http://www.webmd.com/anxiety-panic/specific-phobias
• The National Institute of Mental Health estimates that about
5%-12% of Americans have phobias.
• Etiology : associated with a traumatic experience or a learned
reaction
• Symptoms of specific phobias may include:
– Excessive or irrational fear of a specific object or situation
– Avoiding the object or situation or enduring it with great
distress
– Physical symptoms of anxiety or a panic attack, such as a
pounding heart, nausea or diarrhea, sweating, trembling ,
numbness or tingling, problems with breathing , feeling
choking
http://www.webmd.com/anxiety-panic/specific-phobias
Diagnosis menurut PPDGJ III
• Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis
pasti :
– Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yg timbul harus
merupakan manisfestasi primer dari anxietasnya dan
bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya
pikiran waham atau pikiran obsesif
– Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi
fobik tertentu ; dan
– Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya
• Pada fobia spesifik ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik
lain, tidak seperti halnya agorafobia dan fobia sosial
Treatment
•may include one or a combination of:
– Cognitive behavioral therapy
– Medication : benzodiazepines such as Ativan, or
Xanax
– Relaxation techniques, such as deep breathing, may
also help reduce anxiety symptoms
http://www.webmd.com/anxiety-panic/specific-phobias
CEMAS LAINNYA
Gangguan Panik
• kondisi serius yang menyerang tanpa alasan
atau peringatan.
• Gejala dari gg panik meliputi serangan tiba-
tiba ketakutan dan gelisah, serta gejala fisik
seperti berkeringat dan berdebar.
• Gangguan panik sering terjadi bersama dgn
kondisi serius lainnya, seperti depresi,
alkoholisme / penyalahgunaan narkoba.
Gangguan panik
• Gangguan panik merupakan serangan panik
yang berulang yang mengganggu.
• 2-3% wanita dan 0.5-1.5% pria mengalami
gangguan panik
• Terdiri dari 2 tipe:
– Tanpa agorapobia
– Dengan agorapobia
• Rasa takut terhadap kesulitan menyingkir ke tempat
aman (rumah), seperti takut keramaian, takut pergi
jauh dari rumah, takut naik kereta, pesawat, dll
Etiologi dan Pathophysiology
• Faktor Genetik (20%)
– Gangguan pada gen reseptor cholecytokinin (CCK)
pada kromosom 11p
• Central-autonomic pathway
– Persepsi ketakutan dan pemikiran yang berasal
dari cortex cerebral mengaktifkan neural
circuits pada lobus temporal dan batang otak
menghasilkan gejala panik.
Tanda dan Gejala Pemeriksaan
• Perasaan takut • MRI
• Kesulitan bernafas – Tanda patologis pada
lobus temporal
• Nyeri dada (amygdala,
• Berkeringat hippocampus) & atrofi
korteks lobus temporal
• Mual atau sakit perut kanan.
• Kesemutan/ mati rasa pd • PET
jari dan kaki – Disregulasi aliran darah
• Gemetaran otak vasokontriksi
serebral gejala SSP
• Menggigil (pusing).
Pedoman Diagnostik PPDGJ-III
• Gg panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila
tdk ditemukan adanya gg anxietas fobik.
• Utk diagnosis pasti, hrus ditemukan adanya bbrp kali
serangan anxietas berat dlm masa kira-kira satu bulan.
– Pd keadaan2 dimana sebenarnya scr objektif tdk ada
bahaya.
– Tdk terbatas pd situasi yg telah diketahui/ yg dpt
diduga sebelumnya (unpredictable situations)
– Dgn keadaan yg relatif bebas dri gejala-gejala anxietas
pd periode diantara serangan-serangan panik
(meskipun demikian, umumnya dpt terjadi juga
“anxietas antisipatorik” yaitu anxietas yg
mengkhawatirkan akan terjadi)
Farmakoterapi
SSRI MAOIs
Paroxetine Phenelzine
Fluoxetine Tranylcipromine
Sertraline RIMAs
Fluvoxamine Moclobemide
Citalopram Brofaromine
Tricyclic Antidepressant Atypical Antidepressants
Clomipramine Venlafaxine
Imipramine Venlafaxine XR
Desipramine
Other agent
Benzodiazepine
Valproic acid
Alprazolam Inositol
Clonazepam
Diazepam Durasi farmakoterapi : 8-12 bulan
Lorazepam
Prognosis
• biasanya memiliki onset pd masa remaja dan dewasa
muda.
• 30-40% pasien dpt sembuh dan kembali seperti
semula.
• 50% pasien dpt menjalani hidup dengan normal dgn
gejala tdk begitu menonjol.
• 10-20% pasien hidup dgn gejala klinis menetap.
Gangguan Cemas Menyeluruh
Generalized anxiety disorder:
kecemasan persisten, unrealistis, dan excessive akan
masalah sehari-hari (everyday things).
Epidemiologi:
GAD terjadi pada 6.8 juta dewasa, atau 3.1%
populasi di U.S setiap tahunnya.
Perempuan lebih sering mengalami GAD.
http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad
GAD
• excessive anxiety and worry
• Berpikiran buruk atau cemas walaupun tidak ada
alasan untuk merasa cemas.
• Mengantisipasi suatu permasalahan, khawatir
berlebihan mengenai keuangan, kesehatan,
pekerjaan, dll.
• Gangguan muncul secara gradual, dapat terjadi pada
usia berapa pun. Umumnya: anak-anak – middle age.
• Ringan: aktifitas sehari-hari normal, berat: kesulitan
melakukan aktifitas sehari-
http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad
GAD
Gejala:
Diagnosa: •restlessness or feeling keyed
kesulitan up or on edge
•being easily fatigued
mengontrol kecemasan •difficulty concentrating or
selama 6 bulan dan mind going blank
•irritability
mengalami 3 atau lebih •muscle tension
gejala/ 1 gejala pada •sleep disturbance (difficulty
falling or staying asleep, or
anak-anak. restless, unsatisfying sleep)
(Source: DSM-5)
http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad/symptoms
Gangguan Cemas Menyeluruh
Diagnostik Banding Treatment
• Episode depresif • Cognitive behavioral therapy
(F 32) – mengontrol kecemasannya
• Gangguan panik • Relaxation techniques -
meditation, yoga, exercise,
(F 41.0)
• Co-occuring: other anxiety
• Gangguan obsesif-
disorders, depression, or
kompulsif (F 42)
substance abuse often
accompany GAD -> harus
ditangani juga.
http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad/treatment
Gangguan Campuran Cemas
Depresi
Definisi: Terdapat gejala anxietas dan Tatalaksana: Antidepresan
depresi yg masing2 tdk menunjukkan SSRI, dikombinasikan dengan
rangkaian gejala yg cukup berat utk benzodiazepin efektif u/
menegakkan diagnosa tersendiri. kecemasan dan depresi
Terapi plg efektif Cognitive
Tanda & Behavioral Therapy
Gejala: sulitan
konsentrasi
fatigue
gangguan tidur
khawatir
Diagnosis:
persisten/berulangnya
dysphoric mood ≥ 4 minggu
disertai dengan gejala
kecemasan dan depresi
Diagnosis
Banding:
primary anxiety
disorders
mood disorders
Personality
disorders
Kriteria diagnostik :
• Terdapat gejala-gejala anxietas mapun depresi
• Masing-masing tidak menunjukan rangkaian
gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosa tersendiri.
• Untuk anxietas : beberapa gejala otonomik
harus ditemukan walaupun tidak terus-
menerus, di samping rasa cemas atau
kekhawatiran yang berlebihan.
• Bila di temukan anxietas berat disertai depresi
yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan
kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-
masing diagnosa, maka kedua dignosa tersebut
harus di kemukakan, dan diagnosis gangguan
campuran tidak dapat digunakan.
• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres kehidupan yang jelas, maka harus
digunakan kategori gangguan penyesuaian.
Obsessive-Compulsive
Disorder (OCD)
Ditandai dengan adanya obsesi dan/atau dorongan.
• Obsesi : pikiran yg berulang dan terus-menerus, mendesak, atau
gambaran yg dianggap mengganggu dan tidak diinginkan.
• Dorongan : perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan
dalam menanggapi sebuah obsesi.
Etiologi
• Faktor biologi : neurotransmiter, kelainan fungsi neurosirkuit pd
otak (korteks orbitofrontal, kaudatus, talamus), genetik, penyakit lain.
• Faktor perilaku (kebiasaan2)
• Faktor psikososial (faktor kepribadian dan psikodinamik)
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atmajaya; 2013.
Gangguan Penyesuaian
• Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan
mencakup afek depresif, anxietas, campuran
anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai
adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-
hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang
spesifik untuk mendukung diagnosis
• Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah
terjadinya kejadian yang stressful dan gejala
biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali
dalam hal reaksi depresif berkepanjangan
• Etiologi :
– Genetik terutama kembar dizigotik
– Biologik riwayat penyakit medis serius atau
disabilitas
– Psikososial
• Tata Laksana :
– Psikoterapi
– Antiansietas
– Antidepresan
Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Ed 2. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Idonesia; 2013.
Gangguan Disosiasi
• Dissociation unconscious defense mechanism involving the
segregation of any group of mental or behavioral processes from
the rest of the person's psychic activity.
• there is a disruption in one or more mental functions, such as
memory, identity, perception, consciousness, or motor behavior.
• signs and symptoms of the disorder are often caused by
psychological trauma.
• Kehilangan sebagian atau seluruh dari integrasi (dibawah kendali
kesadaran) normal:
– Ingatan masa lalu
– Kesadaran identitas dan penginderaan segera (identity and
sensations)
– Kontrol gerakan tubuh
Gangguan Disosiasi
• Diagnosis pasti hal2 dibwh hrs ada:
– Gambaran klinis F44
– Tdk ada bukti gangguan fisik yg dpt menjelaskan
gejala tsb
– Bukti penyebab psikologis, dengan hubungan
waktu yg jelas dgn kejadian stressful atau
hubungan interpersonal yg terganggu (meskipun
disangkal penderita)
• Amnesia disosiatif
– Ciri utama: hilang daya ingat, biasanya hal penting yg
baru terjadi (selective), bukan karena penyebab
mental organik, terlalu luas utk dpt dijelaskan atas
dasar kelupaan umum atau kelelahan
– Diagnosis pasti memerlukan
• Amnesia mengenai kejadian stressful/traumatik yg baru
terjadi (dari saksi)
• Tdk ada gangguan mental organik, intoksikasi atau kelelahan
berlebihan
– Sulit dibedakan dgn amnesia buatan. Perlu penilaian
kepribadian premorbid dan motivasi. Biasanya
berkaitan dgn keuangan, bahaya kematian dlm
perang, hukuman penjara atau mati
Course and Prognosis
•Acute dissociative amnesia spontaneously resolves once
the person is removed to safety from traumatic or
overwhelming circumstances.
•At the other extreme, some patients do develop chronic
forms of generalized, continuous, or severe localized amnesia
and are profoundly disabled and require high levels of social
support, such as nursing home placement or intensive family
caretaking.
•Clinicians should try to restore patients' lost memories to
consciousness as soon as possible; otherwise, the repressed
memory may form a nucleus in the unconscious mind around
which future amnestic episodes may develop.
Treatment
•Cognitive Therapy
•Hypnosis
•Somatic Therapies
– Pharmacologically facilitated interviews using
intravenous amobarbital or diazepam are used
primarily in working with acute amnesias
– This procedure is also occasionally useful in refractory
cases of chronic dissociative amnesia when patients
are unresponsive to other interventions.
•Group Psychotherapy
• Fugue disosiatif:
– Dissociative fugue sudden, unexpected travel
away from home or one's customary place of daily
activities, with inability to recall some or all of
one's past.
– This is accompanied by confusion about personal
identity or even the assumption of a new identity.
– Etiologi
• Traumatic circumstances leading to an altered
state of consciousness dominated by a wish to
flee
• external dangers or traumas, the patients are
usually struggling with extreme emotions or
impulses that are in conflict with the patient's
conscience or ego ideals.
– Harus ada:
• Ciri2 amnesia disosiatif
• Melakukan perjalanan tertentu melampaui hal
yg umum dilakukannya sehari2
• Kemampuan mengurus diri tetap ada dan
melakukan interaksi sosial sederhana dgn org
yg blm dikenal
• Course and Prognosis
– Most fugues are relatively brief, lasting from hours to days.
– Most individuals appear to recover, although refractory
dissociative amnesia may persist in rare cases
• Treatment
– psychotherapy recover memory for identity and recent
experience.
– Hypnotherapy and pharmacologically facilitated interviews
memory recovery.
– prepared for the emergence of suicidal ideation or self-
destructive ideas and impulses as the traumatic or stressful
prefugue circumstances are revealed.
– family treatment and social service interventions
• Stupor Disosiatif
– Diagnosis pasti hrs ada
• Stupor, gerakan volunter dan respon normal
rangsangan luar sangat berkurang atau hilang
(kesadaran tdk hilang)
• Tdk ada gangguan fisik atau jiwa lain yg dpt menjelaska
stupor tsb
• Adanya masalah atau kejadian baru yg stressful
(psychogenic causation)
• Gangguan Trans & Kesurupan
– Hilangnya aspek penghayatan identitas diri dan
kesadaran terhdp lingkungan yg bersifat sementara;
seakan2 dikuasai kepribadian lain, kekuatan gaib, dll
– Hanya gangguan trans involunter dan bukan kegiatan
agama atau budaya
– Tdk ada penyebab organik (epilepsi lobus temporalis,
cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif) & gangguan
jiwa (skizofrenia, Dissociative Identity Disorder)
• Gangguan Motorik disosiatif
– Ketidakmampuan menggerakkan seluruh atau
sebagian anggota gera
– Gejala tsb sering menggambarkan konsep dari
penderita mengenai gangguan fisik yg berbeda
dgn prinsip fisiologis maupun anatomik
• Konvulsi disosiatif
– Pseudo seizures dapat sangat mirip dgn kejang
epileptik dlm hal gerakan tetapi sangat jarang
disertai lidah tergigit, luka karena jatuh,
mengompol. Juga tdk ditemukan hilang kesadaran
atau hal tsb digantikan dgn stupor atau trans
• Anestesia & kehilangan sensorik disosiatif
– Gejala anestesi kulit memiliki batas tegas,
menggambarkan pemikiran pasien akan fungsi tubuhnya
dan bukan kondisi klinis sebenarnya)
– Perbedaan atau hilangnya perasaan berbagai modalitas
penginderaan yg bukan karena kerusakan neurologis
– Kehilangan penglihatan jrg bersifat total, sering berupa
turunnya ketajaman penglihatan, kekaburan, tunnel
vision. Mobilitas dan kemampuan motor seringkali masih
baik
– Tuli disosiatif dan anosmia jauh lebih jarang terjadi
• Gangguan disosiatif campuran
– Campuran gangguan2 FF44.0-F44.6
• Gangguan Disosiatif lainnya
– Sindrom Ganser
– Gangguan kepribadian multipel
– Gangguan disosiatif sementara masa kanak dan
remaja
– Gangguan disosiatif lainnya YDT (termasuk:
psychogenic confusion, twilight state)
• Gangguan disosiatif YTT
Dissociative identity disorder
• Dissociative identity disorder, previously called multiple personality
disorder
• It is characterized by the presence of two or more distinct identities
or personality states.
• The identities or personality states, sometimes called alters, self
states, alter identities, or parts, among other terms, differ from one
another in that each presents as having its own pattern of
perceiving, relating to, and thinking about the environment and
self, in short, its own personality.
• It is the paradigmatic dissociative psychopathology in that the
symptoms of all the other dissociative disorders are commonly
found in patients with dissociative identity disorder: amnesia,
fugue, depersonalization, derealization, and similar symptoms.
• Diagnosis and Clinical Features
– the presence of two or more distinct personality states.
– many other associated symptoms commonly found in patients
with dissociative personality disorder.
• Mental Status.
• Memory and Amnesia Symptoms.
– Dissociative disturbances of memory
– routinely inquire about experiences of losing time, blackout
spells, and major gaps in the continuity of recall for personal
information.
– Dissociative time loss experiences are too extensive to be
explained by normal forgetting
– Patients with dissociative disorder often report significant gaps
in autobiographical memory, especially for childhood events.
• Treatment
– Psychotherapy.
– Cognitive Therapy.
– Hypnosis
– Psychopharmacological Interventions.
Antidepressant medications are often important
in the reduction of depression and stabilization of
mood
– Electroconvulsive Therapy.
– Group Therapy & Family Therapy
Post traumatic stress disorder
• adalah suatu kondisi kesehatan mental yang
dipicu oleh peristiwa menakutkan - baik
mengalami atau menyaksikannya
• Gejala harus ada minimal 1 bulan setelah
peristiwa traumatis
1. Intrusive memories
2. Avoidance
3. Negative changes in thinking and mood
4. Changes in emotional reactions
1.Intrusive memories
• Berulang, memori menyedihkan yang tidak
diinginkan dari peristiwa traumatik
• Mengenang peristiwa traumatik seolah-olah
itu terjadi lagi (flashback)
• Mimpi yang mengganggu mengenai peristiwa
traumatis
• Tekanan emosional berat atau reaksi fisik yang
mengingatkan pada sesuatu hal
3.Negative changes
2.Avoidance in thinking and mood
• Berusaha menghindari • Perasaan negatif
pikiran atau berbicara tentang diri sendiri
tentang peristiwa atau orang lain
traumatis • Tidak mampu
merasakan emosi
• Menghindari tempat,
positif
kegiatan atau orang-
• Perasaan mati rasa
orang yang secara emosional
mengingatkan pada
• Kurangnya minat pada
peristiwa traumatik kegiatan yang pernah
dinikmati
4.Changes in emotional reactions
• Mudah marah, luapan kemarahan atau
perilaku agresif
• Selalu menjadi waspada untuk bahaya
• Rasa bersalah luar biasa atau malu
• Self-destructive behavior
• Sulit berkonsentrasi
• Kesulitan tidur
• Mudah terkejut atau takut
Tatalaksana
• Selective serotonin
• Cognitive therapy reuptake inhibitor (SSRI)
• Exposure therapy → sertraline, paroxetine,
fluoxetine
• Eye movement • Benzodiazepin
desensitization and (lorazepam, diazepam):
reprocessing (EMDR) mengurangi gejala-gejala
kecemasan lainnya
• Beta-blockers
(propranolol): Untuk
gejala terkait
hyperarousal
Trikotilomania
Definisi (gangguan menarik rambut) ditandai dengan berlebihan menarik rambut
sendiri, yg mengakibatkan rambut rontok. Dapat terjadi di setiap area tubuh di
mana rambut tumbuh, daerah yg umum terjadi: Kulit Kepala, Bulu Mata &
Alis.
Epidemiologi 7 kali lebih sering terjadi pada anak-anak , dengan prevalensi puncak antara
usia 4 dan 17 tahun.
Etiologi • Kecemasan atau stres
• Kebiasaan (misalnya, gatal)
• Trikotilomania lebih sering terjadi pada orang dengan gangguan obsesif-
kompulsif (OCD)
Kriteria The specific DSM-5 criteria for trichotillomania (hair-pulling disorder) are as
Diagnosis follows:
•Recurrent pulling out of one’s hair, resulting in hair loss
•Repeated attempts to decrease or stop the hair-pulling behavior
•The hair pulling causes clinically significant distress or impairment in social,
occupational, or other important areas of functioning
•The hair pulling or hair loss cannot be attributed to another medical condition
(eg, a dermatologic condition)
•The hair pulling cannot be better explained by the symptoms of another
mental disorder (eg, attempts to improve a perceived defect or flaw in
appearance, such as may be observed in body dysmorphic disorder)
http://emedicine.medscape.com/article/1071854
Pemeriksaan Tanda-tanda fisik dari trikotilomania :
Fisik •Alopecia kebotakan; kulit kepala adalah daerah yang paling umum, meskipun
juga dapat terjadi pada alis, bulu mata, kemaluan dan daerah perirectal, ketiak,
kaki, badan, dan wajah; tidak adanya alis dan bulu mata dapat menunjukkan
bentuk yang lebih serius dari trikotilomania
•Friar Tuck daerah rambut rontok dengan rambut yang rusak dari berbagai
panjang diatur dalam pola melingkar
•Tidak adanya kelainan kulit atau peradangan
•Kelainan rambut folikel rusak, rambut bengkok atau rusak dari berbagai
panjang, dan bergelombang, keriput
Diagnosis • Trichography (yaitu, pemeriksaan mikroskopis rambut)
• Prosedur Histologi
Tatalaksana • Farmakologi
Agen utama yang digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
(misalnya, fluoxetine, sertraline, dan fluvoxamine) lebih menguntungkan
daripada antidepresan trisiklik (TCA) karena efek samping mereka lebih ringan.
• Non Farmakologi
Psikoterapi - Proses ini melibatkan komunikasi langsung (terutama berbicara
Hypnosis - ini adalah proses mengendalikan respon fisiologis untuk
mendapatkan kontrol lebih besar atas perilaku, emosi.
Prognosis • Pada anak-anak yang sangat muda, prognosis sangat baik; digambarkan sebagai
gangguan kebiasaan jangka pendek.
• Pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, prognosis biasanya baik.
• Pada pasien dewasa, prognosis buruk, dan pemulihan permanen jarang terjadi.
http://emedicine.medscape.com/article/1071854
• Morfologi umum lesi individu, menunjukkan bentuk geometris dan nonscarring
alopecia lengkap dari daerah yang terlibat
http://emedicine.medscape.com/article/1071854
Ikhtisar kasus
• Axis I :
– F40.2 Fobia Khas
– F41.0 Gangguan Panik
– F45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform (F45.30
jantung dan sistem kardiovaskuler)
• Axis II : Belum dapat ditentukan
• Axis III: Tidak ada kondisi medis umum yang
bermakna
• Axis IV: Masalah pekerjaan
• Axis V : GAF 61-70