Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HAIS TENTANG

TOPIK ICRA

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Ika Hotmaria : 1814401011

Andika Putra Manurung : 1814401008

Juniaman Zega : 1814401015 Tidak Mengerjakan

Fazar Akbar : 1814401007

PROGRAM STUDI
D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN(UIM)
T.A. 2019/2020
A. Pengertian hiperbilirubin

Hiperbilirubin adalah kejadian yang banyak menimpa bayi di seluruh dunia dan
biasanya tidak berbahaya. Meski demikian, kadar bilirubin yang terlalu tinggi dapat meracuni
bayi sehingga bayi dengan bilirubin di ambang batas akan terus diawasi agar tidak
berkembang menjadi enselopati bilirubin akut atau kernikterus.

B. Gejala hiperbilirubin pada bayi

Gejala hiperbilirubin pada bayi baru lahir berbeda-beda, namun pada umumnya bayi
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

 Kulit dan bagian putih mata bayi (sklera) berubah menjadi kuning. Warna kuning ini
biasanya terjadi pada area wajah terlebih dahulu kemudian turun ke badan dan seluruh
tubuh bayi
 Menolak menyusu
 Lemas.

Gejala di atas juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan lain pada bayi. Untuk
menegakkan diagnosis hiperbilirubin atau bukan, Anda harus memeriksakan bayi ke dokter.

C. Penyebab hiperbilirubin pada bayi

Ketika ibu hamil, bilirubin di dalam darah bayi dibuang oleh plasenta. Ketika bayi
lahir dan plasenta tidak lagi berfungsi, maka tugas ini diambil alih oleh hati.

Dalam kasus bayi dengan hiperbilirubin, banyak hal dapat menjadi penyebabnya, antara
lain:

 Jaundice fisiologis

Kondisi ini biasanya terjadi pada hari kedua hingga hari ketiga kelahiran bayi dan
merupakan hal yang normal karena organ hati masih melakukan penyesuaian fungsi
setelah sebelumnya bilirubin dibuang oleh plasenta. Pada kondisi ini bayi tidak
tampak sakit.
 Breastfeeding jaundice (BFJ)

Breastfeeding jaundice (BFJ) terjadi ketika bayi tidak bisa menyusu langsung dengan
baik karena beberapa hal, misalnya harus menjalani hari-hari pertama terpisah dari
ibunya sehingga tidak mendapatkan asupan ASI. BFJ banyak ditemui pada bayi yang
lahir prematur antara 34-36 minggu, maupun bayi yang lahir cukup bulan 37-38.

 Breastmilk jaundice (BMJ)

Bila penyakit kuning biasa hanya berlangsung beberapa hari atau minggu, BMJ bisa
bertahan hingga bayi berusia 3 bulan (12 minggu). BMJ terjadi ketika ada kandungan
dalam air susu ibu (ASI) yang justru membuat kadar bilirubin dalam darah bayi
meningkat. Sekitar 2 persen bayi mengalami kondisi hiperbilirubin yang satu ini.

 Hemolisis

Kondisi ini terjadi karena perbedaan golongan darah atau resus antara darah ibu dan
bayi. Hiperbilirubin karena hemolisis juga dapat terjadi ketika ada kelainan pada sel
darah merah bayi.

 Kelainan fungsi hati

Hiperbilirubin ini terjadi ketika ada kerusakan pada hati bayi sehingga organ tersebut
tidak mampu membuang bilirubin dari dalam darah.

D. Penanganan Bilirubin Tinggi

Bayi kuning akibat bilirubin tinggi dengan kadar sedang hingga berat, harus segera
mendapat penanganan agar dapat kembali normal. Berikut kadar bilirubin tinggi sesuai usia
bayi:

 Lebih dari 10 mg/dL pada bayi usia kurang dari 1 hari


 Lebih dari 15 mg/dL pada bayi usia 1-2 hari
 Lebih dari 18 mg/dL pada bayi usia 2-3 hari
 Lebih dari 20 mg/dL pada bayi usia lebih dari 3 hari.

Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan sebagai upaya menurunkan tingkat
bilirubin hingga normal pada bayi yang baru lahir, di antaranya:
 Terapi sinar (fototerapi)
Pada fototerapi, bayi akan ditempatkan di bawah sinar khusus yang tampak biru
kehijauan. Sinar tersebut diharapkan akan membantu mengubah molekul bilirubin
sehingga dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Selama proses tersebut, bayi
hanya diperbolehkan menggunakan popok dan pelindung mata.
 Transfusi imunoglobin
Merupakan langkah lanjutan untuk penanganan bayi kuning, terutama yang
disebabkan perbedaan rhesus golongan darah bayi dan ibu (inkompatibilitas rhesus).
Kondisi ini membuat bayi mendapatkan banyak antibodi dari tubuh ibu, yang akan
menyerang sel darah bayi, sehingga terjadi pemecahan sel darah yang banyak.
Pemberian infus imunoglobulin (IVIg), dapat membantu mengurangi jumlah antibodi
tersebut, sehingga jaundice dapat teratasi.
 Transfusi pergantian darah
Penanganan dengan cara ini hanya dilakukan jika bayi yang mengalami jaundice
berat yang tidak menunjukkan respons terhadap terapi lain. Transfusi penggantian
darah dilakukan dengan mengambil sebagian kecil darah dari tubuh bayi, kemudian
menggantinya dengan darah donor, dan dilakukan secara berulang. Tujuannya adalah
agar darah dalam tubuh bayi bebas dari kadar bilirubin yang tinggi dan antibodi ibu.

Tingkat bilirubin normal merupakan salah satu tanda kondisi bayi sehat. Apabila bayi
tampak kuning dan dicurigai mengalami bilirubin yang terlalu tinggi, sebaiknya segera
diperiksakan ke dokter anak agar dapat diberikan penanganan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai