai
dari segi kualitas dan kuantitas, olahraga teratur, dan gaya hidup yang baik juga bersih dapat memengaruhi tumbuh kembangnya.
pengertian zat besi pada anak usia ini dapat menurunkan HB dan IQ anak dan kepintaran anak walau tidak drastis. Itulah
mengapa pemberian makanan seimbang yang akan nutrisi sangat penting bagi anak, karena baik kekurangan ataupun kelebihan
gizi dapat memengaruhi tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal.

Nutrisi merupakan factor yang sangat penting bagi tumbuh dan kembang anak. Nutisi Didapatkan melalui makanan yang
dikonsusi sehari-hari. Anak yang terpenuhi nutrisinya Akantumbuh menjadi manusia yang berkualitas. Asupan nutrisi harus
diperhatikan sejak anak masih Dalam kandungan melalui ibunya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak
Adalah dengan memberikan makanan yang beragam.Potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik
maupun mental. Perawatan kesehatan pada anak usia dini diawalai dengan pemberian makanan yang memiliki Kandungan nutrisi
sesuai dengan kebutuhan tubuhnya serta beragam dan yang tidak kalah Pentingnya lagi adalah menanam hidup bersih. Anak yang
alergi terhadap suatu jenis makanan maka Dapat digantikan dengan makanan yang lain yang memiliki kandungan nutrisi yang
sama agar Kebutuhan akan nutrisi tetap terpenuhi.

https://www.kompasiana.com/itawati90477/6167f35601019055451b74e2/pentingnya-penyediaan-pemberian-nutrisi-sehat-untuk-
pertumbuhan-bayi-balita-dan-anak-prasekolah

Asuhan kebidanan komplementer adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar

yang dapat dilakukan secara mandiri kepada Ibu Hamil, Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir, Neonatus, Balita, Apras,

wanita usia reproduksi dan usia lanjut dengan menerapkan pengobatan non medis
Masalah yang Lazim terjadi pada Neonatus
a.Bercak mongol
Bercak mongol adalah bercak keunguan, biru kehijauan, atau biru kehitaman seperti memar yang tampak di kulit pada saat lahir
atau segera setelah lahir (Saputra,2014). Bercak mongol akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa tahun pertama
sehingga tidak perlu dilakukan pengobatan. Penatalaksanaan yang bisa diberikan oleh bidan yatu memberikan konseling kepada
orang tua bahwa bercak mongol ini tidak berbahaya dan akan menghilang serta tidak membutuhkan perawatan khusus.
b. Hemangioma
Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah
(Marmi,2015). Hemangioma umumnya tidak memerlukan penanganan 33 khusus, karena akan menghilang beberapa bulan
setelah lahir. Namun, jika hemangioma menyebabkan gangguan penglihatan atau gangguan napas dapat dilakukan terapi laser,
pemberian terapi obat seperti glukokortikosteroid, serta dapat dilakukan pembedahan.
c. Muntah dan Gumoh
Bayi dalam keadaan kenyang sering mengeluarkan kembali ASI yang sudah tertelan, jika volumenya kurang dari 10 cc disebut
gumoh. Namun, jika yang keluar lebih dari 10 cc disebut dengan bayi muntah. Untuk mencegah bayi gumoh ataupun muntah
sebaiknya sendawakan bayi setelah menyusu, dengan menepuk-nepuk lembut punggung bayi secara berulang dengan posisi
dagu bayi berada pada bahu ibu dan pegang kepala bayi dengan satu tangan.
d. Oral trush
Oral trush adalah kandidiasis selaput, lender mulut, biasanya mukosa lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut
(Marmi,2015). Tanda dan gejala oral trush ialah tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang dapat dikelupas,
bila dihilangkan akan berdarah. Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu selalu membersihkan putting susu sebelum menyusui
bayi serta menjaga kebersihan mulut bayi. Untuk penatalaksanaannya yaitu diberikan obat anti jamur seperti miconazol dan
nystatin.
e. Diaper rush
Diaper rush atau ruam popok merupakan kemerahan atau radang pada kulit bayi di daerah yang terutup popok karena
lembabnya daerah tersebut oleh urine atau feses. Pencegahan yang dapat dilakukan ialah jika popok sudah terasa penuh segera
ganti dengan yang baru, jangan terlalu sering menggunakan diaper, serta bersihkan bayi menggunakan sabun setelah dan
sebelum mengganti diaper pada bayi. Untuk penatalaksanaannya ialah jaga daerah yang terkena diaper rush tetap kering dan
biarkan dalam keadaan terbuka, segera bersihkan bila bayi kencing atau berak, serta bersihkan bagian kulit yang terkena iritasi
menggunakan kapas yang mengandung minyak.
f. Seborrhea Seborrhea atau cradle cap (penyakit kulit seboroik) adalah sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang
memiliki banyak kelenjar sebasea. Umumnya kondisi ini terdapat di kepala dan kadang di lipatan kulit. Seborrhea tidak
berbahaya dan hilang pada sebagian besar anak pada usia 6 bulan (Saputra, 2014). Penatalaksanaan yang bisa dilakukan yaitu
keramas dengan teratur menggunakan sampo yang mengandung selenium, kerak kemungkinan hilang dengan sisir halus.
g. Miliaria
Miliaria adalah dermatitis yang disebabkan oleh retensi keringat, penyumbatan pori kelenjar dan biasanya timbul pada udara
yang panas dan lembab (Tando, 2016). Penyebab miliaria sendiri ialah udara yang panas dan lembab pada ruangan dengan
ventilasi yang kurang baik, 35 menggunakan pakaian yang tebal dan ketat, serta aktivitas yang berlebihan pada anak. Miliaria
sendiri tidak memerlukan pengobatan khusus, cukup dengan merawat kulit secara benar dan bersih. Jika biang keringat berupa
gelembung kecil tanpa kemerahan, bayi cukup diberi bedak segera setelah mandi. Untuk keluhan yang parah , gatal dan pedih ,
rewel, serta disertai luka dan lecet segera bawa ke fasilitas kesehatan.
h. Diare
Diare adalah bertambahnya frekuensi buang air besar, serta terjadi perubahan bentuk dan konsistensi feses dari lembek hingga
cair. Neonatus dikatakan diare jika frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali (Tando, 2016). Penyebab terjadinya diare pada
neonatus yaitu karena infeksi bakteri dan virus, alergi makanan khususnya susu, adanya kerusakan usus yang disebabkan oleh
virus yang disebut dengan enterovirus, efek samping penggunaan obat oral yang paling sering karena antibiotik. Diare dapat
ditangani dengan cara pemberian ASI saja tanpa obat jika tidak disertai dengan dehidrasi. Jika bayi mengalami diare disertai
muntah berikan cairan oralit untuk mempertahankan kadar garam dan cairan tubuh sampai muntah berhenti. Jika bayi
mengalami diare berat dengan gejala defekasi yang cair setiap satu atau dua jam disertai dehidrasi segera bawa ke fasilitas
kesehatan.
Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang timbul pada kulit, konjungtiva, dan mukosa yang terjadi karena peningkatan kadar bilirubin
dalam darah 36 (Tando, 2016). Ikterus fisiologis yaitu ikterus yang timbul pada hari ke-2 dan ke-3 serta tidak mempunyai dasar
patologis atau tidak mempunyai potensi menjadi kern iketrus. Tanda-tanda ikterus fisiologis yaitu : 1) Timbul pada hari ke-2 dan
ke-3 stelah lahir 2) Kadar bilirubin tidak >10 mg% 3) Kecepatan peningkatan bilirubin langsung < 1 mg% 4) Ikterus akan hilang
pada 10 hari pertama Penatalaksanaan : a) Lakukan perawatan seperti neonatus normal b) Beri ASI yang adekuat kepada bayi c)
Anjurkan ubu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi protein dan mineral. d) Anjurkan agar bayi dijemur di bawah
sinar matahari pagi antara pukul 7-8 pagi selama 30-60 menit dan lepas pakaian bayi. Posisikan bayi telentang kemudian
telungkup sehingga seluruh kulit bayi terpapar sinar matahari.

