Anda di halaman 1dari 3

BAB VII

TINJAUAN KEISLAMAN

A. PENDIDIKAN MENURUT ISLAM


Al-Quran bukanlah ilmu melainkan kitab suci yang utama dan pertama serta
pedoman hidup bagi umat Islam dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Sebagai kitab suci, Al-Quran mengajarkan berbagai ajaran yang berkaitan
dengan moral, politik, hukum, ekonomi, sosial, sejarah, kebudayaan, teologi,
tasawuf, pendidikan, dan lain-lain. Terkait dengan bidang pendidikan, ternyata di
dalam Al-Quran hanya sedikit yang membahasnya. Namun demikian, meski ayatayat tentang pendidikan amat kecil dan terbatas, tapi ia membawa pedoman-pedoman
dasar yang perlu dan wajib dipegang dalam mengatur pelaksanaan pendidikan
umat.29
Dalam perkembangan islam, pendidikan lebih dikonsentrasikan pada
manusia, sehingga ketika disebut kata pendidikan, maka persepsi yang terbayang
adalah sekelompok manusia. Dengan demikian manusia secara potensial memiliki
persyaratan untuk dididik secara baik, karena manusia mempunyai pendengaran,
penglihatan dan hati sanubari. Sehingga Islam adalah agama yang menghargai ilmu
pengetahuan. Menuntut ilmu dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat
diwajibkan sekali bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu
pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya
kedudukan ilmu dalam kehidupan ini. Ayat Al-Quran yang berkenaan dengan
pendidikan yaitu QS Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam,
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Ayat-ayat diatas menerangkan tentang tingginya nilai membaca, menulis dan


berilmu pengetahuan. Demikian pula tanpa pena tidak dapat diketahui sejarah orangorang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat dan tidak ada pula ilmu pengetahuan
yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang sesudah mereka. Lagi pula ayat ini
sebagai bukti bahwa manusia yang dijadikan dari benda mati yang tidak berbentuk
dan tidak berupa dapat dijadikan Allah menjadi manusia yang sangat berguna dengan
mengajarinya pandai menulis, berbicara dan mengetahui semua macam ilmu yang
tidak pernah diketahuinya.30
Tentunya akan ada perbedaan dari orang-orang yang memiliki ilmu dan yang
tidak memiliki ilmu. Mereka yang memiliki akal yang membimbing mereka untuk
melihat akibat dari sesuatu, berbeda dengan orang yang tidak punya akal, maka ia

menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Sehingga mereka mengutamakan


yang kekal daripada yang sebentar, mengutamakan yang tinggi daripada yang
rendah, mengutamakan ilmu daripada kebodohan dan mengutamakan ketaatan
daripada kemaksiatan.31
Dari Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia
menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka kadangkadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami daripada orang yang
mendengarnya. (HR. At-Tirmidziy dan isnadnya shahih)

Anda mungkin juga menyukai