Anda di halaman 1dari 84

PEMICU 7

BLOK SARAF DAN KEJIWAAN


KELOMPOK 5
10 Juni 2016
KELOMPOK 5
Tutor : dr. Shirly & dr. Ida
Ketua : Vincent Livandy (405130199)
Sekretaris : Gabriela Valentine (405130110)
Penulis : Galuh Eka Tantri (405130052)
Anggota :
• Intan Suherman (405120228)
• Michael Wy (405120008)
•Meida Utami Putri (405130030)
•Yokvi (405130067)
•Nico Pranoto (405130119)
•Maria Bonaruli P (405130176)
•Dewi Rahayu (405130178)
•Siti Fatekhatul (405130212)
•Rika Meliauwati (405130217)
Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan pasien merasa jantungnya
berdebar dan berpikir kalau dia mengalami serangan
jantung?
2. Apa yang menyebabkan gejala pasien semakin lama
semakin sering muncul?
3. Mengapa pasien merasa mual, kembung, berkeringat,
kepala seperti melayang dan napas terasa berat?
4. Mengapa pasien merasa takut tidak ada yang
menolongnya jika terjadi serangan jantung di pesawat?
5. Apa kemungkinan yang diderita pasien (pemeriksaan
jantung dalam batas normal)?
6. Bagaimana cara menyampaikan pada pasien dan
keluarganya jika pasien perlu dirujuk?
CURAH PENDAPAT
1. Merupakan kumpulan gejala dari cemas yang dialami
pasien
2. Cemas yang tidak diatasi dengan cepat  somatoform 
sebaiknya diberi obat anti anxietas (benzodiazepin)
3. Cemas dan panik berlebihan  vasovagal reflek 
aktivasi N. Vagus  mual kembung dll
4. Gangguan cemas  fobia  agorafobia
5. Disfungsi otonom somatoform (berdebar, berkeringat,
dll), pemeriksaan organ dalam keadaan baik,
kemungkinan ada gangguan anxietas  tipe fobia,
kemungkinan ada gangguan panik
6. Memberi penjelasan dan pengertian pada keluarganya
bahwa pasien sebaiknya dirujuk.
REVIEW
Learning Objectives
Definisi, etiologi, klasifikasi, psikopatologi, teori,
SS, pemeriksaan, tatalaksana, prognosis,
komplikasi, KIE dari:
1. gangguan cemas fobia
2. gangguan cemas lainnya
(ikhtisar kasus)
CEMAS FOBIA
Gangguan anxietas fobik
• Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek luar yang
jelas, yang sebenarnya tidak membahayakan.
• Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri)
– perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan
– ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfobia)
yang tdk realistik di masukkan dalam gangguan
hipokondrik
• Akibat  objek / situasi tsb dihindari atau dihadapi
dengan rasa terancam
Gangguan anxietas fobik
• Dibagi menjadi:
1.Agorafobia
2.Fobia sosial
3.Fobia khas (terisolasi)
Agorafobia
• Ketakutan terhadap Tanda dan Gejala:
ruang terbuka, orang •anxietas
banyak, keramaian •Elevated heart rate &
blood pressure
• Pasien lebih suka •Tremor
ditemani kawan atau •Palpitations
anggota keluarga di •Diarrhea
tempat tertentu •Sweating
• Pasien menghendaki •Dyspnea
ditemani setiap keluar •Paresthesias
rumah •Dizziness
MENTAL STATUS EXAMINATION
• Appearance • Neurovegetative signs
• Behavior • Anxious affect 
konfrontasi dengan
• Kooperasi pasien objek fobia
selama pemeriksaan • Anxious mood
• Level keaktifan • Kemampuan
• bicara identifikasi penyebab
anxious
• Mood dan afek • Thought content that
• Proses dan isi pikir is significant for phobic
ideation
Diagnosis
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi
•Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang
timbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala lain
seperti waham / pikiran obsesif
•Anxietas yang timbul harus terbatas pada
setidaknya 2 dari : banyak orang / keramaian,
tempat umum, berpergian keluar rumah, dan
bepergian sendiri
•Menghindari situasi hobik harus atau sudah
merupakan gejala yg menonjol
Diagnosis banding Treatment
• Panic disorders • SSRI  escitalopram,
citalopram, fluoxetine,
• Pediatric social fluvoxamine, paroxetine,
sertraline
phobia and selective • Venlafaxine, reboxetine
mutism • TCA  clomipramine,
• Personality disorders imipramine
• Benzodiazepines 
• Post traumatic stress alprazolam, lorazepam,
disorders diazepam, clonazepam
• Alternatif 
• etc moclobemide,
mirtazapine
Psikoterapi Prevention
• Kombinasi antara • Overwhelming
terapi, relaksasi, dan exposure in early
latihan pernapasan childhood
• Follow up program • Intervention (eg,
psychotherapy or
• Activity should not be medication) in the
restricted. early stages of
symptom
development.
Fobia Sosial
• Social anxiety disorder/social phobia  Fear of
social situations, including situations that involve
contact with strangers.
• Persons with social anxiety disorder are fearful of
embarrassing themselves in social situations (i.e.,
social gatherings, oral presentations, meeting
new people).
• In either case, the fear in social anxiety disorder
is of the embarrassment that may occur in the
situation, not of the situation itself
Fobia Sosial
• Neurochemical • Genetic Factors
Factors
– beta-adrenergic – First-degree relatives
receptor antagonists 3X more likely to be
 adrenergic theory affected
for performance
phobias. – monozygotic twins
– performance phobias are more often
 higher concordant than are
norepinephrine or
epinephrine , more dizygotic twins
sensitive.
Fobia Sosial
Course & Prognosis
•tends to have its onset in late childhood or
early adolescence.
•typically chronic
•the disorder can profoundly disrupt the life of
an individual over many years. This can include
disruption in school or academic achievement
and interference with job performance and
social development.
Fobia Sosial
Treatment
•psychotherapy and pharmacotherapy
•Pharmacotherapy
– SSRis -> first line treatment choice
– Benzodiazepines: alprazolam and clonazepam
– Venlafaxine
– Buspirone -> additive effects when used to augment
treatment with SSRis.
•In severe cases  MAOIs: phenelzine (45 to 90 mg
a day 5 to 6 weeks), moclobemide and brofaromine
Fobia spesifik
• A specific phobia  a simple phobia
– lasting and unreasonable fear caused by the presence or thought of a
specific object or situation that usually poses little or no actual danger
• There are different types of specific phobias, including:
– Animal phobias
– Situational phobias, such as flying, riding in a car or on
public transportation, going over bridges or in tunnels
– Natural environment phobias: Examples include the fear
of storms, heights, or water
– Blood-injection-injury phobias

