Anda di halaman 1dari 33

TRAUMA OKULUS PERFORANS

IDENTITAS PASIEN

Nama :S
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Bangsa/Suku : Indonesia/Banjar
Alamat : Bone
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2015
Dokter pemeriksa : dr. Y
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada mata kanan


Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 3 hari yang lalu akibat terpental paku saat bekerja.
Mekanisme trauma pasien memaku jerigen air dalam posisi duduk,
tiba-tiba pakunya terpental mengenai mata pasien.
Mata merah (+). Air mata berlebih (+), Nyeri (-), kotoran mata berlebih (-),
silau (-).
Riwayat keluar cairan seperti gel (+).
Riwayat keluar darah dari mata (+).
Riwayat memakai kacamata (-)
Riwayat penyakit mata sebelumnya (-).
Riwayat berobat sebelumnya ke dokter ada, riwayat suntik tetanus toxoid
(-).
STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Sakit sedang, gizi cukup, Compos Mentis

Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Nafas : 18 kali/menit
Suhu : 36,6ºC
FOTO KLINIS
Inspeksi

No Pemeriksaan OD OS
1 Palpebra Edema (+) minimal Edema(-)
2 Apparatus Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)
Lakrimalis

3 Silia Sekret (-) Sekret (-)


4 Konjungtiva Hiperemis(+), mixed Hiperemis (-)
injectio
5 Bola mata Normal Normal
6 Mekanisme Kesegala arah Kesegala arah
muscular
No Pemeriksaan OD OS
7 Kornea Laserasi di sentral Jernih
hingga paracentral arah
jam 4 ukuran +1mm
dgn massa iris dibibir
luka. Perdarahan aktif
tidak ada.

8 Bilik mata depan Dangkal, Koagulum Normal


diseluruh permukaan
BMD

9 Iris Iris tampak dibibir luka Coklat, kripte (+)


10 Pupil Sulit dinilai Bulat, sentral
11 Lensa Sulit dinilai Jernih
Palpasi

Okulus Dextra Okulus Sinistra


Tensi okular Tn-2 Tn
Nyeri tekan Ada Tidak ada
Massa tumor Tidak ada Tidak ada
Glandula pre-aurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)
Tonometri
 TOD : Tidak dilakukan pemeriksaan
 TOS : Tidak dilakukan pemeriksaan

Visus
 VOD : 1/~
 VOS : 6/6
PENYINARAN OPTIK

Penyinaran optik OD OS
Konjungtiva Hiperemis (+), konjuntiva mixed Hiperemis (-)
injektio
Kornea Laserasi di sentral hingga Jernih
paracentral arah jam 4 ukuran +-
1mm dgn massa iris dibibir luka.
Perdarahan aktif tidak ada.
Bilik mata depan Dangkal, tampak koagulum Normal
diseluruh permukaan BMD
Iris Tampak dibibir luka Coklat, kripte (+)

Pupil Sulit dinilai Bulat, Sentral, RC (+),


RAPD (-)
Lensa Sulit dinilai Jernih
SLIT LAMP
SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), injektio (+) mixed
injektio, kornea tampak laserasi di sentral –
parasentral arah jam 4 uk +1mm dengan massa iris
di bibir luka. Bilik Mata Depan dangkal, tampak
koagulum menempel pada permukaan BMD, pupil
dan lensa sulit dinilai

SLOS : Konjungtiva hiperemis(-), kornea jernih, bilik mata


depan dalam batas normal, iris coklat, kripte (+), pupil
bulat sentral, refleks cahaya (+), lensa jernih
FUNDUSKOPI

FOD : Refleks fundus (-)

FOS : Refleks fundus (+), papil nervus II batas


tegas, CDR 0,3, A:V = 2:3, Makula refleks
fovea (+), retina perifer dalam batas normal
LABORATORIUM
Parameter Hasil Parameter Hasil

WBC 12,97 x 10^3/uL SGOT 24 U/L


RBC 3,11 x 10^6/uL SGPT 27 U/L
HGB 10,9 g/dL GDS 120 mg/dL
HCT 27,1 % Ureum 29 mg/dL
PLT 297 x 10^3/uL Kreatinin 0,45 mg/dL
Natrium 143 mmol/L
Kalium 4,3 mmol/L
Klorida 115 mmol/L
CT 7’30’’
BT 3’00’’ menit
HbsAg Negatif
RESUME

Seorang laki-laki umur 16 tahun rujukan dari RSUD. Bone ke


UGD RSWS, dengan keluhan utama penglihatan kabur pada mata
kanan yang dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
akibat terpental paku. Mekanisme trauma pasien memaku jerigen air
dalam posisi duduk, tiba-tiba pakunya terpental mengenai mata
pasien. Mata merah (+), nyeri (-), sekret (-).
Pemeriksaan oftalmologi :
visus didapatkan VOD 1/~, VOS 6/6.
TOD : Tn-2
SLOD : Konjungtiva hiperemis (+),injektio (+) mixed injektio, kornea
tampak laserasi di sentral – parasentral arah jam 4 uk +1mm dengan
massa iris di bibir luka. Bilik Mata Depan dangkal, tampak koagulum
menempel pada permukaan BMD, pupil dan lensa sulit dinilai
FOD : refleks fundus (-)
Lab : kesan leukositosis
DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN

Diagnosa:
OD Trauma Okulus Perforans

Terapi:
Bilas betadine : RL 1:3
Inj. TT 0,5 cc/Intramuscular
C. LFX 1 tetes/4 jam/ OD
Tobramisin 1 tetes/4 jam/ OD
Meloxicam 7,5 mg/ 12 jam/oral
Ranitidine 150 mg/12 jam/oral

Rencana OD Eksplorasi, jahit kornea dan injeksi intravitreal


ceftazidime dan vancomysin.
PROGNOSIS

Qua ad vitam : Dubia et bonam


Qua ad visam : Dubia et malam
Qua ad sanationam : Dubia et bonam
Qua ad Cosmeticam : Dubia et bonam
FOTO POST OPERASI
REFERAT
TRAUMA OCULUS
PERFORANS
PENDAHULUAN
• Trauma okuli merupakan salah satu masalah kesehatan dunia.
Dapat dicegah  penyebab mortilitas, morbiditas dan
keterbatasan fisik  kebutaan unilateral
• Terutama pada anak dan dewasa muda  ecelakaan di rumah,
kekerasan, ledakan, cedera akibat olah raga, dan kecelakaan
lalulintas
• Menurut data dari USEIR, rata-rata umur orang yang terkena
trauma okuli adalah 29 tahun, dan laki-laki lebih sering
terkena di banding dengan perempuan.)
ANATOMI MATA
KLASIFIKASI (BETT)
ETIOLOGI

Trauma okuli perforans dapat disebabkan oleh :

Trauma oleh benda tajam atau bersudut seperti jarum, kuku, panah, pulpen,
pensil, pecahan kaca, dan lain-lain.
Trauma oleh benda asing yang berkecepatan sangat tinggi seperti trauma
akibat peluru dan benda asing dari besi
PATOFISIOLOGI

Luka pada kornea  dapat menembus segmen anterior


 gangguan morbiditas visual

Trauma benda Opasitas


Menembus
tajam pd lentikular
anterior lensa
segmen anterior difus

Traksi vitreo-
Luka sampai Complex
retinal dan
posterior  retinal
jaringan
retina detachment
parut
PATOFISIOLOGI

Kerusakan Toksisitas
struktur Benda asing jaringan (melalui
intraokuler saat masuk ke mata degradasi atau
masuk ke mata oksidasi)

Luka yang lebih


dalam  tembus Tertinggal di vitreus
kapsul lensa

Kena retina 
Katarak perdarahan/robekan
pada retina
GAMBARAN KLINIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Onset trauma

Mekanisme trauma

Kecepatan trauma
ANAMNESIS
Objek trauma

Progresivitas penurunan
ketajaman visus
(sebelum/sesudah trauma)
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Gejala yang dialami


sekarang

Riwayat keluar darah /


cairan seperti gel

ANAMNESIS Riwayat penanganan /


pengobatan sebelumnya

Riwayat kesehatan mata


sebelumnya

Riwayat penyakit lain yang


diderita
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Inspeksi Iluminasi
Funduskopi
Oblik

Tonometri PEMERIKSAAN Slit


OFTAMOLOGI Lamp

Gerakan
Bola Mata Visus Palpasi
PENATALAKSAAN

Manajemen Luka Penetrans Tergantung :


Tingkat keparahan
Luasnya luka
Lokasi luka

Prinsip Terapi :
Penutupan primer luka penetrans
Mengangkat material benda asing
Cegah jejas selanjutnya
Guna pelindung mata  cegah infeksi
Rehabilitasi struktur mata & visual
PENATALAKSANAAN

SEBELUM TIBA DI RS SETELAH TIBA DI RS

 Mata tidak boleh dibebat dan  Pemberian antibiotik spektrum


diberikan perlindungan tanpa luas
kontak  Pemberian obat sedasi,
 Tidak boleh dilakukan antiemetik, dan analgetik sesuai
indikasi
manipulasi yang berlebihan
dan penekanan bola mata  Pemberian toksoid tetanus
sesuai indikasi
 Benda asing tidak boleh
dikeluarkan tanpa  Pengangkatan benda asing di
kornea, konjungtiva atau
pemeriksaan lanjutan intraokular
 Sebaiknya pasien di jelaskan  Tindakan pembedahan atau
untuk mengantisipasi penjahitan sesuai dengan kausa
tindakan operasi dan jenis cedera.
PROGNOSIS

Luas luka penetrans


Ketebalan jaringan yang terlibat
Mekanisme trauma
Bentuk trauma (ada benda asing/ tidak)
Visus awal penderita
Keberadaan penyulit  infeksi, detasemen koroid masif, ablasi retina, perdarahan
subretina
Penanganan inisial dan definitif
OCULAR TRAUMA SCORE

Anda mungkin juga menyukai