OBSTIPASI
Pengertian Obstipasi
Obstipasi adalah keadaan atau gejala terhambatnya gerakan sisa makanan di saluran pencernaan sehingga tidak dapat buang air
besar (defekasi) secra lancar dan teratur.
Penyebab Obstipasi Berdasarkan penyebab utama obstipasi dibedakan menjadi 2:
1. Obstipasi sampel, merupakan obstipasi yang disebabkan oleh adanya gangguan fungsi pencernaan.
2. Obstipasi simtomatik, merupakan obstipasi yang timbul akibat adanya penyakit.
Pada bayi yang minum susu botol kurang baik kualitasnya, bayi yang dapat makanan padat terus menerus bisa timbul
obstipasi. Secara umum, obstipasi disebabkan oleh:
a. Dehidrasi akibat kurang minum.
b. Mengkonsumsi makanan yang kurang serat
c. Efek samping penggunaan obat (obat mengandung parasimpatolitik)
Tanda-tanda Obstipasi
1. Bayi tidak bisa buang air besar
2. Perut tampak sedikit membengkak
3. Feses berbentuk bulat kecil seperti kotoran kambing
Penalaksanaan Obstipasi
Penatalaksanaan obstipasi adalah:
1. Anjurkan ibu meningkatkan asupan cairan dan serat yang mengandung buah-buahan dan cairan
2. Anjurkan mengurangi minum susu formula dengan protein tinggi diganti susu dengan protein rendah
3. Beri suplemen serat.
4. SINDROM KEMATIAN MENDADAK (SIDS)

5. Pengertian Sindrom Kematian Mendadak (SIDS)

6. Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak
dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat. SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan
pada bayi yang berusia 2 minggu-1 tahun.

7. Penyebab Sindrom Kematian Mendadak (SIDS)

8. Penyebabnya tidak diketahui. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang tidurnya
tengkurap dibandingkan dengan bayi yang tidurnya terlentang atau miring. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan dalam
posisi terlentang atau miring. Resiko terjadinya SIDS juga ditemukan pada bayi yang pada saat tidur wajahnya
menghadap ke kasur atau selimut yang lembut/empuk. Karena itu sebaiknya bayi ditidurkan diatas kasur yang
keras.Banyak ditemukan pada bayi laki-laki.

● Gejala Sindrom Kematian Mendadak (SIDS)


Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS.
Diagnosa Sindrom Kematian Mendadak (SIDS)
SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya
penyebab kematian yang jelas.
● Penatalaksanaan Sindrom Kematian Mendadak (SIDS)
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan emosional. Penyebab kematian anaknya tidak diketahui,
sehingga mereka seringkali merasa bersalah. Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi. 6)
Pencegahan Sindrom Kematian Mendadak (SIDS) Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%)
sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang atau miring (terutama ke kanan).
Seborrhea
Seborrhea adalah keadaan berminyak pada kulit kepala, muka, daerah sternal dan dibagian lain yang
disebabkan oleh overaktivitas glandula sebaceous.
Seborrhea adalah sekresi yang berlebihan dari kelenjar sebasea
Asuhan Komplementerx :

• Olesi baby oil dan ibu boleh saja memijat kepala bayi dengan perlahan-lahan, biarkan baby oil beberapa menit
pada kulit kepala bayi akan membuat kerak menjadi lunak dan mudah dibersihkan
• Oleskan minyak zaitun pada kulit bayi biarkan hingga 15 menit.
• Sebagai pengganti baby oil, ibu juga bisa menggunakan sampo selama 20 menit setelah itu sisir rambut
dengan sikat rambut yang halus dengan hati-hati

Anda mungkin juga menyukai