http://www.webmd.com/anxiety-panic/specific-phobias
• The National Institute of Mental Health estimates that about
5%-12% of Americans have phobias.
• Etiology : associated with a traumatic experience or a learned
reaction
• Symptoms of specific phobias may include:
– Excessive or irrational fear of a specific object or situation
– Avoiding the object or situation or enduring it with great
distress
– Physical symptoms of anxiety or a panic attack, such as a
pounding heart, nausea or diarrhea, sweating, trembling ,
numbness or tingling, problems with breathing , feeling
choking

http://www.webmd.com/anxiety-panic/specific-phobias
Diagnosis menurut PPDGJ III
• Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis
pasti :
– Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yg timbul harus
merupakan manisfestasi primer dari anxietasnya dan
bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya
pikiran waham atau pikiran obsesif
– Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi
fobik tertentu ; dan
– Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya
• Pada fobia spesifik ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik
lain, tidak seperti halnya agorafobia dan fobia sosial
Treatment
•may include one or a combination of:
– Cognitive behavioral therapy
– Medication : benzodiazepines such as Ativan, or
Xanax
– Relaxation techniques, such as deep breathing, may
also help reduce anxiety symptoms

Prognosis : successfully treated with therapy,


medication, or a combination of both

http://www.webmd.com/anxiety-panic/specific-phobias
CEMAS LAINNYA
Gangguan Panik
• kondisi serius yang menyerang tanpa alasan
atau peringatan.
• Gejala dari gg panik meliputi serangan tiba-
tiba ketakutan dan gelisah, serta gejala fisik
seperti berkeringat dan berdebar.
• Gangguan panik sering terjadi bersama dgn
kondisi serius lainnya, seperti  depresi,
alkoholisme / penyalahgunaan narkoba.
Gangguan panik
• Gangguan panik merupakan serangan panik
yang berulang yang mengganggu.
• 2-3% wanita dan 0.5-1.5% pria mengalami
gangguan panik
• Terdiri dari 2 tipe:
– Tanpa agorapobia
– Dengan agorapobia
• Rasa takut terhadap kesulitan menyingkir ke tempat
aman (rumah), seperti takut keramaian, takut pergi
jauh dari rumah, takut naik kereta, pesawat, dll
Etiologi dan Pathophysiology
• Faktor Genetik (20%)
– Gangguan pada gen reseptor cholecytokinin (CCK)
pada kromosom 11p
• Central-autonomic pathway
– Persepsi ketakutan dan pemikiran yang berasal
dari cortex cerebral  mengaktifkan neural
circuits pada lobus temporal dan batang otak 
menghasilkan gejala panik.
Tanda dan Gejala Pemeriksaan
• Perasaan takut • MRI
• Kesulitan bernafas – Tanda patologis pada
lobus temporal
• Nyeri dada (amygdala,
• Berkeringat hippocampus) & atrofi
korteks lobus temporal
• Mual atau sakit perut kanan.
• Kesemutan/ mati rasa pd • PET
jari dan kaki – Disregulasi aliran darah
• Gemetaran otak  vasokontriksi
serebral  gejala SSP
• Menggigil (pusing).
Pedoman Diagnostik PPDGJ-III
• Gg panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila
tdk ditemukan adanya gg anxietas fobik.
• Utk diagnosis pasti, hrus ditemukan adanya bbrp kali
serangan anxietas berat dlm masa kira-kira satu bulan.
– Pd keadaan2 dimana sebenarnya scr objektif tdk ada
bahaya.
– Tdk terbatas pd situasi yg telah diketahui/ yg dpt
diduga sebelumnya (unpredictable situations)
– Dgn keadaan yg relatif bebas dri gejala-gejala anxietas
pd periode diantara serangan-serangan panik
(meskipun demikian, umumnya dpt terjadi juga
“anxietas antisipatorik” yaitu anxietas yg
mengkhawatirkan akan terjadi)
Farmakoterapi
SSRI MAOIs
Paroxetine Phenelzine
Fluoxetine Tranylcipromine
Sertraline RIMAs
Fluvoxamine Moclobemide
Citalopram Brofaromine
Tricyclic Antidepressant Atypical Antidepressants
Clomipramine Venlafaxine
Imipramine Venlafaxine XR
Desipramine
Other agent
Benzodiazepine
Valproic acid
Alprazolam Inositol
Clonazepam
Diazepam Durasi farmakoterapi : 8-12 bulan
Lorazepam
Prognosis
• biasanya memiliki onset pd masa remaja dan dewasa
muda.
• 30-40% pasien dpt sembuh dan kembali seperti
semula.
• 50% pasien dpt menjalani hidup dengan normal dgn
gejala tdk begitu menonjol.
• 10-20% pasien hidup dgn gejala klinis menetap.
Gangguan Cemas Menyeluruh
Generalized anxiety disorder:
kecemasan persisten, unrealistis, dan excessive akan
masalah sehari-hari (everyday things).

Epidemiologi:
GAD terjadi pada 6.8 juta dewasa, atau 3.1%
populasi di U.S setiap tahunnya.
Perempuan lebih sering mengalami GAD.

http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad
GAD
• excessive anxiety and worry
• Berpikiran buruk atau cemas walaupun tidak ada
alasan untuk merasa cemas.
• Mengantisipasi suatu permasalahan, khawatir
berlebihan mengenai keuangan, kesehatan,
pekerjaan, dll.
• Gangguan muncul secara gradual, dapat terjadi pada
usia berapa pun. Umumnya: anak-anak – middle age.
• Ringan: aktifitas sehari-hari normal, berat: kesulitan
melakukan aktifitas sehari-

http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad
GAD
Gejala:
Diagnosa: •restlessness or feeling keyed
kesulitan up or on edge
•being easily fatigued
mengontrol kecemasan •difficulty concentrating or
selama 6 bulan dan mind going blank
•irritability
mengalami 3 atau lebih •muscle tension
gejala/ 1 gejala pada •sleep disturbance (difficulty
falling or staying asleep, or
anak-anak. restless, unsatisfying sleep)
(Source: DSM-5)

http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad/symptoms
Gangguan Cemas Menyeluruh
Diagnostik Banding Treatment
• Episode depresif • Cognitive behavioral therapy
(F 32) – mengontrol kecemasannya
• Gangguan panik • Relaxation techniques -
meditation, yoga, exercise,
(F 41.0)
• Co-occuring: other anxiety
• Gangguan obsesif-
disorders, depression, or
kompulsif (F 42)
substance abuse often
accompany GAD -> harus
ditangani juga.
http://www.adaa.org/understanding-anxiety/generalized-anxiety-disorder-gad/treatment
Gangguan Campuran Cemas
Depresi
Definisi: Terdapat gejala anxietas dan Tatalaksana: Antidepresan
depresi yg masing2 tdk menunjukkan SSRI, dikombinasikan dengan
rangkaian gejala yg cukup berat utk benzodiazepin  efektif u/
menegakkan diagnosa tersendiri. kecemasan dan depresi
Terapi plg efektif  Cognitive
Tanda & Behavioral Therapy
Gejala: sulitan
konsentrasi
fatigue
gangguan tidur
khawatir
Diagnosis:
persisten/berulangnya
dysphoric mood ≥ 4 minggu
disertai dengan gejala
kecemasan dan depresi
Diagnosis
Banding:
primary anxiety
disorders
mood disorders
Personality
disorders
Kriteria diagnostik :
• Terdapat gejala-gejala anxietas mapun depresi
• Masing-masing tidak menunjukan rangkaian
gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosa tersendiri.
• Untuk anxietas : beberapa gejala otonomik
harus ditemukan walaupun tidak terus-
menerus, di samping rasa cemas atau
kekhawatiran yang berlebihan.
• Bila di temukan anxietas berat disertai depresi
yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan
kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-
masing diagnosa, maka kedua dignosa tersebut
harus di kemukakan, dan diagnosis gangguan
campuran tidak dapat digunakan.
• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres kehidupan yang jelas, maka harus
digunakan kategori gangguan penyesuaian.
Obsessive-Compulsive
Disorder (OCD)
Ditandai dengan adanya obsesi dan/atau dorongan.
• Obsesi : pikiran yg berulang dan terus-menerus, mendesak, atau
gambaran yg dianggap mengganggu dan tidak diinginkan.
• Dorongan : perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan
dalam menanggapi sebuah obsesi.
Etiologi
• Faktor biologi : neurotransmiter, kelainan fungsi neurosirkuit pd
otak (korteks orbitofrontal, kaudatus, talamus), genetik, penyakit lain.
• Faktor perilaku (kebiasaan2)
• Faktor psikososial (faktor kepribadian dan psikodinamik)

Symptom Patterns Prognosis


• Contamination Tatalaksana : • Umumnya baik, 20-30%
• Pathological doubt • SSRI mengalami perbaikan yg
• Intrussive •Clomipramin
thoughts • Obat2an lain berarti, 40-50% perbaikan
•Symmetry (valproat, litium, sedang.
karbamazepin) •Faktor yg meningkatkan
• Terapi perilaku prognosis yg baik :
• Psikoterapi penyesuaian dng lingkungan
DD • Terapi keluarga
•Tourette’s disorder • ECT, dan pekerjaan yg baik,
• OCPD adanya faktor pencetus,
psychosurgery
gejala yg episodik.
PEDOMAN DIAGNOSTIK OCD
menurut PPDGJ-III
• Untuk menegakkan diagnostik pasti, gejala2 obsesif atau tindakan
kompulsif, atau kedua2nya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
2mgg berturut-turut.
• Merupakan sumber penderitaan (distress) / mengganggu aktivitas
penderita.
• Gejala-gejala obsesif harus mencangkup hal2 berikut:
a. Harus disadari sbg pikiran/impuls diri sendiri
b. Sedikitnya ada satu pikiran / tindakan yg tidak berhasil dilawan.
c. Pikiran untuk melakukan tindakan tsb diatas bkn merupakan hal yg memberi
kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dr ketegangan/anxietas,
tdk dianggap kesenangan)
d. Gagasan, bayangan pikiran, atau implus tsb hrus merupakan pengulangan yg
tidak menyenangkan
• Penderita ggg obsesif komplusif seringkali juga menunjukkan gejala depresif
dan sebaliknya penderita ggg depresi berulang dpt menunjukkan pikiran2
obsesif selama episod depresifnya. Diagnosis ditegakkan hanya bila tidak
ada ggg depresif pada saat gejala obsesif komplusif itu timbul.
Somatoform
• Berasal dari bahasa • Terdiri dari gangguan
yunani soma yg :
artinya tubuh – Somatisasi
• Gangguan yg – Konversi
komponen utama – Hipokondriasis
dari tanda dan – Body dismorphic
gejalanya adalah disorder
tubuh
Gangguan Somatisasi
• Gejala somatik yang banyak yg tidak dapat
dijelaskan berdasarkan pemeriksaan fisik maupu
lab.
• Keluhan meliputi sistem GI, seksual, saraf dan
bercampur dengan keluhan nyeri
• Gangguan bersifat kronis, berkaitan dengan
stresor psikologis, menimbulkan adanya perilaku
mencari pertolongan medis (briquet sindrom)
• Wanita > pria
Etiologi
• Faktor psikososial sosial, kultur, etnik,
pengajaran oleh ortu apabila salah
menyebabkan ggn somatisasi
• Faktor biologis  gangguan somatisasi
menurun
Tanda dan Gejala
Gejala yang sering dikeluhkan : Gejala psikiatri :
•Mual, muntah, sulit menelan •Cemas dan depresi
•Sakit lengan dan tungkai •Ancaman akan bunuh diri
•Nafas pendek •Dramatis dan emosi
•Amnesia berlebihan
•Komplikasi kehamilan dan •Haus akan pujian dan
menstruasi penghargaan, manipulatif
•Sering menganggap dirinya
sakit sepanjang hidupnya
•Gejala pseudoneurologik
Diagnosis
• Ada banyak keluhan fisik yg bermacam-macam yg
tdk dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan
fisik, yg sdh berlangsung sedikitnya 2 tahun
• Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan
dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan
fisik yg dapat menjelaskan keluhannya
• Terdapat disabilitas dalam fungsinya di
masyarakat dan keluarga, yg berkaitan dengan
sifat keluhan dan dampak dari perilaku
Terapi
• Psikoterapi  sebulan sekali, mendengarkan
keluhan dan mencari tau apakah ada gejala
somatik lain yang baru
• Psikofarmakologi apabila ada gangguan lain
(komorbid)
Hipokondrik
• Orang yang berfikiran dan berkeyakinan
bahwa dia memiliki penyakit serius
• Memiliki interpretasi tidak realistis maupun
akurat terhadap gejala atau sensasi fisik,
meskipun tdk ditemukan penyebab medis.
Gambaran Klinis
• Mempertahankan keyakinan bahwa dirinya
mengidap penyakit berat
• Keyakinan meneteap walaupun hasil
pemeriksaan fisik, dan lab tdk ditemukan
adanya kelainan
• Tapi tdk sampai ke waham
• Disertai dengan gejala depresi dan cemas
• Dialami sekurangnya 6 bulan (DSM-IV)
Diagnosis
• Hipokondrik :
– Harus ada keyakinan yang menetap adanya sekurang-
kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang
menlandasi keluhan-keluhannya, meskipun
pemeriksaan yg berulang-ulang tdk menunjang
adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya
preokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau
perubahan bentuk penampakan fisiknya (tdk smpai
waham)
– Tidak mau menerima nasehat atau dukungan
penjelasan dari beberapa dokte bahwa tdk ditemukan
penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi
keluhan-keluhannya
Body Dismorphic Disorder
• Merasa penampilan buruk padahal normal
• Penderita takut dirinya tdk menarik atau
mengerikan
Tanda dan Gejala
• Memiliki kebiasaan yang berlebihan untuk
menutupi hal yg dianggap kecacatannya (besarin
otot, operasi plastik yg berlebihan)
• Waham rujukan
• Menghindari lingkungan sosial dan gangguan
fungsional
• Menghindari keluar rumah
• Penyakit ini bersamaan dgn depresi cemas,
kepribadian obsesif-kompulsif, skizoid, dan
narsistik
Diagnosis
• DSM-IV-TR :
– Preokupasi dengan cacat yg dikhayalkan. Bila
terdpat anomali fisik ringan, perhatian sgt
berlebihan
– Preokupasi mengakibtkan penderitaan dan ggn
kemampuan fungsional
– Preokupasi bukan karena gangguan mental
lainnya (cth anoreksia nervosa)
Terapi
• Klopiramin, fluoksentin  bekerja pd
serotonin
• Antidepresan trisiklik (Adapin, Anafranil,
norpramin, aventyl)
• Pimozide
Gangguan Penyesuaian
• Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan
antara :
– Bentuk, isi, dan beratnya gejala
– Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian
– Kejadian, situasi yang “stressful” atau krisis kehidupan
• Adanya faktor ketiga diatas harus jelas dan bukti yang kuat
bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya
tidak mengalami hal tersebut

Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atmajaya; 2013.
Gangguan Penyesuaian
• Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan
mencakup afek depresif, anxietas, campuran
anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai
adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-
hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang
spesifik untuk mendukung diagnosis
• Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah
terjadinya kejadian yang stressful dan gejala
biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali
dalam hal reaksi depresif berkepanjangan
• Etiologi :
– Genetik  terutama kembar dizigotik
– Biologik  riwayat penyakit medis serius atau
disabilitas
– Psikososial
• Tata Laksana :
– Psikoterapi
– Antiansietas
– Antidepresan

Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Ed 2. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Idonesia; 2013.
Gangguan Disosiasi
• Dissociation  unconscious defense mechanism involving the
segregation of any group of mental or behavioral processes from
the rest of the person's psychic activity.
• there is a disruption in one or more mental functions, such as
memory, identity, perception, consciousness, or motor behavior.
• signs and symptoms of the disorder are often caused by
psychological trauma.
• Kehilangan sebagian atau seluruh dari integrasi (dibawah kendali
kesadaran) normal:
– Ingatan masa lalu
– Kesadaran identitas dan penginderaan segera (identity and
sensations)
– Kontrol gerakan tubuh
Gangguan Disosiasi
• Diagnosis pasti hal2 dibwh hrs ada:
– Gambaran klinis F44
– Tdk ada bukti gangguan fisik yg dpt menjelaskan
gejala tsb
– Bukti penyebab psikologis, dengan hubungan
waktu yg jelas dgn kejadian stressful atau
hubungan interpersonal yg terganggu (meskipun
disangkal penderita)
• Amnesia disosiatif
– Ciri utama: hilang daya ingat, biasanya hal penting yg
baru terjadi (selective), bukan karena penyebab
mental organik, terlalu luas utk dpt dijelaskan atas
dasar kelupaan umum atau kelelahan
– Diagnosis pasti memerlukan
• Amnesia mengenai kejadian stressful/traumatik yg baru
terjadi (dari saksi)
• Tdk ada gangguan mental organik, intoksikasi atau kelelahan
berlebihan
– Sulit dibedakan dgn amnesia buatan. Perlu penilaian
kepribadian premorbid dan motivasi. Biasanya
berkaitan dgn keuangan, bahaya kematian dlm
perang, hukuman penjara atau mati
Course and Prognosis
•Acute dissociative amnesia  spontaneously resolves once
the person is removed to safety from traumatic or
overwhelming circumstances.
•At the other extreme, some patients do develop chronic
forms of generalized, continuous, or severe localized amnesia
and are profoundly disabled and require high levels of social
support, such as nursing home placement or intensive family
caretaking.
•Clinicians should try to restore patients' lost memories to
consciousness as soon as possible; otherwise, the repressed
memory may form a nucleus in the unconscious mind around
which future amnestic episodes may develop.
Treatment
•Cognitive Therapy
•Hypnosis
•Somatic Therapies
– Pharmacologically facilitated interviews using
intravenous amobarbital or diazepam are used
primarily in working with acute amnesias
– This procedure is also occasionally useful in refractory
cases of chronic dissociative amnesia when patients
are unresponsive to other interventions.
•Group Psychotherapy
• Fugue disosiatif:
– Dissociative fugue  sudden, unexpected travel
away from home or one's customary place of daily
activities, with inability to recall some or all of
one's past.
– This is accompanied by confusion about personal
identity or even the assumption of a new identity.
– Etiologi
• Traumatic circumstances leading to an altered
state of consciousness dominated by a wish to
flee
• external dangers or traumas, the patients are
usually struggling with extreme emotions or
impulses that are in conflict with the patient's
conscience or ego ideals.
– Harus ada:
• Ciri2 amnesia disosiatif
• Melakukan perjalanan tertentu melampaui hal
yg umum dilakukannya sehari2
• Kemampuan mengurus diri tetap ada dan
melakukan interaksi sosial sederhana dgn org
yg blm dikenal
• Course and Prognosis
– Most fugues are relatively brief, lasting from hours to days.
– Most individuals appear to recover, although refractory
dissociative amnesia may persist in rare cases

• Treatment
– psychotherapy  recover memory for identity and recent
experience.
– Hypnotherapy and pharmacologically facilitated interviews 
memory recovery.
– prepared for the emergence of suicidal ideation or self-
destructive ideas and impulses as the traumatic or stressful
prefugue circumstances are revealed.
– family treatment and social service interventions
• Stupor Disosiatif
– Diagnosis pasti hrs ada
• Stupor, gerakan volunter dan respon normal
rangsangan luar sangat berkurang atau hilang
(kesadaran tdk hilang)
• Tdk ada gangguan fisik atau jiwa lain yg dpt menjelaska
stupor tsb
• Adanya masalah atau kejadian baru yg stressful
(psychogenic causation)
• Gangguan Trans & Kesurupan
– Hilangnya aspek penghayatan identitas diri dan
kesadaran terhdp lingkungan yg bersifat sementara;
seakan2 dikuasai kepribadian lain, kekuatan gaib, dll
– Hanya gangguan trans involunter dan bukan kegiatan
agama atau budaya
– Tdk ada penyebab organik (epilepsi lobus temporalis,
cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif) & gangguan
jiwa (skizofrenia, Dissociative Identity Disorder)
• Gangguan Motorik disosiatif
– Ketidakmampuan menggerakkan seluruh atau
sebagian anggota gera
– Gejala tsb sering menggambarkan konsep dari
penderita mengenai gangguan fisik yg berbeda
dgn prinsip fisiologis maupun anatomik
• Konvulsi disosiatif
– Pseudo seizures dapat sangat mirip dgn kejang
epileptik dlm hal gerakan tetapi sangat jarang
disertai lidah tergigit, luka karena jatuh,
mengompol. Juga tdk ditemukan hilang kesadaran
atau hal tsb digantikan dgn stupor atau trans
• Anestesia & kehilangan sensorik disosiatif
– Gejala anestesi kulit memiliki batas tegas,
menggambarkan pemikiran pasien akan fungsi tubuhnya
dan bukan kondisi klinis sebenarnya)
– Perbedaan atau hilangnya perasaan berbagai modalitas
penginderaan yg bukan karena kerusakan neurologis
– Kehilangan penglihatan jrg bersifat total, sering berupa
turunnya ketajaman penglihatan, kekaburan, tunnel
vision. Mobilitas dan kemampuan motor seringkali masih
baik
– Tuli disosiatif dan anosmia jauh lebih jarang terjadi
• Gangguan disosiatif campuran
– Campuran gangguan2 FF44.0-F44.6
• Gangguan Disosiatif lainnya
– Sindrom Ganser
– Gangguan kepribadian multipel
– Gangguan disosiatif sementara masa kanak dan
remaja
– Gangguan disosiatif lainnya YDT (termasuk:
psychogenic confusion, twilight state)
• Gangguan disosiatif YTT
Dissociative identity disorder
• Dissociative identity disorder, previously called multiple personality
disorder
• It is characterized by the presence of two or more distinct identities
or personality states.
• The identities or personality states, sometimes called alters, self
states, alter identities, or parts, among other terms, differ from one
another in that each presents as having its own pattern of
perceiving, relating to, and thinking about the environment and
self, in short, its own personality.
• It is the paradigmatic dissociative psychopathology in that the
symptoms of all the other dissociative disorders are commonly
found in patients with dissociative identity disorder: amnesia,
fugue, depersonalization, derealization, and similar symptoms.
• Diagnosis and Clinical Features
– the presence of two or more distinct personality states.
– many other associated symptoms commonly found in patients
with dissociative personality disorder.
• Mental Status.
• Memory and Amnesia Symptoms.
– Dissociative disturbances of memory
– routinely inquire about experiences of losing time, blackout
spells, and major gaps in the continuity of recall for personal
information.
– Dissociative time loss experiences are too extensive to be
explained by normal forgetting
– Patients with dissociative disorder often report significant gaps
in autobiographical memory, especially for childhood events.
• Treatment
– Psychotherapy.
– Cognitive Therapy.
– Hypnosis
– Psychopharmacological Interventions.
Antidepressant medications are often important
in the reduction of depression and stabilization of
mood
– Electroconvulsive Therapy.
– Group Therapy & Family Therapy
Post traumatic stress disorder
• adalah suatu kondisi kesehatan mental yang
dipicu oleh peristiwa menakutkan - baik
mengalami atau menyaksikannya
• Gejala harus ada minimal 1 bulan setelah
peristiwa traumatis
1. Intrusive memories
2. Avoidance
3. Negative changes in thinking and mood
4. Changes in emotional reactions
1.Intrusive memories
• Berulang, memori menyedihkan yang tidak
