Anda di halaman 1dari 2

3 jenis kondisi bayi kuning pada bayi baru lahir

Seperti yang telah disebutkan tadi, kondisi bayi kuning pada bayi baru lahir disebabkan oleh
kumpulan bilirubin di dalam darah. Di rahim, janin memperoleh nutrisi dan mengeluarkan
produk sisa, seperti bilirubin, melalui tali pusar. Setelah lahir, organ bayilah yang mengambil
alih tugas ini.

Bayi baru lahir bisa mengalami kondisi bayi kuning akibat kumpulan bilirubin yang
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Physiologic jaundice

Physiologic jaundice terjadi pada antara 1 sampai 5 hari setelah bayi lahir karena
organ tubuhnya belum bisa mengeluarkan sisa bilirubin secara efektif. Terlihatnya
warna kuning bergantung pada seberapa tinggi tingkat bilirubin di dalam darah. Bila
terjadi penumpukan bilirubin, kulit dan mata yang menguning biasanya muncul
sekitar 24 jam setelah kelahiran dan makin jelas pada sekitar hari ketiga atau keempat.
Sering kali, tingkat bilirubin di darah perlahan menurun dan warna kuning memudar
atau hilang sehingga kondisi bayi kuning pulih sekitar seminggu tanpa masalah
berarti.

Bayi prematur yang organ tubuhnya belum sepenuhnya berkembang, kurang bisa
mengeluarkan bilirubin secara efektif dan besar kemungkinannya untuk mengalami
kondisi bayi kuning dibandingkan dengan bayi yang cukup umur.

    

2. Breastfeeding jaundice

Breastfeeding jaundice umumnya disebabkan oleh dehidrasi ringan. Dehidrasi


menyebabkan bayi kuning karena membuat proses pengeluaran bilirubin dari tubuh
jadi lebih sulit bagi sistem tubuh bayi yang belum matang.

Kondisi bayi kuning jenis ini bisa terjadi ketika bayi tidak mendapat cairan yang
cukup, paling sering karena jarak menyusui terlalu jauh. Ibu biasanya menghasilkan
sekitar 14,2 gram hingga 21,3 gram kolostrum setiap kali menyusui pada beberapa
hari sebelum cairan ASI keluar.

 Kebanyakan bayi membutuhkan sekitar 28,4 gram hingga 42,5 gram cairan tiap 4
jam. Bayi yang menyusu dan disusui tiap 4 jam atau lebih lama dari itu akan
mengalami dehidrasi, akibatnya tingkat bilirubin dalam darah akan naik dan tercipta
kondisi bayi kuning.

Risiko mengalami breastfeeding jaundice bisa dikurangi dengan cara lebih sering
menyusu. Sebaiknya ibu menyusui bayi sekitar 8 sampai 12 kali setiap 24 jam. Bila
terlihat tanda-tanda kondisi bayi kuning, menyusui bayi setiap 2 jam sekali bisa
membantu mengatasinya.
Sering menyusui bayi akan meningkatkan produksi kolostrum serta ASI, sehingga
mampu memastikan bayi mendapat nutrisi dan cairan yang cukup untuk
mengeluarkan bilirubin berlebih dan mengurangi kondisi bayi kuning. Namun yang
perlu diingat, penambahan ASI dengan air atau gula tidak membantu menurunkan
tingkat bilirubin pada bayi.

    

3. Breast milk jaundice

Setelah kedua jenis kondisi bayi kuning di atas yaitu physiological jaundice atau
breast-feeding jaundice teratasi, biasanya di hari ke-5 atau ke-7, tingkat bilirubin bisa
saja meningkat lagi selama minggu kedua (hari ke-10 sampai ke-14) pada bayi yang
menyusu. Jenis kondisi bayi kuning ini kemungkinan berhubungan dengan komponen
tertentu pada ASI yang mempengaruhi pengeluaran bilirubin pada bayi.

 Breast milk jaundice merupakan jenis kondisi bayi kuning yang dipengaruhi oleh
aktivitas menyusui. Kondisi ini kadang berlangsung hingga 12 minggu, tapi jarang
menyebabkan komplikasi pada bayi yang sehat dan aktif menyusu.

Breast milk jaundice tergolong sebagai jenis kondisi bayi kuning yang sangat jarang
terjadi, hanya dialami oleh kurang dari 3 persen bayi. Ketika terjadi, biasanya tidak
menyebabkan masalah dan perlahan hilang dengan sendirinya. Tetap aman untuk
terus menyusui bayi Ibu.

Penting untuk diingat ya Ibu, breast milk jaundice tidak terkait dengan breast-feeding
jaundice. Breast-feeding jaundice hanya berkembang pada bayi baru lahir yang
kesulitan menyusui dan tidak mendapat cukup ASI. Sebaliknya dengan breast milk
jaundice, bayi bisa melakukan pelekatan dengan baik pada payudara dan menerima
jumlah ASI yang cukup.

Tanda-tanda bayi kuning harus diperiksa oleh dokter. Dokter bisa pastikan tidak ada
penyebab yang lebih serius atau masalah kesehatan lain. Bayi kuning yang parah dan
tidak diatasi bisa memicu komplikasi, termasuk kerusakan otak permanen atau hilang
pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai