Anda di halaman 1dari 28

ikterus

neonatorum
Hiperbilirubinemia pada neonatus Ikterus patologis
atau disebut juga ikterus neonatorum Hiperbilirubinemia patologis adalah:
adalah keadaan klinis pada neonatus Kuning terjadi sebelum/dalam 24 jam pertama
Setiap peningkatan bilirubin serum
yang ditandai pewarnaan kuning pada memerlukan foto terapi.
kulit, mukosa, sklera akibat dari Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,5
akumulasi bilirubin (indirek maupun mg/dl/jam.
direk) di dalam serum/darah yang Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari
secara klinis akan mulai tampak di pada setiap bayi (muntah,letargi, malas
daerah muka, apabila kadarnya menetek, BB turun cepat, apnea, tahipnea,
suhu labil).
mencapai 5-7mg/dL. hiperbilirubinemia Terdapat faktor resiko.
pada neonatus harus ditentukan apakah
Ikterus bertahan setelah 8 hari pada BCB,
patologis/fisiologis.
setelah 14 hari BKB.
Bilirubin direk >2mg/dL.
◉Ikterus dini
◉Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini
disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari pertama.
Bayi mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang
sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak dikeluarkan
melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk ini diubah
menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali ke dalam darah dan
mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan ini tidak
memerlukan pengobatan dan jangan diberi air putih atau air gula. Untuk
mengurangi terjadinya ikterus dini perlu tindakan sebagai berikut :
◉bayi dalam waktu 30 menit diletakkan ke dada ibunya selama 30-60
menit
◉posisi dan perlekatan bayi pada payudara harus benar
◉berikan kolostrum karena dapat membantu untuk membersihkan
mekonium dengan segera. Mekonium yang mengandung bilirubin tinggi bila
tidak segera dikeluarkan, bilirubinnya dapat diabsorbsi kembali sehingga
meningkatkan kadar bilirubin dalam darah.
◉bayi disusukan sesuai kemauannya tetapi paling kurang 8 kali sehari.
◉jangan diberikan air putih, air gula atau apapun lainnya sebelum ASI keluar
karena akan mengurangi asupan susu.
◉monitor kecukupan produksi ASI dengan melihat buang air kecil bayi
paling kurang 6-7 kali sehari dan buang air besar paling kurang 3-4 kali
sehari.
◉Karakteristik ikterus karena ASI adalah kadar
bilirubin indirek yang masih meningkat setelah 4-7
hari pertama, berlangsung lebih lama dari ikerus
fisiologis yaitu sampai 3-12 minggu dan tidak ada
penyebab lainnya yang dapat menyebabkan
ikterus. Ikterus karena ASI berhubungan dengan
pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan
biasanya akan timbul ikterus pada setiap bayi yang
disusukannya. Selain itu, ikterus karena ASI juga
bergantung kepada kemampuan bayi
mengkonjugasi bilirubin indirek (misalnya bayi
prematur akan lebih besar kemungkinan terjadi
ikterus).
◉Breastfeeding jaundice muncul pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif yang terjadi pada hari ke-
2 atau ke-3 disaat produksi air susu ibu sedikit.
Neonatus kehilangan berat badan/dehidrasi,
frekuensi menyusu yang tidak adekuat, hambatan
ekskresi bilirubin hepatik serta adanya gangguan
reabsorpsi bilirubin di usus. Peningkatan sirkulasi
enterohepatik mengakibatkan meningkatnya
jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang berakhir
pada keadaan hiperbilirubinemia pada neonatus
◉Breastmilk jaundice merupakan kadar bilirubin
indirek yang meningkat dengan kadar 25 sampai
30 mg/dl pada minggu ke-2 sampai ke-3. Hal ini
disebabkan oleh terhambatnya uridin
diphosphoglucuronic acid glukuronil transferase
oleh hasil metabolisme progesteron yaitu
pregnan-3-alpha 20 beta-diol yang terdapat di
dalam air susu ibu (IDAI, 2013). Breastmilk
jaundice tidak terjadi pada hari pertama sampai
ke-5 kehidupan karena peningkatan penyerapan
bilirubin dalam usus tidak terjadi sampai adanya
transisi dari kolostrum menjadi ASI matur
◉Penyebab ikterus karena ASI belum jelas tetapi ada beberapa faktor yang
diperkirakan memegang peran, yaitu :
◉terdapat hasil metabolisme hormon progesteron yaitu pregnane3-α 20 betadiol
di dalam ASI yang menghambat uridine diphosphoglucoronic acid (UDPGA)
◉peningkatan konsentrasi asam lemak bebas yang nonesterified yang
menghambat fungsi glukoronid transferase di hati
◉peningkatan sirkulasi enterohepatik karena adanya peningkatan aktivitas ß
glukoronidase di dalam ASI saat berada dalam usus bayi.
◉defek pada aktivitas uridine diphosphate-glucoronyl transferase (UGT1A1) pada
bayi homozigot atau heterozigot untuk varian sindrom Gilbert.
diagnosis

◉Visual : dilakukan untuk ◉Keparahan icterus berdasar


skrinning dan sering bias usia dan bagian yang tampak
pada bayi yang berwarna. kuning
◉Paduan WHO untuk
skrinning secara visual :
◉Pemeriksaan dilakukan pada
pencahayaan yang cukup
◉Kulit bayi ditekan secara
lembut untuk mengetahui
warna bawah kulit dan
jaringan subkutan
◉Fototerapi dianjurkan apabila kadar bilirubin
serum total > 12 mg/dl pada neonatus usia 25-48
jam pasca lahir, dan wajib dilaksanakan apabila
kadar bilirubin serum total 15 mg/dl. Transfusi
tukar dianjurkan apabila fototerapi yang sudah
dilaksanakan selama 2 x 24 jam tidak dapat
menurunkan kadar bilirubin serum total menjadi
kurang dari 20 mg/dl. Pemeriksaan laboratorium
ke arah penyakit hemolisis dilakukan apabila kadar
bilirubin serum total lebih dari 15 mg/dl pada usia
25-48 jam pasca kelahiran.

Anda mungkin juga menyukai