diinginkan dari peristiwa traumatik
• Mengenang peristiwa traumatik seolah-olah
itu terjadi lagi (flashback)
• Mimpi yang mengganggu mengenai peristiwa
traumatis
• Tekanan emosional berat atau reaksi fisik yang
mengingatkan pada sesuatu hal
3.Negative changes
2.Avoidance in thinking and mood
• Berusaha menghindari • Perasaan negatif
pikiran atau berbicara tentang diri sendiri
tentang peristiwa atau orang lain
traumatis • Tidak mampu
merasakan emosi
• Menghindari tempat,
positif
kegiatan atau orang-
• Perasaan mati rasa
orang yang secara emosional
mengingatkan pada
• Kurangnya minat pada
peristiwa traumatik kegiatan yang pernah
dinikmati
4.Changes in emotional reactions
• Mudah marah, luapan kemarahan atau
perilaku agresif
• Selalu menjadi waspada untuk bahaya
• Rasa bersalah luar biasa atau malu
• Self-destructive behavior
• Sulit berkonsentrasi
• Kesulitan tidur
• Mudah terkejut atau takut
Tatalaksana
• Selective serotonin
• Cognitive therapy reuptake inhibitor (SSRI)
• Exposure therapy → sertraline, paroxetine,
fluoxetine
• Eye movement • Benzodiazepin
desensitization and (lorazepam, diazepam):
reprocessing (EMDR) mengurangi gejala-gejala
kecemasan lainnya
• Beta-blockers
(propranolol): Untuk
gejala terkait
hyperarousal
Trikotilomania
Definisi (gangguan menarik rambut) ditandai dengan berlebihan menarik rambut
sendiri, yg mengakibatkan rambut rontok. Dapat terjadi di setiap area tubuh di
mana rambut tumbuh, daerah yg umum terjadi: Kulit Kepala, Bulu Mata &
Alis.
Epidemiologi 7 kali lebih sering terjadi pada anak-anak , dengan prevalensi puncak antara
usia 4 dan 17 tahun.
Etiologi • Kecemasan atau stres
• Kebiasaan (misalnya, gatal)
• Trikotilomania lebih sering terjadi pada orang dengan gangguan obsesif-
kompulsif (OCD)
Kriteria The specific DSM-5 criteria for trichotillomania (hair-pulling disorder) are as
Diagnosis follows:
•Recurrent pulling out of one’s hair, resulting in hair loss
•Repeated attempts to decrease or stop the hair-pulling behavior
•The hair pulling causes clinically significant distress or impairment in social,
occupational, or other important areas of functioning
•The hair pulling or hair loss cannot be attributed to another medical condition
(eg, a dermatologic condition)
•The hair pulling cannot be better explained by the symptoms of another
mental disorder (eg, attempts to improve a perceived defect or flaw in
appearance, such as may be observed in body dysmorphic disorder)
http://emedicine.medscape.com/article/1071854
Pemeriksaan Tanda-tanda fisik dari trikotilomania :
Fisik •Alopecia  kebotakan; kulit kepala adalah daerah yang paling umum, meskipun
juga dapat terjadi pada alis, bulu mata, kemaluan dan daerah perirectal, ketiak,
kaki, badan, dan wajah; tidak adanya alis dan bulu mata dapat menunjukkan
bentuk yang lebih serius dari trikotilomania
•Friar Tuck  daerah rambut rontok dengan rambut yang rusak dari berbagai
panjang diatur dalam pola melingkar
•Tidak adanya kelainan kulit atau peradangan
•Kelainan rambut  folikel rusak, rambut bengkok atau rusak dari berbagai
panjang, dan bergelombang, keriput
Diagnosis • Trichography (yaitu, pemeriksaan mikroskopis rambut)
• Prosedur Histologi
Tatalaksana • Farmakologi
Agen utama yang digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
(misalnya, fluoxetine, sertraline, dan fluvoxamine) lebih menguntungkan
daripada antidepresan trisiklik (TCA) karena efek samping mereka lebih ringan.
• Non Farmakologi
 Psikoterapi - Proses ini melibatkan komunikasi langsung (terutama berbicara
 Hypnosis - ini adalah proses mengendalikan respon fisiologis untuk
mendapatkan kontrol lebih besar atas perilaku, emosi.
Prognosis • Pada anak-anak yang sangat muda, prognosis sangat baik; digambarkan sebagai
gangguan kebiasaan jangka pendek. 
• Pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, prognosis biasanya baik. 
• Pada pasien dewasa, prognosis buruk, dan pemulihan permanen jarang terjadi.
http://emedicine.medscape.com/article/1071854
• Morfologi umum lesi individu, menunjukkan bentuk geometris dan nonscarring
alopecia lengkap dari daerah yang terlibat

http://emedicine.medscape.com/article/1071854
Ikhtisar kasus
• Axis I :
– F40.2 Fobia Khas
– F41.0 Gangguan Panik
– F45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform (F45.30
jantung dan sistem kardiovaskuler)
• Axis II : Belum dapat ditentukan
• Axis III: Tidak ada kondisi medis umum yang
bermakna
• Axis IV: Masalah pekerjaan
• Axis V : GAF 61-70

Anda mungkin juga menyukai